Lily With The Cruel Husband

Lily With The Cruel Husband

1

Lily. Sebuah nama untuk seorang gadis tidak beruntung itu. Tidak beruntung, memang benar itulah faktanya karena gadis itu mendapatkan namanya karena merasa kasihan. Gadis tidak beruntung itu setelah lima tahun lebih lamanya hadir di dunia ini kenyataan tidak memiliki nama karena orang tuannya tidak menginginkannya. Setelah lima tahun lebih lamanya hidup di panggil dengan sebutan ‘hei’ akhirnya gadis itu memiliki nama — meski terlalu pendek tapi gadis itu menyukai nama itu.

Lily mendapat nama itu dari istri ayahnya. Benar—istri ayahnya, karena ayahnya tidak menikahi ibunya. Ini fakta yang harus Lily terima karena Lily adalah hasil produk dari hubungan terlarang antara ayahnya bersama ibunya dibelakang istri sah ayahnya. Meski Ibu Hanna telah memberikan sebuah nama untuknya, bukan berarti wanita itu telah menyayanginya. Tapi Lily dapat memaklumi sikapnya, lagipula orang gila mana yang mau menerima dan merawat anak dari hasil selingkuhan suaminya sendiri. Tidak ada. Ibu Hannah juga terpaksa membiarkannya tinggal bersama mereka.

Ayahnya bersama istrinya-ibu Hannah memiliki seorang putri bernama Dara. Usianya berjarak dua tahun lebih tua dari Lily. Dara sangat beruntung karena anak kesayangan orang tuanya.

Hidup yang dijalani oleh Lily dipenuhi lika-liku. Tidak ada satu kebahagiaan pun yang mau datang pada takdirnya. Lily sampai bertanya apa arti bahagia yang sesungguhnya?

Banyak yang bilang katanya definisi bahagia itu sebenarnya sederhana, seperti melakukan apa yang membuat kita senang, dan mensyukuri apa yang kita punya dan kita dapatkan.

Tapi bagi Lily bagian mana yang harus dia syukuri, karena dari kelahirannya saja yang tidak diinginkan oleh ayah dan ibunya. Apa itu bisa disebut dengan bahagia? Kenapa rasanya begitu menyakitkan ketika mendengar fakta itu di saat usia Lily yang masih kecil?

Kejadian itu masih membekas dalam ingatannya, di saat ayahnya secara terang-terangan mengatakan dia anak yang tidak diinginkan oleh siapapun. Miris.

Rupanya benar tentang fakta yang menyebutkan bahwa tidak semua orang bisa menjadi orang tua. Seperti ayahnya contohnya. Dia bisa menjadi ayah yang baik untuk Dara tapi tidak untuknya. Lily tidak bermaksud untuk mengatakan hal yang buruk mengenai ayahnya, tapi itulah sebenarnya faktanya. Sampai saat ini Lily belum merasakan peran ayah dan ibu yang sebenarnya dalam kehidupannya.

Bagi mereka Lily adalah aib, maka dari itu asal-usul Lily sangat ditutup rapat baik-baik agar jangan membuat nama ayahnya menjadi buruk. Identitas Lily sebagai anak kandung ayahnya harus disembunyikan. Jadi dibagian itulah mungkin Lily harus merasa bersyukur karena dia masih mau ditampung oleh ayahnya meski hanya diakui sebagai anak angkat dalam keluarga ayahnya.

Meski begitu Lily selalu berusaha untuk mendapatkan hati ayahnya, namun semuanya harus berakhir sia-sia karena ayahnya tetap saja menganggapnya ada namun tidak dianggap. Lily bahkan harus kerja banting tulang untuk menghidupi kebutuhan sendiri meski dirinya tinggal bersama ayahnya yang sangat berkecukupan. Lily memang dibiayai untuk bersekolah, namun untuk kebutuhan sekolah dan untuk kebutuhan pribadi, Lily haruslah mencari sendiri. Lily pandai membagi waktunya untuk sekolah dan bekerja tapi tetap saja membuatnya batin dan fisiknya menjadi lelah.

Lily harus bisa menerima keadaannya. Dan Lily kini didewasakan oleh keadaan juga. Tidak ada kehangatan dan kenangan masa kecil yang manis, semuanya terasa pahit membuat Lily ingin melupakan masa-masa suram itu.

Lily tidak menapik kemungkinan bahwa hati kecilnya sangat ingin disayang dan ingin mendapatkan cinta yang dibalut oleh kehangatan dari ibu kandungnya tapi keinginannya itu sepertinya hanya bisa menjadi angan-angan saja. Ibu kandungnya tidak memperdulikan keadaannya. Sampai sekarang Lily tidak tahu dimana keberadaan ibunya. Terakhir dia dititip oleh ibunya saat dia berusia empat tahun setelah itu ibunya pergi entah kemana meninggalkan bersama ayahnya, lebih tepatnya membuangnya pada ayahnya. Entah apa yang dikatakan oleh ibunya sampai membuat ayahnya akhirnya bersedia menerimanya Lily hidup menumpang di dalam keluarga kecil ayahnya.

Lily tidak merasa bahagia meski telah tinggal bersama ayah biologisnya. Andai dia bisa meminta kepada Tuhan, Lily memilih untuk menolak takdirnya untuk lahir ke dunia kalau tau nasibnya akan berakhir seperti ini. Seharusnya, ada baiknya jika dia meninggalkan ketika dilahirkan oleh ibunya.

Jika saja tahu kalau dirinya tidak diinginkan Lily juga tidak ingin dilahirkan. Mereka yang menghadirkannya ke dunia ini tapi kenapa setelah mendapat enaknya mereka justru menyalahkan dirinya atas kesalahan yang bukan berasal darinya. Bukankah pilihan aborsi adalah yang terbaik untuk ibunya jika mereka tidak menginginkannya. Lily meminta maaf pada Tuhan karena perkataan jahat itu terlintas dalam benaknya.

Saat usia enam tahun Lily membuatnya ayahnya marah untuk pertama kalinya. Itu bermula ketika Lily tidak sengaja memakan makanan yang dibawa oleh ayah selepas pulang dari kerja. Lily tidak tahu apa-apa, selayaknya anak kecil pada umumnya ketika merasa lapar dan melihat ada makanan, Lily tanpa pikir panjang langsung memakannya.Tapi naas saat sedang asik makan, ayahnya datang dari lantai atas langsung menghampiri Lily dan membentaknya. Tak hanya itu, bahkan ayahnya juga ikut lalu tangan dengan menampar Lily karena sudah lancang memakan makanan itu tanpa ijinnya. Ibu Hanna yang melihat kejadian itu hanya berdiri diam menyaksikannya tanpa mau menolongnya. Alhasil sejak kejadian itu Lily jadi tidak berani menyentuh makanan sebelum diijinkan untuk mengambilnya.

Lily takut tinggal di rumah itu, tapi dia juga takut untuk keluar karena dia tidak memiliki siapa-siapa di luar sana. Kemana dia harus pergi ketika ingin minggat dari rumah ini? Alhasil Lily hanya bisa menerima keadaannya, dan memperkuat batin dan fisiknya karena ayahnya kerap mau main tangan bila Lily melakukan kesalahan di rumah itu.

Setiap hari Lily harus memperhatikan pemandangan yang membuatnya iri karena Dara sangat diperlakukan beda darinya. Dara sangat disayang dan disanjung. Wajar saja. Dara anak kandung mereka, jadi sudah sepantasnya Dara mendapatkan semua kasih sayang dan perhatian dari kedua orang tuanya. Memangnya dirinya itu siapa? Lily bukanlah siapa-siapa dikeluarga kecil itu. Lily mencoba untuk menyingkirkan rasa iri itu menjauh darinya agar rasa benci itu tidak timbul dalam hatinya.

Lily sudah beranjak usianya juga bertambah, kini tidak terasa Lily sudah duduk dibangku SMA. Itulah yang menjadi awal Lily bersahabat dengan seorang gadis bernama Shylla Azalea. Shylla berteman dengan Dara—kakak Lily dan juga satu kelas. Karena Shylla sering berkunjung ke rumah Dara untuk bermain dan kerja tugas sekolah membuat Lily menjadi dekat dengannya.

Lily senang karena akhirnya ada yang mau berteman dengannya. Karena Lily sangat introvert dan tertutup membuat Lily selama ini sangat sulit menemukan teman.

Suatu hari Shylla mengadakan ulang tahun yang ke delapan belas dan dia turut mengundang Lily untuk ikut hadir ke acara pestanya. Pada saat itulah Lily bertemu dengan seorang pria yang membuat Lily terpesona untuk pertama kalinya. Lily terpaku di tempatnya melihat si pemilik mata tajam itu dengan seksama. Jantungnya berdegup kencang saat kedua mata tajam itu mengarah ke arahnya membuat Lily diam-diam jadi salah tingkah.

Ada perasaan aneh mulai menjalar pada tubuhnya ketika ditatap seperti itu oleh pria itu. Lily jatuh hati pada pandangan pertama padanya. Telinga Lily tidak sengaja menangkap suara yang menyebutkan nama pria yang menatapnya tadi. Theo namanya. Dapat Lily perkirakan kalau Theo berusia antara dua puluh empat atau dua puluh lima melihat dari perawakannya.

Seorang pria datang berbicara dengan Theo, entah apa yang mereka bicarakan yang jelas setelah selesai berbicara pria yang berbicara dengan Theo tadi mulai datang menghampiri ke arahnya. Lily terkejut ketika orang itu datang menyodorkan sebuket bunga dan paperbag dari produk ternama kepadanya. Meski bingung Lily menerimanya sambil tersenyum.

“Ini dari bosku. Selamat ulang tahun.”

Belum reda dengan rasa kebingungannya, Lily dibuat deg-degan saat tidak sengaja melihat melihat Theo yang mengakhiri perbincangannya dengan sekolompok orang penting di sana dan datang menghampiri mereka. Seharusnya Lily merasa senang, tapi siapa sangka kalau kedatangan Theo membuat Lily ingin menguburkan dirinya jauh ke liang tanah saat Theo datang mengambil kedua barang di tangannya dengan kasar dari tangan Lily.

“Kenapa kau beri padanya?”

“Bukankah dia Shylla?” tanya orang itu menunjuk ke arah Lily.

“Sejak kapan tipeku berubah? Bisa-bisanya kau salah orang.”

Theo berteriak marah lalu menatap nyalang ke arah Lily.

Perdebatan itu menarik perhatian oleh orang sekitarnya. Theo mengabaikan, dia berdiri dihadapan Shylla dan menyodorkan sebuket bunga daisy dan paperbag itu kembali pada pemilik yang sebenarnya.

“Selamat ulang tahun Shylla. Maaf kesalahan Darek. Dia baru datang dari singapura, jadi dia belum mengenalmu.”

“Tidak apa-apa kak Theo. Terima kasih atas kadonya.” Shylla tersenyum manis dan memberikan sebuah pelukan hangat pada Theo.

Di sisi lain, Lily merasa malu apalagi tamu-tamu undangan Shylla kini menatap ke arahnya dengan ekspresi yang hampir sama. Semua tamu yang datang rata-rata satu sekolah mereka.

“Malu nggak dia tuh? Kalau aku jadi dia udah dari tadi aku lari dari tempat ini saking malunya.”

“Besok dia pasti jadi bahan ledekan anak-anak kelas.”

“Yoi. Kalian lihat nggak tadi dia dengan pedenya ngambil bunga dan kado tadi.”

“Kayaknya Shylla dan pak Theo ada something gitu. Soalnya pak Theo sering kali pas datang ke acara undangan sekolah selalu mandang ke arah Shylla.”

Mulai terdengar omongan yang menceritakan ketiga orang itu. Terlebih Lily yang mendapat gunjingan dari beberapa teman-temannya. Lily meremas sisi samping dressnya, karena merasa malu Lily pun mengambil kesempatan mendekati Shylla saat sedang sendiri untuk permisi pulang duluan.

Setelah kejadian memalukan itu, Lily kerap sekali mendapatkan ledekan dari teman sekelasnya. Lily mengabaikan dan mencoba untuk tidak peduli. Sementara itu Lily masih berteman baik dengan Shylla. Lily merasa tidak enak hati ketika Shylla meminta maaf karena sikap Theo kepadanya malam di pesta ulang tahunnya. Menurutnya, Shylla tidak perlu sampai meminta maaf karena Theo tidak salah. Wajar pria itu berkata seperti itu kepadanya.

Hari-hari terus berlanjut dan tidak terasa Lily sudah lulus SMA. Lily tidak melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi karena ayahnya hanya ingin membiayai pendidikan Lily sampai tingkat itu saja. Sementara itu Dara yang sudah lulus duluan sedang menempuh pendidikan di kampus ternama di kotanya.

Mengenai Shylla, Lily dapat informasi kalau perempuan itu juga sedang berkuliah di kampus yang berbeda dengan Dara. Lily juga dapat kabar kalau Shylla memang memiliki hubungan khusus dengan Theo. Menurut kabar yang Lily dengar kedua pasangan itu bahkan akan membawa hubungan mereka ke jenjang yang lebih serius.

Lily kini bekerja di minimarket dan juga mengambil kerja part time di kafe. Hidup Lily kian berat semenjak ibunya tiba-tiba menghubunginya. Lily terkejut mendapatkan fakta kalau ibunya mengalami kecelakaan sehingga membuatnya terbaring tidak berdaya di sebuah rumah sakit. Kini ibunya bergantung pada alat-alat medis penopang hidup yang menempel pada tubuhnya.

Tidak ada yang gratis di dunia ini untuk itulah Lily harus bekerja keras untuk mencari uang untuk biaya perawatan ibunya di rumah sakit. Seharusnya Lily tidak perlu repot-repot melakukan itu semua mengingat ibunya saja tidak pernah mau merawatnya. Bisa saja Lily mengabaikan ibunya setelah apa yang dia dapatkan dari ibunya. Tapi sayangnya Lily tidak bisa seperti itu, Lily tidak bisa membenci ibunya, Lily tidak bisa mengabaikan tanggung jawabnya sebagai anak kepada orang tua. Lily benci dirinya karena tidak bisa membenci orang yang sudah menyakitinya.

Menurut berita yang tidak sengaja Lily dengar dari omongan Dara kepada ibunya, Shylla berencana akan menikah setelah lulus kuliah nantinya. Tapi rencana itu mendadak berubah karena katanya Theo yang tiba-tiba ingin menikahi Shylla secepatnya. Mendengar kabar itu, Lily jadi gelap mata. Alhasil karena tanpa memikirkan secara matang atas ide gilanya itu, Lily pun melakukan sesuatu yang justru membuatnya semakin terkubur dalam lubang penderitaan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!