NovelToon NovelToon
Di Hina Karna Miskin

Di Hina Karna Miskin

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Balas Dendam / Konflik etika / Cinta pada Pandangan Pertama / Mengubah Takdir / Keluarga
Popularitas:973.2k
Nilai: 4.8
Nama Author: Ima susanti

Hidup tak selalu sesuai apa yang kita inginkan.Saat uang dijadikan tolak ukur,saudara pun terasa orang lain.Saat kita berada dibawah tak ada yang mau mengakui saudara tapi saat kita punya segalanya semua sanak saudara datang mendekat. "Kau harus sukses nak,biar bisa membeli mulut-mulut yang sudah menghina kita"kata-kata dari ibu masih terngiang sampai sekarang.

Sandra terlahir dari keluarga miskin dan selalu di hina oleh adik ipar sendiri. Mereka selalu menganggap bahwa orang miskin itu tidak pantas bersanding dengan keluarga mereka.

Nasib siapa yang tau,sekarang boleh di hina karna miskin tapi kita tidak akan pernah tau kedepannya seperti apa. Lalu bagaimana nasib Sandra apakah ia bisa membeli mulut - mulut orang yang menghina keluarganya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ima susanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14

Netra ini silau dengan matahari yang bersinar terang. Malam telah berganti siang. Sandra bener-bener lelah dan masih terlihat mengantuk.Tak butuh waktu lama kedua netra ini terbuka dengan sempurna.

Masih terngiang di telinga Sandra sesaat sebelum ibu dan Rima pergi untuk selamanya. Pagi itu saat matahari mulai mengintip malu-malu,Sandra tengah sibuk dengan aktivasi yang biasa dia lakukan.

Sementara ibu dan Rima pergi berbelanja ke pasar.

"San...Sandra ,ibu sama Rima mau ke pasar dulu. Kalau ibu pulangnya telat kamu taro saja kunci ditempat biasa." Ujar ibu sambil berkemas.

"Baik bu,ibu hati-hati ya." Ujar Sandra tersenyum manis.

"Kakak aku ikut sama ibu juga. Nanti kakak mau titip apa." Oceh Rima bahagia.

"Ga ada dek,jagain ibu ya. Bantu ibu bawa belanjaannya. Ga boleh nakal,ok!" Ujar Sandra gemes mendengar perkataan Rima.

"Siap kakak." Kekeh Rima dengan ekspresi lucu.

Tak lama ibu dan Rima berangkat aku melanjutkan aktivas yang sempat terhenti. Kulihat jam sudah mendekati waktunya berangkat bekerja. Aku bergegas bersiap,supaya tidak terlambat.

Baru setengah perjalanan menuju toko tempat aku bekerja ,ada yang memanggilku  sambil berlari tergopoh-gopoh.

"Sandra....Sandra...tunggu sebentar." Teriak pak ujang tetangga depan rumah.

Aku langsung berbalik badan,menunggu pak ujang yang setengah berlari ke arahku.

"Ada apa pak?" Tanyaku heran.

"Kamu ikut bapak sekarang." Ajak pak ujang.

"Maaf pak saya mau berangkat kerja,nanti saya telat. Emangnya ada apaan ya pak." Menolak halus ajakan pak Ujang.

"Pokoknya kamu harus ikut bapak sebentar,ini sangat penting." Ujar pak Ujang dengan memaksa.

"Tapi pak...." Belum kelar Sandra berucap pak Ujang menarik tangan sandra menaiki motor yang sudah menunggu dari tadi.Dengan perasaan  penuh tanya mau ga mau sandra terpaksa mengikuti pak Ujang.

Beberpa menit berlalu,kami akhirnya sampai disebuah Rumah sakit. Berbagai pertanyaan berkecamuk di kepalaku. Kenapa aku di bawa kemari, bathin Sandra.

"Ayo san,turun. Ikut bapak." Ajak pak Ujang.

"Emang kita mau ngapain kesini pak?" Tanyaku heran.

"Ikut aja dulu,nanti kami juga tau. Ayo buruan san." Hardik pak Ujang ga sabaran.

Aku pun mengikuti langkah kaki pak Ujang yang berjalan setengah berlari. Keringat bercucuran membahasi tubuhku. Sampailah kami di suatu ruangan yang disana ada beberapa orang tetanggaku sudah menunggu. Raut muka mereka menyiratkan kesedihan. Dengan rasa heran aku bertanya pada bu Romlah yang kulihat duduk disamping sebuah brangkar.

"Bu Romlah ini sebenarnya ada apa ya? Kok saya dibawa kesini." Tanyaku heran.

"Kamu yang sabar ya nak,ikhlaskan semuanya." Ujar bu Romlah berusah menguatkan tapi sudut matanya mengembun.

Aku semakin penasaran,bergegas menuju bangkar yang nampak sosok tubuh yang sudah ditutupi hingga kepala.

Darah berdesir, tangan gemetar.

Tangis Sandra pecah seketika saat penutup di buka bu Romlah.

"Ibu....bangun bu,jangan kaya gini bu."Teriak Sandra mengoyang tubuh ibunya yang terbujur kaku. Tangis Sandra terdengar pilu.

"Kamu mesti mengiklaskanya nak."Bujuk bu Romlah.

"Sebenarnya apa yang terjadi bu.? Ujar Sandra terbata - bata menatap bu Romlah memohon penjelasan.

"Ibu juga ga tau awal mula kejadiannya.Tadi waktu di pasar ibu melihat kerumunan,karna rasa penasaran  ibu melihat apa yang sebenarnya terjadi. Ibu dengar bisik-bisik orang yang berkerumun mengatakan korban tabrak lari. Ibu terkejut saat melihat korban itu ternyata adalah ibu dan adik mu Rima. Ibu berteriak minta tolong,menyuruh mereka membawa kerumah sakit terdekat. Sesampai di rumah sakit nyawa ibu dan adikmu  sudah tak bisa tertolong." Urai bu Romlah menjelaskan kronologi kejadian kecelakaan ibunya Sandra.

Sandra berusaha tegar."Lalu dimana Rima bu Romlah?" Tanya Sandra melihat sekeliling.

"Adik mu lagi dibersihkan. Apakah kamu mau mengabari saudara mungkin?" Tanya bu Romlah.

Sandra lalu merogoh sakunya,mengeluarkan hapenya untuk mengabari sanak saudara.

"Assalamualaikum bi,ini Sandra."

"Waalaikumsalam san.Tumben kamu telpon bibi?"

"Bi,ibu sama Rima kecelakaan bik."Sandra sudah tak bisa meneruskan ucapannya. Lidahnya kaku,air mata kembali membanjiri pipinya. Telpon terlepas dari genggamannya. Dengan sigap bu Romlah mengambil telpon yang masih terhubung.

"Hallo...." Ujar bu Romlah mengetes apakah disana masih ada orang.

"Ya bu,Sandranya mana bu? Kok hapenya ada sama ibu?"

"Saya adalah tetangga Sandra,saya mau mengabarkan bahwa ibu Ana dan Rima kecelakan dan nyawa mereka tak tertolong." Ujar bu Romlah kikuk.

"Apa? Jangan bercanda dong bu!Ini semua bohongkan?" Ujar Diana menepis kabar duka tersebut.

"Bener mba,saya ga bohong. " ujar bu Romlah meyakinkan bibik Diana.

Diana histeris mendengarnya,bak disambar petir disiang bolong. Rasanya takdir mempermainkan mereka. Diana menguatkan hati,melanjutkan pembicaraan yang sempat terhenti.

"Kalau begitu tolong diurus semuanya ya bu,saya secepatnya berangkat kesana.Tolong jaga Sandra juga.Terimakasih banyak ya bu?"Ucap Diana sesenggukan.

Sambungan telpon terputus Diana bergegas mengabari suami dan sanak saudara lainya. Mereka bergegas berangkat menuju kediaman Ana dengan mobil Paman Diana.

Sepanjang perjalanan Diana tak henti-hentinya menangis. Suaminya berusaha menenangkan istrinya. Saking capeknya menangis Diana tertidur selama dalam perjalanan. Jarak antara rumah Ana dan Diana memakan waktu tiga jam.

...****************...

Terimaksih buat pembaca setia karya - karya aku. Terimaksih like dan komennya,tanpa kakak2 semua aku bukanlah siapa2 dan tidak akan mungkin sampai  di titik ini. 😊😘😍🙏

Tinggalkan jejak dengan memencet tombol like dan komen yang banyak agar Author semangat menulis bab selanjutnya😊😘😍🙏

1
Lala Kusumah
lanjuuuuuuuuuuutttt
Titik Supadmi
next thor...👍👍👍👍
Ima Susanti: siap kk😘
total 1 replies
Cahaya Sidrap
lanjut thor
Ima Susanti: /Ok//Good//Kiss/
total 1 replies
Asyatun 1
lanjut
Ima Susanti: siap kk
total 1 replies
Nancy Nurwezia
apa nasib alya sama dengan sandra?? jadi penasaran thor...
Ima Susanti: di tunggu ya kk🤭
total 1 replies
Lala Kusumah
Alhamdulillah mereka saling menerima dan menyayangi ya... lanjutkan
Ima Susanti: siap kk😘
total 1 replies
Eka Yuliana
alya mana thor
Ima Susanti: ada kk😊
total 1 replies
ainun djakaria
keren
Ima Susanti: /Pray//Pray//Pray//Pray/
total 1 replies
Retno Harningsih
lanjut
Ima Susanti: siap kk
total 1 replies
Cahaya Sidrap
next thor
Ima Susanti: siap kk
total 1 replies
Cahaya Sidrap
up
Ima Susanti: /Ok//Good/
total 1 replies
Milad Khusnul
Luar biasa
Ima Susanti: /Pray//Pray//Pray//Pray//Pray/
total 1 replies
Eka Yuliana
katanya takut sakit perut,lah di kasih gratis maen bawa aja
Ima Susanti: /Chuckle//Chuckle//Chuckle/
total 1 replies
Lala Kusumah
karma dibayar lunas ya...
Ima Susanti: betul itu kk😊
total 1 replies
Titik Supadmi
next thor... 👍👍👍👍
Ima Susanti: siap kk😉
total 1 replies
Riyana Rika
semakin kesini.. ceritanya menguras 😭
Ima Susanti: /Pray//Pray/
total 1 replies
Riyana Rika
cerita ini mengajarkan kita untuk sholat lima waktu.. mendekatkan diri kepada Allah.. semangat trs thor 💪😍
Ima Susanti: /Determined//Pray//Pray/
total 1 replies
Asyatun 1
lanjut
Ima Susanti: /Ok//Good/
total 1 replies
Yuliana Tunru
ta ampun ajeng benar2 ya tp krn miskin gitu makin cari2 usaha biat punya duit tp ndk gitu jg dong
Kadek Bella: lanjut thoor
Ima Susanti: stress orgnya 😆😅🤣😂
total 2 replies
Lala Kusumah
Ajeng ya...
Ima Susanti: tau aja kali ini😘
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!