cerita ini hanya karangan fiksi, jangan di plagiat!!
Alana adisty harus mengalami perjodohan akibat perjanjian konyol kakek nya di masa lalu. alhasil di usia nya yang ke delapan belas gadis itu terpaksa berstatus istri dari ihsan rain Fauzan.
ihsan sering membully nya, tanpa sebab hanya karena dia yang pendiam. dengan kondisi yang tak akur, bagaimana alana menghadapi pernikahan sma ini?
mengandung banyak kata kata ambigu dan frontal. untuk yang di bawah umur harap bijak, kalau masih nekad baca resiko tanggung sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DnieY_ls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 6
Pukul tujuh Alana sudah siap dengan seragam sekolahnya, berbeda dengan ihsan yang baru masuk ke dalam kamar mandi.
Alana merapikan dahulu penampilan nya, kemudian meraih tas berwarna cream. Dia memutuskan untuk berangkat duluan, tak menunggu suaminya.
“Aku duluan” teriak Alana dari kamar pada ihsan yang tengah mandi.
Dia kemudian turun, lalu menghampiri papa nya yang siap mengantarnya. Mereka sudah sarapan tadi, jadi tinggal berangkat kerja saja.
“Kamu gak bareng ihsan aja al?” tanya bunda Reni.
Alana menggeleng. “Ihsan baru mandi bun, aku takut telat” jawab Alana.
“Yaudah”.
Alana menyalami tangan mama nya, kemudian mertuanya. Tak lupa ayah mertuanya yang juga bersiap untuk bekerja.
“Assalamu'alaikum”
“Waalaikumsalam”
……
“Aku duluan” pamit yeri pada alana..
Alana mengangguk, kemudian duduk di kursi tempat dia menunggu. Sembari menunggu jemputan nya, tiba tiba aliran duduk di sampingnya. Alana reflek menoleh padanya.
“Lagi nunggu jemputan?” tanya vira.
Alana mengangguk. “Kamu di jemput juga?” Alana bertanya balik.
Vira menggeleng, sembari meraih ponsel dari tasnya. “Lagi nunggu ihsan, belum keluar dia” jawab vira.
Alana membulatkan mulutnya. Karena cowok itu tadi telat, jadi dia mendapat hukuman. Entah hukuman apa tapi yang pasti mereka belum boleh keluar kelas.
Brum brum
Keduanya reflek menoleh saat sebuah motor berhenti di depan mereka. Itu adalah bibi Alana yang sering mengantar jemput diri nya.
“Vir aku duluan ya?”
“Iya hati hati”
Alana pergi lebih dulu, meninggalkan vira yang masih menunggu pacarnya. Ada rasa tak enak di hatinya, bukan karena dia menyukai ihsan tetapi status mereka telah berubah. Dia telah menjadi istrinya, sedikit banyaknya dia ingin dihargai sebagai istri.
“Bi arin, kita mampir dulu ya ke dokter rida” ajak Alana di angguki oleh bibi nya.
Sebelum kerumah alana dan bi arin ke dokter langganan. Karena pernikahan ini dirahasiakan hanya Alana yang masuk ke dalam ruangan. Bi arin menunggu di luar.
“Udah al?” tanya bi arin saat Alana keluar dari ruangan itu.
Alana mengangguk. “Udah bi, ayo kita pulang”.
“Kamu habis ngapain dari dokter arin al? Sakit?” sembari berjalan menuju motor bi arin bertanya.
“itu habis nebus obat punya mama” bohong alana. Tak mungkin dia mengatakan keperluan aslinya.
“Oh ya udah, ayo. Mau mampir dulu ke mana?”
“Ke toko buku deh bi ada yang pengen ala beli”
“Siap”
Wanita berusia dua puluh dua tahun itu segera melajukan motornya. Meski sudah menikah tetapi bi arin tetap mengantar jemput alana. Keduanya sudah akrab sejak kecil, jadi tak heran selalu bersama.
Dua tahun pernikahan bi arin belum di beri momongan, meski sering merasa sedih dan minder dengan omongan tetangga tetapi dia tak pernah mengeluh.
Bi arin sering bilang mungkin dia belum di beri kepercayaan. Alana sering mendengarkan curhatan bibi nya yang merasa sedih mendengar omongan tetangga.
Mereka masuk ke toko buku yang ada di mall kota. Alana masuk bersama bi arin tetapi keduanya berpencar, alana sibuk memilih buku novel, komik, cerpen atau sejarah. Sedangkan bi arin pada tumpukan buku tentang agama atau majalah.
Alana tak berniat membeli banyak buku, dia hanya membeli satu buku yang akan dia baca ketika dia sedang bosan. Ketika ia sedang memilih antara dua judul yang terpajang di rak, dia mendengar suara yang tak asing. Sontak saja alana menoleh dan benar saja dia menemukan vira dan ihsan yang sedang memilih.
“Ayang, yang ini bagus gak? Kayak nya seru”
“Ambil aja yang kamu mau, nanti aku bayar”.
Kira kira begitu percakapan yang di dengar oleh alana. Tak berniat menyapa, alana segera memilih satu judul buku. Dia hendak mengembalikan buku yang satunya tetapi tangannya tiba tiba licin sehingga bukunya terjatuh.
Suara itu membuat pasangan tadi menoleh pada nya, alana berjongkok mengambil buku nya dan menyimpan nya kemudian.
Hendak pergi tetapi panggilan avira membuat nya berhenti.
“Alana?”
Alana menoleh, lalu berbalik menghadap mereka. Avira menghampiri nya, begitu pun ihsan yang mengikuti pacarnya dengan wajha terkejut melihat nya.
“Ya, kenapa?”
“Kamu beli buku di sini juga?”
Alana mengangguk. Melirik sekilas pada buku yang tengah di pegang oleh avira, dari judul dan background nya tampaknya itu bertema romance.
“Iya. Kamu juga sering beli disini?”
“Iya sama. Aku kira tadi siapa, ternyata kamu” Ungkap avira. Ihsan hanya diam sembari mencuri curi pandang pada nya.
Alana tersenyum canggung, tiba tiba saja dia merasa menjadi orang ketiga dalam hubungan dua orang itu.
“Ya udah, aku duluan ya” Alana memilih pamit. Dari pada di penuhi rasa tak nyaman, dia memilih meninggalkan pasangan itu.
Hatinya sedikit panas, tetapi alana masih bisa mengatasinya. Ayo lah dia menekankan bahwa di sini dia yang bersalah karwna menjadi orang ke tiga di antara dua orang tadi.
lanjut thor