Dia harus menutupi identitas demi mendapatkan teman dan cinta yang benar-benar tulus. Dia lelah dengan kebohongan mereka, kepedulian mereka semata ingin memanfaatkan dirinya hanya karena dia anak dari orang kaya.
Semuanya palsu hingga dia lebih meninggalkan itu semua dan mencoba hidup mandiri dan menutupi identitas sebenarnya tentang dirinya.
Berawal hidup di kost dan mulai merubah cara hidup dia sederhana mungkin tanpa mengetahui identitas dirinya sebenarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nanlindia Lukita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
{Bertemu kedua kalinya}
Pagi-pagi sekali Valen sudah bangun dari tidurnya, dia hanya tidur 4 jam karena kesibukan pekerjaan yang harus dia selesaikan.
Apalagi dia akan membuka cabang mini market, itu makin menguras pikiran. Valen sudah mandi dan sudah sarapan roti tawar. Dia duduk kembali didepan laptop.
Tiba-tiba saja, pintu kamarnya diketuk.
"Tok... Tok..." Valen segera membuka pintu kamarnya.
"Eh kamu Din." ternyata itu Dini yang membawa kantong plastik.
"Ini untuk kamu." Dini memberikan kantong plastik pada dirinya.
"Ini apa?" tanya Valen
"Bubur ayam untuk kamu sarapan, sekalian ucapan terimakasih yang tadi malam juga." jawab Dini yang memberikannya bubur ayam untuk sarapan Valen.
"Iya, sama-sama." jawab Valen, Dini pun kembali ke kamarnya.
Valen duduk menikmati bubur ayam dari Dini. "Enak juga." Valen begitu menikmati sarapan pagi dengan bubur ayam.
"Ternyata lebih enak daripada bubur ditempat mahal." Valen benar-benar menikmatinya.
Matanya masih fokus didepan laptop dengan tangan kanannya masih memegang sendok.
Setelah selesai sarapan, dia segera bersiap berangkat ketempat kerjanya. Saat dia akan hendak akan mengunci kamarnya,diluar sudah ada mereka yang sudah siap berangkat.
"Sudah mau berangkat?" tanya Bunga pada Valen.
"Iya, ini sudah siap mau berangkat kerja." jawab Valen yang sedang menggunakan sepatu.
"Mana seragam kerjamu?" tanya Dini pada Valen.
"Kebetulan aku tinggal diloker tempat kerja." jawab Valen yang sudah siap.
Mereka langsung berangkat kerja, Valen pun sudah sampai di tempat kerjanya.
Situasi sedang ramai dengan para pengunjung sedang mengantri di meja kasir. Valen segera pergi keruang kerjanya. Setelah semuanya data sudah siap Valen langsung memanggil Mira yang saat itu ada digudang.
Posisi mereka berada di ruang kerja Valen. "Mira, ada sesuatu yang ingin aku bicarakan denganmu." kata Valen yang terlihat serius dengan pembicaraan mereka.
"Iya mbak, ada apa?" tanya mira.
Valen pun berbicara tentang langkah bisnisnya yang sebenarnya ingin dia diskusikan.
"Jadi begitu, kalau mbak Valen meminta begitu berarti kita harus membuka lowongan pekerjaan untuk menggantikan Anita. Saya hanya menyarankan itu saja, jika mbak Valen setuju." kata Mira yang memberikan pendapat.
"Ya sudah aku mau. Semuanya kamu urus jika nantinya sudah siap segera hubungi aku ." pesan Valen pada Mira.
"Siap boss." jawab Mira yang kembali bekerja,Valen masih sibuk dimeja kerjanya.
Siang hari
Valen segera keluar dari ruang kerjanya, dia segera mengambil salah satu mie cup. Setelah itu dia dimeja depan yang dikhususkan untuk pelanggan makan mie ditempat itu.
"Anita."
"Iya mbak." jawab Anita yang langsung berdiri menghampiri Valen
"Jika kamu mau minum coffe panas buat saja." kata Valen yang tak pernah melarang karyawannya untuk minum kopi.
"Iya mbak." jawab Anita yang sedang berdiri didepan meja kasir.
Tiba-tiba datanglah pengunjung yang baru saja masuk ke dalam mini market. Valen pun baru saja selesai makan siang dengan mie instan.
Setelah selesai barulah dia pergi dari tempat itu, tapi langkah dia terhenti saat disampingnya ada seseorang yang dia kenal.
"Aldo." jawab Valen yang kaget dengan kehadiran dia di tempat kerjanya.
"Sedang apa?" tanya Aldo pada Valen.
"Baru saja selesai makan siang, kalau kamu sedang apa?" tanya Valen.
"Sedang cari minuman kopi." Aldo membuka kulkas yang berisi khusus minuman dingin.
"Sedang sibuk?" tanya Aldo.
"Lumayanlah, seharian ngecek data barang masuk dan barang keluar". Kata Valen, dibelakang ada Arif yang juga ikut masuk kemini market.
"Ya sudah, aku mau balik kerja dulu." pamit Valen yang langsung pergi meninggalkan Aldo.
Tiba-tiba saja Arif menepuk bahu Aldo. "Sabar, pelan-pelan dekati dia. Lama-lama hatinya luluh juga." ucap Arif yang berbisik ditelinga Aldo.
"Kamu itu ya." Aldo merasa risih setelah Arif berbisik ditelinga Aldo.
Mereka berdua langsung pergi setelah mereka sudah membayar apa yang mereka beli.
Sore hari
Valen sudah siap akan pulang, didepan sudah ada Lily yang berjaga didepan meja kasir.
"Aku balik dulu ya." pamit Valen yang segera pulang dari tempat kerjanya.
"Iya mbak." jawab lily yang masih berdiri didepan meja kasir.
Valen langsung keluar dari tempat kerjanya, dia ingin sekali cepat pulang. Rasanya dia mulai merasakan kelelahan setelah seharian bekerja didepan komputer.
Valen pun akhirnya sampai di kost dia langsung tiduran ditempat tidurnya.
"Lelah juga." kata Valen yang tiduran ditempat tidurnya.
Tiba-tiba saja Handphone Valen berdering.
"Kakak." batin Valen yang melihat dilayar Handphonenya tertulis nama kakaknya Gio.
"Hallo kak."
"Hallo Valen, ini kakak." kata Kak Gio.
"Ada apa kak?"
"Ini, kakak mau mengabarkan jika kakak sudah dapat tempat yang cocok untuk membuka cabang usahamu." kaya kak Gio yang diam-diam membantu adiknya.
"Ada dua tempat, didekat kampus dan juga didekat perkantoran." jawab Kak Gio yang menjelaskan lokasi yang dimaksudkan.
"Semua lokasi strategis, Valen bingung pilih yang mana." jawab Valen yang bingung.
"Apa kamu pilih dua-duanya saja." jawab kak Gio yang langsung memberi keputusan.
"Valen tidak punya uang sebanyak itu kak." jawab Valen yang sudah mempertimbangkan modal yang dia miliki.
"Sudahlah, nanti kakak bantu." jawab kak Gio yang begitu santai.
"Sama saja Valen punya utang sama kakak." kata Valen pada Kakaknya.
"Itu gampang. nanti masalah tempat kakak yang akan mengurusnya." ucap Kak Gio yang diam-diam ingin membantu adiknya.
"Terserah kakak, tapi bukan aku yang meminta." jawab Valen dasar keinginan itu semuanya datang dari kakaknya.
"Tenang saja kamu dik." sambungan telepon langsung terputus, kini Valen memilih tiduran santai dikamarnya.
Tiba-tiba saja dipintu kamarnya ada yang mengetuk.
Valen langsung membuka, terlihat mereka berempat begitu terlihat bahagia.
"Valen." Resty langsung memeluk Valen yang begitu terlihat bahagia.
"Kamu kenapa, seperti bahagia begitu." jawab Valen yang kaget Tiba-tiba dia dipeluk Resty.
"Aku benar-benar bahagia, hari ini merupakan hari keberuntungan kami semuanya." ucap Resty, Resty pun menceritakan apa yang terjadi pada mereka.
"Syukurlah, kalau posisi kalian berkerja makin baik. Lalu tadi kamu bilang tentang Laura, dia kenapa?" tanya Valen pada mereka.
"Dia dimarahi habis-habisan sama Manager sampai dia turun posisi yang diawalnya diatas kami sekarang dia dibawah kami. Aku dengar boss kami sampai turun tangan menyelesaikan masalah itu." jawab Resty yang menceritakan apa yang terjadi.
"Kalau sudah boss kalian turun tangan, bisa dipastikan jika posisi dia pasti terancam." jawab Valen.
"Pastinya, tapi aku tak mengira jika boss kita sendiri yang akhirnya turun tangan menyelesaikan masalah itu " jawab Bunga yang sedikit tak percaya, mereka hanyalah karyawan biasa. tetapi boss mereka begitu peduli dengan mereka yang hanyalah karyawan biasa dikantornya