Kesepakatan Di Atas Buku Nikah

Kesepakatan Di Atas Buku Nikah

Intan

Seorang wanita cantik keluar dari Rumah Utamanya, memasuki mobilnya lalu melaju membelah jalanan. Selama di perjalanan telfon berdering selalu sehingga membuat dirinya jengkel mau tak mau dia pun mengangkat telfon itu.

"Assalamualaikum... "Salam Intan sambil menyetir.

"Wa'alaikum salam... "Jawab orang di sebrang.

"Bagaimana tentang tawaranku yang dulu??" Tanya orang di sebrang.

"Ckkk jika itu yang Anda tanyakan terus, maka aku tak akan pernah mengangkat telfon Anda..." Jawab Intan langsung mematikan telfon sepihak dan kembali fokus pada menyetir dengan raut wajah yang kesal.

Hari ini hari libur, waktu baginya untuk bertemu keluarganya. Intan membagi waktunya setiap hari libur dirinya tinggal bersama Mutia sementara di hari kerja dirinya tinggal di Rumah utama yang dulu pernah di tinggali Ayah kandungnya. Rumah yang menjadi saksi bagaiman dia sudah tidak mempercayai kesetiaan dan cinta laki-laki.

Di rumah Bundanya saat intan datang, Dedek Zayn Adik bungsunya tengah bermain dengan adik-adik Intan yang lain. Mereka sekarang berada di ruang tengah mendengarkan cerita Dede Zayn yang sudah mulai masuk sekolah TK kecil. Sedang Bundanya baru memasak bersama bibi, Ayah sambungnya sendiri sedang memberi makan burung yang baru di belinya kemarin, alasannya rumah mulai sepi saat anak-anak sudah berada di luar jadi suara burung bisa membuat rumah menjadi lebih ramai.

Intan selalu datang dengan tangan yang tak pernah kosong, Dia membawa banyak makanan ringan juga buah-buahan, tak lupa mainan mobil-mobilan terbaru untuk Dedek Zayn tersayangnya. Wajah Intan semakin menawan di usianya yang semakin matang karirnya semakin bagus perusahannya semakin maju apa lagi semenjak dirinya bekerja sama dengan perusahaan yang cukup besar di Indonesia membuat nama perusahaannya semakin terkenal.

Adik Intan, Si Zea tumbuh menjadi gadis yang sedikit tomboi namun tetap setia dengan hijabnya, wajahnya semakin ayu dan manis di usianya yang sudah mulai dewasa. Zea mengambil jurusan Bisnis mengikuti jejak kakaknya.

Sementara saudara kembar Zea, Zia bak pinang di belah menjadi dua hanya gaya berpakaiannya saja yang berbeda dengan Zea, Zia lebih anggun dan feminim dengan jilbab juga yang syar'i membalut tubuhnya. Zia lebih suka dunia pendidikan jadi dirinya justru bercita-cita menjadi seorang pendidik.

Sedangkan Adik Intan yang ganteng, Kean sekarang tumbuh menjadi remaja yang tampan dan gagah, tubuhnya yang tinggi dan rupawan membuat dia banyak di gandrungi oleh teman-temannya di sekolahnya, namun nasehat Bunda dan Ayahnya selalu dia pegang membuat dirinya menjaga diri dari pergaulan remaja yang bebas.

Bunda Mutia, Bunda kebanggaan Intan selalu cantik meski usianya sudah tak makin muda lagi, tubuhnya masih terjaga karena pola hidup sehat dan olah raga yang di jalaninya. Bundanya sudah jatuh cinta berkali-kali lipat pada Ayah sambungnya yang sudah mengobati kesakitan hatinya.

Ayah Arsya, Ayah sambung Intan masih gagah dan menawan, kasih sayangnya ke pada keluarga tak pernah pudar meski Anak-anaknya semakin besar. Tentang rasa kasih dan cintanya kepada Bunda Mutia tentu tak akan pernah pudar, sudah terpatri sampai mati di dalam sanubarinya, setiap kali justru seperti semakin jatuh cinta pada istrinya.

Seperti saat ini saat anak-anak sedang asik bermain di depan ruang TV, Intan melihat Bunda Mutia membawa susu coklat kesukaan Ayah sambungnya juga sandwich untuk sarapan kecil sebelum masakannya matang. Intan mengikuti untuk menyalami dan menyapa Bundanya karena rindu sudah beberapa hari tak bersua.

"Yah... Minumnya..."Kata Bundanya lalu menaruh di meja teras belakang tempat Arsya bermain dengan burungnya.

"Makasih Sayang..." Kata Ayah sambungnya lalu mengambil susu itu dan meminumnya.

"Sama-sama Sayang..."Balas Bundanya, lalu Intan melihat Bundanya di tarik oleh Ayah sambungnya dengan senyum mesranya hingga Bundanya terduduk di atas pangkuan Ayah sambungnya dengan lengan memeluknya erat, nampak dagu Ayah sambungnya di letakkan di bahu Bundanya dengan mesra

"Sarapan vitamin cinta boleh kali ya..."Kata Ayah Arsya Ayah sambungnya itu, lalu mengambil wajah Bundanya, tak ingin melihat adegan panas kedua orangtuanya Intan memilih berbalik hingga terdengar suara Bundanya berkata pada Ayahnya.

"Stttt udah, nanti kalau anak-anak ke belakang pada lihat... Masih pagi..."Kata Bundanya lalu terdengar gelak tawa Ayah Arsya di sana.

"Berarti kalau siang dan malam boleh dong... Asal tidak ada anak-anak..." Kata Ayah Arsya masih sayup-sayup terdengar.

"Astaga... " Sahut Bundanya.

"Udah Bunda lanjutin masaknya biar bisa segera matang, Anak-anak sudah kumpul semua pasti lapar..."Kata Bundanya, Intan pun berjalan cepat berlalu agar Bundanya tak malu. Namun ternyata Bunda Mutia melihatnya lalu menyapanya.

"Waaah Putri sulung Bunda udah datang..." Kata Bunda Mutia membuat Intan menoleh lalu memeluk Bundanya penuh rindu.

"Kangennn..."Kata Intan lalu di kecup keningnya oleh Bundanya, masih hangat seperti saat dirinya kecil dulu.

Intan pun pamit ke Bunda untuk bergabung dengan Adik-adiknya sedang Bunda kembali kedapur untuk masak sarapan bersama bibi.

***

Di ruang TV.

"Dedek Zayn kangen Kak Intan gak???" Tanya Intan lalu memeluk Dedek Zayn.

"Kangen dong Kak... " Balas Dedek Zayn sambil memeluk balik Intan, gimana Dedek Zayn tidak sayang dan kangen setiap datang Intan selalu membawa makanan kesukaannya juga mainan-mainan terbaru untuknya, Intan juga selalu menuruti kemauannya jika ingin berjalan-jalan keluar.

"Kalau sama Kak Zea gimana???" Tanya Zea sambil nyengir.

"Gak... Tiap kali ketemu... Mana Makan Dedek suka di curi..."Jawab Dedek Zayn sambil cemberut, namun bukannya tersinggung Zea justru tergelak, karena baginya Dedek Zayn terlalu sayang jika tidak di usili atau hanya diam anteng tanpa mengomel atau pun marah.

"Kalau Sama Kak Zia giman Dek???" Zia tersenyum manis sambil merentangkan tanganya, sontak Dedek Zayn menghambur memeluknya.

"Sayangggg bangettt..." Zia yang selalu setia menemani dirinya main jika Bundanya atau Ayahnya sibuk, bahkan mandikannya jika tak mau sama bibi kadang tidurpun di bacakan dongeng oleh Zia saat Ayah dan Bundanya pulang terlambat atau ada kepentingan.

"Uuuuh gitu... pilih kasih... " Zea pura-pura marah namun justru di juluri lidah oleh Dedek Zayn.

"Kak Zea Usil... "Protes Dedek Zayn yang di jawab gelakan tawa Kean dan Zea bersamaan.

"Kalau sama Abang Kean gimana Dek???" Tanya Kean sambil membuka tanganya untuk minta peluk, namun Dedek Zayn tak membalasnya.

"Sayang tapi dikit... Abang Kean sibuk terus di sekolah... Dedek gak pernah di ajak main bola... Udah lama banget..."Kata Dedek Zayn sambil cemberut.

"Hehehe Maaf deh... Hari ini aja yuk... Main bolanya..."Kata Kean membuat Dedek Zayn langsung berdiri girang.

"Ayuk...." Kata Dedek Zayn langsung berlari mengambil bolanya membuat semua Kakak-kakaknya tertawa.

"Ok... Aku ikut..."Zea berdiri dan menyusul Kean, mereka bertiga pun ke halaman untuk bermain bola bersama sementara Intan dan Zia berjalan mengikuti hanya untuk melihat saja.

Intan menoleh kebelakang nampak di belakang mereka ada Ayah Arsya yang melihat ke arahnya dan adik-adiknya. Seolah sedang memandang kehangatan anak-anaknya dengan tersenyum penuh rasa syukur dan bahagia, di belakangnya ada Bunda Mutia yang sudah selesai memasak langkah Bundanya mengayun mendekati Ayah Arsya lalu merangkul pinggangnya sambil tersenyum mendekati Intan dan Zia.

"Yah... Sejuk ya di pandang kalau pada kumpul gini... Adem rasanya hati ini..."Kata Bundanya terdengar di telinganya.

"Iya Bun... Alhamdulillah... Mereka semua bisa akur dan rukun tak pernah ada pertengkaran yang serius... Makasih ya Bun... Tanpa didikan Bunda mereka semua tidak akan menjadi anak-anak yang shalih dan shalihah semua... Ayah beruntung memiliki istri seperti Bunda..."Kata Arsya, Intan dan Zia menoleh terlihat Bundanya tersenyum sambil memeluk pinggang Ayah Arsya melangkah ke arah mereka lalu mengajak Intan dan adik-adiknya untuk istirahat dan sarapan bersama.

***

Terpopuler

Comments

Capricorn 🦄

Capricorn 🦄

j

2024-10-07

0

Lina Suwanti

Lina Suwanti

mampir lg author setelah selesai baca "Air Mata yang kering"

2024-09-02

3

Retno Anggiri Milagros Excellent

Retno Anggiri Milagros Excellent

bahagianya.. 🤲🏻😍

2024-07-26

2

lihat semua
Episodes
1 Intan
2 Raihan
3 Kesialan di malam hari
4 Kedatangan Orang tua
5 Rumah Reihan
6 Tak bertemu
7 Sepakat
8 Rumah Bunda
9 Saling meyakinkan keluarga
10 Surat kesepakatan
11 Kantin
12 Lamaran
13 Mencoba Baju Pengantin
14 Peraturan
15 Uji coba peraturan
16 Drama uji coba
17 Hadiah Eyang Hana
18 Divo
19 Sebelum Hari itu tiba
20 kebakaran
21 Pernikahan
22 Malam pertama
23 Pagi yang tak biasa
24 Pulang ke Rumah
25 Haruskah bulan madu???
26 Seoul
27 Tak sekuat itu
28 Ingin menyerah
29 Maaf
30 Kembali kerja
31 Sebulan berlalu
32 Terbongkar
33 3 Kantung
34 Di rawat
35 Menepi
36 Pulang
37 Aku juga mencintaimu
38 Aku juga mencintaimu
39 Malam
40 Pagi yang Indah
41 Di Meja makan
42 Berkumpul keluarga
43 Tamu tak di undang
44 Meluluhkan hati
45 Kebetulan yang tidak menyenangkan
46 Saling mengadu
47 Pulang malam
48 Bertemu Allea
49 Ke Kantor Reihan.
50 Rumit
51 Intan
52 Nasehat Alesha
53 sendiri dulu
54 Nasehat Eyang
55 Meyakinkan diri
56 Kepulangan Intan.
57 Hari berikutnya
58 Pantai
59 Kontraksi
60 Rasa Kehilangan
61 Terimakasih
62 Satu tahun kemudian
63 Keinginan sembuh
64 Ungkapan Syantika
65 Kejutan Intan
66 Kondisi Syantika
67 Satu tahun kemudian
68 Kecewa pada Zia
69 Ke kantor Reihan
70 15 tahun Kemudian
71 Indah
72 Pengumuman Zia
Episodes

Updated 72 Episodes

1
Intan
2
Raihan
3
Kesialan di malam hari
4
Kedatangan Orang tua
5
Rumah Reihan
6
Tak bertemu
7
Sepakat
8
Rumah Bunda
9
Saling meyakinkan keluarga
10
Surat kesepakatan
11
Kantin
12
Lamaran
13
Mencoba Baju Pengantin
14
Peraturan
15
Uji coba peraturan
16
Drama uji coba
17
Hadiah Eyang Hana
18
Divo
19
Sebelum Hari itu tiba
20
kebakaran
21
Pernikahan
22
Malam pertama
23
Pagi yang tak biasa
24
Pulang ke Rumah
25
Haruskah bulan madu???
26
Seoul
27
Tak sekuat itu
28
Ingin menyerah
29
Maaf
30
Kembali kerja
31
Sebulan berlalu
32
Terbongkar
33
3 Kantung
34
Di rawat
35
Menepi
36
Pulang
37
Aku juga mencintaimu
38
Aku juga mencintaimu
39
Malam
40
Pagi yang Indah
41
Di Meja makan
42
Berkumpul keluarga
43
Tamu tak di undang
44
Meluluhkan hati
45
Kebetulan yang tidak menyenangkan
46
Saling mengadu
47
Pulang malam
48
Bertemu Allea
49
Ke Kantor Reihan.
50
Rumit
51
Intan
52
Nasehat Alesha
53
sendiri dulu
54
Nasehat Eyang
55
Meyakinkan diri
56
Kepulangan Intan.
57
Hari berikutnya
58
Pantai
59
Kontraksi
60
Rasa Kehilangan
61
Terimakasih
62
Satu tahun kemudian
63
Keinginan sembuh
64
Ungkapan Syantika
65
Kejutan Intan
66
Kondisi Syantika
67
Satu tahun kemudian
68
Kecewa pada Zia
69
Ke kantor Reihan
70
15 tahun Kemudian
71
Indah
72
Pengumuman Zia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!