apa jadinya jika pewaris tunggal keluarga konglomerat terobsesi kepada anak dari pembantu dirumahnya sendiri?
terbiasa bermain bersama dari kecil membuat Alvarez Abigail William mencintai diam diam anak seorang pembantu dirumahnya sendiri.
Viola Calista gadis cantik pemilik kornea mata berwarna biru itu sebenarnya selalu menolak saat berdekatan dengan sang tuan muda, karena sikap Alva sang tuan muda yang tak segan segan memaksanya untuk melakukan apapun yang Alva mau, tapi viola tidak bisa melakukan apapun karena statusnya hanya seorang pembantu.
akankah cinta Alva terbalaskan, ataukan viola akan pergi menjauh darinya karena perbedaan status sosial yang begitu tinggi diantara mereka?
yuk ikutin cinta penuh lika liku Alva dan viola
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hanswii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34
setelah pertemuannya dengan kakek Hadi, bohong kalau viola baik baik saja, dia takut, dia cemas, dia hawatir karena hidup selama 17 dengan keluarga William, viola sedikit banyak mengetahui tentang bagaimana watak dan sifat kakek tua itu, bahkan Alvarez yang Cucu kandungnya saja Tidak menyukainya.
setelah pertemuannya tadi viola menceritakan semuanya pada Lula dan Kiara, mereka berdua pun juga dibuat bingung harus melakukan apa karena yang dihadapi viola adalah dua orang yang sama sama keras dan akan melakukan apapun untuk keinginan mereka.
memberi usul agar viola punya pacar pun rasanya tidak mungkin, karena bisa bisa Alvarez memukuli pacar viola itu, kemarin saja mereka.baru dikasih tahu viola kalau Alvarez mengancam akan memukuli Alaric saat viola dan dia abis nongkrong bareng.
sedangkan posisi viola sangat sulit, dia tidak bisa menghindar dan lepas dari Alvarez tapi dia juga Tidak akan berdaya untuk melawan kakek tua itu, berkata jujur pada Alvarez tentu saja akan semakin membuat runyam semuanya, Alvarez pasti akan semakin membenci kakeknya, dan itu akan menyakiti hati nyonya saras, mamanya Alvarez.
Viola sampai dirumah dengan mata sembab, sang kakek yang kebetulan ada dirumah pun hawatir melihat viola yang seperti sedang menangis itu,
"vio kenapa nak?", tanya kakek Yusuf,
"enggak kek, vio gak apa apa kok, vio masuk kamar dulu ya", ucap viola seraya bergegas ke kamar,
kakek Yusuf pun segera menuju kediaman William memanggil ibunya viola bi Titin, karena pekerjaan dirumah William Tidak terlalu banyak jadi bi Titin bisa pulang menemui viola sejenak.
Bi Titin mengetuk pintu kamar viola, dan dipersilahkan masuk.
"kenapa nak, apa yang terjadi?", tanya bi Titin,
"tadi vio ketemu sama kakek Hadi lagi Bu", kata viola memeluk ibunya,
"lalu?",
"dia mengancam vio akan melakukan sesuatu pada keluarga kita kalau vio masih dekat dengan Alva, sedangkan ibu tahu sendiri, vio sudah menjauhinya tapi Alva tetap bisa menemukan dan membuat vio mendekat lagi padanya, vio harus bagaimana bu, vio takut", ucap viola terisak, ibunya hanya bisa menghela nafas dalam, bingung juga harus bersikap seperti apa,
"kamu tenang, ibu yakin kakek Hadi Tidak akan Berani melakukan apapun terhadap kita selagi kita masih berada dalam lingkungan keluarga William, bahkan tuan muda pasti tidak akan membiarkan apapun tejadi pada kamu nak", ucap bi Titin,
"tapi vio takut Bu, apa vio pergi saja ya Bu dari kota ini, vio akan pindah saja agar bisa jauh dari Alva, nanti vio akan cari alasan lain, atau ibu masukin saja vio ke pesantren, itu ide yang bagus kan Bu", ucap viola menatap ibunya,
"nak, bisa saja ibu melakukan itu, tapi yang jadi masalah adalah yang kita hadapi ini adalah tuan muda Alvarez yang apapun keinginannya akan dia dapatkan apapun caranya, termasuk kamu nak, kalau ibu melakukan itu bisa bisa tuan muda langsung minta dinikahkan sama kamu saat itu juga nak, kamu juga pasti tahu dan bisa merasakan kan kalau tuan muda mencintai kamu, dia akan melakukan apapun untuk mempertahankan kamu disisinya nak", kata bi Titin lembut,
"tapi kakek tua itu juga ambisius Bu, dia juga akan melakukan apapun demi keinginannya, kalau dia Sampai menyakiti kalian bagiamana", kata viola memeluk ibunya erat sambil terisak,
"sudah jangan pikirkan apapun, tidak akan terjadi apa apa, sekarang kamu istirahat ya", ucap sang ibu Tidak tega melihat viola yang terlihat sangat tertekan.
"kepala vio sakit Bu", ucap lirih viola
"pasti karena kebanyakan nangis, kamu Udah makan kan, kamu bersih bersih dulu setelah itu minum obat", kata bi titin.
Viola pun membersihkan diri dan setelahnya dia minum obat yang sudah diambilkan sang ibu, kepalanya terasa sangat sakit, mungkin karena hari ini dia banyak pikiran dan terlalu banyak menangis, jadi berimbas ke kepalanya.
Viola pun memutuskan untuk tidur, hari ini cukup menguras energi serta pikirannya, rasanya dia benar benar lelah.
tepat pukul 8 malam Alvarez pulang kerumahnya, kedua orang tuanya sudah kembali dari luar negeri, dia pun segera membersihkan diri dan makan malam nantinya dia akan menemui viola dirumahnya karena ponselnya sedari tadi Tidak bisa dihubungi.
bi Titin sudah menceritakan semuanya pada bik Sumi karena bagiamana pun ini menyangkut keluarga mereka, bi Titin pun sudah membicarakan usulan viola yang ingin masuk pesantren saja agar bisa berjauhan dengan Alvarez, tapi dengan alasan apa mereka akan mengatakan nya pada Alvarez dan kedua orang tuanya, pasti mereka akan mececar mereka dengan berbagai macam pertanyaan.
apalagi kedua orang tua Alvarez yang sejak awal Tidak pernah sama sekali mempermasalahkan kedekatan mereka berdua, kalau alasan mereka dirasa tidak tepat dan masuk akal mereka pasti akan menentang.
Alvarez kini hendak beranjak kerumah viola, bi Titin yang mengerti arah tujuan Alvarez pun segera mengikutinya.
"viola mana bi?", tanya Alvarez saat melihat bi Titin sudah berada didapur rumah itu,
"tadi vio pulang dalam keadaan menangis tuan muda", ucap bi titin,
"menangis?", tanya alvarez memastikan,
"iya tuan muda, entah apa yang terjadi vio gak mau cerita, Sampai dia mengeluh sakit kepala, mungkin karena terlalu lama menangis dan sekarang kemungkinan sudah tidur setelah minum obat", ucap bi Titin tak mau mengatakan yang sebenarnya,
"apa boleh saya melihatnya bi?", tanya Alvarez,
"boleh tuan", ucap bi Titin yang tahu kalau kamar viola dikunci dari dalam, jadi Alvarez pasti tidak bisa masuk, dan benar saja, Alvarez kembali menemui bi Titin didapur karena Tidak bisa masuk kekamar viola,
"tumben dikunci bi", kata Alvarez,
"mungkin vio gak mau diganggu tuan muda, entahlah, bibi juga bingung ada apa dengan anak itu karena tiba tiba saja tadi dia mengatakan ingin dimasukan kedalam pesantren saja", kata bi Titin sengaja mengkode Alvarez kalau viola sedang Tidak baik baik saja.
Bi Titin tahu bagaimana sikap Alvarez pada viola, dia pasti tidak akan membiarkan viola pergi jauh darinya, dan Alvarez pasti akan mencari tahu penyebab viola ingin pergi darinya, setidaknya dengan cara itu kalaupun Alvarez tahu yang sebenarnya bukan karena viola atau dirinya dan keluarga nya yang memberi tahu, tapi alvarez tahu dengan sendirinya.
Alvarez yang mendengar viola ingin dimasukkan pesantren pun kaget, ada apa dengan gadis kesayangannya itu, apa yang sudah terjadi sampai dia ingin jauh dari kedua orang tuanya juga, fikiran alvarez jadi kemana mana sekarang.
apa ada yang terjadi saat viola pergi bersama Lula dan Kiara tadi, tapi apa?, kenapa viola menangis seperti yang diceritakan ni Titin tadi?
Aaarrrrghhh...
Baru beberapa hari yang lalu viola terus menghindarinya, dan Alvarez dengan segala usahanya akhirnya bisa kembali membuat viola dekat dengannya meskipun degan sedikit paksaan, tapi sekarang, apalagi ini, kenapa sampai minta pergi jauh sampai masuk pesantren segala, apa dia sangat ingin menjauhi Alvarez sampai harus pergi ke pesantren?
Alvarez harus mencari tahu semuanya, dia akan menemui Lula dan Kiara kalau perlu untuk meminta penjelasan pada mereka berdua.
permasalahan d bikin panjang bukannya seru bacanya malah jenuh orang bacanya
lanjut thor
kenapa ga d persingkat bahwa kakeknya dalang dr semua yg menimpa viola
lama" jenuh setiap buka bab baru pasti itu lagi itu lagi masalahnya ..
berbelit belit