NovelToon NovelToon
Wanita Yang Dirindukan Surga

Wanita Yang Dirindukan Surga

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Poligami / Ibu Pengganti / Pengganti / Cinta Seiring Waktu / Kontras Takdir
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: Nur Alquinsha

Shakila Anara Ainur adalah gadis yang sedang dalam proses hijrah.

Demi memenuhi permintaan wanita yang sedang berjuang melawan penyakitnya, Shakila terpaksa menjadi istri kedua dai muda bernama Abian Devan Sanjaya.

Bagaimana kehidupan Shakila setelah menikahi Abian? ikuti terus ya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur Alquinsha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23 : Bibi perusak suasana

Shakila keluar dari kamarnya dengan khimar yang hanya menutupi sebagai wajahnya karena kemarin Ia mendapat komentar pedas dari bibi suaminya mengenai Ia yang masih memakai burqa di rumah.

"Kamu sudah menjadi bagian keluarga ini, untuk apa menutupi wajahmu seperti itu? Zahra saja melepas cadarnya jika berkumpul bersama kami! kamu ingin menunjukkan bahwa kamu lebih baik dari Zahra atau bagaimana?" begitulah kira-kira yang bibi Abian katakan pada Shakila.

Shakila tidak ingin ada perdebatan lagi di rumah mertuanya seperti kemarin sehingga Ia memutuskan untuk tidak memakai burqanya hari ini tapi tetap menutupi sebagian wajahnya.

"Shakila, kamu tidak perlu melakukan ini," ucap Annisa merasa tidak enak karena perkataan adiknya sampai membuat Shakila tidak memakai burqanya.

"Kamu bisa memakai burqamu selagi itu membuat kamu nyaman."

"Tidak apa-apa, mah. Aku juga nyaman memakai ini," ucap Shakila tidak ingin mamah mertuanya merasa bersalah karena hal ini.

Selama ini Shakila selalu berpikir keluarga suaminya terlalu sempurna. Ternyata kekurangan keluarga suaminya ada pada adik mamah mertuanya.

Shakila dikomentari habis-habisan oleh adik mamah mertuanya kemarin. Perkataannya sungguh menyakiti hati Shakila, tapi Shakila tidak masalah dengan itu.

Setiap kejahatan, setiap perkataan buruk akan dihisab oleh Allah SWT. Tidak ada yang perlu Shakila khawatirkan karena yang akan dihisab nanti bukan dirinya.

"Yaudah, ayo ke ruang makan," ajak Annisa menggandeng tangan Shakila.

Hari ini Shakila akan sarapan di meja makan karena adik Annisa —Wanda juga mengomentari soal Shakila yang tidak makan di meja makan.

"Astaga, bagaimana kamu bisa sarapan kalau masih menutup mulutmu seperti itu?" tanya Wanda saat melihat Shakila memasuki ruang makan.

Wanda tidak ada habis-habisnya mengomentari Shakila seakan semua yang Shakila lakukan selalu salah dimatanya.

"Wanda!" tegur Annisa tidak suka adiknya terus mengomentari menantunya.

Annisa saja tidak keberatan dengan apa yang Shakila kenakan, kenapa Wanda yang repot?

"Memang aku salah? menantu mba tidak akan bisa makan jika masih menutup mulutnya!" ucap Wanda merasa bahwa dirinya benar.

Hanafi menghela nafasnya, "Adam, Andy, bawa sarapan kalian, kita sarapan di ruang keluarga."

Hanafi beranjak dari kursinya membawa sarapannya, Ia lebih baik pergi daripada terus mendengar adik iparnya yang terus mengomentari menantunya.

Jika Hanafi membela Shakila, pasti Wanda akan merasa tersakiti dan membuat drama. Sehingga Hanafi memilih untuk mengajak para laki-laki sarapan di tempat lain.

"Siap, paman," Andy dengan senyuman cerah di segala situasi ikut beranjak dari kursinya dan membawa piring sarapannya.

Adam juga beranjak dari kursinya tanpa mengatakan apa-apa, Ia sudah berusaha menahan amarah dari kemarin dan takut lepas kendali.

"Eh, kenapa kalian pergi?" tanya Wanda, namun tidak ada satupun yang menanggapinya.

Wanda berdecak kemudian menatap Shakila, "mereka pergi gara-gara kamu!"

"Berhentilah menyalahkan kakak iparku, bibi. Sejak kemarin bibi lah yang membuat masalah," Adiba memberanikan diri mengatakan itu karena sudah tidak tahan dengan kelakuan bibinya.

Kemarin Shakila dibanding-bandingkan dengan Zahra, sekarang disalahkan karena hal yang sebenarnya salah Wanda sendiri.

"Kalau bibi tidak berisik, mereka juga tidak akan pergi dan kita bisa sarapan dengan tenang."

Wanda tidak bisa berkata-kata melihat keponakannya membela orang luar seperti Shakila, "kamu menyalahkan bibi hanya karena orang luar?"

"Mba Shakila bukan orang luar, mba Shakila kakak iparku. Bibi yang orang luar di rumah ini."

"Adiba!" Annisa menegur Adiba karena bagaimanapun putrinya sedang bicara dengan orang tua.

Wanda yang merasa dibela kakaknya tidak mensia-siakan kesempatan, "lihatlah, mba! menantumu yang sok alim ini membawa pengaruh buruk!"

"Bukan menantuku yang membawa pengaruh buruk! kamu yang pikirannya selalu buruk dari dulu!" Annisa membalas ucapan Wanda tanpa peduli dengan perasaan adiknya itu.

Annisa sudah tidak tahan dengan adiknya yang dari mereka kecil selalu merasa dirinya benar.

"Oh, oke. Mentang-mentang suami mba kaya jadi mba sombong begini!"

"Kenapa malah kesana?" tanya Annisa tidak habis pikir dengan adiknya.

"Ya memang benar, kan? mba sombong karena mba menikah dengan mas Hanafi yang kaya raya!"

Shakila tidak tahu mengapa semuanya menjadi seperti ini, padahal Ia sudah berusaha supaya tidak ada keributan di keluarga ini dengan tidak memakai burqanya, tapi ternyata tetap saja.

-

-

Shakila mulai merasa tidak nyaman tinggal di rumah mertuanya semenjak Wanda datang. Rasanya Ia ingin mengadukan hal itu pada Abian, tapi takut semuanya akan bertambah runyam.

"Mba, mas Abian sedang ada di Jakarta ya?" tanya Adiba menghampiri Shakila yang saat itu sedang duduk di bangku taman.

Shakila menatap Adiba yang berjalan ke arahnya, "mba tidak tahu. Memang mas Abian ke Jakarta ya?"

"Iya, ini aku lihat sosial media mas Abian. Barusan mas Abian posting foto lagi di Jakarta bersama mba Zahra," jawab Adiba sambil menunjukkan handphonenya pada Shakila supaya Shakila melihat postingan Abian.

Abian memposting sebuah foto yang di dalamnya ada dirinya, Zahra dan anak mereka Khansa.

"Aku pikir mba tahu mas Abian di Jakarta. Memang mas Abian tidak memberitahu mba?"

Shakila menggeleng. Abian sama sekali tidak memberitahunya akan pergi ke Jakarta, bahkan Abian belum mengabarinya sampai sekarang.

"Wah, parah sih mas Abian. Seharusnya mba dikasih tahu," Adiba menatap kembali postingan Abian kemudian mengirim DM pada masnya itu.

"Mungkin tidak sempat," ucap Shakila tidak berprasangka buruk sedikitpun terhadap suaminya.

Lagipula, selama ini Abian memang jarang mengabari dirinya dimana dan sedang apa. Abian hanya bertanya tentang Shakila dan bagaimana hari Shakila selama tinggal jauh darinya.

"Tapi seharusnya dikasih tahu dong, masa mas Abian liburan ke Jakarta bersama istri pertamanya, tapi istri keduanya tidak diajak, malah dikabari juga tidak," ucap Adiba sambil mengetik DM untuk masnya.

"Tidak apa-apa, lagipula mba tidak suka liburan," ucap Shakila seadanya. Ia tidak suka liburan dan lebih suka menghabiskan waktunya di rumah selama ini.

Tapi, Adiba sepertinya berpikir hal lain. Adiba menganggap Shakila hanya berpura-pura tidak apa-apa saja sekarang.

-

-

Adiba:

Mas Abian kok bisa sih liburan ke Jakarta tanpa mba Shakila?

Mba Shakila juga istri mas loh

Mana mba Shakila tidak dikasih tahu kalau mas ke Jakarta

Abian membaca setiap kata demi kata yang Adiba kirimkan untuknya melalui DM. Ia bukan tidak mau mengajak Shakila, tapi memang tidak memungkinkan untuk Shakila ikut bersamanya.

Jika Shakila ikut, mereka harus memesan dua kamar hotel dan tidak mungkin Abian membiarkan Shakila tidur sendirian di kamar hotel.

"Kenapa, mas?" tanya Zahra saat melihat suaminya terdiam sambil menatap handphonenya.

"Tidak apa-apa, sayang," Abian memasukkan handphonenya ke dalam saku tanpa membalas DM Adiba, "ayo, kita ajak Khansa kesana."

Abian menunjuk tempat yang merupakan taman bermain untuk anak-anak. Sekarang Abian ingin menyenangkan hati Zahra dulu sebelum mereka pulang ke Bandung.

1
Syaira Liana
sangat baik
Syaira Liana
akhirnya ingat suami ya shakila. makasih kak
anyarai
kok udah gk up lg,,,
trus lanjutan sugar mommy knp gk lanjut kk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!