NovelToon NovelToon
Lily With The Cruel Husband

Lily With The Cruel Husband

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / CEO / Selingkuh / Mengubah Takdir
Popularitas:11.1k
Nilai: 5
Nama Author: Ncy Jana

Love, Me Please!

Tentang Lily yang berada di antara hubungan Theo dan Shylla.

Tentang Lily yang tidak diinginkan dan dicintai oleh Theo. Hanya Shylla yang diinginkan oleh Theo tapi Lily memisahkan mereka karena suatu malam Lily menjebak Theo karena ingin memiliki Theo agar menjadi suaminya.

Pernikahan tanpa cinta, meski sudah berhasil mendapat Theo Lily tidak merasa bahagia karena dia merasa tertolak dan tidak dicintai oleh suaminya. Lily tentunya iri dan mengharapkan cinta dari suaminya namun Theo lebih mencintai Shylla.

Sakit yang Lily rasakan ketika dia bisa hidup bersama raga Theo tapi hati dan pikiran Theo tertuju pada Shylla. Sakit yang Lily rasakan saat Theo bersikap kejam padanya namun lembut kepada Shylla.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ncy Jana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

2

Lily tidak mengerti kenapa dari sekian banyaknya pria di muka bumi ini, ia malah menaruh perasaan pada pria yang hatinya sudah dimiliki oleh orang lain. Cinta membuat Lily gelap mata pun terpaksa memakai cara kotor untuk mendapatkan apa yang dia inginkan.

Lily tau tidak seharusnya dia mencintai seseorang yang mencintai orang lain. Rasanya seperti sedang memeluk pohon kaktus, semakin erat dipeluk rasanya semakin sakit. Tapi Lily tetap nekad, makanya dia ingin menjebak Theo dengan menggunakan obat tidur dan akan mengambil beberapa foto untuk mengancam pria itu agar bisa menjadi miliknya. Lily sangat senang ketika Dara mengajaknya ikut menghadiri acara yang diadakan oleh keluarga Tanujaya untuk menggantikan orang tua mereka yang berhalangan tidak bisa hadir.

Lily rela menggunakan uangnya untuk membayar pelayan untuk melancarkan usahanya. Dia meminta pelayan itu untuk mencampurkan obat tidur dan memberikannya pada Theo.

Lily menikmati pesta itu sembari menunggu waktu yang tepat untuk memerintahkan pelayan itu untuk menjalankan rencananya. Tidak tahu berapa gelas yang dia minum, tapi yang jelas Lily merasakan kepalanya jadi pusing. Di saat itu datang seorang pelayan yang menghampirinya dan mengatakan kalau Theo sudah meminum wine yang sudah dia campurkan dengan obat seperti yang Lily perintahkan tadi. Lily mendengar itu merasa senang sekali, pelayan itu pun langsung memberitahu dimana keberadaan Theo saat ini. Bahkan pelayan itu juga membantu Lily mengantar Lily menuju tempat Theo berada secara diam-diam.

Setelah sampai di lorong, pelayan itu berhenti dan mengatakan kalau Theo berada di ujung ruangan tak jauh di depan mereka.

Sepeninggalan pelayan itu, Lily tidak langsung pergi ke sana, dia berdiri menyandarkan tubuhnya ke tembok tempatnya berpijak. Tapi ketika dia mengingat akan rencananya, Lily pun kembali menegakkan tubuhnya. Ditengah kepalanya yang terasa pusing, Lily melangkah menuju ruangan yang dimaksud pelayan tadi untuk menyelesaikan misinya agar dia bisa secepatnya pulang dari tempat ini. Mungkin pusing yang menyerang kepala Lily disebabkan oleh efek dari minuman yang dia minum tadi.

Dengan langkah sempoyongan Lily akhirnya tiba di depan pintu ruangan yang berada di ujung lorong tempat ini. Entah kenapa Theo bisa sampai di tempat ini membuat Lily jadi penasaran sekaligus bingung. Ada yang aneh tapi Lily segera menepisnya, yang penting bagi Lily rencananya bisa terlaksana.

Lily yang mabuk membuka pintu itu dan masuk ke dalam lalu menguncinya agar tidak ada yang masuk, atau tidak rencananya bisa gagal bila ada yang sampai ke sini untuk mencari keberadaan Theo. Lily terkejut melihat Theo memang ada di sana dan sedang terbaring lemah menggeliat seperti cacing kepanasan. Lily keheranan saat mendapati Theo tidak dalam keadaan tertidur. Lily sangat ingat kalau dia membeli obat tidur yang dia berikan kepada pelayan tadi. Tapi kenapa obatnya belum bereaksi?

Meski tidak tertidur, tapi Lily tahu kalau Theo sedang dalam keadaan yang tidak baik. Lily yang mabuk mendekat dia dia melihat Theo yang kepanasan dan juga mabuk. Tanpa menunggu waktu lama, Lily buru-buru untuk menjalankan rencananya. Dia membuka baju Theo untuk mengambil beberapa foto bersama pria itu. Tidak ada gestur penolakan membuat Lily sudah berhasil melepaskan kemeja itu, saat tangannya ingin menyentuh gasper milik Theo, Lily dikejutkan dengan aksi Theo yang tiba-tiba menyerangnya. Belum lagi pria itu kini tengah menatapnya penuh gairah.

Lily yang tidak siap, dikejutkan dengan aksi Theo yang menyerang area lehernya dengan ciuman yang tergesa-gesa. Ada yang aneh dari gelagat Theo, ditengah rasa pusingnya Lily baru menyadari kalau Theo sudah penuh dengan keringat yang membasahi tubuhnya. Antara sadar dan tidak sadar Lily menerima serangan ciuman Theo yang kini beralih pada bibirnya hingga mereka pun tanpa sadar keduanya berakhir dalam cinta satu malam.

Rencana Lily melesat jauh dari yang dia susun. Lily tidak memperkirakan kalau malam ini dia harus merelakan kegadisan pada Theo. Kamar kecil itu menjadi saksi bisu Lily harus kehilangan kegadisannya. Lily menjerit kesakitan ketika Theo menghentakkan miliknya dengan kasar pada milik Lily setelah mendapat pelepasannya, lalu menjatuhkan tubuhnya sehingga kepala Theo jatuh di perpotongan leher Lily.

“Terima kasih Shylla.” bisik Theo yang mengira Lily adalah Shylla, lalu tak lama setelah itu Theo pun menjatuhkan tubuhnya ke samping dan tertidur. Sementara itu Lily tidak mendengar lagi bisikan Theo karena dia pun juga sama seperti Theo yang lelah dan mengantuk.

***

Terdengar suara derap langkah dan suara pintu yang di dobrak dengan kencang membuat tidur Theo dan Lily terganggu.

Shylla menutup mulutnya ketika melihat dua manusia berlain jenis itu berbaring di atas kasur dalam keadaan polos yang tertutupi oleh selembar selimut tebal. Matanya memanas, tidak terasa sebulir air jatuh membasahi pipinya menyaksikan objek di depannya. Shylla tidak menyangka kalau Lily yang dia kira polos dengan tampang bak malaikat tega menyakitinya.

Ayah Theo juga turut datang ke sana. Setelah pesta usai, dia tidak menemukan keberadaan Theo. Semua tamu sudah pulang, tapi Shylla masih berada di sini karena Theo memintanya untuk menginap di kediaman orang tua Theo. Setelah bertanya kepada pelayan, akhirnya ada yang memberitahu dimana keberadaan Theo. Di sinilah Frederick sekarang bersama Shylla memergoki Theo yang tidur bersama dengan Lily.

Belum selesai Theo mencerna apa yang sedang terjadi, saat hendak menyibak selimutnya Theo kaget ketika melihat tubuhnya dalam keadaan tidak berbusana. Theo segera menutupnya. Saat menoleh ke samping Theo lagi-lagi syok ketika menyadari dirinya tidak sendirian di atas kasur itu. Theo melihat Lily yang juga sama sepertinya, sama-sama tidak berbusana di dalam selimut itu.

Theo tidak tahu kenapa dirinya bisa berada di dalam kamar ini bersama dengan sahabat kekasihnya. Buru-buru Theo mengambil celananya yang tergeletak tidak jauh dari kasur dan segera memakainya di dalam selimut itu.

Pergerakan Theo membuat Lily terbangun.

“Kenapa kau bisa ada di sini?” bentak Theo saat Lily sudah sadar. Sama seperti Theo, Lily juga syok mendapati ayah Theo ada di dalam kamar ini bersama dengan Shylla yang menatap marah ke arah mereka berdua.

“Theo, apa maksud semua ini? Dan kau Lily, kau menyuruhku datang ke sini hanya untuk menyaksikan ini semua.” Shylla berteriak marah. Dengan kilat marah dan penuh dendam, Shylla mendekati kasur itu dan,

Plaak

Shylla menampar pipi Lily. Telinga Lily sampai berdenging ketika Shylla memberinya sebuah tamparan keras pada pipinya. Bahkan sudut bibir Lily sampai mengeluarkan darah karena kuatnya tamparan itu.

Lily terdiam tidak bisa mengelak. Itulah resiko yang harus dia terima.

“Kau wanita yang sangat menjijikan Lily! Kau dan ibumu tidak ada bedanya. Sama-sama jalang !” teriak Shylla histeris, bahkan ia menangis karena merasa terkhianati.

Lily tertunduk mengeratkan selimut untuk menutupi tubuhnya yang masih polos sambil memejamkan mata dan membiarkan telinganya mendengar semua cacian itu.

“Ini balasanmu Lily. Aku sudah terlalu baik sudah menganggapmu sebagai sahabat, tapi apa yang kudapatkan. Sebuah pengkhiatan?!” teriak Shylla lantang, ia kecewa karena Lily tega melakukan itu kepadanya, “Seharusnya aku mendengar kata-kata mereka agar berhati-hati denganmu. Seharusnya aku sadar kalau kau sedari dulu telah mengincar Theo.”

Lily hanya tertunduk lalu dengan lirih mengucapkan kata maaf, “Aku minta maaf—”

“Diam!” teriak Shylla menghentikan perkataan Lily, “Sampai kau bersujud pun aku tidak akan memaafkanmu.”

Shylla menarik nafas dalam, lalu dia menatap Theo yang sedari tadi ingin menenangkannnya.

“Theo, sebenarnya kau mencintaiku?” nada Shylla bergetar bertanya pada Theo.

“Tentu saja.”

Shylla langsung menggeleng kepalanya kuat.

“Tidak. Kau tidak mencintaiku, Theo. Jika kau mencintaiku, kau tidak akan tega menyakitiku seperti ini.”

“Shylla, biar aku jelaskan—”

Shylla langsung mengangkat tangannya mencoba menghentikan Theo yang ingin mendekatinya. Shylla memegang dadanya kuat saat merasa hatinya semakin nyeri dan sakit.

“Jangan coba untuk mengikutiku Theo, atau aku benar-benar akan semakin membencimu.”

Tidak ingin berada lama-lama di sana, Shylla pun memutuskan pergi meninggalkan kamar itu.

Setelah kepergian Shylla, kini Frederik yang berbicara pada Theo.

“Setelah ini temui ayah di ruang kerja,” ujar Frederick tegas, lalu dia menatap sekilas ke arah Lily sebelum pergi meninggalkan kamar itu.

Theo menggeram marah atas kesialan yang telah menimpanya. Rahang Theo mengeras, begitu melihat Lily. Dengan raut wajah yang terlihat marah, Theo langsung melangkah mendekati Lily lalu mengangkat tangannya dan menampar pipi Lily.

Sudah dua kali Lily mendapat tamparan itu, tapi kali ini Lily merasakan sakit yang begitu sakit ketimbang saat menerima tamparan dari Shylla karena tenaga Theo yang jauh begitu kuat dari Shylla. Bahkan Theo menghempas tubuh Lily dan mencekiknya, “Apa yang kau inginkan? Kenapa kau menjebakku?” tanya Theo dengan gurat wajahnya yang marah.

Semalam Theo merasakan ada yang aneh ketika meminum wine pemberian dari pelayan. Setelah itu Theo tidak ingat apa-apa lagi, yang jelas ketika dia sudah sadar, dia menemukan dirinya terbangun di sebuah kamar dalam keadaan tubuhnya yang terasa panas.

Ketika melihat dirinya terbangun dengan Lily membuat Theo berspekulasi kalau Lily yang sudah menjebak dirinya. Hal itu semakin terbukti ketika Lily hanya terdiam dan tidak menyangkalnya.

Merasa tidak puas, Theo melampiaskan rasa marahnya dengan menjambak rambut belakang Lily dengan sangat kuat membuat Lily merasakan rambutnya akan segera lepas dari kepalanya.

“Kenapa kau melakukan ini? Apa sebenarnya tujuanmu, jalang?”

Melihat Lily tidak memberikan jawaban membuat Theo makin naik pitam. Tatapannya menajam seakan ingin membunuh Lily saat itu juga.

“Jawab sialan!” Theo mencengkeram dagu Lily hingga membuat Lily meringis kesakitan mendapat perlakuan kasar dari Theo. Tenaga pria itu tidak main-main ketika mengcengkeram dagunya.

Belum reda dengan rasa sakit pada dagunya, Theo kembali menarik rambut Lily kasar sehingga membuat Lily mau tidak mau bangkit dari tidurnya dan mengikuti kemana pria itu membawanya tanpa peduli dengan keadaannya yang masih polos.

Brak

Theo menghantam kepala Lily pada meja yang tidak jauh dari mereka. Kening dan hidung Lily terasa sakit ketika bersentuhan dengan meja itu. Theo tidak segan-segan menghantamkannya dengan keras.

Sakit yang teramat sakit, itulah yang Lily rasakannya. Darah keluar mengucur dari hidung Lily yang langsung jatuh menetes mengotori meja itu. Kepalanya terdongak ketika Theo menarik rambutnya kembali masih dengan kasarnya. Pandangan Lily mulai buram, kepalanya juga ikut terasa pening. Lily hanya bisa terdiam menerima semua perlakuan kasar dari Theo. Mungkin ini sudah menjadi resiko yang harus dia terima ketika sudah mengambil keputusan yang sudah dia buat.

Lily terpejam saat ada darah yang berasal dari luka keningnya mengalir masuk ke matanya. Entah apa yang terjadi setelahnya, yang jelas setelah itu Lily langsung tidak sadarkan diri karena tidak kuat menahan rasa sakit dan pening pada kepalanya.

1
Isma Nayla
semoga secepatnya lily pergi dari theo,dn tlong thor jng kembalikn lily pd theo bila suatu saat theo menyesal.gk rela aq thor 😤
dyah EkaPratiwi
selidiki shyla Theo blm kau menyesal
Makaristi
nanti tiba waktunya bakalan bucin sama lily kamu theo..
ditunggu yah author kebucinan theo 😂😃😍🫢🫢
dyah EkaPratiwi
jahat banget Theo,ayo kabur aja lyly
Dwi Defirza
bikin penasaran
Makaristi
theo klu tau lily di antar navvarro mulut nya bisa setajam silet dah 😃😁😁🤭🫢
CikCintania
pelik cinta mati sangatkh sampai sanggup d siksa..?
Gwatan
Penulisnya jenius! 🌟
Grindelwald1
Saya sangat terkesan dengan perkembangan karakter yang konsisten.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!