Setelah lima tahun memendam rasa cinta pada pria yang berstatus sebagai mantan kekasih kakaknya akhirnya membuat Amara memberanikan diri untuk mengungkapkan rasa cintanya pada sosok pria dingin bernama Aga.
Jawaban berupa penolakan yang keluar dari mulut Aga yang hanya menganggapnya sebagai seorang adik tak membuat Amara gentar untuk mengejar cinta Aga. Amara yakin jika suatu saat nanti ia bisa menggantikan sosok Naina di hati Aga.
Hingga beberapa waktu berlalu, Amara yang sudah lelah mengejar cinta Aga pun akhirnya memilih berhenti dan melupakan cintanya pada Aga.
Namun hal tak terduga terjadi, sikap Amara yang tak lagi mengejar dirinya membuat Aga mulai resah terlebih saat mendengar kabar jika Amara menjalin hubungan dengan pria lain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ayo Katakan Cinta!
Amara jadi diam dan berpikir keras. Lima tahun bukanlah waktu yang sebentar untuknya mencintai sosok Aga. Bahkan karena terlalu mencintai sosok Aga, Amara sampai menolak mentah-mentah ungkapan cinta dari banyak pria untuknya.
"Ayolah Amara, jangan memikirkan status Kak Aga sebagai mantan kekasih kakakmu. Itu hanya masa lalu. Lagi pula kakakmu tidak mencintai kakakku saat itu. Dia hanya menjadikan kakakku sebagai tameng." Agatha kembali bersuara membuka jalan pemikiran Amara.
"Baiklah. Aku akan menyatakan cinta pada Kak Aga." Ucap Amara setelah banyak berpikir.
Agatha tersenyum lebar hingga memperlihatkan deretan giginya yang tersusun rapi. "Itu baru Amara."
"Aku..." Amara menepuk dada lalu tertawa kecil. "Tapi kau menyetujui bukan jika nantinya aku menjadi kakak iparmu?" Kelakar Amara.
"Tentu saja aku setuju. Dari sekian banyak wanita yang mencoba mendekati kakakku, aku hanya percaya jika hanya kau wanita baik yang pantas untuk kakakku."
Amara jadi merasa mendapatkan dorongan sekaligus dukungan yang kuat untuk menyatakan cinta pada Aga. "Terima kasih, Agatha. Tapi kau harus berjanji untuk selalu merahasiakan perasaanku ini pada Kak Aga sampai aku menyatakan cinta kepadanya!"
"Kau tenang saja. Selama empat tahun ini aku sudah menutup mulutku rapat-rapat untuk tidak membocorkan isi hatimu pada Kak Aga."
Amara sejenak menatap ke kiri dan ke kanan. Memastikan tidak ada orang lain yang mendengarkan percakapan di antara mereka sejak tadi. Setelah memastikan semuanya aman, Amara pun kembali melanjutkan pembicaraan dengan Agatha.
"Doakan aku agar berhasil menggantikan posisi Kak Naina di hati Kak Aga." Ucap Amara. Karena setelah hampir empat tahun berlalu sejak Aga memutuskan hubungan dengan Naina, sampai saat ini Aga belum bisa menerima sosok baru di dalam hidupnya. Aga terkesan menutup hati dan matanya pada setiap wanita yang mencoba mengisi hatinya. Bahkan setelah berpisah dari Naina, Aga terlihat jauh lebih dingin dan tak tersentuh.
"Aku selalu mendoakan yang terbaik untukmu. Aku juga ingin kakakku segera menikah dan memberikan keponakan yang lucu untukku."
*
Acara perayaan pesta ulang tahun perusahaan malam itu berakhir saat waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Amara yang melihat Zeline sudah mulai menguap dan mengucek kedua mata tanda mengantuk pun meminta izin untuk pulang lebih dulu dari Amara dan keluarganya.
"Anty Mara gendong." Pinta Zeline seraya mengulurkan kedua tangan mungilnya pada Amara. Ia merasa sangat malas untuk berjalan dalam kondisi mengantuk seperti saat ini.
"Gendong, hei yang benar saja. Kau itu sudah besar centil. Anty mana kuat menggendong tubuhmu ini." Amara tak habis pikir dengan permintaan Zeline yang ada-ada saja.
Agatha yang mendengarkannya pun tertawa. Sementara Aga hanya menatap Amara dan Zeline dengan datar.
"Ya deh Zel jalan saja." Ucap Zeline dengan bibir mengerucut. Semenjak usianya bertambah besar, si kecil Zeline jadi merasa kurang kasih sayang dari orang sekitarnya karena sudah tak ada lagi yang mau menggendongnya kecuali sang papa.
Amara mengusap kepala keponakannya gemas. "Kak Aga, Om Andrew, Agtha, kalau begitu saya pamit pulang dulu." Ucap Amara.
Papa Andrew dan Aga mengangguk.
Amara segera membawa Zeline keluar dari dalam gedung hotel menuju parkiran mobilnya berada.
Agatha yang menyadari jika sejak tadi Aga menatap kepergian Amara tanpa berkedip pun berdehem. "Kak Aga, kalau dilihat-lihat Amara cantik juga, ya. Tidak kalah cantik dari Kak Naina." Ucap Agatha pelan sambil menatap Aga.
Aga menatap pada adiknya. Keningnya mengkerut halus setelah mendengarkan perkataan Agatha. "Kenapa kau berkata seperti itu?" Tanya Aga dengan wajah datar tanpa ekspresi.
***