Kebaikan hati seorang Arsy yang menolong seorang pemuda dan seorang kakek, membuat dirinya harus di kejar-kejar seorang pemuda yang terkenal kejam di dunia mafia. Kenapa?
Jika penasaran, baca yuk!
Oya, semua kisah dalam cerita ini hanyalah fiktif belaka. Tidak bermaksud untuk menyinggung siapapun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 3
Arsy berlari kecil menuruni anak tangga, hari ini ia bertugas praktek di rumah sakit milik Cahaya.
Tidak setiap hari harus hadir. Dan juga setiap mahasiswa dan mahasiswi ditempatkan di rumah sakit yang berbeda.
Kebetulan giliran Arsy terpilih di rumah sakit milik neneknya. Tidak ada yang tahu, jika rumah sakit itu milik neneknya Arsy.
"Ma, aku berangkat dulu ya?" pamit Arsy pada Aleta.
"Sarapan dulu sayang," ujar Aleta, lalu menuangkan susu kedalam gelas dan mengoles roti dengan selai kacang kesukaan putrinya.
"Kenapa harus buru-buru sih?" tanya Ars sedang menyeruput kopi miliknya.
"Ada tugas Pa, hari ini praktek di rumah sakit milik nenek," jawab Arsy sambil menyuapkan makanan ke mulutnya.
Rencananya awal, Arsy ingin menjadi arsitek. Namun harus mengalah karena rencananya rumah sakit itu akan diberikan kepadanya untuk dikelola.
Namun diam-diam Arsy tetap menjadi arsitek demi mewujudkan impiannya. Lama-lama keluarganya pun mengetahui lalu membiarkan nya saja.
"Aku berangkat Ma, Pa," pamit Arsy lalu mencium tangan kedua orangtuanya.
"Apa kita tidak terlalu keras Pa, dia terpaksa menerima menjadi dokter hanya karena memaksanya untuk mengelola rumah sakit itu," kata Aleta saat Arsy sudah berlalu.
"Biarkan saja Ma, lagipula sepertinya sekarang dia terlihat menikmatinya dan sudah terbiasa," ujar Ars.
"Arsa belum bangun ya? Pasti anak itu begadang semalaman," tanya Ars yang tidak melihat putranya.
Ya, Arsa kadang sampai pagi baru tidur jika ia masuk siang. Ia bermain game online dan menghasilkan banyak uang dari permainan tersebut.
Tapi harus yang benar-benar ahli dalam permainan itu baru bisa menang dan mendapatkan uang.
"Mungkin dia masuk siang, jika masuk pagi, sudah sejak tadi dia bangun," jawab Aleta.
Ars pun pamit berangkat kerja, karena sudah jam 7 pagi. Sementara masuk kantor jam 8 pagi.
"Hati-hati Pa," ucap Aleta lalu mencium tangan suaminya. Sementara Ars mencium kening istrinya.
Aleta melambaikan tangannya saat melihat suaminya masuk kedalam mobil. Kemudian ia masuk kedalam mansion setelah Ars menghilang dari pandangannya.
Aleta naik keatas dan memutar handle pintu kamar Arsa yang ternyata terkunci. Aleta mengerti jika putranya tidak ingin diganggu.
Kemudian ia kembali kebawah dan duduk diruang tamu. Begitulah Aleta selama tidak bekerja. Hanya diam di mansion menunggu uang masuk ke rekeningnya.
Sementara Arsy sedang dalam perjalanan menuju kampus, setelah itu baru ia akan kerumah sakit.
Ponsel Arsy berdering, kebetulan ia baru datang ke parkiran kampus. Arsy melihat nama pemanggil yang ternyata dari Naura.
"Assalamualaikum," ucap Arsy menjawab panggilan telepon tersebut.
"Waalaikumsalam, kamu sudah ke kampus? Aku lupa mau bilang jika aku masuk siang hari ini. Sorry ya?"
"Gak apa-apa, aku juga ada tugas di rumah sakit nenek siang ini."
"Oh, ya sudah, kita jumpa lain kali. Assalamualaikum," ucap Naura lalu memutuskan sambungan teleponnya tanpa menunggu jawaban dari Arsy.
"Waalaikumsalam," jawab Arsy pelan.
"Arsy?" Merasa dipanggil, Arsy pun menoleh. Ia kenal betul jika suara itu adalah suara David.
"Ya, ada apa?" tanya Arsy jutek.
"Malam ini ada waktu gak? Aku ingin ngajak kamu nonton di bioskop."
"Maaf, aku tidak punya waktu untuk nonton. Masih banyak hal yang lebih bermanfaat selain nonton."
Begitulah cara Arsy menolak ajakan David. Dia tidak perduli walaupun kata-kata terdengar pedas, yang penting dia tidak memberi harapan palsu pada David.
Kemudian Arsy pun masuk kedalam kampus dan berjalan cepat tanpa menoleh kebelakang lagi.
"Sulit sekali untuk menaklukkan mu, apa aku dengan cara kasar agar kamu mau nurut denganku?" gumam David.
David sebenarnya sudah dijodohkan oleh orang tuanya. Namun ia mengatakan jika dia sudah punya pilihan lain yaitu Arsy.
Itulah sebabnya mamanya meminta Arsy untuk menjauhi David dengan memberinya uang sebagai kompensasi. Karena mamanya menganggap jika orang yang ingin mendekati putranya hanya ingin hartanya saja.
Arsy menemui dekan untuk membahas tentang tugasnya ke rumah sakit Cahaya. Saat didepan ruangan dekan, Arsy pun mengetuk pintunya.
"Masuk!" Perintah suara dari dalam.
Arsy pun perlahan membuka pintu dan masuk kedalam ruangan tersebut. Arsy pun diminta untuk duduk.
"Pak, siapa saja yang terpilih ke rumah sakit yang sama denganku?" tanya Arsy.
"Kamu dan David kemudian beberapa orang mahasiswi lainnya," jawab pak dekan yang bernama Andre.
"Baiklah Pak," jawab Arsy lesu. Sebenarnya ia sangat malas harus satu tempat dengan David itu.
Entahlah, padahal orangnya lumayan tampan dan juga kaya. Tapi yang namanya tidak suka rasanya untuk dipaksakan pun tetap tidak suka.
"Bersiaplah, sebentar lagi kalian akan berangkat kesana," pinta Andre.
"Baik Pak," ujar Arsy lalu keluar dari ruangan itu.
Sesuai dengan jadwal yang ditetapkan, merekapun berangkat ke rumah sakit tersebut. Tadinya David tidak satu tim dengan Arsy, tapi ia menyogok Rektor dan akhirnya jadi satu tim dengan Arsy.
"Naik mobilku saja, tidak perlu naik motor butut mu itu," ucap David. Arsy yang mendengar itupun mendengus.
Banyak yang membuatnya tidak suka pada David, selain suka pamer, mulutnya juga pedas. Ditambah lagi sikap orang tuanya yang mengukur segalanya dengan harta.
"Tidak usah, motor inilah yang selalu menemaniku selama bertahun-tahun, baik suka maupun duka. Tidak perduli hujan ataupun panas. Kamu sebagai orang kaya tidak mengerti bagaimana hidup susah," jawab Arsy.
Kemudian ia memakai helmnya dan jaketnya dan segera pergi dari kawasan kampus. Yang lain semuanya pakai mobil, hanya Arsy sendiri yang menggunakan motor.
"Merasa dirinya paling kaya," gerutu Arsy saat diperjalanan.
Akhirnya merekapun tiba dirumah sakit. Mereka dibimbing oleh dokter senior, yaitu Cahaya. Cahaya sengaja diundang untuk membimbing mereka.
Cahaya membawa Arsy keruang perawatan yang kecelakaan kemarin. Entah kebetulan atau apa, Arsy bertemu dengan pria tua yang kecelakaan itu.
"Bagaimana keadaan kakek?" tanya Arsy.
"Tidak baik-baik saja," jawab pria tua itu.
Ya, baru tadi pagi sang kakek meminta Zio untuk mencari gadis yang menolongnya dan memaksanya menikahinya. Zio menolak tegas, karena ia ingin mencari penolong nya.
Flashback ...
"Zio, kakek mau kamu mencari gadis yang menolong kakek dan menikahlah dengannya. Dia memakai kalung warisan klan mafia kita yang kakek berikan kepadanya," ucap pria tua itu.
"Tidak kek, aku sudah punya pilihan lain, juga seorang gadis yang menyelamatkan aku," bantah Zio.
"Jika kamu tidak menuruti keinginan kakek, kakek akan mati dengan tidak tenang."
"Kek, jangan seperti itu, belum tentu gadis itu baik dan cantik. Atau jangan-jangan dia dari klan musuh kita. Kenapa kakek begitu mudah percaya pada orang asing? Bagaimana jika dia memanfaatkan lambang klan kita?"
"Tidak mungkin, dia gadis baik-baik. Dia ikhlas menolong kakek."
Zio merasa dilema. Disisi satu sisi sang kakek memintanya mencari gadis itu dan menikahinya. Disisi lain, Zio sudah jatuh hati pada gadis yang menolongnya.
Flashback end ...
paham...
jd jangan terlalu sombong