Selama ini tidak pernah Julia mempunyai prasangka buruk pada keluarga Tantenya, walaupun selama ini Julia tidak pernah diperlakukan dengan baik oleh keluarga Tantenya itu.
Gadis berusia dua puluh dua tahun yang belum pernah sekalipun dekat dengan seorang pria itu, di jual oleh Tantenya untuk melunasi hutangnya pada rentenir.
Julia yang malang, hanya bisa pasrah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagian 3.
Julia menahan rasa sakit yang menggigit pada daerah sensitifnya, dia dengan sekuat tenaga menahan rasa sakit itu, saat pria tersebut menerobos selaput darahnya.
Julia sudah pasrah, dia diam saja tidak bergerak, membiarkan lelaki itu menuntaskan hasratnya.
Pria itu merasa tidak senang melihat wajah datar Julia, yang tidak menikmati apa yang dilakukannya pada gadis itu.
Sementara dia sendiri sudah mau gila rasanya, ini sangat menyenangkan, dan dia tidak bisa menghentikan dirinya, ingin lebih lagi merasakan tubuh Julia.
Gadis itu tampak tidak menikmati apa yang di lakukannya, tubuh gadis itu diam saja tidak merespon goyangan pinggulnya memasuki tubuh gadis itu.
Wajah datarnya terlihat begitu dingin, tidak perduli kalau dirinya sudah tidak perawan lagi.
Pria itu semakin kesal, dan dengan kalap melakukan gerakan cepat, merasa sudah ingin meledak.
Tubuh Julia membuat tubuh pria itu sangat menyukai tubuh Julia.
Julia tetap tidak merespon gerakan pinggul pria itu, yang membuat daerah sensitifnya terasa sangat sakit dan ngilu.
Air mata Julia kembali mengalir dari sudut matanya, gadis itu menangis dalam diam.
Menikmati penderitaannya tanpa mengeluarkan suara.
Tubuhnya bergoyang-goyang, membiarkan pria itu menuntaskan hasratnya sampai puas.
Dan, Julia merasakan sesuatu memasuki rahimnya, lelaki itu mengejang dengan suara mendesah puas.
Lalu tubuh besar itu ambruk di samping tubuh Julia, nafasnya terdengar memburu.
Beberapa menit pria itu berbaring di samping tubuh Julia.
Sementara Julia masih dengan posisinya terlentang, merapatkan sedikit kakinya yang tadi melebar.
Air matanya masih terus mengalir tanpa mengeluarkan suara tangisan.
Wajahnya terlihat datar, dengan mata yang hanya memandang satu objek saja.
Perlahan matanya ditutupnya untuk menahan rasa sakit hatinya, hidupnya sudah hancur, tidak ada lagi sesuatu yang dapat di banggakannya pada dirinya.
Tidak lama kemudian pria itu bangkit dari berbaringnya, dan turun dari tempat tidur dengan tubuh polos.
Pria itu mengambil sesuatu dari saku celananya, lalu menuliskan sesuatu pada benda yang di ambilnya tersebut.
Kemudian melemparkan secarik kertas ke atas nakas.
"Ini cek tiga miliar untuk layanan mu, pergilah! dan aku tidak ingin melihatmu lagi setelah keluar dari kamar ini!" sahut lelaki itu dengan dingin.
Pria itu bergegas pergi ke kamar mandi, dia ingin membersihkan dirinya lagi.
Dengan air mata yang masih terus mengalir, perlahan Julia bangkit dari tempat tidur.
Daerah selangkangannya terasa begitu sakit, Julia meringis dalam diam.
Mengepalkan tangannya dengan erat menahan rasa sakit yang menggigit saat dia melangkah.
Julia melihat selembar kertas yang dilemparkan pria itu ke atas nakas, hatinya yang sakit semakin sakit melihat cek yang di berikan pria itu.
Dia seperti gadis murahan di perlakukan pria itu, yang di hargai dengan uang.
Julia mengeratkan selimut yang menutupi tubuh polosnya, dia harus meninggalkan kamar itu, sebelum pria tadi keluar dari kamar mandi.
Julia tidak mengambil cek yang di letakkan pria itu di atas nakas, gadis itu bergegas menuju pintu kamar.
Walau selangkangannya terasa sakit saat melangkah, dia harus menahannya, dia harus secepatnya pergi.
Julia menarik gagang pintu, sama seperti tadi tidak bisa di buka.
Julia mencoba untuk mempelajari sebentar cara membuka pintu tersebut.
Julia memutar gagang pintu, lalu kemudian mendorongnya keluar.
Ceklek!
Pintu pun berhasil keluar, ternyata dia salah cara membuka pintu itu, makanya tidak bisa di buka.
Julia melangkahkan kakinya keluar kamar, tapi mendadak kakinya berhenti.
Gadis itu tampak berpikir sebentar, setelah dia keluar dari hotel ini, dia berencana tidak akan kembali lagi ke rumah Tantenya.
Dia ingin melarikan diri dari kota ini, tapi dia tidak mempunyai uang sedikitpun.
Kepala Julia berputar melihat kedalam kamar, memandang cek yang di berikan pria itu di atas nakas.
Baiklah! pikir Julia.
Dia akan menggunakan uang itu untuk melarikan diri.
Dengan menahan sakit, Julia bergegas mengambil cek yang di berikan pria itu.
Setelah itu Julia pun pergi meninggalkan kamar hotel tersebut, hanya dengan berbalut selimut saja.
Bersambung....
cerita ini bagus bangt...