Emily, 25 tahun. Dia harus terjebak diantara permintaan bos nya untuk bisa diterima menjadi sekretaris di PT Dinar Sastra.
Satria,35 tahun . Pimpinan yg dikenal dingin dan jutek itu memiliki kepribadian unik. Tempramental dan manja seperti layaknya bayi .
Namun, siapa sangka seiring berjalannya waktu bersama mereka berdua menumbuh kan rasa cinta tetapi bagaimana status Satria yg masih memiliki istri ?,Bisakah mereka bersatu diantara kecaman keluarga mereka..?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lulu Berlian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 36
Catrine berbangga diri ,misinya sekarang sukses dan memiliki target baru .Lupakan Satria karena yg ia butuhkan saat ini adalah ibunya ,jika baru pertama kali saja sudah berani menggelontorkan perhiasannya bagaimana nanti selanjutnya bisa bisa semua yg di miliki wanita paruh baya itu jatuh ke tangannya dengan alih alih untuk sang cucu .
Sepertinya keberadaan bayinya itu tidaklah terlalu buruk ,bisa di jadikan alat untuk mengelabui ibu mertuanya.
****
"Wow Sweety apa yg kamu bawa ?".Andrew yg semula sedang bermain ponsel di atas sofa itu segera bangkit melihat kekasihnya kesusahan membawa barang bawaan.
Bukannya menjawab Catrine hanya tersenyum senyum sendiri , melempar sepatu dengan asal lalu melangkah menuju ruang tamu.
"Kamu habis borong borong ? Uang dari mana?" tanya Andrew lagi membuka beberapa paperbag .
"Mau tau aku dapet uang dari mana ?"
Andrew menggeleng menantikan kekasihnya itu bercerita , sepertinya akan ada kabar bahagia .
"Aku menjual perhiasan mertua ,haaaaaa."
Catrine tertawa kencang di akhir katanya ,merasa puas walaupun hanya menjual sebagiannya dulu .
"Hah ,? Gimana ceritanya??" Andrew membuka satu persatu barang bawaan sang kekasih .
Ada buah buahan ,tas , sepatu, dan di paperbag terakhir ada wine limited .Kedua bola mata Andrew melotot .
"Gila ini kan ,mahal .!"
Catrine berdecak , kekasihnya ini sangat norak sekali .Ia mengingat dulu bisa membeli itu semaunya karena menggunakan kartu Satria yg tidak ada limitnya.
"Makanya kerja dong ..!"
Andrew mengerucutkan bibirnya.
"Ayo dong Sweety kamu tau kan , setelah Satria berhenti mengucurkan dananya buat perusahaan aku jadi macet begini .Papah juga gak mau bantu alesannya lagi kelilit hutang ."
"Huh...Dasar gak berguna mikir dong bentar lagi anak ini akan lahir ,mau di kasih makan apa nanti.?"
Andrew tidak menjawab ,wajahnya berubah menjadi masam .Andai saja Satria tidak mencium bau perselingkuhan mereka pasti perusahaannya masih aman dan terkendali
apalagi setelah banyaknya investor menarik saham mereka .
'Coba aja waktu itu kamu tidak ceroboh ." Catrine berdecak kesal mengingat hal tersebut .Andrew benar benar bodoh ,sudah di katakan jangan sering sering menghubunginya karena akan menaruh rasa curiga kepada Satria .
"Sudahlah itu sudah berlalu yg penting sekarang kita punya cara baru , sepertinya ibu mertua mu itu bodoh , Sweety."
Senyum kegembiraan terbit di wajah Catrine .
"Dia bukan bodoh tapi terlalu polos ."
Pasangan itu terbahak menertawakan dengan mudahnya mendapatkan uang milyaran rupiah dalam beberapa menit .
"Haruskah malam ini kita berpesta Sayang ?"
Catrine mengacuhkan tinggi tinggi gelasnya .
"Let's go sampai pagi Sweety."
"Haaaaaa..."
Mereka berdua terkenal tidak mudah mabuk ,terbukti kini sudah gelas ke sekian . Kesadaran masih Catrine maupun Andrew masih di ambang normal .
*****
Catrine buru buru mengobrak abrik tasnya mengeluarkan ponsel yg baru ia beli beberapa hari yang lalu. Sebenarnya Andrew kah yg membeli untuknya ,karena dirinya selalu merengek setelah ponselnya hancur di banting.
Membaca sekali lagi informasi yg di dapat oleh suruhannya ,tertulis di sana status Emily
belum menikah .Lalu apa hubungannya dengan sesuatu yg ia liat kala itu ? Siapapun pasti dapat menyimpulkan bahwa wanita itu sedang menyusui .Apakah semua ini ada kaitannya dengan Satria?
"Kenapa Sweety?" Andrew mendekat ,melihat kekasihnya dengan wajah yg tak dapat di artikan.
"Apa kebiasaan itu beneran ada ?"Cicit Catrine bermonolog dengan dirinya sendiri. Ia pikir hal menjijikan yg suaminya lakukan hanyalah kesenangan tanpa arti semata .Apakah ini bisa sebagai kelainan ? Suaminya memiliki kelainan?
"Sweety mau kemana ?" Buru buru Catrine menggunakan pakaian nya kembali ,sekiranya
bisa sedikit membuat tubuhnya hangat lalu meraih kunci mobil cepat cepat.
Saat ini tujuannya adalah Satria tidak perduli saat ini sudah malam ,yg dia inginkan adalah
menanyakan bukti dugaan kuatnya.
****
Kedua mata Emily terbelalak lebar ketika melihat nominal uang di rekeningnya saat ini .Bukan hanya gajih pokok yg di janjikan Satria tapi slip gajih yg dia dapatkan terdapat uang bonus .Baru saja selesai mandi mendapatkan notifikasi dari salah satu bank swasta mendapatkan transfer dana dari PT . Wiratama Grup.
Buru buru Emily berlari menuruni anak tangga
untuk mencari Bos nya itu yg sedang santai menikmati kopi sembari menonton televisi.
"Ada apa ?" Tanya Satria ,mendapati wanita di hadapannya tengah terengah engah.
"Mas ini beneran gajih aku segini ??"
Satria melirik sekilas layar ponsel yg menampilkan deretan nominal uang ,pria itu mengangguk.
"Tapi kan aku gak pernah ambil lemburan apalagi ini ada bonus. Dari mana coba .?"
Satria mengedikkan bahunya .
"Jika ingin protes ke Payroll Officer ."
"Bukan gitu Mas , maksudnya kan aku gak pernah ada lemburan .Terus bonus ini ??"
Satria tidak merespon ocehan wanita di hadapannya itu kembali sibuk menonton televisi yg menampilkan acara hidup satwa liar di hutan .
"Astaga ..!" Emily berdecak ,Pasrah memilih menggeser tubuhnya agar lebih leluasa menonton.
Emily melihat salah satu penjaga rumah berlari tergopoh-gopoh ke arah mereka . Menundukkan wajahnya ketika berhadapan dengan Satria .
"Maaf Pak ,ada nyonya di depan ."
Kening Emily mengerut mendengar kata nyonya , maksudnya Catrine atau Bu Andin?
"Biarkan saja." Ucap Satria dengan acuh .
"Tapi ,Pak nyonya marah marah di depan ingin bertemu Bapak.!"
Satria tetap bergeming di sofa kakinya di lipat
serta ke dua tangannya bersedekap di dada. Tak perduli dengan keadaan di luar yg katanya sedang ribut .
"Satria.."
"Oh..Shit..!" Satria menggerutu mendengar teriakkan seseorang menggelegar di ruang tamu ,rupanya Catrine berhasil masuk ke dalam kediamannya.
"Nyonya tolong .."
"Satria.." Catrine kembali berteriak ,kakinya menendang-nendang apapun yg menjadi penghalang.
"Maafkan saya Pak ," Ucap penjaga ,yg mencegat Catrine dengan menunduk takut.
"Aku gak bakal lama di sini ,Jawab ! Siapa wanita itu?" Tuntut Catrine sambil menuding nuding telat di depan wajah Emily .Untung saja Emily yg memiliki tubuh mungil sigap menghindar .Kalau tidak pasti matanya terkena cakaran kuku Catrine.
"Saya tidak ada kewajiban menjawab semua itu .!"
Catrine naik pitam ,dirinya sudah jauh jauh ke kediaman Satria bahkan tak menghiraukan saat dirinya masih dalam status buruan masa media .
"Oke ,,kalau begitu .Biar aku yg tanya langsung sama jalangmu itu ."
Catrine melangkah lebih dekat .
"Berapa kamu di bayar sama suami saya ,Em? Memang saya tidak tau siapa kamu ? Wanita miskin yg sedang kelilit hutang ibu serta adiknya yg gak berguna itu ."
Emily pucat pasi saat ini ,matanya bergerak gelisah menatap Satria meminta bantuan kepada pria itu .
"Kamu terlalu ikut campur dalam urusan saya Catrine ."
"Diam..Aku sedang tidak berurusan denganmu ,Mas .Aku ingin menanyakan secara langsung pada jalang ini ."
Satria menarik lengan Emily hingga berada di belakang punggungnya .
"Dia bukan jalang dan wanita ini menjadi urusan saya .Jadi sejengkal saja kamu menyentuh dia akan saya pastikan balasannya melebihi hadiah yg saya berikan kemarin."