Seorang wanita desa bernama Kirana Naraya akan dinikah dengan pria tua kaya yang punya istri 4, untuk membayar hutang orang tua nya. Kirana kabur ke kekota dan bekerja sebagai pelayan pria yang anti dengan wanita. bagaimana Kirana akan menjalani kehidupan nya,
nantikan kisah nya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon WAHILDA YANTI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 29. BMS
setelah selesai membersihkan diri, Kirana langsung menuju dapur untuk menyiapkan makan malam. saat memasak tak sengaja Kirana menumpahkan kecap dan mengenai pakaian nya.kirana langsung menuju kamar nya.
"Aku harus berganti pakaian" Kirana berjalan sambil mengibaskan pakaian nya. seseorang datang dan masuk ke dapur kemudian pergi lagi.
"dimana Kiran?" tanya Lilyana pada kepala koki.
"seperti dia pergi ke kamarnya" ucap kepala pelayan itu kemudian pergi.
Lilyana memasuki dapur dilihat nya masakan Kirana sudah selesai tinggal di bawa ke meja makan.
Lilyana berinisiatif menghidangkan makanan itu ke atas meja makan.
"nyonya , biar saya saja"ucap Kirana yang baru datang.
"kau ambil saja sisa nya yang ada di dapur" Kirana bergegas ke dapur dan membawa sisa makanan.
saat semua sudah berkumpul mereka semua bersiap untuk makan.
"puiihhh" Oma melepeh makanan yang sudah masuk ke dalam mulut nya. "kenapa asin sekali, apa kau ingin membunuhku" Oma melotot tajam kearah Kirana.
mendengar itu mereka semua pun mencicipinya. benar saja makanan itu terasa sangat asin.
brakk.
"apa yang kau lakukan Kiran? kenapa rasa nya seperti ini? apa kau sengaja melakukan nya? iya?" Barra menatap tajam Kirana.
"tidak tuan, sa..saya sudah mencicipi nya tadi, saya tidak tahu kenapa rasa nya asin, sumpah saya tidak melakukan apapun pada masakan itu" Kirana tidak tahu kenapa masakan nya bisa asin padahal ia sudah mencicipi nya. Kirana ketakutan sampai berkeringat dingin .
Barra melempar piring itu ke lantai.
"suruh kepala koki untuk memasak makanan baru" ucap Barra pada pak Asep.
" baik tuan" pak Asep menuju ke dapur untuk mencari kepala koki.
Kirana membereskan piring yang barra lempar ke lantai tadi.
seseorang di balik tembok tersenyum menyeringai.
"tuan, tolong jangan pecat saya, sumpah saya sudah masak dengan benar, saya tidak melakukan apapun pada masakan itu" Kirana terus memohon pada Barra tapi tidak menggubris nya.
"karena kau sudah membahayakan kesehatan Oma, kau ku pecat dan kau juga tidak akan mendapat gaji sepeser pun " ucap Barra tanpa menoleh ke arah Kirana.
mendengar itu Kirana terlihat lesu, sudah bekerja setengah mati tidak mendapat gaji, eh sekarang malah di pecat.
"pergilah" Barra menyuruh Kirana pergi dari ruang makan.
"tapi tuan , bolehkah pecat nya besok saja, karena ini sudah malam, saya tidak tahu harus kemana" ucap Kirana tapi tidak di jawab Barra.
Kirana berjalan lunglai menuju kamar nya.ia akan membereskan barang-barang nya.
"huft, kenapa masakan nya bisa asin, padahal aku tidak memberikan garam yang banyak, lagian aku juga sudah mencicipi nya" Kirana berjalan sambil menggaruk kepala nya.
"emm,, apa disini ada setan ya? setan itu sengaja masukkan garam ke dalam masakan ku, ihh seram .. ternyata rumah ini banyak hantu nya" Kirana segera berlari menuju kamar nya.
seseorang yang mendengar nya mengerutkan dahi nya, ia di sangka hantu.
setelah koki menghidangkan masakan nya, mereka segera menyantap nya tapi Barra hanya makan sedikit, ia biasa makan masakan Kiran, masakan koki jadi terasa hambar bagi nya. dulu ia selalu makan masakan koki tanpa protes kali ia tidak berselera. makanan di piring nya belum habis, Barra segera beranjak dari duduk nya.
"Barra ke atas dulu" Barra meninggalkan mommy dan Oma nya di meja makan.
Lilyana tidak yakin kalau kirana sengaja melakukan itu. seperti nya ada seseorang yang memfitnah nya.
Lilyana mengarah tatapan nya ke arah dapur kemudian ia tersenyum menyeringai.
"kenapa dengan Kiran, apa dia dendam padaku dan mencoba mencelakai ku" ucap Oma stelah menyelesaikan makanan nya, Oma mempunyai riwayat darah tinggi, jadi ia tidak bisa memakan makanan yang terlalu asin atau yang berlemak. nanti penyakit nya bisa kambuh.
"ibu tenang saja , aku akan mencari tahu semua nya" Lilyana menuju ke dapur kemudian melihat ada satu cctv di sana.
ia segera naik menuju ruang monitor , ia menyuruh penjaga disana mengecek rekaman Cctv saat Kiran memasak tadi. benar saja, ada orang yang sengaja memasukkan sesuatu ke masakan nya. Lilyana sudah menduga dari gelagat nya orang itu sudah mencurigakan.
di dalam kamar, Kirana melepaskan rambut palsu nya dan melepas ikatan dada nya. setelah itu merebahkan tubuh nya di atas ranjang.
tok tok tok...
Kirana yang gugup segera memakai penyamaran nya secara asal.
setelah membuka pintu Kirana terkejut karena melihat Lilyana ada di depan pintu.
"nyonya" Lilyana langsung masuk ke kamar Kirana.
"jangan kau ambil hati ucapan Barra mungkin dian sedang emosi, kau tinggal lah bersama kami di mansion utama, ayo bersiaplah" ucap Lilyana.
"terima kasih nyonya aku tidak tahu mau kemana lagi, aku tidak punya siapa-siapa lagi di sini" Kirana memeluk lilyana.
"ayo cepat, Oma sudah menunggu" kemudian Lilyana keluar kamar dan Kirana segera mengemas barang-barang nya.
di lantai bawah Aldric datang menjemput istri nya, ia juga baru pulang lembur dari perusahaan nya. "sayang" Aldric mendekati Lilyana dan memeluk nya dari belakang.
"kau sedang apa? ayo kita pulang" Aldric menci um pipi Lilyana.
"ehm, kenapa kalian yang sudah tua ini selalu saja bermesraan tidak tahu tempat, tidak lihat orang tua ini ada disini" ucap Oma mengomeli anak nya.
sedangkan Aldric hanya cengengesan.
"Aku akan menemui Barra sebentar" Lilyana menuju ruang kerja Barra setelah di beri tahu pak Asep.
tok tok tok...
Lilyana masuk keruang kerja Barra.
" ada apa mommy?, apa mommy akan menginap disini?" ucap Barra mendekati mommy nya.
"Barra" Lilyana memegang tangan Barra dan menatapnya.
"mommy percaya pada Kiran, Kiran tidak mungkin melakukan sesuatu yang merugikan kita, Kiran itu orang yang baik" kemudian Lilyana memeluk Barra.
"coba kau periksa Cctv, kau akan tahu siapa orang nya" ucap Lilyana sambil mengelus bahu Barra.
"ehemm" Aldric tidak mau istri nya di sentuh pria lain walapun itu Barra.
"dasar banteng pencemburu" ucap Barra sambil melihat Aldric .
"apa kau bilang?" Aldric melotot tajam.
"tidak" ucap Barra acuh.
"sudah, sudah, mommy pulang dulu ya, Oma sudah menunggu di bawah" ucap Lilyana.
Lilyana pulang dengan membawa Kirana. Aldric tidak mempermasalahkan itu. ia selalu menuruti apa kemauan istri nya.
mereka menuju mobil dengan Aldric yang menyetir dan Lilyana duduk di sampingnya dan di belakang ada Oma dan Kirana.
" nyonya besar, sumpah bukan Kirana yang menaruh banyak garam dimasakan itu, saya benar-benar tidak tahu nyonya besar" Kirana terus mengiba pada Oma. membuat Oma merasa tidak enak. sebenarnya Oma sudah di beritahu Lilyana kalau yang memasukkan garam itu kepala koki.
"ya ya.. aku tahu, kau tak perlu seperti itu. sementara ini kau ikut kami biar Barra bisa berpikir kalau tidak ada kau disana". Oma yakin kalau barra tahu yang sebenarnya pasti Kirana akan di bawa nya lagi. sepertinya Barra sudah ketergantungan pada Kirana.
Barra terus berfikir di dalam kamar nya. tiba-tiba ia teringat dengan ucapan mommy nya, kenapa ia tidak terpikirkan untuk mengecek cctv di mansion nya.
Barra langsung menuju kesana. setelah menyuruh penjaga di ruang cctv menayangkan rekaman saat Kiran memasak. Barra mengeraskan rahang nya setelah melihat jelas siapa yang memasukkan garam ke dalam masakan nya.
"kurang ajar" Barra bergegas menemui orang yang menjadi dalang orang yang telah memfitnah Kirana.
Brak..
Barra menendang pintu kamar sang kepala koki disana.
sehingga para pelayan disana yang terkejut berhamburan keluar.
bugh!!
Barra memukul wajah koki itu dan langsung jatuh tersungkur.
"tuan" kepala koki itu terduduk di lantai kamar nya.
"kau yang memasukkan garam ke dalam masakan Kiran, apa tujuan mu sebenarnya ?" Barra berteriak di dalam kamar kepala koki itu .
kepala koki itu terkejut bagaimana bisa Barra tahu, padahal tidak ada orang disana.
"kau heran kenapa aku bisa tahu, kau sudah lama bekerja disini tapi kau tidak tahu di setiap sudut ruangan di mansion ini terdapat cctv" mendengar ucapan Barra kepala koki itu langsung bersujud di lantai. tamatlah riwayatnya. ia sudah ketahuan.
"maafkan saya tuan, saya hanya iri melihat Kiran yang terus memasak makanan untuk anda, padahal saya adalah orang yang lama bekerja di disini" ucap kepala koki itu sambil bersujud di lantai.
"pak Asep" teriak Barra memanggil pak Asep.
Pak Asep yang sudah ada disana langsung bergegas mendekati tuan nya.
"ya tuan". pak Asep menundukkan kepala nya.
"pecat orang ini, dan jangan biarkan dia bisa bekerja di tempat lain " mendengar itu membuat kepala koki itu ketakutan.
"tuan maafkan saya tuan, tuan tolong jangan pecat saya tuan" kepala koki itu terus bersujud di lantai tapi Barra malah meninggalkan nya pergi.
Barra menuju ke kamar nya, ia membaringkan tubuh nya di atas tempat tidur. ia terus memikirkan tentang Kirana yang ia marahi. seharusnya ia mencari tahu dulu sebelum nya.
selamat ya bastian naomi sudah jadi mantan perjaka dan perawan 😁