Kisah masa lalu Ayahnya juga Bundanya terlalu membekas hingga Intan tak bisa percaya pada Cinta dan kesetiaan.
Baginya Kesetiaan adalah hal yang langka yang sudah hilang di muka bumi.
Keputusannya untuk menikah hanya untuk menyelamatkan perusahaan dan menghibur orang tuanya saja.
Jodohpun sama-sama mempertemukan dirinya dengan orang yang sama-sama tak mempercayai Cinta.
Bagaimanakah kisah selanjutnya?
Akan kah Dia mempercayai Cinta dan Kesetiaan itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shakila kanza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Raihan
Pekerjaan setiap hari bagaikan candu bagi Intan hingga dirinya kadang nyaris lupa untuk pulang, hanya waktu shalat dan hari libur yang tak pernah dia lupa, namun semua kesenangan bergaul dan mengenal lawan jenis nyaris dia tinggalkan dan tak pernah dia jalani.
Siang Ini Intan sedang melakukan rapat dengan partner perusahannya di restoran sekalian makan siang, Ayah Haris telah menjual sahamnya juga saham Omanya kepada laki-laki di hadapannya ini untuk membangun perusahaan di Jakarta.
Pemuda di hadapannya ini pemuda yang dingin dan arogan namun Pemilik RH Grub perusahaan bergerak di bidang apa saja, pemilik banyak Mall di banyak kota di Indonesia, pemilik banyak hotel di Indonesia juga perusahaan yang bergerak di bidang kontraktor, saat ini mengembangkan sayap di perusahaannya yang bergerak di bidang Fashion juga peralatan Rumah tangga.
Intan mendengarkan penuturan orang yang di hadapannya ini dengan kesal, undangan yang dia terima adalah undangan rapat namun sekretarisnya mendadak tidak ada kabar dan dirinya terpaksa rapat sendirian dengan pemuda di hadapannya ini namun yang di bahas pemuda di hadapannya ini justru keluar dari koridor perusahaan, selalu mengajak dirinya menikah kontrak dengan perjanjian-perjanjian.
"Jadi giman Nona Intan apakah dirimu bersedia menerima kesepakatan saya??? Kesempatan ini tidak banyak saya tawarkan... Saya bukan orang yang percaya Cinta namun saya butuh ikatan pernikahan..."Kata Raihan Hartono.
"Jika Anda tidak bisa maka mudah bagi saya menarik semua saham yang ada di perusahaan..."Kata Raihan masih berusaha menekan Intan.
"Kenapa butuh ikatan pernikahan jika tidak percaya Cinta??" Tanya Intan dingin.
"Aku butuh seorang istri agar aku bisa memiliki keturunan... Untuk meneruskan perusahaan keluargaku karena aku anak tunggal..." Kata Raihan.
"Cih... Kau pikir wanita hanya mesin pencetak anak???" Intan makin dingin dan datar.
"Kamu bisa cari wanita lain di luar sana..." Kata Intan masih datar.
"Aku butuh keturunan yang baik juga seorang yang berkarakter seperti dirimu untuk membuat keturunanku semakin unggul..." Jawab Raihan enteng.
"Cih... Kamu salah orang Bung... Aku bahkan tidak percaya pada makhluk berjenis laki-laki... Aku tidak ingin menikah jika bisa seumur hidupku... Bahkan jika mahluk laki-laki hanya dirimu aku tak pernah bisa tertarik...!" Intan berdiri dan meninggalkan Raihan tanpa permisi, hatinya kesal karena sikap Raihan yang terkesan seperti melecehkan wanita.
Intan mengumpat sepanjang jalan, perusahaannya mungkin kali ini akan terancam jika Raihan benar-benar melakukan tindakannya. Saham yang di miliki Raihan di perusahaannya cukup berpengaruh besar jika di tarik, akan ada pengurangan banyak karyawan juga pengurangan jumlah produksi yang berimbas pada pengurangan jumlah pendapatan.
"Sial... Kenapa Ayah bertindak konyol waktu itu dengan menjual saham pada pria arogan seperti Raihan itu..."Gerutu Intan lalu memasuki mobilnya namun terasa aneh saat dirinya ingin memajukan mobilnya.
Intan keluar dan saat keluar dirinya mengecek mobilnya, Intan merasa hari ini begitu di uji amarah dalam dirinya, Ke empat Ban mobilnya kempes seperti ada yang sengaja mengempeskan mobilnya.
Intan mengepalkan tangannya lalu kembali masuk kedalam restoran melangkah dengan kaki panjangnya dengan gemuruh di dadanya. Intan kembali ke meja tempat Raihan duduk lalu menggebrak meja itu dengan kecang karena kesalnya.
"Apa maksud kamu mengempeskan semua ban mobilku tuan Raihan yang terhormat???" Marah Intan hingga wajahnya memerah, dadanya naik turun menahan amarah.
Raihan yang ada di hadapannya justru tersenyum tipis lalu berkata, "Kenapa aku???"
"Lalu siapa lagi orang yang tidak menginginkan hidupku tenang selain Anda Tuan Raihan???" Intan memandang tajam Raihan yang justru tergelak mengejek ke arahnya.
"Nona Intan... Asal kamu tau... Bahkan aku bisa membuat perusahaanmu itu seperti mobil itu tak bergerak sama sekali hanya dalam hitungan detik..." Kata Raihan.
"Jadi saya beri waktu satu bulan paling lama untuk mempertimbangkan atau untuk bersiap dan mengambil keputusan... Pertimbangan baik-baik jangan sampai omongan saya barusan menjadi kenyataan..."Kata Raihan lalu berdiri gantian meninggalkan Intan yang masih berdiri dengan amarahnya.
***
Intan mengundang montir untuk mengganti ban Mobilnya lalu meminta Difa sekretarisnya untuk datang menemui dirinya di kafe sekaligus menjemputnya namun saat di telfon sekertaris itu pun bercerita jika ban mobilnya juga kempes semua.
Intan ingin naik taxi di depan restoran namun tidak ada sama sekali, memesan ojek online selalu mendadak di batalkan sepihak. "Astaga... Masa iya ini semua ulah manusia satu tadi juga..." Keluh Intan lalu duduk berfikir langkah apa yang akan dia ambil dan bagaimana dirinya pulang.
Intan menghubungi semua adik-adiknya, Zea tak bisa baru ada kelas, Zia baru mengajar di dalam kelas di sebuah SMA islami sebagai sambilannya sebelum ada mata kuliah. Kean juga tentu saja masih belajar di dalam kelas karena belum waktunya pulang.
Tidak lama sebuah mobil berhenti di hadapannya siapa lagi, tentu saja Raihan dengan arogannya membuka kaca mobil mewahnya sambil berkata, "Perlu tumpangan??" Katanya setengah mengejek.
Intan terdiam namun matanya melihat sebuah Bus lewat di sisi mobil Reihan tanpa meladeni Reihan Intan menghentikan mobil itu lalu masuk ke dalam Bus dan meninggalkan Raihan yang balik marah, nampak dari kaca dirinya memukul stir mobilnya karena kesal, usahanya gagal justru Intan milih berpanas-panasan menaiki Bus buluk di sisinya tadi.
Intan berdiri karena tak ada tempat duduk sama sekali, semua kursi sudah penuh oleh anak sekolah, pekerja dan pedagang bahkan ada yang merokok sembari duduk di belakang. Di sisinya ada yang membawa ayam jago di keranjang dan di pangku di pangkuannya.
"Astaga... Bau sekali di sini..." Batin Intan sambil menahan nafas, mana Bus yang di naiki ini adalah bus kecil tanpa AC dan menimbulkan polusi terbukti di belakang bus nampak meninggalkan kepulan asap hitam yang bahkan mungkin akan membuat batuk Mobil Raihan yang mengikuti Bus yang di tumpanginya ini.
Di lampu merah nampak masuk pengamen dua orang yang satu memegang gitar yang satu memegang ketipung lalu bernyanyi di tengah-tengah Bus, penampilannya amat lusuh seperti anak pank, pakaiannya sobek-sobek dan tindikan dimana-mana.
"Sungguh ku menyesal telah mengenal dia
Dan aku kecewa pernah menyayanginya
Dan aku tak akan mengulang kedua kalinya" Nyanyi yang membawa gitar dengan gaya dan suara kerasnya.
"Ku simpan rindu di hati, gelisah tak menentu
Berawal dari kita bertemu, kau akan ku jaga
Ku ingin engkau mengerti betapa kau ku cinta
Hanya padamu aku bersumpah kau akan ku jaga sampai mati" Penyanyi yang membawa kendang menyanyi tanpa ekspresi.
Intan mendadak mual dan pusing semakin menjadi saat mendengar pengamen itu bernyanyi dan menyatu dengan aroma rokok yang kuat, perutnya terasa di aduk-aduk. Intan mengambil uang merah di sakunya lalu memberikan pada pengamen itu agar lekas berhenti, pengamen itupun tak berkeliling ke penumpang dan turun.
Intan menahan rasa mual di perutnya, lalu setelah Bus sudah mulai dekat dengan jalan menuju perusahaannya Intan meminta berhenti, kemudian membayar dan turun setengah berlari, lalu menuju lahan kosong di tepi jalan dan memuntahkan semua isi perutnya.
"Hoooeeekkk...."
"Hoooeeekkk...."
Di belakangnya nampak pemuda yang tidak di harapkan itu memberikan air mineral untuk meredakan mual di perutnya, terpaksa pun Intan meminumnya namun saat sudah setengah minum pemuda itu berkata padanya hingga dirinya ingin memuntahkan semua minuman yang masuk ke tenggorokannya.
"Awas... Minuman itu ada perangsang..." Kata Raihan.
"Apaaaa????" Intan terkejut lalu mencoba memuntahkan lagi isi perutnya namun apa yang di lakukan Intan justru membuat Raihan tergelak setengah mengejeknya.
"Hahaha kamu pikir seberapa menariknya tubuhmu yang terbungkus baju besar itu??? Hingga kamu percaya aku menaruh perangsang??? Konyol...!!!" Raihan menarik Intan dan mendorongnya masuk mobil lalu melajukan mobilnya menuju perusahaan Intan, dia rasa peringatan hari ini sudah cukup bagi Intan untuk mempertimbangkan keberadaannya juga penawarannya.
***
Mohon bantuan koreksi bila Typo ya...🙏😊