“Kata mami, dilimu dikilim mami untuk menolongku dan papi. Apa dilimu ibu peli yang baik hati ? “
“A–aku ?! “
Ucapan anak laki-laki itu membuat Alana terkejut, dia tidak mengerti maksud dari perkataan anak tersebut.
Namun, siapa sangka kehadiran Alaska membuat Alana masuk ke kehidupan keluarga mereka dan siapa yang menyangka bahwa papi yang dimaksud Alaska adalah pria yang selama ini Alana tunggu kehadirannya.
Bagaimana dengan kisahnya ? Jangan lupa mampir !
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dlbtstae_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rasa penasaran
Setelah makan siang, Araska mengajak Alana untu pergi ke rumahnya dengan alasan Alaska ingin bertemu dengan dirinya. Padahal itu semua hanyalah sebuah kebohongan. Dia hanya ingin mencari tahu siapa Alana sebenarnya.
“Kata mami, Mami Ana itu ibu peli yang dikilim mami Cassa untuk Alas sama papi, bial peli bangk4i nda j4h4tin kita,”
Araska kembali mengingat perkataan putranya saat dirinya menemani sang putra belajar berhitung.
Alana hanya mengikuti saja, karena jelas dia sangat merindukan Alaska tanpa tahu jika Araska memanfaatkan dirinya.
“Ini rumahmu ?” tanya Alana tanpa sungkan lagi.
“Ya,” kata Araska dan berjalan meninggalkan Alana yang berdiri di sebelah mobilnya dengan pintu yang masih terbuka.
“Dia kenapa aneh si, tadi banyak ngomong ini irit ngomong. Nabung dulu apa gimana sih ? Dasar kayu !” umpat Alana kesal.
“Sampai kapan kamu berdiri disana, kedua orang tuaku sudah menunggu !” seru Araska datar.
“Ha ?! Orang tuanya ada disini ? Bagaimana ini, aku mengenakan pakaian seperti ini ?” ucap Alana panik.
Dia melihat penampilannya yang sedikit berantakan. Araska yang melihat itu merasa jengkel.
“Jadi cewek banyak gaya banget, “
Mama Rara sedang asyik menonton film kesukaannya disebelahnya ada Alaska yang tengah memainkan mainan legonya. Keduanya belum menyadari kedatangan Araska dan Alana.
Hingga suara Araska menyapa Mama Rara. “ Mama,”
Mama Rara sontak menoleh, dia belum menyadari keberadaan Alana.
“Tumben kamu jam segini sudah pulang, biasanya malam !”
“Hm, ya hari ini A—
“MAMI ANAAAAA !!!” teriak Alaska saat melihat keberadaan Alana disebelah papinya.
“Hai, sayang..”
Mami Rara sontak menatap Alana. Dia sedikit terkejut saat putranya membawa seorang wanita ke kediaman mereka setelah kepergian Cassandra.
“Siapa dia, As ?” tanya Mama Rara yang seperti familiar dengan wajah Alana.
“Hallo tante, saya Ana teman Araska” ucap Alana memperkenalkan diri sebagai teman karena tidak mungkin dia memperkenalkan diri sebagai rekan bisnis apalagi penampilannya yang seperti ini.
“Teman ?” Alana mengangguk kaku.
“Mami, ayo main di kamal Alas !” ajak Alaska semangat saat ada Alana.
“Ah, disini saja ya..” ucap Alana tak enak.
“Tidak apa, cucuku sepertinya menyukai dirimu. Pergilah !” ucap Mama Rara kepada Alana.
“Baik, tante..”
“Ayo !” ucap Alana kepada Alaska.
“Yeeeyyyy !” Alaska menarik tangan Alana untuk segera ke kamarnya.
Sepeninggalan Alana dan Alaska, Mama Rara langsung mengintrogasi putranya dengan segudang pertanyaan.
“Siapa sebenarnya wanita itu ?” tanya Mama Rara tajam.
“Maa, dia itu Ana cucu tuan Cakro” jawab Araska agar mamanya berhenti mengintrogasinya.
“Masa sih, setahu mama cucu tuan Cakro adalah Azalea dan kembarannya,” ucap mama Rara tak yakin.
Namun, entah mengapa mama Rara seperti merasa dejavu menyebut nama Azalea dan kembarannya.
Mereka sudah lama tinggal di luar negeri sehingga melupakan sosok keluarga tuan Cakro. Apalagi saat itu mereka mengalami kecelakaan yang mengakibatkan putra mereka kehilangan ingatannya.
“Dia gadis baik-baik kan ?” tanya Mama Rara khawatir.
“Kalau tidak baik, mana mungkin dia mau menolong putra Aras ma dan Alaska juga tidak mungkin akrab dengan Ana. Mama tahu sendiri Alaska bagaimana ?”
Mama Rara mengangguk. Dia juga melihat bagaimana cucunya menyambut kehadiran Alana.
“Namanya tadi siapa ?”
“Ana ma, nama lengkapnya Alana..” kata Araska heran dengan mimik wajah mamanya.
“Ada apa ma ?” tanya Araska penasaran.
“Alana ? Alaska ? Araska ? Apa hanya sebuah kebetulan ?” bisiknya dalam hati.
“Ma, mama kenapa ?” panggil Araska yang tidak mendapat respon dari mamanya.
“Ah, nggak apa-apa ?! Mama ke kamar dulu !” kata Mama Rara langsung meninggalkan putranya yang terdiam.
Saat melewati kamar cucunya, Mama Rara bisa melihat dari pintu yang terbuka sedikit bagaimana bahagianya sang cucu menceritakan koleksi robot miliknya.
Mama Rara juga melihat wajah cantik Alana tanpa make up membuatnya merasakan bila Alana yang di hadapannya itu adalah Alana yang dia kenal.
“Ma, kamu kenapa berdiri disini ? Apa cucu ki—”
“Sttttt !!!” Mama Rara sontak menutup mulut suaminya.
“Papa lihat, itu…” kata Mama Rara menarik suaminya untuk melihat kegiatan Alana dengan Alaska yang terlihat seperti ibu dan anak.
“Wanita itu ?” Papa Regan menatap istrinya dengan intens. Mama Rara mengangguk, dia merasa pendapat keduanya sama.
“Dia datang ?”
*
*
*
*
*
Setelah seharian berada di rumah Araska, Alana kini berjalan masuk ke dalam rumah. Dia melihat adik bungsunya berdiri sambil menatapnya dengan tatapan tajam.
“Ingat pulang ke lumah ? Cehalian nda pulang ! Nda belkabal-kabal cama Laci !! Haaa !!!” ucap Arasyi marah kepada sang kakak keduanya.
Bahkan mimik wajahnya terlihat memerah menahan tangis yang sedari siang dia tahan.
“Tegaaaa naaaaaa !!! Hiks Laci nungguin loh, nda ada pulang ke lumah ! Nda ingat ada adek na dilumah ! Di tinggal telus, ditinggal telussss !!”
Pecah sudah tangisan yang ditahan sedari tadi, kini Arasyi mendudukan dirinya di lantai dengan kedua kakinya yang menendang bebas.
Alana menghela nafasnya, dia juga lupa mengabari orang rumah jika dia seharian ada di rumah papinya Alaska.
Apalagi setiap siang dia dan Azalea akan pulang ke rumah untuk mengajak adiknya makan siang. Sepertinya dia melupakan sesuatu sehingga adiknya marah dan menangis.
“Adikmu itu belum makan, Ana. Mommy sudah membujuknya makan. Sampai Vara dan Vatur pusing membujuk Rasyi untuk makan,”
Alana mengangguk, dia berjalan mendekati mommynya untuk mengambil nampan berisi makanan dan minuman untuk adiknya.
“Ayo, makan kakak suapi “
Arasyi menggelengkan kepalanya, dia masih saja menangis. Alana menghela nafasnya,” Ayo makan, jangan sampai kakak Lea datang kamu masih menangis dan belum makan ya,”
“Kamu tahu kak Lea bagaimana ? Hmm,”
“Celalu ng4nc4m atas nama kak Lea ! Cebal pokokna !!” isak Arasyi membuat Alana tersenyum dan mulai menyuapi adiknya.
Arasyi yang sudah menahan lapar sejak siang akhirnya menurut. Tak lama, Azalea datang bersama seorang pria. Wajah keduanya terlihat masam terlebih lagi rambut pria itu terlihat berantakan.
“Hik.. Hik, calang na bulung” ucap Arasyi sesegukkan saat melihat rambut pria itu.
Alana dan mommy Audrey terlihat penasaran dengan penampilan pria itu.
“Dia kenapa ?” tanya Alana kepada kembarannya.
“Tanyakan aja sama orang ! Aku mau ke kamar !” ketus Azalea membuat Alana menatap asistennya.
“Rambut kakak kenapa ?”
“Ulah kembaranmu !”
Alana tertawa keras. Dia sudah tahu apa yang terjadi dengan pria itu. Tak lama tuan Angelo dan opa Cakro muncul dari arah ruang kerja bersama Daddy Chandra yang terlihat datar.
Daddy Chandra menatap putra bungsunya yang tengah disuapi Alana, “ oh udah mau makan dia, ya ? Padahal daddy tadi mau bawa adikmu ke panti asuhan,”
“Ngapain ?” tanya Alana penasaran.
“Tukar tambah anak baru !” celetuk Avatur diujung tangga membuat Arasyi teriak panik dan berlari mendekati daddynya.
“Ndaaaaaaaaa !! Janan antal ke panti acuhannnn !!! Ndaaa !! Janannn, kacihanilah Laci hiks !!” Mohon Arasyi membuat mommy Audrey menggelengkan kepalanya menatap suaminya yang tiba-tiba menjahili putra mereka. Sementara Opa Cakro dan lainnya tertawa melihat kelakuan Arasyi yang memohon.
“Astaga, dramatisnya ! Ckck” celetuk Alvara menatap kelakuan adik bungsunya yang memohon agar tidak dibawa ke panti asuhan.
ini meninggal bneran atau cuma sandiwara sih,,masa iya meninggal lea nya 🤔🤔