Kirana seorang gadis yang tertukar saat bayi di sebuah Rumah sakit. Dia berakhir di panti asuhan yang akhirnya di temukan keluarganya dan di bawa kembali ke Rumah keluarga kandungan nya. namun Karena keluarga lebih mencintai gadis yang palsu, akhirnya dia tak di anggap . usaha dia untuk mendapat cinta dari keluarga ternyata Sia- sia. dan akhirnya diapun mati menggantikan sang Kakak yang hampir terbakar di dalam mobil . Namun ternyata semua pengorbanan nya sia- sia belaka . saat dia mendengar sang Kakak tertua berkata.
"Kau tidak apa- apa Leo..."
"Tidak kak...tapi Kirana ada di dalam mobil..." jawab kakak kedua.
"Tidak masalah , lebih baik dia mati dari pada jadi beban kita...asalkan bukan Jeni yang di sana..." ucap sang Kakak tertu. mendengar ucapan tadi. hati Kirana bagai di tikam belati.
"Begitu hinakah hidupku Tuhan... andai kau beri aku kesempatan untuk hidup lagi. tak akan kusia- siakan hidupku untuk mendapatkan kasih sayang mereka. Dan Tuhan maha adil. dia di lahirkan kembal
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Respati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KELUARGA BIBI ELSA.
Erik yang sejak tadi melihat kejadian itu, hanya bisa menatap sang Papa dengan wajah sedih . Keputus asaan terlihat jelas di wajahnya. sudah cukup tiga tahun lebih mereka di bodohi gadis itu. tapi kenapa Kedua orang Tuanya tidak menyadarinya. Dan Kini Sang Papa sudah tega bermain tangan pada Kirana . Melihat kejadian tadi, sepertinya mereka akan kesulitan mengambil hati Kirana.
"Pa...kenapa kita bisa di bodohi dan di bohongi oleh gadis kecil seperti Jeni. jangan sampai Papa akan menyesali atas semua perbuatan Papa pada Kirana. dan Papa akan telat menyadarinya.. kita terlalu dalam membuat luka di hatinya Pa... apakah kita masih bisa membuat dia mau mengakui kita lagi. Kenapa aku semakin merasa kalau Kirana semakin Jauh dari kami... ." ucap Erik dengan wajah sedih. Tanpa terasa tetesan air mata jatuh dari matanya . Dia menatap kepergian Mobil sang Papa hingga hilang di belokan jalan. Lalu dia segera pergi dari tempat itu. Dia harus memberitahu kakak keduanya.
Kirana kembali ke Apartemennya sebelum ikut Sang kakak angkat ke Villa Milik Papa Dion . Dia mengambil baju ganti dan beberapa barang pribadi Miliknya. setelah itu mereka segera kembali ke Villa Keluarga Max Dion.
"Kak..ada apa..? kau marah padaku..?" tanya Kirana yang melihat William cemberut sejak tadi.
"Aku marah karena tidak bisa memukul Pria tua itu . Beraninya dia memukulmu..." ucap Willy marah.
"Belum saatnya dia merasakan balasannya kak...Lihat saja nanti. bukan kita yang akan melakukannya, tapi seseorang pasti akan melakukannya.." ucap Kirana sambil memegang tangan besar sang Kakak. Mendengar ucapan dan elusan lembut di tangannya . Seketika kemarahan Willy hilang. Dia lalu melihat Wajah Kirana yang bengkak.
"Apakah masih sakit Dek...?" tanya Pria tampan itu penuh dengan penyesalan.
"Mendapat perhatian Kakak, sakitnya sudah hilang Kak..." ucap Kirana lembut . dia merasa keharuan di harinya saat dia mendapat perhatian dan kasih sayang dari pria di sebelahnya.
"Ternyata Tuhan maha adil. Kirana di abaikan oleh keluarga , tapi kini Kirana mendapatkan kasih sayang dari keluarga baik yang bukan Keluarga Kandung Kirana..." ucap Kirana haru. beberapa tetes air mata jatuh di pipinya . dan dengan cepat dia mengusapnya .
"Dasar kau ini... Kami akan selalu memberikan kasih sayang itu padamu Dik.. Jangan lagi kau ingat mereka yang telah membuang dirimu...Apakah sesakit itu perbuatan mereka...?." tanya Willi sambil mengusap kepala Kirana .
" Sangat Kak....Demi mendapatkan perhatian dan kasih sayang mereka . Kirana banyak berbuat yang merugikan Kirana sendiri... Trimakasih Kak.. trimakasih kalian telah hadir di kehidupan Kirana..." " Ucap Kirana sambil mengusap Air mata Yang menetes dengan berani di pipinya.
Mungkin karena terlalu keras pukulan tuan Xio tadi, sudah di beri salep untuk menghilangkan bengkak, tapi ternyata kedua pipi Kirana masih terlihat gambar tangan di kedua pipi Kanan dan Kirinya. Ketika sampai di Villa, mereka langsung masuk kedalam Villa. Dan ternyata kedua orang Tua mereka serta Luis berada di ruang keluarga sedang berbincang. Saat melihat Kirana dan Willy datang, mereka terlihat gembira. Namun saat mereka melihat wajah kirana, mereka berseru kaget.. Terutama Nyonya Irine.
"Ran...kenapa dengan wajahmu nak...!" seru nyonya Irine .
"Will...ada apa dengan wajah saudara perempuan mu ...? Apa yang terjadi hingga pipinya bengkak seperti ini...?" tanya Tuan Dion dengan wajah cemas .
"Orang tua kandungnya yang melakukannya Pa.. " Jawab Willy .
"Apaaa...!" seru ketiga orang itu Kaget dan tak lama terlihat kemarahan di wajah mereka.
"Apa yang terjadi Ran...?" tanya tuan Dion yang tak rela putri Kesayangannya di tindas.
"Orang tua gila itu ingin aku mengundurkan diri dari Olympiade agar Putri kesayangannya bisa masuk menjadi peserta. Tapi Guru Song tidak mengijinkan itu. Melihat penolakan guru Song Dia marah dan menginginkan aku keluar dari sekolah..." ucap Kirana datar.
"Dan karena kau tidak mau , dia menamparmu..?" tebak Luis langsung .
"Hmm.." angguk Kirana.
"Brengsek keterlaluan Pria itu.. Dia tidak tahu siapa kau sekarang..." seru Tuan Dion. Sedangkan nyonya Irine sudah memeluk Kirana. Hatinya sakit melihat penderitaan gadis itu.
"Dia berani melakukan ini pada adikku...akan aku habisi dia...!" seru Luis marah. Mendengar itu Kirana melepas pelukannya pada Nyonya Irine lalu berkata.
"Kak...kali ini biarkan saja kak... Ini terakhir kali dia melakukan itu padaku. Dan juga terakhir kali aku memiliki hubungan keluarga dengan mereka. Dengan dua tamparan di pipiku, itu merupakan akhir hubungan kami. Dan itu dia lakukan di depan orang banyak. Para guru dan murid sekolah sebagai saksi. . Sekarang kita biarkan saja masalah ini. Tapi tidak untuk lain kali..." ucap Kirana dingin.
"Baik...kali ini dia lolos, tapi tidak untuk lain kali seperti katamu.... Kalau sampai dia berani lagi memukulmu, maka aku akan memotong tangannya . " ucap Luis tegas.
"Baik... Itu terserah kakak..." jawab Kirana.
"Sayang ayo kita obati lukanya ..." ucap sang Mama.
"Ma.. tadi Kirana telah memberi krim penghilang nyeri dan bengkak , tapi entah kenapa kok lama hilangnya. Mungkin karena terlalu keras dia menamparku..." ucap Kirana dengan nada kesal. Dan sang Ibu melihat bekas darah di sudut bibir Kirana.
"Dasar bajingan...lihat ini...bibir adikmu sampai terluka. Apa dia lupa kalau yang dia pukul wanita...!"ucap sang nyonya marah. Tanpa sadar nyonya Irine meneteskan air mata.
"Mama jangan menangis...aku tidak apa- apa kok..beneran ma...." ucap Kirana sambil mengusap Air mata di pipi sang Mama.
"Kenapa kau menjadi anak yang sangat menderita nak...Kenapa masih ada penderitaan yang kau dapatkan dari mereka.. ." ucap Nyonya Irine sambil mengusap kepala Kirana.
"Tidak masalah ma.. Mungkin Tuhan masih menguji Rana. Jangan khawatir, Rana masih kuat kok ma..apalagi masih ada kalian semua.. tapi semua ini karena Jeni..Dia takut aku merebut mereka ...." ucap Kirana sambil menatap mereka dengan wajah sedih.
"Dasar gadis Brengsek..tapi Ana..keluargamu juga Bodoh .. " Seru Luis kesal.
"Karena mereka tidak menginginkan diriku Kak...Ya Sudahlah kak... untuk apa kita membahas mereka . Kirana masuk dulu ya ma.Pa.. Rana masih bau acem mau mandi ..." ucap Kirana Berusaha menghilangkan suasana Kesal mereka . .
"Baiklah sana mandi dulu , setelah itu turun untuk makan..." ucap Sang Mama.
"Siap Ma.. " Jawab Kirana . dia lalu berjalan cepat ke tangga dan masuk kedalam kamarnya. Sedangkan tuan Dion berkata pada Willy.
"Kau tadi bertemu dengan Papa Kirana...?" tanya Tuan Dion pada William.
"Iya Pa... Malah Willi Sempat bertemu juga dengan si anak palsu..Anak itu memang terlihat licik pa.." kata William.
"Apakah dia lebih cantik dari Kirana Kak.. ?" tanya Luis penasaran .
"Tidak.. Dia kalah jauh dari Kirana..." ucap sang Kakak.
" Trus kenapa Kedua orang Tua Ana lebih memilih dia..." tanya Luis lagi.
"Entah...tapi kalau dia lebih pintar dari Ana , kenapa dia tidak terpilih sebagai peserta Olympiade. Kenapa harus mencari masalah dengan adik kita...?" kata Willi lagi.
"Benar juga... Tapi kita harus memberi pelajaran pada dia kak..." ucap Luis lagi.
"Jangan... Kata Ana kita boleh memberi pelajaran kalau mereka kembali mengusik adik kita . Biar ini menjadi kesempatan terakhir mereka menyakiti Kirana..." ucap William.
Merekapun berbincang sambil menunggu Kirana turun. Tak berapa Lama terlihat Kirana telah kembali dengan wajah segar. Dan terlihat bengkak di wajahnya telah berkurang .
Setelah makan ternyata keluarga Tuan Dion Membawa Kirana pergi kerumah Bibi Elsa adik dari Mama Irine. Mereka inilah yang akan menyelenggarakan pernikahan Putri mereka beberapa hari lagi. Ternyata rumah mereka berada di tengah kota. Tepatnya di pemukiman elit yang ada di kota Linshan ini . Perumahan di sini hanyalah milik orang- orang yang berdompet tebal. Sebab selain letaknya Memang setrategis, konon katanya Fengshui tanah di sana sangat baik..
Ketika mereka melewati tempat itu, Kirana merasa akrab dengan tempat yang mereka lalu . dia seperti pernah melewati tempat itu. Tapi dia lupa kapan itu . dan ketika mereka telah sampai di rumah sang Bibi , terlihat rumah sang Bibi sangat ramai.
"Ternyata mereka sudah datang ..." ucap tuan Dion.
Mereka segera masuk kedalam rumah yang terlihat ramai tersebut. Melihat keramaian di depannya, Kirana agak sedikit takut. Melihat sikap Kirana Luis menggandeng tangan sang Adik.
"Tidak Usah takut... Kau itu adik kami. Ada aku bersamamu..." ucap pria tampan itu.
"Hey... Masih ada kakak juga dek..." ucap Willi yang berjalan di sebelah Kirana . melihat sikap kedua putranya yang begitu terlihat sangat menyayangi Kirana , membuat Tuan Dion dan Nyonya Irine saling pandangan dan akhirnya tersenyum senang. Dan saat mereka masuk kedalam rumah, mereka menjadi pusat perhatian.
"Kak...kau datang...!" seru nyonya Elsa saat melihat sang Kakak datang bersama suami dan Putranya. Wanita cantik adik mama Irine terlihat datang dan memeluk nyonya irine dan tuan Dion. Di ikuti seorang Pria Paruh baya yang terlihat agak gemukan dari Tuan Dion. Namun terlihat ramah saat menyambut mereka. juga seorang Pria muda yang berjalan kearah mereka bersama seorang gadis cantik dan mungil. Ke empat nya merupakan keluarga dari Mama Irine . Dan saat sang Bibi melihat Kirana, terlihat wajahnya menatap Kirana kaget.
"Kak...siapa gadis cantik ini...? Apakah kekasih Putramu ...!"saru bibi Elsa sambil menatap Kirana dengan wajah ramah.
"Bukan El...Dia Kirana Putriku..." ucap Nyonya Irine bangga.
" Putrimu...? Hey tunggu dulu... Apakah ini Putri Yang Kau ceritakan padaku....?" Seru Bibi Elsa gembira.
"Hmm....* Angguk Nyonya Irine .
"Ya Tuhan kak....Putrimu Cantik sekali... Kenapa baru sekarang kau bawa dia kemari..." ucap Bibi Elsa.
"Sayang...aku bibi Elsa adik dari mamamu..." ucap Sang Bibi ramah.
"Salam Bibi..." ucap Kirana sopan.
" kau cantik sekali sayang...boleh Bibi memelukmu..?" ucap bibi Elsa senang.
"Tentu Bi..." nyonya cantik itu segera memeluk Kirana.
Dan saat putra Bibi bertemu Kirana, dia terlihat tertegun beberapa saat, hingga Luis menepuk pundaknya agar dia sadar.
"Hey...jangan melototi Adikku. Dia nanti ketakutan.. lihat sekarang, Aku juga punya adik Cantik seperti mu..." ucap Luis bangga.
"Luis... Adikmu cantik banget . Bolehkah Dia kujadikan pacar ku..." ucap Pria itu tanpa malu.
"Enak saja...dia adik kami satu- satunya Bodoh..." seru Luis kesal . namun terlihat tatapan kemenangan di wajah Luis . Mendengar perdebatan mereka, membuat Ruangan semakin ramai oleh tawa mereka. Dan ternyata Kirana harus di perkenalkan pada semua saudara Dari sang Mama.
Dan setiap mereka melihat wajah Kirana, para bibi ingin mengambil Kirana menjadi menantu mereka. Sedangkan para sepupu terlihat banyak yang tertarik pada Kirana, membuat Willy dan Luis mengeluarkan mode Posesif mereka . Membuat Kirana semakin menyukai keluarga barunya. Mereka tinggal di sana sampai malam. Dan segera kembali Karena besok pagi Kirana masih harus sekolah.
Sedangkan di tempat Alex yang sekarang ada di Kota J karena ada pekerjaan di sana. Dia mendapatkan kiriman rekaman Vidio dari Hans heker anak buahnya.
* Tuan aku mendapatkan ini tanpa sengaja...* Caption dari kiriman vidio itu .
Alex yang baru datang dari pertemuan dengam enggan membuka Vidio itu. Seketika Wajahnya memerah. Terlihat kemarahan Di wajahnya. Dia segera mengirim pesan.
*Kapan ini terjadi..* tulis dia.
*Aku kira tadi Siang Bos * jawab Hans .
*Dimana para penjaga...Kenapa mereka tidak melapor ada kejadian seperti ini. Kini malah kau yang melaporkan.* tulis kembali Alex.
*Setahuku mereka telah di tarik kembali atas perintah darimu Bos..." tulis Hans menjawab pertanyaannya.
Alex teringat perintahnya untuk melepas pengawasan mereka pada Kirana . Terlihat wajahnya memerah karena menahan kemarahan . Dia melakukan itu saat orang kepercayaannya melaporkan siapa kedua Pria itu .Dia kembali melihat Vidio Yang di kirimkan Hans. Di sana terlihat pertengkaran Kirana dan Ayah kandung nya yang berakhir dengan tamparan di wajah Kirana dua kali . Terlihat Alex mengepalkan tangannya dengan keras. saat melihat wajah Kirana yang merah dan bengkak .
"Kenapa gadis ini selalu membuatku marah dan kesal.." ucap nya perlahan.
Keesokan harinya, Kirana berangkat sekolah dari rumah tuan Dion. karena kedua kakaknya sedang sibuk, akhirnya Kirana pergi sendiri ke sekolah dengan menggunakan Mobilnya Sendiri. Dan Karena Kirana bukan manusia yang suka Pamer, Dia menaruh Mobilnya di Parkiran Apartemen. dan dia sendiri lebih memilih berjalan Kaki ke sekolah yang tak terlalu jauh dari tempat tinggalnya.
Ketika sampai di sekolah, Dia bertemu dengan tuan Xio yang sedang mengantar Jeni. Tanpa perduli kehadiran mereka , seolah tidak ada orang di depan gerbang, Kirana melewatinya. Melihat Kirana Cuek, terlihat Tuan Xio sangat marah.
"Kirana ...!" seru tuan Xio manggil nama Kirana.
Namun terlihat Kirana tak perduli , dia berjalan terus masuk kedalam halaman Sekolah. Membuat Tuan Xio menatap Kirana dengan tatapan sedih. Melihat itu, Jeni berkata.
"Ayah...jangan salahkan Kirana. Bukanya dia sudah lama tinggal dengan orang Desa, jadi dia tidak memiliki etika dan sopan santun. " Nadanya memang seperti membela Kirana, namun orang tahu kalau Jeni sebenarnya menambahkan minyak di kobaran api.
"Sudah jangan di hiraukan.. Ayah pulang..." ucap Tuan Xio lalu segera msuk kedalam mobil dan meninggalkan gerbang sekolah. Jeni yang di tinggal di depan Sekolah terlihat mengepal erat sambil menatap Kirana yang melangkah kearah kelasnya. Kelas Kirana dan Kelas Dia berlawanan Arah.
"Dasar wanita sombong. Sebesar apa sich kekuatanmu itu. Aku ingin tahu, apa yang akan kau katakan pada sekolah saat kau gagal memperjuangkan juara pertama atau menjadi salah satu pemenangnya . Dan saat Itu aku akan menertawakan kau dan guru Song bersama- sama . Dia segera berjalan kearah kelasnya.
Seperti biasa hari ini pun Kirana dan enam temannya mengikuti bimbingan yang di lakukan selesai Sekolah. Sepulang sekolah Kirana akan pulang ke Villa milik Tuan Dion. Sikap keluarga Tuan Dio sangatlah baik. mereka benar- benar menganggap Kirana Sebagai Putri Kecil mereka. Pelayan di Villa sangat menghormati Kirana bagai Putri Mereka sendiri. Dan hari ini saat Kirana pulang dari sekolah, Dia melihat kedua orang tuanya sedang besiap pergi.
"Papa...Mama...kalian mau pergi...?" tanya Kirana.
"Benar...dan kau harus ikut. Karena mereka ingin melihatmu...?" kata Nyonya Irine.
"Melihatku...? Maksud Mama..?" Tanya Kirana tak mengerti.
"Papa telah bercerita pada Adik papa tentang dirimu. Dan dia memiliki seorang Putri yang Ingin masuk lembaga Teknologi . Dia sudah kuliah di semester tiga. gadis itu menginginkan guru pembimbing . Dan Saat Pamanmu tahu kalau Putri Angkat Papa adalah Si Ak, Pamanmu langsung ingin menjadikan dirimu guru Pembimbing Putrinya. Karena itu mereka ingin bertemu denganmu nak..." ucap Tuan Dion.
"Pa... Bagaimana aku akan mengajar Keponakan Papa... papa tahu cara kerja Ak dalam mendidik seseorang kan...?" ucap Kirana . Dion tahu kalau cara kerja Kirana dalam mendidik seseorang sangatlah keras , tegas, Disiplin dan tak pandang Bulu. Dulu saat dia msih kecil . Dia pernah mengajari seseorang secara on Line, (tanpa bertatap muka)
Saat itu dia masih berumur dua belas tahun dan muridnya sudah berumur Dua puluh lima tahun..Kirana saat itu benar- bebar membuat orang itu Marah , kesal dan tertekan. tapi dia tetap belajar pada Kirana.
Dan sekarang terbukti pemuda itu sudah menjadi orang yang berhasil.
"Apakah otaknya bagus Pa..?(maksudnya pintar) . Maaf aku tidak mau muridku terlalu bodoh..." ucap Kirana santai. Sejak dulu itulah sikap Kirana dalan soal berbisnis. Terus terang
"Jangan khawatir nak... Dia murid terpandai di fakultas Teknologi. Dia peringkat petama di jurusannya .
"Baiklah aku akan melihat Dia. Ya sudah Kirana ganti baju dulu pa..." ucap Kirana.
Tak berapa lama terlihat Kirana turun dengan memakai celana Jeans biru dengan atasan Hem kotak putih kuning. Dengan santai dia turun dari lantai dua.
"Pa, Ma..pakai baju ini nggak masalah Kan...?" ucap Kirana riang.
"Ya Tuhan Putri Mama...kau terlihat cantik sekali sayang..." ucap Nyonya Irine memuji.
"Terimakasih Mama... Mama juga cantik Kok..."ucap Kirana sambil memeluk sang Mama.
"Ck..kenapa Papa tidak mendapatkan pelukan dari Putri Papa...* ucap Tuan Dion dengan wajah berupa- pura sedih. Melihat Itu Kirana tersenyum .
"Tentu saja Putri ini tidak akan membiarkan Papa tercinta Rana sedih.." ucapnya sambil Tertawa dan Memeluk sang Papa.
"Ma...ternyata memiliki seorang Putri lebih bahagia Dari pada Dua putra Kita yang menyebalkan .... " ucap Tuan Dion yang melihat kedua Putranya akan bergabung bersama meraka.
"Pa...papa keterlaluan Ya... Memangnya kami menyebalkan karena apa...?" ucap Luis Kesal.
"Hey.. . bagaimana tidak sebal. Kalian ini dua putraku yang akan meneruskan perusahaan kita, namun apa yang Kalian lakukan, Willy yang selalu menyukai traveling dan tantangan petualangan, dan Kau Luis... Kau malah memilih menjadi Aktor terkenal dari pada belajar tentang bisnis. andai tidak ada Adikmu yang membantu Papa...apakah Papa masih sanggup mengelolah perusahaan. Lalu kapan kalian akan cepat sadar dan bisa menggantikan Papa..." ucap tuan Dion menasehati.
Melihat wajah cemberut mereka, Kirana terlihat menahan tawanya. Sedangkan Sang Ibu hanya bisa menahan kesalnya. Memang benar Apa yang di katakan Sang Suami, kedua Putranya hanya bisa melakukan apa yang mereka suka. Dalam tiga tahun hilang nya Kirana , Sang Suami sampai Kewalahan dengan urusan kantor. Sedang Kedua Putranya memilih tidak mau mengelolah bisnis keluarga .
"Kak...dengarkan kata Papa... Siapa lagi yang akan membantu Papa dalam pekerjaannya. Kalau kalian tidak memulai dari sekarang . lalu kapan lagi Kalian belajat tentang perusahaan. Kelak pada siapa aku harus meminta uang..." goda Kirana.
"Hey dek...dengan penghasilanku sekarang .. Aku bisa membuat adikku bahagia dan menuruti permintaanmu ..." ucap Luis sombong.
"Kak... Itu karena kau sekarang masih di butuhkan mereka. Msih berada di puncak Karir kakak. Lalu bagaimana saat Kakak sudah di lupakan kereka...?" ucap Kirana menyadarkan mereka. mereka terdiam... tak lama terdengar Willi berkata.
" Baiklah Demi adik tercintaku, aku akan mulai belajar menggantikan Papa. sepulang dari sini. Willy akan ikut Papa Kerja..." janji Willy .
"Hey...benarkah apa yang kau katakan itu Will...?* kata sang Papa.
"Ck...jangan membuat Willy malu pada adikku Pa.." ucap Willy dengan wajah cemberut. membuat semua tertawa.
Akhirnya mereka segera berangkat meninggalkan Villa Keluarga Max Dion. Kini Terlihat Luis satu mobil dengan Kirana . Menaiki mobil Lamborghini milik Kirana dan Luis yang mengemudi mobil itu . sedangkan Willy memakai Motor balap milik Willy sendiri dan Kedua orang tuanya memakai mobil keluarga. mereka pergi menuju tempat sang Paman , adik dari Tuan Dion.
Dan ternyata rumah tuan Max Yong Li Nama sang Paman berada di pinggiran kota.
Satu jam perjalanan mereka sudah berada si depan sebuah rumah besar yang terlihat sangat Mega. Tak berapa lama terlihat dua Satpam sedang membuka pintu Gerbang . Mereka segera masuk kedalam pekarangan rumah mewah itu. Saat mobil masuk kedalam halaman rumah, terlihat empat orang keluar dari dalam rumah . Seorang Pria paruh baya Yang Kirana yakin dia adik Papa Dion , sebab wajahnya agak mirip. Dan satu lagi Seorang Wanita paruh baya yang terlihat berwajah cantik. satu Pria mungkin lebih muda sedikit dari Kak Willy dan Satu lagi gadis yang terlihat lebih tua dari Kirana. ke empat orang itu terlihat menatap gembira kedatangan mereka.
"Akhirnya kalian datang juga kak..." ucap pria paruh baya yang terlihat masih awet muda. ternyata gen ketampanan keluarga Max memang tidak di ragukan lagi. tapi mereka masih kalah bila di bandingkan dengan Pria dingin itu. Ck...apa ini...?hey Rana...jangan macam- macam. jangan membawa masalah Cinta di dalam kehidupan keduamu ini. seru Kirana menyadarkan fikirannya yang sempat membandingkan mereka dengan seseorang.
"Maaf...Kami masih harus menunggu Putri Kami yang masih sekolah..." ucap Mama Irine.
"Tunggu Kak...jadi dia ini Ak...? Ak yang kau katakan itu...?" ucap tuan Li tak percaya.
"Kenapa....Kau meragukan dia...?" kata Tuan Dion sambil tertawa .
"Bukan begitu Kak...Aku hanya kaget saja... dalam bayanganku , Gadis Ak itu. Wanita yang terlihat serius dan memiliki kacamata tebal di wajahnya. tapi ini...gadis ini cantik sekali Kak. .." ucap sang Adik
"Salam Paman, Bibi dan Saudara Sepupu..." ucap Kirana sambil mengangguk dan tersenyum tulus. tentu saja perbuatannya membuat mereka semakin kagum. tidak ada kecanggungan di sikap dan tatapan Kirana.
"Kak..putrimu imut , Cantik dan sopan sekali.." ucap Nyonya Li.
"Trimakasih Bi...bibi juga cantik.. " ucap Kirana.
"Paman...apakah dia yang akan menjadi Guruku.. apakah paman tidak salah...?" ucap Putri tuan Li.
"Kalau kau tidak percaya. bawa dia kekamarmu. Ka...kau mau ikut dia kan ..?" tanya Tuan Dion yang tahu sikap dan watak Kirana. Kirana paling tidak suka pada orang yang meremehkan dia.
"Baiklah akan Ak Coba Pa...tapi jika gagal, maafkan Ak Pa..." jawab Kirana.
Terlihat kirana di bawa masuk kedalam . mungkin mereka akan kekamar Si Putri Paman Li.
Maaf udahan dulu ya...aku lanjut besok lagi.
Bersambung.
semangat kk💪💪💪