Warning bijak membaca!!!
Rangga adalah seorang pemuda yang gemar membuat syair, hingga pada suatu malam dia bermimpi dikejar oleh seseorang kakek misterius yang mengaku sebagai titisan pendekar syair berdarah, sejak itu semua syair yang tercantum menjadi sebuah mantra sakti. dilarang keras untuk mempelajari atau menghafalkan syair yang ada di novel ini, karena semua hanya imaginasi author saja
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hafit oye, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berjalan Tenang
Alex adalah seorang kaki tangan dari Federico, dia sangat dipercayai untuk segala hal bisnis yang bersifat ilegal maupun legal, tidak tahu banyak dari kesemua yang bekerja di Fertio Sigaret jika kecerdasaan Alex itu sebenarnya hanya sebuah pemanfaatan saja, selalu ada ancaman dari Federico akan menghancurkan keluarga Alex, jika tidak mau menuruti kemauan Federico, perkaranya hanya karena Alex banyak berhutang budi terhadap Federico.
Karena Alex pernah dibebaskan oleh Federico saat dirinya mau dipenjara karena ditemukan barang bukti dalam penggerebekan dirumahnya, di tas yang selalu dibawa oleh Alex terdapat sabu sabu seberat 250g, dimana hal itu Federico sengaja menjebak dirinya, yang menaruh sabu seberat 250g adalah Federico sendiri. Yang pastinya semua penggerebekan itu juga sebenarnya hanya rekayasa dari Federico sendiri.
Karena Alex sangat mahir dalam bidang hacker dan juga strategi pemasaran yang handal, saat diajak oleh Federico bekerja di perusahaan yang di miliki Federico awalnya Alex menolak, karena ada bau bau hal ilegal, yang Alex sendiri tidak bisa melakukan hal itu, ditambah ada beberapa barang haram yang dimasukan kedalam kemasan rokok sebagai pengelabuan petugas bongkar muat di pelabuhan.
Hari ini Alex selepas dari kantor disebuah gedung, dibagian depan gedung bertuliskan Fertio Sigaret, seperti biasa dia akan memastikan barang yang akan di eksport keluar negeri, semua aman sampai barang diangkut kedalam kapal. Dari pihak yang terkait pemeriksaan di pelabuhan ada juga yang bekerjasama dengan Alex untuk meloloskan barang yang tidak tercantum dalam surat jalan bahkan semua barang lolos pengecekan.
Tepat pukul 10 pagi Alex sudah memasuki kawasan pelabuhan, terlihat beberapa tumpuk container berwarna merah bata dan biru tersusun rapih, siap diangkut keatas kapal, bukan saja barang barang dari perusahaan Fertio Sigaret ada juga barang barang lainnya dengan berbagai macam jenis produk.
Alex tidak mengetahui jika ada sosok pemuda mengikuti setibanya Alex turun dari mobil, karena pemuda itu tiba tiba saja sudah berada di belakang Alex mengikuti langkahnya. Saat Alex sudah masuk kedalam gudang, pemuda itu pun masih mengikutinya sampai salah satu pekerja yang sedang mengangkut barang mengetahui pemuda itu.
" Heh, siapa kamu!!? " Alex yang bingung dengan pekerja itu yang tiba tiba bertanya dengan bernada sedikit keras, langsung menoleh kebelakang, Alex pun terkejut saat dibelakangnya sudah ada seorang pemuda tampan. Pemuda itu tak lain adalah Rangga.
" Ohh, apa aku telah salah masuk? " Ucap Rangga, berpura pura sedikit terkejut.
" Siapa kamu? Sebaiknya secepatnya tinggal tempat ini. " Alex masih menegur pelan pemuda itu, namun sorot matanya tidak lepas menelisik kearah pemuda itu.
" Baiklah, aku minta maaf, sepertinya aku telah salah masuk, kalau begitu permisi. " Setelah mengucapkan hal itu tiba tiba pemuda itu menghilang dari hadapan Alex, bersamaan dengan itu pintu gudang yang berupa rolling door, tiba tiba saja menutup perlahan.
" Hah! Kemana pemuda itu. Hey kenapa rolling door nya ditutup cepat buka!! " Alex dengan suara lantang mengintruksikan operator, tapi saat dia menoleh kearah operator pemuda itu yang sudah duduk dengan bergaya santai dikursi operator, dengan operator yang sebenernya sudah dalam keadaan tidak sadarkan diri. Pemuda itu tidak lain adalah Rangga.
" Hah! " Lagi lagi Alex terkejut. Bahkan seluruh pekerja sekarang menatap kearah Rangga. Ada sekitar 30 pekerja didalam gudang tersebut. 1 adalah operator yang kini dalam kondisi tidak sadarkan diri. Termasuk 2 security yang baru saja masuk karena ada suara sedikit gaduh dari dalam gudang. 2 security itu pun terperangah saat melihat ada orang asing telah menduduki kursi operator. Semua yang ada di gudang itu terlihat ancang ancang untuk menyerang Rangga, ada juga beberapa diantara lainnya langsung menodongkan senjata berupa senapan Laras panjang dan pistol kearah Rangga.
" Siapa kamu sebenarnya dan ada keperluan apa sampai masuk ke tempatku? " Alex bertanya yang kali ini dengan sorot mata yang tajam mengarah kearah Rangga, walau sempat merasa terkejut.
" Baiklah, aku tidak mau membuang banyak waktu, hentikan kegiatan ini dan baiknya mengakui satu hal terhadapku sekarang. " Rangga masih bersikap santai, dengan kaki dinaikan keatas meja. Mata Rangga melihat kearah jari jari tangannya, yang sedang memainkan kuku kuku jarinya. Karena merasa diremehkan oleh Rangga, Alex pun tersulut emosinya. Pemuda itu jauh sekali dari umur dirinya.
" Brengsek! cepat pergi dari tempat ini, sebelum kesabaranku habis... " Alex mengacungkan telunjuknya kearah Rangga.
Rangga sama sekali tak mengindahkan ucapan Alex. Tanpa mengulur waktu lagi saat itu juga Rangga langsung melantukan syairnya. Yang membuat semua orang yang ada didalam gudang menutup telinga termasuk dengan Alex sendiri. Rasanya ada bunyi dengan kekuatan 180 dB yang masuk kedalam telinga mereka tanpa jeda.
" Hentikan suaramu itu, akh... Sakit sekali. Siapa kamu sebenarnya? " Rangga masih belum mengindahkan ucapan Alex, dia masih melantukan syairnya sampai terlihat diantara mereka mengeluarkan cairan darah dari dalam telinga, yang mengalir disela jari jari mereka yang masih berusaha menutup rapat telinga. Termasuk Alex.
" Tolong hentikan! I-ini sangat sakit sekali. Baiklah apa maumu? " Alex sudah tidak ada pilihan lain selain dirinya harus menyerah.
" Kenapa harus selalu dipaksa dengan kekerasaan, padahal semua mudah hanya tinggal menjawab pertanyaanku dan mengakui hal yang akan aku sampaikan pada kalian. " Ucap Rangga setelah dia menghentikan kidung syairnya.
" Pengakuan seperti apa yang kamu inginkan? Sepertinya aku belum pernah berurusan denganmu? " Ucap Alex dengan suara yang sedikit berat, dari telinganya mengalir darah segar, namun sudah tidak merasakan sakit seperti tadi.
" Kenapa masih berlagak! Pastinya banyak hal busuk yang kalian tutupi disini, cepat katakan apa bos kalian telah melakukan perbuatan yang biadab? " Ucapan Rangga secara perlahan kembali tenang.
" Hah! Siapa kamu sebenarnya? " Alex terkejut kalau pemuda didepannya itu sepertinya mengetahui apa yang tersembunyi disini.
" Apa benar kamu yang bernama Alex? "
" B-benar. "
" Oke baiklah. Aku akan menjelaskan siapa aku sebenarnya dan ada apa datang ketempat ini. " Rangga kembali menaikan rolling door gudang, saat perlahan rolling door itu naik, sebelumnya dia terdengar berbicara melalui handy talkie yang dicabut dari pinggangnya. Alex membalikkan tubuhnya mengarah kearah rolling door.
" Hah! Pak Ferdinand? " Alex terlihat pucat dan sangat terkejut melihat jika sudah ada Ferdinand digudang nya itu.
" Kenapa kamu sangat terlihat terkejut Alex? Aku masih manusia bukan? " Ferdinand berjalan santai kearah Alex.
" Hah! " Belum selesai rasa terkejutnya, Alex kembali dibuat terkejut dengan tiba tiba dari dua arah yang berlawanan, dengan pelan melangkah dibelakang Ferdinand sosok 2 wanita yang Alex sendiri sangat mengenal kedua wanita itu, dia tidak lain adalah Wilona dan Cindy dimana dibelakang mereka masing berjalan bodyguard yang bernama Bonny dan Lois
" Baiklah semua sudah berkumpul, aku harap kamu sudahi keterkejutan mu itu, kamu pastinya sedikit paham kemana arah pertanyaanku ini? Sebelum lanjut, apa kamu masih mau melawan atau berkata dengan jujur? " Rangga mulai mengintimidasi Alex.
" B-baiklah aku akan menjawab dengan jujur dari pertanyaan kamu. " Alex menyadari satu hal, ini sudah waktunya keluar dari jeratan Federico.
" Apa kamu kenal orang bernama Federico? " Pertanyaan Rangga terucap tenang, dengan sorot mata tajam kearah Alex.