Bagaimana rasanya jatuh cinta?
Pastinya indah bukan? Namun bagimana jika jatuh cintanya kepada istri orang? Sakit banget pastinya ya?
Mau pergi terlanjur cinta, tidak pergi tak bisa memiliki.
Itulah yang dirasakan oleh seorang pria bernama Lukas Abraham yang berprofesi sebagai seorang Jaksa Penuntut Umun. Saat dirinya terlanjur menjatuhkan hatinya kepada wanita cantik dan pendiam bernama Nadhya Almira, yang merupakan kliennya sendiri.
Lukas baru menyadari jika cintanya harus bertepuk sebelah tangan sebab Nadhya adalah istri orang.
"Aku akan melupakanmu, Nadh... " Ucap Lukas.
Namun tiba-tiba dia mendengar jeritan suara seorang wanita dari arah luar rumahnya.
"Lukas.... tolongin aku.. " - Nadhya Almira
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lv Edelweiss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CUEK
Lukas sudah selesai mengganti lampu kamarnya. Dia kemudian melipat kembali tangga yang ia gunakan tadi dan menaruhnya di sudut rumah.
Lukas melihat jam di dinding kamarnya. Ternyata sudah pukul 11 malam. Dia pun mengurungkan niatnya untuk mengantar tangga milik David. Dia berpikir jika tetangganya itu pasti sudah tidur dan Lukas tidak mau mengangguk mereka.
Lukas lalu pergi ke dapur dan membuat kopi. Kemudian dia naik dan duduk di teras atas rumahnya. Membuka laptopnya lalu mulai menyelesaikan pekerjaan dengan sesekali menyeruput kopinya.
Namun saat Lukas mengalihkan pandangannya ke depan, dia melihat Nadhya berjalan di teras atas rumah. Lukas juga melihat jika wanita muda itu seperti sedang menangis. Mata Lukas tak bergeser sedikit pun dari menatap Nadhya. Sampai David datang dan menarik tangan Nadhya dengan kasar.
Lukas sampai beranjak dari duduknya saat melihat Nadhya di perlakukan kasar oleh suaminya itu. Meski jauh, namun Lukas bisa dengan sangat jelas melihat jika sikap David pada istrinya itu tidak bisa dibenarkan. Sebagai laki-laki, harusnya David tidak perlu sampai menarik paksa istrinya sampai sebegitunya.
Ada apa dengan mereka?
Tak lama Nadhya dan David pun masuk ke dalam rumah. Sehingga Lukas sudah tidak bisa lagi melihat mereka berdua. Dia pun akhirnya kembali duduk namun matanya belum lepas dari melihat rumah yang ada di depannya itu.
Sampai ponsel Lukas berdering, membuyarkan fokus pria berwajah tampan tersebut. Lukas pun mengalihkan atensinya ke layar ponselnya. Sebuah nama muncul di sana.
My love
Calling...
"Halo..." Ucap Lukas setelah telepon tersambung.
"Sayang... besok jalan-jalan yuk...?" Ucap seorang wanita di telepon.
"Aku besok sibuk, sayang..." Balas Lukas.
"Yah... kamu selalu gitu. Padahal besok lagi ada diskon loh di store favorit aku. Gimana dong?" Ucap wanita itu lagi.
"Lain kali aja ya? Jangan besok... " Ucap Lukas lagi.
"Ya udah deh.." Wanita di telepon itu langsung menutup telepon begitu saja.
"Sayang...? Halo... Amanda?.. " Lukas lalu meletakkan lagi ponselnya.
Dia memegang kepalanya dengan kedua tangannya seraya mengusapnya kebelakang. Kemudian kembali melanjutkan pekerjaannya.
...🍁🍁🍁...
Pagi-pagi sekali Lukas sudah turun ke bawah. Dia harus pergi bekerja sebelum jam delapan. Kalau sampai telat, pasti dia akan kena omel sama atasannya lagi.
Namun sebelum pergi bekerja, Lukas harus mengembalikan tangga tetangganya terlebih dulu. Tetapi saat dia akan membuka pintu, dia mendengar suara mobil di depan rumahnya. Lukas lalu membuka sedikit tirai jendela rumahnya. Melihat ke rumah tetangganya yang berada tepat di depan rumahnya.
Sebuah mobil putih sudah keluar dari carport rumah dan ada seorang wanita yang tengah melambaikan tangannya ke arah mobil tersebut. Dia adalah Nadhya.
Tak lama kemudian, mobil putih itu pun pergi meninggalkan Nadhya. Nadhya pun langsung berbalik badan dan hendak masuk ke dalam rumah. Namun dia kembali membalikkan badannya saat seseorang memanggil dirinya dari arah belakang.
"Mba... saya mau kembalikan tangga..." Ucap Lukas
"Oh iya, taruh di sana aja.." Ucap Nadhya seraya berlalu masuk ke dalam rumah.
"E... mba... " Panggil Lukas lagi. Nadhya kembali menoleh ke arah Lukas.
"Mba udah lama tinggal di sini?" Tanya Lukas.
"Maaf ya mas. Kalau udah selesai kembalikan tangganya, mas boleh pergi." Ucap Nadhya yang membuat Lukas terdiam. Nadhya langsung masuk ke dalam rumah.
Lukas pun tak mencegah Nadhya lagi. Dia kemudian meletakkan tangga dan berlalu keluar dari rumah Nadhya. Lukas melihat jam di tangannya. Sudah pukul 7:55.
"Oh Shit..!" Lukas segera berlari menuju rumahnya dan mengambil kunci mobilnya.
"Telat... telat.. telat..." Katanya sambil menyalakan mobilnya dan segera berlalu menuju kantor kejaksaan.
Lima menit, Lukas sudah sampai di gedung berlantai 20 tersebut. Entah bagaimana tadi dia melajukan mobilnya sehingga bisa tembus lima menit sampai ke kantornya. Padahal jarak rumahnya dengan kantor kejaksaan lumayan jauh. Ditambah macet dan rute yang muter-muter. Sungguh ajaib!
Lukas langsung turun dan berlari masuk ke dalam kantor. Namun setelah melakukan absensi dengan jari, dia pun mulai merapikan jasnya dan berjalan santai menuju ruangannya.
Lukas tersenyum tipis karena dia tidak bertemu Pak bos dan tidak mendapatkan repetan pria berkepala plontos tersebut. Aman.
Namun baru saja Lukas bernapas lega dan membuka pintu ruangannya, dia langsung melihat bosnya sudah berdiri bersandar di dekat meja kerja nya. Lukas menelan salivanya.
"Lukas... Lukas... Mau sampai kapan kamu telat seperti ini. Every day. You know?" Ucap pria tersebut.
"Maaf Pak, saya... ketiduran. Jadi begini Pak, semalam... saya itu melihat sebuah kasus. Kasus yang tidak biasa..." Ucap Lukas seraya meletakkan tas laptopnya di atas kursi kerjanya.
"Kasus apa? Kasus perselingkuhan lagi? Apa lagi kalau bukan tentang rumah tangga." Ucap bosnya.
"Tapi ini berbeda Pak. Ini sangat misterius." Kata Lukas dengan ekspresi menyeramkan.
"Mau jadi host uka-uka kamu? Sudah sudah... bereskan dulu kasus kemarin. Kalau nggak, saya lempar kamu ke bagian pembunuhan." Ucap bosnya seraya berjalan menuju pintu.
"Jangan dong Bos...kan bos tau, kalau saya ini nggak bisa liat darah. Nanti kalau saya pingsan kan repot." Alasan Lukas.
"Makanya... don't be late again. Ini yang terakhir kalinya." Ancam pria bertubuh buntal tersebut.
"Oke bos. Siap... " Ucap Lukas seraya membuat bentuk OK dengan jarinya.
Bos Lukas pun menutup kembali pintu ruangan kerja Lukas. Lukas lalu duduk dan menarik napas panjang. Selamat...!
Tak lama dari Pak bos keluar, pintu ruang kerja Lukas kembali di ketuk.
"Masuk.." Ucap Lukas.
"Permisi Pak. Ada korban pemerkosaan yang mau bertemu bapak." Ucap seorang pegawai wanita.
"Suruh masuk aja Put... " Ucap Lukas.
Seorang wanita muda masuk dengan memakai masker dan menundukkan kepalanya. Lukas langsung menyuruhnya duduk.
Wanita itu masih menundukkan kepalanya. Namun kemudian mulai menangis tersedu. Lukas hanya terdiam melihat wanita malang yang ada di hadapannya itu. Dia meletakkan tangannya di mulutnya karena menaham rasa iba.
"Saya sudah di lecehkan mas..." Ucap wanita itu dengan suara bergetar menahan tangis.
"Baik... kamu tenangkan diri dulu ya. Lalu cerita pelan-pelan." Ucap Lukas.
"Waktu itu, saya berkenalan dengan seorang laki-laki via media sosial. Lalu dia mengajak saya untuk bertemu di sebuah hotel. Saya pikir... dia laki-laki yang baik. Ternyata... " Wanita itu kembali histeris.
Lukas hanya memandang wanita tersebut dengan ekspresi yang... ah entah lah. Bingung juga cara mendeskripsikannya.
Maksudnya begini, Lukas hanya heran saja. Sudah tahu baru berkenalan, kenapa mau-maunya di ajak ketemuan, di hotel lagi? Apa dia tidak bisa membaca niat si pria tersebut?
Kalau itu sama aja kamu menjatuhkan diri mu ke kubangan yang dipenuhi oleh buaya, mba..
"Jadi, sekarang mba nggak tau dimana keberadaan pria tersebut? " Tanya Lukas.
Wanita muda itu menggelengkan kepalanya. Dia lalu menarik napas. Mencoba untuk mengingat kembali kejadian yang menyakitkan itu.
"Baik mba... Nanti saya dan tim saya akan usahakan menangani sebaik mungkin kasus mba ini. Sekarang mba boleh pulang dulu.. dan tenangin diri mba dulu. Oke?"
"Baik. Terima kasih banyak ya mas...?" Ucap wanita tersebut. Dia kemudian keluar dari ruangan Lukas dengan di dampingi oleh Putri.
Lukas menarik napas panjang dan kembali ke meja kerjanya. Dia lalu membuka laptopnya dan mulai menatap ke layar benda pipih tersebut.
Ada banyak foto yang muncul di sana. Foto-foto perempuan dengan banyak luka lebam di tubuhnya. Lukas kembali mengarahkan tangannya ke wajahnya. Kali ini dia mengusap-usap dagunya. Dengan dahinya yang bertaut seperti orang yang tengah berpikir keras.
Tak lama kemudian, dia mengarahkan tangannya ke dekat meja. Lalu mengeluarkan sesuatu dari dalam laci kerjanya.
Sebuah amplop berwarna pink...
rindu...siapa...(bojone uwong)
kalau cinta milik orang lain, ya percuma saja...🤣🤣🤣
nyari penyakit emang...😅
salah banget kalau sampai Nadya bilang mencintai Lukas.... karena posisinya dia istri orang...🤭😋
cinta tak harus memiliki Luk...🤭