“Kuberi kau dua ratus juta satu bulan sekali, asal kau mau menjadi istri kontrakku!” tiba-tiba saja Alvin mengatakan hal yang tidak masuk akal.
“Ha? A-apa? Apa maksudmu!” Tiara benar-benar syok mendengar ucapan CEO aneh ini.
“Bukankah kau mencari pekerjaan? Aku sedang membutuhkan seorang wanita, bukankah aku ini sangat baik hati padamu? Kau adalah wanita yang sangat beruntung! Bagaimana tidak? Ini adalah penawaran yang spesial, bukan? Kau akan menjadi istri seorang CEO!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irna Mahda Rianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18. CCTV
Delapan jam kemudian ….
Alvin baru pulang dari kantor. Ia sampai di apartemen pada pukul lima sore. Hari ini pekerjaannya sangat banyak sekali, bahkan ia sendiri harus lembur selama satu jam.
Sesampainya di apartemen, Alvin sedikit heran. Tak ada tanda-tanda Tiara di dalam apartemennya. Alvin mencari ke berbagai sudut ruangan, berharap Tiara akan ada di sana. Namun hasilnya nihil.
“Ke mana dia? Kenapa dia tak ada di sini? Apakah dia ke lantai bawah? Aku akan coba meneleponnya,”
Alvin membuka ponselnya, lalu memanggil Tiara. Ponselnya berdering, suara dering ponsel itu rupanya ada di meja. Alvin heran, kenapa bisa-bisanya dia pergi tanpa memberitahunya? Dan kenapa ponselnya juga malah ia tinggalkan.
“Jika ponselnya ada di sini, sepertinya ia pergi di sekitaran apartemen. Apa mungkin ia ke lantai dasar? Aku harus menyusulnya ke sana,”
Alvin segera menuju ke lantai dasar dan bertanya kepada beberapa karyawan apartemen tentang keberadaan Tiara.
“Kak, lihat wanita ini di sekitaran sini gak? Saya mencarinya, tapi belum ketemu juga,” tutur Alvin sembari memerlihatkan foto Tiara.
“Oh, kurang tahu, ya, Kak. Saya baru masuk shift tiga soalnya,”
“Okay, thanks.”
Alvin terus berjalan menuju restoran, taman, dan juga playground. Tiara nampak tak terlihat batang hidungnya sama sekali. Alvin amat heran, tak mungkin kan Tiara pergi jauh? Ponselnya pun ada di dalam apartemen.
"Pak, ada lihat wanita ini berjalan keluar apartemen gak?" Alvin memerlihatkan lagi foto Tiara yang dulu pernah Tiara kirim padanya, saat Alvin di Amerika.
"Tidak ada, Tuan. Hanya ada beberapa Pria paruh baya keluar, dan tidak ada wanita muda lewat sini,"
"Baiklah, terima kasih."
Alvin kembali ke kamarnya, ia berusaha mencari beberapa clue, mana tahu ada hal yang bisa membuat Alvin tahu, ke mana sebenarnya Tiara pergi.
“Apakah dia pulang? Aku harus menghubungi Doni, agar Doni mencari ke rumah Tiara.”
Alvin meminta Doni untuk datang ke apartemennya. Alvin harus memastikan sesuatu, jika Tiara pergi ke mana dan kini berada di mana.
“Ada apa, Tuan?”
“Apa Tiara menghubungimu? Apa kau tahu dia pergi ke mana?” tanya Alvin serius.
“Memang Nona Tiara tak ada di sini? Dia tak ada menghubungiku, dan kupikir dia ada di sini. Apa aku harus pergi ke rumah Nona Tiara, Tuan?”
“Ya, aku memanggilmu untuk itu. Kau pergi ke rumahnya, dan tanyakan pada sahabatnya itu!”
“Tuan, sebelum itu, kurasa ada baiknya kau buka CCTV apartemen ini, kau bisa lihat kapan dia keluar dari sini,”
“Kau betul. Ambil laptop di meja kerjaku sekarang!” Perintah Alvin.
Doni membuka laptop Alvin, dan menghubungkan laptopnya dengan CCTV di apartemen ini. Dalam CCTV yang dilihat Alvin, Tiara keluar dari apartemen pada pukul delapan, saat ia izin ingin berenang.
Alvin terus mempercepat CCTV, sampai waktu akhir ia pulang kerja. Alvin tak melihat tanda-tanda Tiara masuk lagi ke apartemen. Dari situ ia mulai khawatir, apalagi Tiara juga tak membawa ponselnya.
“Sial, apa yang terjadi Doni? Kenapa wanita bodoh itu tak kembali ke sini setelah ia selesai berenang?”
“Tuan, kau tunggu sebentar, aku akan turun dulu. Aku akan minta akses masuk ke CCTV di sekitar apartemen!” Doni sudah tahu, apa yang seharusnya ia lakukan.
“Baik, cepatlah!”
Doni bergegas turun menuju ruang keamanan, ia harus bisa mendapat akses masuk CCTV seluruh ruangan. Doni ingin memastikan apa yang terjadi pada Tiara.
Alvin menunggu dengan penuh rasa cemas. Entah menga, hati dan perasaan Alvin kini tak tenang. Alvin sungguh khawatir pada keadaan Tiara. Bisa-bisanya dia seperti ini. Alvin sudah berubah, hatinya tak lagi keras pada Tiara.
Beberapa saat kemudian, Doni kembali. Ia segera membuka laptop dan menyambungkan semua CCTV apartemen ini. Alvin meminta agar CCTV dipusatkan pada kolam renang, di jam saat Tiara meminta ingin berenang.
“Kolam renang, sekitar pukul delapan,”
Doni mencari petunjuk yang diberikan Alvin. Saat mereka melihat kondisi kolam renang, Tiara memang nampak ada bermain air dengan anak-anak kecil. Beberapa saat kemudian, Tiara pindah, menuju kolam renang yang dalam, dan sedikit jauh dari keramaian karena tempatnya agak tertutup.
“Sial, dia berenang di kolam itu? Don, itu tiga meter! Bukan lagi dua meter! Kenapa dia bisa-bisanya ceroboh seperti itu? Orang biasa tak akan kuat berenang lama-lama di sana! Ayo kita ke bawah sekarang! Don, ayo!”
“Tuan, tidak ada kabar apapun tentang seseorang tenggelam di sana. Tidak ada kejadian apapun di apartemen kita. Aku sudah menanyakannya pada petugas keamanan, dan tidak ada insiden apapun. Kita percepat saja videonya!”
Mereka sedang fokus memerhatikan kolam renang, dan Tiara yang sedang berenang di kolam itu. Ada sekitar lima menit, Tiara ternyata kehilangan keseimbangan, dan ia terbalik dari posisinya berenang.
“DONI! ISTRIKU TENGGELAM! BRENGSEK! APARTEMEN MACAM APA INI! TIDAK ADA PENJAGANYA, TIDAK ADA PENGAMANNYA!”
“Tuan, lihatlah, itu dia!”
Deg.
Alvin menatap layar laptop lagi, “Si Gelora Utama? Itu dia, ‘kan? Kenapa dia bisa tiba-tiba ada di area ini?”
“Iya, Tuan, dia sepertinya tidak sengaja lewat. Dari arah pintu masuk, dia tengah berjalan bersama sekretarisnya, dan sepertinya mereka ada tujuan ke sini.”
“Sialan, dia menolong istriku?” mata Alvin melotot saking kagetnya.
“Ya, lihatlah! Tuan Gelora Utama menolong Nona Tiara. Dia juga kaget, saat melihat ternyata itu Nona Tiara yang tenggelam.”
“Brengsek! Lalu dia bawa ke mana Tiara? Doni, kita harus mencarinya!”
“Tuan, tak semudah itu. Tunggu sebentar,”
“Ke mana mereka?”
“Tuan Hardy berusaha memberikan napas buatan pada Nona Tiara, namun sepertinya Nona Tiara sudah terlalu banyak kemasukan air. Sehingga kesadarannya menurun. Aku lihat lebih lanjut, mereka pergi dan Nona Tiara dibawa ke dalam mobil. Sepertinya mereka pergi ke rumah sakit!”
“Apartemen sialan! Doni, aku tak ingin lagi tinggal di tempat bodoh seperti ini. Kukira pengamanannya sangat ketat. Istriku tenggelam saja, tak ada yang mengetahuinya. Kurang ajar! Akan kubuat bangkrut apartemen ini! Lihat saja nanti!”
“Tuan, itu urusan belakangan. Ayo, kita pergi ke rumah sakit sekarang! Tak jauh dari tempat ini, ada rumah sakit besar dan kurasa, mereka pasti ada di sana!” Doni berusaha untuk mencari Tiara secepat mungkin.
“Ayo! Hardy sialan! Bisa-bisanya dia mencari kesempatan dalam kesempitan! Brengsek!” Alvin mengepalkan tangannya dengan kuat, ia sungguh muak, ia sungguh tak percaya, jika Tiara kini ada di tangan mantan suaminya.