"Jika aku harus mati, maka aku akan mati karena Allah dan kembali pada Allah, bukan menjadi budakmu."
"Hati - hati Jingga, Semakin tinggi kemampuanmu, maka semakin Allah akan menguji dirimu. Tetaplah menjadi manusia yang baik, menolong sesamamu dan yang bukan sesamamu."
"Karena semakin tinggi kemampuanmu, semakin pula kamu menjadi incaran oleh mereka yang jahat."
Dalam perjalanan nya membantu sosok - sosok yang tersesat, Rupanya kemampuan Jingga semakin meningkat. Jingga mulai berurusan dengan para calon tumbal yang di tolong nya.
Dampak nya pun tidak main - main, Nyawa Jingga kembali terancam karena banyak sosok kuat yang merasa terusik oleh keberadaan Jingga. Jingga semakin mengasah dirinya, tapi apakah dia bisa kuat dan bisa menolong mereka yang meminta bantuan nya? sementara nyawanya sendiri juga terancam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratna Jumillah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPS. 2. Di datangi sosok Ratu.
Jingga langsung pulang ke rumah bersama Gani setelah dari sekolah, tap di pikiran nya sangat kacau sekarang, ia terus terpikirkan dengan sosok yang seperti ratu yang ia lihat saat ia menggenggam tangan Elang. Sampai akhirnya dia tidak fokus belajar dan akhirnya dia hanya mengobrak abrik isi tas nya saja.
"Eh, lupa.. ini buku nya Gani." Gumam Jingga saat is melihat buku Gani di tas nya.
Jingga akhirnya keluar dari kamar nya dan turun ke bawah menuju ke kamar Gani. Setelah mengetuk pintu kamar Gani beberapa kali, pintu kamarnya pun terbuka.
"Jingga, kenapa?" Tanya Gani dengan senyum nya.
"Balikin bukumu, nih." Ujar Jingga sembari menyodorkan buku Gani, Gani pun menerima nya.
"Makasih ya, Ni." Ujar Jingga dan Gani terkekeh.
"Siap, kamu ada acara apa nggak?" Tanya Gani dan Jingga mengerutkan kening nya mendengar itu.
"Acara apaan?" Tanya Jingga.
"Pergi kemana atau mau ngapain gitu?" Tanya Gani, Jingga pun langsung menggeleng.
"Santai aja, aku nggak kemana - mana, kamu belajar aja." Ujar Jingga, akhirnya dia tahu pasti Gani sedang mempertanyakan pekerjaan nya karena Gani di tugaskan untuk menjaga nya.
"Oke, hehe...'' Gani tersenyum.
Jingga pun lalu pergi dari sana dan Gani menutup pintu kamar nya. Jingga melihat pintu jendela rumah belum tertutup, ia pun berjalan kearah jendela dan akan menutup pintu nya tapi tiba - tiba ia melihat kelangit seolah ada kereta kencana terbang menjauh.
"Apaan tuh tadi?" Jingga sampai kebingungan karena itu kali pertama dia melihat kereta kencana terbang.
Jingga lalu menutup pintu jendela nya dan menutup hordeng nya, ia lalu naik ke atas ke kamar nya sendiri dan ponsel nya berdering, rupanya adalah panggilan dari Ilham.
"Halo babang." Ujar Jingga, Ilham terkekeh mendengar riang nya suara Jingga.
"Halo, lagi ngapain kamu dek?" Tanya Ilham.
"Mau belajar, nih.." Ujar Jingga dan menunjukan buku nya pada Ilham.
"Kok abang masih rebahan? Nggak masuk kelas?" Tanya Jingga.
"Siang ntar masuk nya, butuh bantuan bikin PR nggak, dek?" Tawar Ilham, seketika Jingga menyengir dan mengangguk - angguk lucu.
"Butuh banget, tau aja abang adek nya kurang pinter." Ujar Jingga, Ilham pun terkekeh.
"Bentar, cari buku yang lain dulu." Ujar Jingga dan Ilham setia menunggu.
Ilham memperhatikan layar ponsel nya dengan lamat - lamat, tapi bukan wajah Jingga yang dia tatap melainkan sebuah sosok yang berdiri di belakang Jingga dengan pakaian warna hijau ala kerajaan dan rambut yang di sanggul. Ilham memperhatikan dengan seksama dan sosok itu sedang memperhatikan Jingga dari belakang.
"Dek, papa udah pulang belum?" Tanya Ilham, dia khawatir dengan Jingga sekarang.
"Belum, papa tadi pagi bilang katanya ada operasi di rumah sakit jadi pulang nya akan larut malem." Ujar Jingga..
Tapi ternyata bukan Ilham saja yang melihat sosok seperti ratu kerajaan kuno itu, Jingga pun melihat nya.. ia merasakan memang ada yang tidak beres sehingga dia menggunakan mata batin nya dan ya.. sosok nya ada di belakang dia sekarang. Sosok yang sama dengan sosok yang dia lihat saat dia memegang tangan Elang di sekolah, hanya saja kini mata nya bukan seperti reptil.. melainkan seperti manusia biasa.
"Dek.." Ilham khawatir sekarang.
'Aki..' Jingga memanggil sosok aki dalam hatinya dan sosok nya langsung datang di samping Jingga.
Sosok perempuan berbaju hijau itu tiba - tiba tampak tersenyum penuh arti lalu hilang. Sosok aki tak mengejar nya karena ratu itu belum melakukan apapun pada Jingga, jika aki menyerang lebih dulu itu artinya dia yang memulai perang nya.
"Huufftt.." Jingga menghembuskan nafas nya setelah sosok nya pergi.
Mengapa Jingga memanggil aki, karena dia bukan lawan nya sosok ratu tadi. Jingga tahu batas kekuatan nya dan sosok ratu itu jauh lebih kuat dan berbahaya jika Jingga menghadapinya sendirian, jadilah dia memanggil aki agar aki menolong nya.. untung nya aki rupanya lebih kuat dari sosok ratu itu sampai ratu itu akhirnya hilang dengan sendirinya.
"Dek, kamu nggak apa - apa?" Tanya Ilham dan Jingga menggeleng sambil tersenyum.
"Ada aki, hehehe.." Sahut Jingga, dan sosok aki itu pun hilang.
"Kok bisa ada sosok kayak Ratu? Nanti bilang papa suruh pagari rumah lagi, dek." Ujar Ilham, Jingga mengangguk.
"Mm.. Bang, aku udah nyinggung dia karena nolong calon tumbalnya." Sahut Jingga, Ilham pun memejam kan matanya.
"Dek, kan abang nggak sama kamu, gimana kalo kamu kenapa - kenapa??" Ilham khawatir sekali sekarang.
"Nggak bang, aku pasti baik - baik aja.. InshaAllah. Kan ada papa, Gani, Ustad Sholeh." Ujar Jingga.
"Tolong jangan sampe kamu kenapa - kenapa ya dek, kalo sekiranya kamu nggak mampu.. Jangan memaksakan. Bukan tugas kamu menyelamatkan nyawa orang dari yang Ghoib." Ujar Ilham, Jingga pun tersenyum sambil mengangguk.
Jingga bisa merasakan kasih sayang Ilham sangat tulus walau dia bukan adiknya. Dan karena ketulusan dan kebaikan Ilham itu, Jingga menjadi adik yang sedikit manja pada Ilham, hanya pada Ilham.
"Kalo dia nggak selamat berarti memang takdir nya dia memang begitu, kamu nggak perlu membahayakan nyawa kamu sendiri, okay?" Sambung Ilham.
"Iya bang." Sahut Jingga.
"Janji sama abang dulu, kadang kamu iya - iya tapi masih diem - diem nolong orang." Ujar Ilham ngomel, Jingga pun terkekeh.
"Iya, Janji." Ujar Jingga.
"Ya udah, nggak usah di matiin video nya, abang temenin kamu dari sini sampe papa pulang, kamu belajar aja." Ujar Ilham.
"Siap, komandan!" Ujar Jingga dan Ilham tersenyum.
Akhirnya Jingga belajar dengan video Ilham yang masih menyala, sesekali bahkan Jingga bertanya pada Ilham tentang PR nya. Bukan sedarah tapi Ilham sangat sayang dengan Jingga, entah karena amanat mendiang Raka atau memang Ilham sangat menyayangi Jingga, hanya Ilham sendiri yang tahu.
Sampai akhirnya Jingga mulai mengantuk dan sudah menyelesaikan PR nya, dia pun berpamitan pada Ilham untuk tidur. Ilham Panggilan Video itu pun di akhiri Ilham dari sebrang sana karena Jingga sudah lelap dalam tidur nya.
Dan di sisi Ilham saat ini, seseorang mengetok pintu kamar nya. Ia bangun dan membuka pintu kamar nya, rupanya teman nya dengan wajah bantal.
"Kenapa lu?" Tanya Ilham, teman nya adalah sesama orang tanah air yang kebetulan satu universitas dengan nya.
"Ham, pinjemin gue baju dong, gue lupa belom laundry." Ujar teman Ilham, ia bernama Saif.
"Kebiasaan, cari sendiri di lemari." Ujar Ilham, lalu ia masuk kedalam kamar mandi.
Ilham tinggal di sebuah apartemen, ayah Ilham membeli apartemen di sana. Dan teman Ilham tadi hanya menumpang di sana karena Ilham kasihan padanya, bagaimanapun biaya sewa di sana sangat mahal dan juga tinggal di asrama tidaklah bebas.
Saat Ilham sedang di kamar mandi, Saif melirik layar ponsel Ilham yang menyala karena notifikasi pesan masuk, tapi yang menjadi fokus Saif adalah wallpaper layar handpone Ilham. Foto seorang gadis yang sangat cantik dan manis walau dari penampilan terlihat tidak terlalu feminin tapi terlihat gadis itu sangat menggemaskan dan lucu, Jingga.
Ilham terlihat keluar dari kamar mandi, Saif pun tak bisa menahan lagi rasa penasaran nya.
"Ham, serius gue tanya.. Yang di HP lu itu beneran adek lu??" Tanya Saif, Ilham pun melirik ponselnya.
"Iya, kenapa?" Tanya Ilham balik.
"Dari sejuta wallpaper keindahan dunia atau wallpaper artis, emang harus foto adek lu yang lu pasang?" Ujar Saif.
"Lu tau sendiri kan kalo gue nggak mau berkomitmen sama siapa - siapa di sini? Gue nggak mau ada cewek deket - deket gue, makanya senjata satu - satunya ya foto adek gue.." Sahut Ilham, Saif hanya melongo saja mendengar nya.
"Agak laen emang lu.. padahal cewek bule cakep - cakep." Ujar Saif.
"Udah sono, gue mau siap - siap." Usir Ilham, akhirnya Saif pun pergi masih dengan kepalanya yang di geleng - gelengkan.
Ilham melirik layar ponselnya yang terlihat foto Jingga sedang memegang cup boba favorit nya, ia pun tersenyum lalu membuka lemari pakaian nya.
BERSAMBUNG..
Bakar aja skalian dgn rumahnya. Jangan kasih kesempatan idup, berbahaya tuh orang
pokok Ny Makasih 😍,
Msh Ada 2 Jones Belum Ada Jodoh Ny tu