Raja Chaiden Gaver Wallace dan Ratu Ivara Zelda Geraldine Wallace, pasangan Raja dan Ratu yang saling mencintai, dua sosok yang memiliki pengaruh paling besar di kerajaan Wallace.
Ratu Wallace, merupakan perempuan Cantik, tangguh, bijaksana dan juga pintar, seorang Ratu yang begitu menghargai rakyat nya.
Tragedi penculikan yang di lakukan oleh paman Raja Wallace, membuat nya terjatuh ke dalam jurang, meninggal kan semua orang termasuk meningal kan cinta nya.
---------------------------------------------------
"Queen aku merindukan mu"
~Raja Chaider Gaver Wallace
"King aku kembali?"
~?......
"Ibu apa kami memiliki ayah?" tanya dua bocah kecil.
~?.....
Setelah tujuh tahun berpisah, akhirnya semesta kembali mempertemukan mereka berdua.
Akan kah cinta mereka akan kembali menyatu? Atau hanya sebatas pertemuan singkat?
Ada rahasia besar apa di antara Raja dan Ratu?
Penasaran? Cus langsung kepoin cerita Author
Season 2 CALON RATU TANGGUH.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hofi03, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KUNJUNGAN PASAR
"Kamu tulis saja surat nya, biar nanti Kake yang urus," ucap Nenek Li.
"Baik lah, nanti Ivara akan tulis," jawab Ivara sudah tidak ambil pusing, bagaimana cara kakek nya mengirimkan surat ke kerajaan Wallace.
🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼
Sudah terhitung satu Minggu dari kejadian pembantaian yang terjadi di istana kerajaan Wallace.
Saat ini Raja Wallace beserta para prajurit nya sedang berada di pasar untuk meninjau langsung kinerja para pejabat kerajaan yang menjabat sebagai Dinas perdagangan dan pengelolaan pasar, para pejabat itu mengerjakan tugas mereka dengan benar atau tidak.
Suasana ibu kota Kerajaan Wallace begitu ramai, banyak rakyat kerajaan Wallace, baik bangsawan ataupun rakyat menengah, mereka berkeliling melihat-lihat pasar yang ramai akan penjual yang dihidangkan.
"Silahkan yang mulia," ucap Jerry sopan.
"Hem"
Raja Wallace berjalan-jalan di sepanjang jalan pasar, banyak para rakyat yang berlalu lalang ataupun yang sedang berdagang menyapa dan memberikan salam.
"Salam yang mulia Raja Wallace!" ucap pria tua membungkuk kan badan nya Hormat.
"Hem"
Raja Wallace hanya berdehem singkat dan mengibaskan tangannya.
" Maaf Yang Mulia Raja, apa ada sesuatu yang bisa saya bantu?" tanya pria tua, salah satu penjual jajanan, sopan.
Raja Wallace menatap lekat jajanan yang ada di depan nya, lagi-lagi Raja Wallace teringat akan istrinya yang begitu suka dengan jajanan pasar.
"Bungkus semua nya," ucap Raja Wallace datar.
"S-se-mua nya?" ucap Pria tua itu terkejut.
"Hem"
"Jerry!" ucap Raja Wallace, melirik Jerry.
"Baik yang mulia," jawab Jerry, mengerti.
Jerry sudah tahu apa yang di maksud Raja Wallace, karena hampir setiap ada kunjungan ke pasar, Raja Wallace selalu memborong beberapa jajanan dan akan di bagikan ke beberapa rumah singgah.
Rumah singgah tempat tinggal anak-anak yang kurang beruntung, yang harus hidup Luntang Lantung karena di tinggal orang tua nya.
Dengan adanya rumah singgah, anak-anak bisa hidup lebih layak, mendapatkan pendidikan secara gratis dari kerajaan Wallace.
Rumah singgah adalah salah satu bentuk kepedulian dari sekian banyak nya program yang di tinggalkan oleh Ratu Wallace, dan sekarang ini di lanjut kan oleh Raja Wallace.
Jadi tidak heran, banyak rakyat yang begitu menjujung tinggi dan mencintai Ratu Wallace, Karena memang beliau adalah orang yang menyelamatkan semua rakyat kerajaan Wallace yang memiliki nasib kurang baik.
"Ini silahkan yang mulia," ucap pria tua, penjual jajanan.
Semua jajanan yang pria tua itu jual sudah di bungkus rapi semu nya, sesuai perintah Raja Wallace tadi.
"Hem"
Ucap Raja Wallace melirik Jerry.
Jerry dengan sigap langsung mengambil semua jajanan yang sudah di bungkus itu di bantu oleh beberapa prajurit yang ikut mengawal Raja Wallace.
"Ambillah," ucap Raja Wallace menyodorkan satu kantong koin emas.
"Y-yang Mulia," ucap pria tua itu gugup.
"Ambil," ucap Raja Wallace lagi.
"T-tapi ini terlalu banyak yang mulia," jawab pria tua itu meremas tangan nya, takut.
"Saya tidak menerima penolakan!" ucap Raja Wallace penuh penekanan.
"T-terimakasih Yang Mulia Raja," ucap pria tua itu mengambil sekantong koin emas itu dengan tangan gemeteran.
"Hem"
Jawab Raja Wallace berdehem singkat.
Raja Wallace berlalu pergi dari tempat penjual jajanan itu, di ikuti Jerry di belakang nya, sementara jajanan yang baru saja di beli sedang di antar ke rumah singgah, sama beberapa prajurit.
"Semoga Anda selalu bahagia Yang Mulia Raja," batin penjual jajanan tadi melihat kepergian Raja Wallace.
Pria tua itu segera membereskan barang-barang dagangan nya untuk kembali pulang ke kediaman nya, karena dagangan nya hari ini sudah habis di borong habis sama Raja Wallace.
Sementara Raja Wallace sendiri saat ini sedang berjalan-jalan di sepanjang jalan pasar, meneruskan kunjungan nya melihat-lihat suasana pasar kerajaan Wallace.
Pasar di kerajaan Wallace terlihat semakin maju dan tertata rapi, transaksi jual beli juga semakin mudah, tidak ada lagi anak kecil yang berdagang atau pun bekerja untuk menghidupi diri mereka.
Para anak kecil itu, sekarang sudah hidup lebih layak di rumah singgah milik Ratu Wallace.
Kerajaan Wallace benar-benar sudah berubah dari pada tahun-tahun sebelumnya, kerajaan Wallace lebih maju dan rakyat nya hidup dengan baik dan sejahtera.
Setiap sebulan sekali Raja Wallace akan datang untuk melihat suasana pasar kerajaan Wallace, memastikan semua rakyat nya hidup dengan baik.
"Sayang, lihat rakyat kita sekarang sudah hidup lebih baik, pasti kamu senang kan?" batin Raja Wallace dengan perasaan sesak.
Saat sedang melihat-lihat sekeliling pasar tiba-tiba Kenzo datang dengan nafas yang memburu.
"Salam Yang Mulia, hos hos hos," ucap Kenzo ngos-ngosan.
"Ada apa?" tanya Raja Wallace datar.
"Itu yang mulia, di istana baru saja kedatangan prajurit utusan dari kediaman Duke Albert," ucap Kenzo terputus-putus.
"Katakan," ucap Raja Wallace menatap dingin Kenzo.
"Kesehatan Duches kembali menurun," jawab Kenz, meremas tangan nya takut.
"Kita pergi sekarang," ucap Raja Wallace cepat.
"Baik Yang Mulia," jawab Kenzo menundukkan kepala nya sopan.
Raja Wallace berjalan cepat kearah kereta kuda nya, di ikuti Kenzo di belakang nya.
Semenjak tragedi tujuh tahun yang lalu, kesehatan Duches Seina sering kali menurun.
Kepergian Ratu Wallace benar-benar membuat semua orang merasa kehilangan, Duches Seina yang merupakan ibu kandung Ratu Wallace acap kali sering menangis karena merindukan putri nya, membuat kesehatan Duches Seina sering kali menurun.
"Salam Yang Mulia Raja Wallace," ucap para kusir kereta kuda milik Raja Wallace.
"Antar saya ke kediaman Duke Albert," ucap Raja Wallace datar, masuk ke dalam kereta kuda.
"Baik Yang Mulia," jawab kusir kereta kuda itu sopan.
Kereta kuda berlambang kerajaan Wallace itu bergerak pergi menjauhi area pasar, berjalan menuju ke kediaman Duke Albert, di ikuti Puluhan prajurit istana di belakang nya, tidak lupa Kenzo dan Jerry juga ikut mengawal Raja Wallace.
Selama perjalanan menuju ke kediaman Duke Albert Raja Wallace hanya diam dengan wajah datar nya, dengan pikiran menerawang jauh, tatapan nya kosong, tidak ada kehidupan.
"Sayang, kamu apa kabar?" batin Raja Wallace, sendu.
Rindu! Hanya itu yang selama ini menamai hari-hari Raja Wallace, tidak ada hari tanpa merindukan istrinya.
Rindu tercipta bukan karena jarak, tapi rindu itu ada karena dia sudah ada di hati mu, seperti halnya Ratu Wallace yang sudah ada dan bertahta di hati Raja Wallace.
Sejauh dan selama apapun semesta memisahkan mereka berdua, tapi hati mereka akan terus saling terhubung, menciptakan perasaan rindu yang cukup menyiksa.
Jika rindu hanya sebatas kata, kenapa sakit nya begitu terasa?