TAKDIR CINTA AMARA

Amara naik ke kamar dia akan bersiap untuk kuliah. Amara memilih pakaian mana yang akan dia kenakan. Dia memakai atasan blouse dan mengenakan celana panjang tak lupa gaya andalan Amara rambut cepol atas hingga melihatkan leher jenjang mulusnya.

Radit membuka knop pintu kamar, dia berhenti di pintu saat melihat Amara berdandan di depan cermin. Radit memperhatikan tengkuk milik Amara yang membangkitkan naluri kelakiannya.

Radit berjalan mendekati Amara "Tak bisakah kamu menggerai saja rambutmu? " Pinta Radit.

"Loh memangnya kenapa mas? aku nyaman seperti ini. "

"Tapi aku yang gak nyaman melihatnya. "Ucap Radit berlalu menuju kamar mandi.

"Ada apa sih sama mas Radit, kadang kadang suka aneh, " Gumam Amara.

"Mas aku tunggu di luar ya," Ucap Amara.

"Iya... "Radit menjawab dari dalam kamar mandi.

Setelah beberapa menit Radit keluar dari kamar mandi dan berganti pakaian.

"Kenapa saat melihat Amara sekarang fikiranku gak karuan, Padahal awal melihatnya aku sangat membencinya. " Ucap Radit dalam hati.

Radit berjalan menuju pintu. Amara terlihat sudah menunggu di bawah. Radit memperbaiki tatanan rambutnya menggunakan jari tangan .Radit terus memandang Amara saat menuruni anak tangga. Pandangannya tak bisa berpaling darinya sedikitpun. Di matanya kini Amara sangat cantik dan menarik.Tapi Radit masih berusaha menyangkal itu semua dan belum mau mengakuinya.

Mereka berjalan menuju garasi mobil. Mobil Radit sebenarnya ada banyak hanya saja Amara belum bisa mengemudi .Radit memilih mobil jeep Rubicon termahal miliknya. Membuat penampilan Radit semakin macho .

"Astaga ternyata suamiku ini sangat tampan dan gagah,"Ucap Amara dalam hati.

Walaupun umur radit sudah 32 tahun tapi wajahnya masih seperti orang berumur 20an Karena Radit rajin merawat wajah dan tubuhnya.

Radit mengemudikan mobilnya membelah padatnya Jalan raya. Setelah setengah jam akhirnya mereka sampai di kampus. Radit memarkirkan mobil tepat di depan kampus hingga membuat semua orang pada heboh. Karena jarang ada orang yang punya mobil semahal itu.

"Kenapa berhenti di sini, kan aku sudah bilang aku gak mau jadi pusat perhatian mas,"Ucap Amara kesal.

"Ya kan bagus kalo jadi pusat perhatian," Radit mendekat dan mecabut sabuk pengaman milih Amara.

"Aku gak suka aja nanti mereka berteman dengan ku hanya di kira aku kaya. Padahal kan yang kaya kamu. "

"Kan kamu istriku ,apa yang aku punya berarti itu juga punya mu, "Ledek Radit.

Mendengar itu pipi Amara merah merona, dia segera turun dari mobil dan berlari memasuki kampus. Radit hanya tersenyum melihat Amara yang sedang tersipu. Perkataan Radit terus terngiang ngiang di telinga Amara. Dia tak menyangka Radit akan mengatakannya.

Kelas akan segera di mulai Amara memasuki ruangan, karena dia mahasiswa baru Amara belum mengenal siapapun. Tak di sangka ada seorang mahasiswi melambaikan tangan ke arahnya. Amara berjalan mendekat.

" Duduk di sini saja," Pinta mahasiswi itu.

Amara mengangguk " Terimakasih, nama aku Amara. "

"Aku Mey ,Li Mey panggil aja mey ."

Amara mendapatkan teman baru namanya Li Mey, dia berdarah campuran cindo. Li Mey cantik dengan mata sipitnya badanya tinggi Langsing bak model. Mey juga ramah kepada Amara bahkan membantu Amara beradaptasi di kampus barunya.

"Kamu pindahan dari kampus mana?"Tanya Mey.

"Aku awalnya berkuliah di Surabaya tapi karena suatu hal aku harus pindah ke Jakarta."

"Wah pasti kamu punya orang yang berpengaruh ya di kampus, soalnya susah jika harus pindah saat sudah semester akhir."

Amara hanya tersenyum mendengar perkataan Mey. Setelah kelas selesai Mey membawa Amara ke kantin kampus. Saat di kantin Amara di samperin beberapa anak cowok yang ingin berkenalan dengannya. Kecantikannya menarik perhatian para cowok kampus dan sudah terdengar sampai penjuru kampus.

"Mey kenalin dong teman baru mu itu," Ucap salah satu dari mereka.

"Kalian kebiasaan setiap ada cewek cantik itu mata pada jelalatan. Sudah Sana aku mau makan. " Usir Mey.

Mey terkenal judas dan galak di kampus.Hingga banyak cowok cowok mikir dua kali untuk mendekatinya.

"Sudah pergi sana, jangan gangguin orang mau makan. "

Suara itu membuat Amara terkesima .Lelaki tampan tengah berdiri tepat di belakang Amara. Dia adalah Frans mahasiswa jurusan seni. Frans lelaki tampan yang bersahaja. banyak mahasiswa yang menyeganinya.Selain baik Frans juga orang yang ramah.Frans juga merupakan teman dari Mey. Mereka kini makan dan bercerita di satu meja.

Dukung Author dengan Like, Koment dan Vote.