NovelToon NovelToon
My Detective And Me, Her Assistant

My Detective And Me, Her Assistant

Status: tamat
Genre:Tamat / Spiritual / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / Hantu / Roh Supernatural
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Dee Jhon

Seorang pemuda biasa saja yang sama sekali tidak menonjol namun pintar dan bercita cita menjadi dokter, tiba tiba di datangi oleh hantu teman sekelasnya yang cantik, indigo dan terkenal sebagai detektif di sekolahnya dari masa depan. Menurut sang hantu, dirinya akan meninggal 50 hari dari sekarang dan dia minta tolong sang pemuda menjaga dirinya yang masih hidup.

Sang pemuda menjadi bingung karena gadis teman sekelasnya sebenarnya ingin mengusir hantu adik kembar sang pemuda yang selalu duduk di pundaknya. Akhirnya karena dia tidak mau melihat teman sekelasnya meninggal dan dia sendiri juga menaruh hati kepada sang gadis, akhirnya dia memutuskan untuk membantu. Di mulailah petualangan mereka mengungkap dalang di balik kematian sang gadis yang ternyata melibatkan sebuah sindikat besar yang jahat.

Keduanya menjadi pasangan detektif dan asisten yang memecahkan banyak kasus sambil mencari informasi tetang sindikat itu.

Mohon komen dan likenya ya, terima kasih sudah membaca.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dee Jhon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 2

Keesokan harinya, Tino berjalan masuk ke dalam gerbang sekolah, dia menarik nafas panjang dan kemudian menghembuskannya, kemudian dia menoleh ke belakang,

“Oi lo ikut juga ke sekolah ?” tanya Tino.

“Tentu saja, gue harus ngawasin lo,” jawab Amelia.

“Tapi ntar kalau diri lo yang di sini ngeliat lo gimana ?” tanya Tino.

“Ga bakal, saat ini yang bisa liat gue cuman lo,” jawab Amelia.

“Kok bisa gitu ?” tanya Tino.

“Bukannya gue udah bilang, dua adik lo membantu gue membawa gue ke masa lalu, jadi yang bisa liat gue hanya lo dan dua adik lo yang membawa gue kesini, gue sekarang masih hidup dan belum jadi hantu, jadi gue yang sebagai hantu belum ada di masa sekarang, makanya gue minta tolong lo untuk mencegah gue jadi hantu,” ujar Amelia.

“Gue ga ngerti tapi ya udalah, sekarang gue masuk,” ujar Tino.

Tino melangkah masuk, tapi kemudian dia langsung kaget karena banyak siswa dan siswi yang berjalan bersamanya menoleh melihat dirinya dengan tatapan aneh dan iba,

“Kasian ya ngomong sendiri,” ujar seorang siswi berbisik ke sebelahnya.

“Hus, ntar kedengeran di timpuk lo,” ujar seorang siswi sebelahnya.

“Hik, sekarang gue di sangka orang gila, ampun deh,” ujar Tino dalam hati sambil melangkah masuk ke dalam gedung sekolah.

Tino berjalan lemas menuju ke kelasnya walau pundaknya terasa ringan karena Mei dan May di gandeng oleh hantu Amelia yang melayang layang di belakang Tino. Ketika sampai di kelas dan hendak masuk, Tino melihat Amelia yang masih hidup sudah duduk di kursinya sambil membaca buku. Wajah Amelia terlihat datar dan tanpa ekspresi, Tino menoleh melihat hantu Amelia yang melayang di belakangnya yang terlihat ceria dan tersenyum ketika melihat dirinya,

“Kenapa sifat hantunya beda banget ya sama versi hidupnya ?” tanya Tino dalam hati.

Setelah itu, Tino melangkah masuk, dia langsung duduk di meja nya yang berada di belakang Amelia. Ketika Tino duduk, Amelia sempat menoleh sebentar kemudian dia menoleh lagi dan meneruskan membaca bukunya. Tino mengambil smartphonenya dan mengetikkan sesuatu di notenya, kemudian dia memperlihatkan tulisannya kepada hantu Amelia yang melayang layang di belakangnya.

“Hehe biarin aja, gue tahu diri gue sendiri kok, ga biasanya gue nengok kalau ada yang dateng..santai santai..lo bisa taklukkan gue hehe,” ujar hantu Amelia.

“Grrr lo kira gampang kale,” balas Tino tanpa smartphone.

“Gampang gampang, beneran gue ga bohong, makanya pede dong,” balas hantu Amelia.

“Lagian kok sifat lo beda banget sih, waktu hidup kayaknya lo ga pernah senyum, udah jadi hantu malah ceria gitu, aneh,” ujar Tino tanpa sadar.

Tiba tiba, “grek,” terdengar suara kursi bergeser, Amelia yang duduk di depan Tino berdiri kemudian dia kembali duduk namun berbalik dan menghadap Tino,

“Lo ngomong sama siapa ?” tanya Amelia dengan tatapan yang dingin dan wajah tanpa ekspresi.

“Oh..eh...um...gue lagi nelpon...iya bener, gue lagi telepon,” ujar Tino mengangkat smartphone nya.

“Oh ok, sori ganggu,” ujar Amelia.

Dia berdiri lagi dan memutar kursinya kemudian dia kembali duduk menghadap ke depan dan kembali meneruskan membaca bukunya. Tino menghela nafas, kemudian dia melirik melihat hantu Amelia yang terlihat tertawa terbahak bahak bersama Mei dan May menertawakan dirinya. Tak lama kemudian bel berbunyi dan pelajaran di mulai, Tino terus mengawasi Amelia yang duduk di depannya dari belakang, sesekali dia menoleh melihat hantu Amelia yang melayang layang di sekitarnya,

“Dia beneran meninggal 50 hari lagi ya, gimana cara gue mencegahnya, gara gara apa ? apa dia terlibat kasus yang aneh atau apa,” ujar Tino dalam hati sambil menatap punggung Amelia yang tertutup oleh rambut hitamnya yang panjang.

Sepanjang pelajaran, Tino yang tidak bisa berkonsentrasi, dia terus menulis di buku tulisnya mengurutkan kejadian dan kasus yang sudah di pecahkan oleh Amelia sebelumnya ketika mereka masih di kelas 10.  Ada tiga kasus besar yang di pecahkan oleh Amelia, pertama pembunuhan seorang guru, kedua pembulian yang berujung kepada kematian seorang siswa dan terakhir pembunuh berantai yang menyamar menjadi petugas kebersihan sekolah yang kasusnya sudah di bekukan.

“Untuk kasus pembulian, seinget gue tiga orang pelaku udah di tangkap dan kalau pun udah bebas mereka tidak mungkin kembali ke sekolah karena sudah di keluarkan dari sekolah, trus pembunuh berantai yang ngumpet sebagai petugas kebersihan itu juga udah di tangkap dan rencananya akan di eksekusi, jadi kalau ada yang dendam sama Amelia dan pada akhirnya membunuhnya, gue rasa ga mungkin,” gumam Tino di pikirannya.

Selagi Tino berpikir, tiba tiba Mei dan May duduk di meja Tino dan menunjuk ke arah buku yang di tulisnya,

“Ada apa ?” tanya Tino kepada keduanya.

Mei memegang tangan Tino dan menggerakkannya untuk menulis sesuatu di buku, Tino melihat tangannya bergerak sendiri dan menuliskan sesuatu di buku, isi tulisannya adalah, “kita lihat kak Amel di sekolah,”

“Hmm iya juga, dia bilang semalem katanya dia ngeliat kalian di sekolah, berarti kemungkinan besar dia meninggal di sekolah ini,” tanya Tino berbisik.

Mei dan May mengangguk, kemudian mereka melayang lagi dan bergandengan dengan hantu Amelia yang mengangkat kedua pundaknya karena dia tidak ingat apa apa. Tino berpikir keras sambil sedikit menunduk dan meletakkan tangan di dagu, dia menuliskan 50 hari lagi di sekolah Amelia akan meninggal tanpa dia sadari. Hantu Amelia melayang dan membaca tulisan Tino, dia juga terlihat ikut berpikir namun habis itu dia langsung memegang kepalanya dan terlihat kesakitan, Tino melihat Mei dan May berusaha menenangkan hantu Amelia kemudian hantu Amelia kembali ceria seperti biasanya,

“Sori, gue sama sekali ga bisa inget apa yang terjadi,” ujar hantu Amelia.

Tino mengangguk, dia mengacungkan ibu jarinya dan menulis “tenang saja, kita pecahkan sama sama,” tapi tiba tiba Tino merasakan ada seseorang sedang melihat dirinya, ketika dia melihat ke depan, dia melihat Amelia yang duduk di depannya sedang menoleh melihat buku yang di tulisnya. Dengan reflek Tino menutup bukunya, Amelia langsung menatap wajah Tino dengan tajam sampai membuat Tino salah tingkah,

“Um....ada apa ya ? jangan madep kesini, ntar kalau keliatan bu Frida gimana ?” tanya Tino.

“Oh pelajaran sudah berakhir sekarang istirahat, boleh lihat ?” tanya Amelia menjulurkan tangannya mengambil buku Tino yang terpaksa memberikannya.

“Mau ngapain, cuman oret oretan aja, ga ada yang penting hehe,” ujar Tino.

“Hmm....dia meninggal 50 hari lagi di sekolah, lo bisa lihat masa depan ? apa gara gara pengaruh dua adik lo itu ?” tanya Amelia.

“Um...gue lagi nulis cerita...iya bener, gue mau jadi novelis hahaha,” ujar Tino berusaha mengelak.

“Tapi ada tiga kasus yang gue pecahkan waktu kelas sepuluh ?” tanya Amelia.

“Oh itu buat referensi aja, ga ada maksud apa apa,” jawab Tino.

“Ok kalau begitu,” balas Amelia ketus sambil berdiri dan mengembalikan buku nya.

Amelia pergi meninggalkan Tino berjalan keluar kelas, Tino menarik nafas panjang dan menghembuskannya,

“Oi cepetan susul gue,” ujar hantu Amelia.

“Apa sih ?” tanya Tino.

“Cepetan, gue biasanya kalo makan di belakang sekolah sendirian, paling ga lo temenin gue hari ini, cepet,” ujar hantu Amelia.

“Loh emang kenapa ?” tanya Tino.

“Gue ngerasa ada sesuatu hari ini, awal segalanya dan penyebab kenapa gue meninggal,” jawab hantu Amelia.

Mei dan May melompat ke meja dan keduanya terlihat memegang tangan Tino kemudian menariknya, Tino yang mengerti maksud kedua adik kembar nya, berdiri dan melangkah keluar kelas menyusul Amelia yang sudah keluar terlebih dahulu.

1
Delita bae
salam kenal 👋jika berkenan mampir juga😇🙏
Delita bae: wih hebat lanjut🤣🤣
DEE GUNZ: yang kristal lumayan seru dan ngeselin, belom belom udah baca 5 ch hehe
total 4 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!