seorang gadis yang berusia 19 tahun terpaksa menjadi pengantin pengganti demi membalas Budi. tumbuh tanpa kedua orang tua dan sering di tindas oleh tante dan juga anak tantenya. membuat Aara tumbuh menjadi gadis yang tahan banting dan tangguh.
Author mau kasih tau ya. di Novel ini. ada dua cerita di dalamnya. Satu berada di ke 118 bab dengan Judul PELANGI SETELAH HUJAN. (genrenya pernikahan kilat) kisah (Bima & Ayuna)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bunda Qamariah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 11 iii
"Lagi pula kau sudah menikah Aggam, belajar lah untuk mencintai istri mu." Tambah Kusuma.
"Nanti saja bahas itu ayah, mama mana ayah.." Tanya Aggam mengalihkan pembicaraan.
"Pergi arisan bersama teman temannya, ayah mau pulang." Kusuma berdiri dari duduknya.
"Baik ayah, malam nanti aku ke sana setelah makan malam."
"Makan di rumah saja... "
"Tidak usah ayah, Aggam makan di villa saja." Ujar nya. Kusuma hanya mengangguk menanggapi putranya kemudian pamit pada pulang.
Setelah Kusuma pergi Aggam melihat Arloji di tangannya. Ternyata sudah waktunya makan siang. Aggam memanggilnya Asistennya.
"Zaki, keruangan ku sekarang"
"Baik tuan"
Beberapa saat......
Tok tok tok
"Masuk"
Melangkah masuk ke dalam ruangan tuan nya "Ada yang bisa saya bantu tuan" Tanya Zaki sopan.
"Ada apa lagi jadwalku untuk Hari ini." Tanya Aggam.
"Tidak ada lagi untuk hari ini tuan."
"Baik lah, kalau begitu aku mau keluar dulu, kembali lah keruangan mu"
"Baik tuan"
Zaki langsung keluar dari ruangan tuannya.
Aggam juga bergegas turun ke lantai bawah berniat ke apartemen Rossa.
,,,,
Di jalan Aggam tidak sengaja melihat sebuah toko bunga, ia memarkir mobilnya dan turun ingin membelikan bunga untuk Rossa, melangkah masuk ke dalam toko bunga yang bercermin kaca itu.
"Permisi..." kata Aggam karena dia tidak melihat siapa pun di dalam sana.
Tok tok tok
Aggam mengetuk pintu kaca itu lagi" Permisi... " Masih sunyi, tidak ada pergerakan satu pun. Aggam melangkah masuk dan berdiri di dekat meja kasir.
"Maaf, anda mencari bunga apa tuan" Tanya Aara yang baru tiba dari toilet. merasa tidak asing dengan suara itu.l, membalikkan tubuhnya dan melihat sumber suara, benar itu Aara.
Di mana mana aku sering bertemu dengannya. Batin Aara.
"Anda cari bunga apa tuan" Ulang Aara saat melihat Aggam hanya diam, Aara berlaku seperti tidak mengenal Aggam.
Aggam tidak menjawab Aara, tapi ia melangkah ke arah bunga rose yang tersusun rapi.
"Assalamualaikum Aara... ini makanan untuk mu, kau makan dulu" Kata Elina yang baru tiba bersama ustadz Sulaiman (sepupu Elina.)
" Waalaikumsalam, nanti saja mbak... Lagi ada pembeli." Jawab Aara tanpa melihat ke arah Elina.
Ustadz Sulaiman menghampiri Aara yang berdiri tidak jauh dari Aggam sedang memilih bunga.
"Assalamualaikum, apa kabar Aara" Sapa Sulaiman pada Aara.
Mengalihkan pandangannya pada ustadz Sulaiman.
"Waalaikumsalam, ah, ustadz Sulaiman, kapan ustadz datang dari Arab." Tanya Aara tersenyum manis di balik cadarnya pada ustadz Sulaiman.
"Baru kemarin Aara, kau apa kabar, kau sudah menikah Aara." Tanya ustadz Sulaiman sedikit tidak sabar ingin mengetahui tentang gadis di depannya sambil tersenyum hangat, karena sudah satu tahun ustadz Sulaiman berada di Arab kampung halamannya. Ustadz Sulaiman memang sudah lama menaruh hati pada Aara pekerja adik sepupunya itu.
Aggam yang mendengar pertanyaan ustadz Sulaiman pada istrinya, menghentikan jari-jari nya, melihat ke arah pria yang berwajah lembut dan sangat tampan khas arab.
Aara tidak menjawab ustadz Sulaiman, karena dia bingung ingin menjawab apa, ia juga belum menceritakan pada Elina tentang dirinya yang menjadi istri pengganti.
"Kenapa kak Sulaiman tanya-tanya," Tanya Elina yang dari tadi menguping pembicaraan sepupunya itu pada Aara. Kemudian tersenyum penuh arti melihat Aara dan ustadz Sulaiman.
"Aku berniat melamar Aara, apa salahnya jika aku bertanya... " Jujur Sulaiman tersenyum hangat pada Aara.
Aara langsung merasa canggung, apa lagi di sana kan ada suaminya, wajah Aggam sudah berubah dingin mendengar ucapan ustadz Sulaiman, apa lagi ustadz Sulaiman sering tersenyum hangat pada Aara. Entah mengapa hatinya terusik dan Tiba-tiba panas, padahal semalam Nardi yang terang terangan berniat menggoda Aara dia merasa biasa saja, tapi tidak untuk saat ini.
"Bungkus ini saja." Kata Aggam dingin memotong pembicaraan ustadz Sulaiman, memberi kan Aara satu bunga rose.
Mengambil bunga di tangan Aggam. "Anda ingin saya merangkai nya tuan" Tanya Aara pada Aggam.
"Terserah" Masih dingin.
"Baik tuan." Aara langsung merangkai bunga yang di berikan Aggam padanya. Setelah selesai merangkai bunga tersebut, Aara kembali memberikan pada Aggam, Aggam juga mengambil bunga dari tangan Aara dan menatapnya sebentar kemudian pergi dari toko bunga itu setelah membayarnya.
Ada apa dengan tatapannya. Batin Aara tidak mengerti dengan sikap Aggam.
u bisa sekesal itu, tapi u tidak pernah merasa bersalah😌😌😌