Istri Kontrak Brondong Kaya

"Ayunda Rizana, aku harus memiliki mu malam ini." Bisik Varent dalam hati.

Ia semakin berani mendekati bibirnya ke wajah Ayu yang terlihat pucat dengan tubuh kaku diam tak bergeming.

"DON'T TOUCH ME !"

Mendadak lima jari Ayu refleks bergerak menutupi bibir Varent yang beberapa senti lagi akan hinggap di bibir nya.

Varent terkesiap, pandangan mata nya yang semula mulai meredup senja, berubah seketika membesar sebesar bola pingpong.

"Ingat, kita cuma nikah kontrak. Apa kamu lupa ?"

Tegur Ayu keras.

Ia menghembuskan nafas nya panjang seraya memegang dada nya yang sedari tadi dipenuhi dentuman keras.

"Aku tidak lupa, justru aku sangat mengingat nya."

Tukas Varent dengan nada kesal.

Ia merasa sangat kecewa, karna gagal lagi untuk menikmati malam pengantin yang tak kunjung ia rasakan sejak pernikahan mereka.

"Lalu, kenapa kamu ingin mencium ku ? Apa kamu pikir aku ini pelarian cinta mu yang kandas dengan mantan kekasih mu itu ?"

Semprot Ayu kesal.

Ia makin mencurigai sikap Varent yang mulai memperlihat kan gejala tidak baik di mata nya.

Varent meraup wajah nya kasar lalu menghembuskan nafas berat.

"Terserah, kamu bicara apa. Aku lelah."

Ujar nya dongkol.

Ia pun menghempaskan tubuh nya di atas ranjang dan mengabaikan Ayu yang hanya menyunggingkan senyuman sinis dan ikut menghempaskan tubuh nya di samping Varent.

Lagi-lagi suasana tegang dan kaku terjadi di antara mereka berdua.

"Mama mau punya cucu !" Kata-kata mama nya kembali melintas di benak Varent.

Perasaan gundah menyerang nya lagi. Ia jadi gelisah, tubuh lelah nya tak bisa bersahabat dengan mata nya tak juga terpejam sedari tadi. Ia pun membalikan tubuh nya menghadap ke arah Ayu yang rebahan di samping nya.

"Yu, Ayu !"

Suara nya terdengar lembut memanggil Ayu yang juga tak bisa memejamkan mata nya.

Tak ada jawaban dari Ayu sama sekali.

Varent menjulurkan ujung jari nya menyolek pundak Ayu yang sedang rebahan dengan posisi membelakangi tubuh nya.

"Ayunda !"

Panggil nya lirih.

Ayu yang merasa terganggu dengan sikap Varent yang kecentilan buru-buru menoleh dan segera duduk memandang Varent dengan kesal.

"Apaan sih ? colak colek saja dari tadi."

Ujar nya ketus.

"Ya tuhan, kenapa sih engkau kirim kan aku istri yang segalak ini ?" Varent mengelus dada nya pelan.

"Lama-lama aku bisa kena serangan jantung lho yu. Setahun nikah sama kamu, aku bisa jadi almarhum."

Gumam Varent pelan.

Ayu yang mendengar ucapan Varent malah ngakak tak karuan. Kalimat yang baru saja di dengar nya dari mulut Varent terasa lucu dan menggelitik perut nya.

"Bahagia ya, kalau aku jantungan trus mati."

Ucap Varent tampak sebal.

"Enggak, aku gak bahagia. Aku cape jadi janda dua kali."

Tutur Ayu disela tawa nya yang mulai menghilang.

Varent tercenung.

"Jika kontrak kita berakhir tahun depan. Kamu pasti jadi janda dua kali dong yu."

Pandangan mata nya perlahan meredup seolah menaruh rasa iba pada Ayu.

Ayu terkesiap, mata nya memandang Varent dengan pandangan nanar.

"Kalau tahun depan kita bercerai, ya iya lah aku jadi janda lagi."

Jawab Ayu tersenyum getir.

Miris memang, tapi apa boleh buat. Demi menyenangkan hati mama nya Varent yang sedang sakit kronis, ia rela mengorbankan nama baik nya. Lagi pula, apa lah arti seorang Ayunda di bandingkan keluarga mereka yang sudah terkenal di mana-mana. Bagi mereka sekeluarga, nama baik serta reputasi sangat penting tapi tidak untuk Ayu. Ia hanya ingin hidup nya berarti di mata seseorang.

"Kenapa kamu bercerai dengan suami mu ? Apa dia berselingkuh ?"

Tanya Varent penasaran.

Sejenak Ayu terdiam. Ia tampak tersenyum sinis sendiri dan menghembuskan nafas pelan.

"Hmm, kamu merokok gak ?"

Celetuk Ayu tiba-tiba mengejutkan Varent.

"Enggak, emang kenapa ?"

Tanya Varent dengan lugu nya.

"Hhh, aku pengen ngerokok !"

Ujar Ayu seraya meloncat dari ranjang dan berjalan mengambil tas nya yang ia taruh di atas sebuah meja kecil.

Varent tertegun. Ia tak menyangka, perempuan liar itu menyukai gulungan tembakau yang merusak paru-paru itu.

Pertanyaan Varent yang mengingatkan Ayu pada mantan suami nya teralih kan dengan rokok yang di sulut Ayu ke bibir nya.

Perempuan itu tampak menikmati kepulan asap rokok di teras balkon yang sengaja di buka Ayu.

Di balkon, Ayu duduk termenung mencoba melupakan kepedihan hati nya yang sudah lama ia kubur dari ingatan nya.

FLASH BACK.

5 tahun yang lalu, saat Ayu berusia 24th. Ayu di paksa papa nya untuk menikah dengan Adam yang sangat ingin memperistrinya. Pernikahan yang awal nya tak di restui keluarga Adam itu pun akhir nya di gelar secara sederhana sesuai permintaan Ayu.

Saat pesta telah berakhir, sebelum malam pengantin. Ibu nya Adam datang ke kamar pengantin dan memaksa Ayu untuk meminum jamu yang ia berikan.

Dan itu tidak cukup satu kali. Setiap malam, Ibu mertua nya selalu datang untuk menyuruh nya minum jamu yang kata nya untuk meningkatkan kesuburan. Hingga tiga tahun pernikahan, Ayu dan Adam tak kunjung juga dapat momongan. Adam pun mulai mencurigai Ayu sebagai wanita mandul.

Pertengkaran-pertengkaran kecil pun mulai terjadi di antara mereka. Selain itu, Ibu mertua serta saudara-saudara nya Adam ikut menghujat dan menghina nya, memaki nya sebagai anak piatu, miskin dan tak bisa memberikan keturunan.

Adam yang sudah terhasut perkataan ibu dan saudara nya. Lama-lama makin jahat. Sikap nya yang dulu lembut dan perhatian perlahan berubah kasar dan sering mengabaikan Ayu. Ia jarang pulang ke rumah dan setiap kali pulang selalu mabuk, marah-marah dan membentak Ayu.

Hingga suatu hari, tanpa sengaja Ayu menguping penjual jamu langganan mertua nya sedang berbicara dengan saudara Adam di teras rumah. Ternyata, jamu yang selalu di berikan mertua nya untuk ia minum setiap malam bukan lah jamu untuk meningkatkan kesuburan. Akan tetapi malah sebalik nya, jamu itu adalah jamu peluruh janin. Ayu sempat shock dan kaget mendengar nya.

Ia tak menyangka, segitu benci nya ibu mertua dan saudara Adam pada nya. Sehingga mereka tega berkomplot untuk menghancurkan rumah tangga Ayu dan Adam.

Sejak saat itu, Ayu yang selalu sabar dan diam saat di caci maki keluarga Adam, mulai berani melawan dan membantah setiap kali ibu mertua nya itu memaksa Ayu minum jamu pemberian nya.

Akhir dari kesabaran Ayu adalah suatu hari saat Adam pulang dan mendengar pertengkaran antara Ayu dan ibu mertua nya. Adam yang tak tahu kelakuan ibu dan saudara nya, memaksa Ayu untuk mengikuti perintah ibu nya.

Meski pun Ayu sudah menjelaskan seluruh perbuatan ibu dan saudara nya Adam. Lelaki yang pulang dalam keadaan mabuk itu tak mempercayai nya sama sekali.

Ia justru menampar Ayu dan mengatakan Ayu sebagai istri yang tak tahu diri dan terimakasih karna menganggap kebaikan ibu dan saudara nya tak di hargai.

Perlakuan Adam yang sudah semena-mena terhadap diri nya tak mampu lagi Ayu terima. Ia pun dengan lantang meminta cerai pada Adam yang detik itu juga meluluskan permintaan nya dengan menjatuhkan kata talak pada Ayu.

Semua itu di saksikan ibu mertua dan saudara nya Adam yang diam-diam tertawa senang dan gembira di belakang punggung Adam.

Itulah hari terakhir ia bertemu Adam dan keluarga nya. Hari itu juga, Ayu nekat pergi meninggalkan Adam dan keluarga nya yang telah memberi penderitaan dan kesengsaraan pada Ayu selama bertahun-tahun.

Airmata duka dan kesedihan, telah ia kikis habis tak bersisa. Ayu tak kan menangisi Adam. Lelaki itu tak pantas untuk di tangisi. Justru ia bahagia bisa bebas dan terlepas dari belenggu pria yang tak menghargai nya sama sekali.

Berbekal surat cerai yang di kirim kan Adam lewat pos kilat, Ayu pun makin mantap untuk pergi menjauh dari kehidupan Adam.

Ia pun merantau ke kota lain dan takdir mempertemukan nya dengan nasib yang tetap menyedihkan seperti saat ini.

Menjadi istri kontrak seorang pria muda yang polos, egois dan usil ke kanak-kanak an.

"Apa bahagia bukan milikku tuhan ?" Ayu memandang langit yang bertabur bintang dengan hati yang remuk redam.

.

.

.

BERSAMBUNG