NovelToon NovelToon
PACARKU OM OM

PACARKU OM OM

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / CEO / Beda Usia / Romansa
Popularitas:170.1k
Nilai: 5
Nama Author: HANA ADACHI

Dewasa🌶🌶🌶
"Apa? Pacaran sama Om? Nggak mau, ah! Aku sukanya sama anak Om, bukan bapaknya!"
—Violet Diyanara Shantika—

"Kalau kamu pacaran sama saya, kamu bakalan bisa dapetin anak saya juga, plus semua harta yang saya miliki,"
—William Alexander Grayson—
*
*
Niat hati kasih air jampi-jampi biar anaknya kepelet, eh malah bapaknya yang mepet!
Begitulah nasib Violet, mahasiswi yang jatuh cinta diam-diam pada Evander William Grayson, sang kakak tingkat ganteng nan populer. Setelah bertahun-tahun cintanya tak berbalas, Violet memutuskan mengambil jalan pintas, yaitu dengan membeli air jampi-jampi dari internet!

Sialnya, bukan Evan yang meminum air itu, melainkan malah bapaknya, William, si duda hot yang kaya raya!

Kini William tak hanya tergila-gila pada Violet, tapi juga ngotot menjadikannya pacar!

Violet pun dihadapkan dengan dua pilihan: Tetap berusaha mengejar cinta Evan, atau menyerah pada pesona sang duda hot?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HANA ADACHI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

22. Klub Malam

William menelan ludah. Dadanya berdebar tak karuan, campuran antara senang dan gugup. Ia menghela napas panjang, mencoba mengendalikan diri agar tidak terlihat terlalu senang sebelum mengangkat telepon.

"Santai, William. Jangan sampai kedengaran aneh." Kata William pada dirinya sendiri.

Klik.

"Kenapa?" Nada suaranya dibuat agar terdengar judes dan ketus.

"Ini siapa ya...??"

Alis William langsung bertaut. Suara Violet terdengar aneh.

"Heh, kamu mabuk atau gimana? Kan kamu yang nelepon saya duluan?" tukasnya, sedikit kesal. Tapi saat itu juga, ia menangkap suara berisik di sekitar Violet. Dentuman musik keras, gelak tawa orang-orang, suara gelas beradu...

William tersentak. Loh, Jangan-jangan?

"Oh iya, ya... hehehehe..." suara Violet terdengar mengambang, dan itu cukup untuk membuat William mencelos.

"Sialan! Purple, kamu mabok beneran?!" William langsung bangkit dari kasurnya, menyambar kunci mobil dan berlari keluar apartemen.

Awalnya, ia berniat untuk menunggu lift, tapi terlalu lama. Tanpa pikir panjang, ia berlari ke tangga darurat. Sepuluh lantai? Bukan masalah baginya.

Saat tiba di parkiran, ia sudah kehabisan napas, tapi tak peduli. Sambil membuka pintu mobil dengan kasar, ia menempelkan kembali ponselnya ke telinga.

"Heh, Purple! Kirim lokasi kamu sekarang juga!" suaranya kini terdengar penuh kepanikan. Tidak ada jawaban dari seberang telepon, membuat kekesalan William mencapai ubun-ubun. "Heh!Kamu denger nggak sih?!

"Ha? Apa Om?"

"LOKASI KAMU! KIRIM SEKARANG!"

Dengan kepala yang sudah berat, Violet mengangkat ponselnya, lalu menekan tombol share location dan mengirimkan lokasinya ke William.

William segera melihat notifikasi lokasi masuk di ponselnya. Begitu melihat alamatnya, ia langsung tancap gas menuju sana.

"Jangan tutup teleponnya!" seru William.

"Iya... Iya... dasar bawel..." suara Violet terdengar semakin lemah.

Sementara itu, di dalam klub, Violet menelungkupkan kepalanya ke atas meja. Kepalanya berdenyut, tubuhnya terasa lebih berat. Mungkin dia sudah minum terlalu banyak.

Tiba-tiba, seseorang menarik kursi di sebelahnya.

"Hai, cantik... sendirian aja nih?"

Suara berat itu terdengar begitu dekat di telinganya.

Violet mengangkat kepalanya perlahan. Pandangannya masih kabur, kepalanya berat, dan tubuhnya lemas. Di hadapannya, seorang pria duduk dengan senyum miring, sorot matanya penuh niat tersembunyi.

Pria itu menyandarkan lengannya ke meja, mendekatkan wajahnya ke Violet.

"Kayaknya kamu butuh teman nih," katanya dengan suara rendah. "Gimana kalau kita ngobrol-ngobrol sebentar?"

Violet mencoba membuka mulut untuk menjawab, tetapi suaranya hanya terdengar seperti gumaman. Ia menggeleng pelan, mencoba menjernihkan pikirannya, tetapi efek alkohol membuatnya tak mampu berpikir jernih.

Pria itu tertawa kecil. Sorot matanya semakin tajam, penuh nafsu. "Wah, kelihatannya kamu udah pusing banget nih. Gimana kalau kita cari tempat yang lebih tenang?"

Tangan pria itu mulai merangkul pinggang Violet. Gadis itu hendak menolak, tetapi tubuhnya terasa berat dan tidak bisa dikendalikan. Saat pria itu membantunya berdiri, ia hanya bisa pasrah mengikuti langkahnya keluar dari keramaian klub.

...----------------...

Di jalan raya yang basah oleh sisa hujan, William memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi. Jantungnya berdetak liar, bukan karena ngebut, tapi karena pikirannya dipenuhi kekhawatiran yang mencekik.

"Sialan, bocah itu! Apa yang dia pikirkan sampai pergi ke klub sendirian?" gerutunya sambil mencengkeram setir lebih erat.

Matanya tajam menatap jalanan, sementara bayangan Violet yang mabuk, dikelilingi pria-pria mata keranjang, terus menghantui benaknya.

Darahnya mendidih.

Ia memencet Klakson berkali-kali, menyalip mobil-mobil di depannya tanpa peduli.

Setiap detik yang berlalu terasa seperti seabad baginya.

Saat tiba di depan klub, William menginjak rem dalam-dalam hingga suara decitan ban terdengar nyaring.

Tanpa membuang waktu, ia turun dari mobil, langkahnya cepat, wajahnya penuh amarah dan kecemasan.

Namun, baru saja hendak masuk, dua penjaga menghadangnya.

"Maaf, Pak. Tidak bisa masuk sembarangan."

William mendecak. Ia merogoh dompetnya, lalu menyodorkan sejumlah uang.

"Ini uang muka. Kalau kalian bisa menemukan cewek ini, kalian masing-masing saya kasih sepuluh juta."

Ia menunjukkan foto Violet.

Kedua penjaga saling berpandangan sejenak, sebelum akhirnya mengangguk dan segera menyebar untuk mencari.

Tapi William tak tinggal diam. Ia sendiri menerobos masuk, matanya menyapu setiap sudut ruangan.

Suara musik berdentum kencang. Lampu warna-warni berkedip cepat, menyilaukan.

Kerumunan orang yang menari dan tertawa membuat pencariannya semakin sulit.

”Sial! Kemana sih dia?! Haish, kenapa di saat seperti ini teleponnya malah dimatikan?!"

William mencoba menelepon Violet lagi, tapi tak diangkat.

Tangan kirinya mengepal.

Ada firasat buruk yang makin menguat di hatinya.

...----------------...

Di dalam sebuah kamar hotel yang terhubung langsung dengan klub, seorang pria asing menuntun Violet ke tepi ranjang.

Gadis itu hampir tak sadarkan diri.

Matanya berat, kepalanya terasa pusing, tubuhnya lemas.

Pria itu berdiri di depannya, menatapnya dengan napas memburu.

Rok mini Violet sedikit tersingkap, memperlihatkan paha mulusnya.

Dada gadis itu naik-turun dengan napas berat, membuat pria itu menjilat bibirnya sendiri.

"Ah, air... air..." Violet menggapai udara dengan lemah, suaranya hampir tak terdengar.

Pria itu menyeringai.

Ia meraih segelas air dari meja, lalu diam-diam memasukkan sesuatu ke dalamnya.

Dengan gerakan halus, ia mengaduk air itu perlahan sebelum menyodorkannya pada Violet.

"Minum dulu," katanya lembut, duduk di sebelah gadis itu.

Violet menerima gelas itu tanpa curiga dan meneguknya dalam sekali teguk.

Tak lama kemudian—

Tubuhnya mulai bereaksi.

"Panas... panas banget..." keluhnya, tangannya mengipas-ngipas tubuhnya sendiri.

Pria itu tertawa pelan. "Ah, panas ya? Mau kubantu buka bajumu biar lebih nyaman?"

Tangannya perlahan menyusup ke bawah rok Violet.

Gadis itu hanya bisa menggeliat tanpa tenaga.

Bruk!

Pria itu sekarang sudah menindih Violet.

Gadis itu mengerang lemah, kesusahan dengan sensasi aneh yang menjalar di tubuhnya.

Tangan pria itu hampir membuka baju Violet…

Namun—

BRAK!!

Pintu terbuka dengan keras.

Suara derak kayu pecah memenuhi ruangan.

"SIALAN KAU!!"

Dalam satu hentakan kuat, William menarik pria itu dari Violet, mencengkeram kerah bajunya, lalu membantingnya ke lantai.

Brak!

Kepala pria itu membentur sisi meja.

Ia mengerang kesakitan, tapi William tidak peduli.

Matanya penuh amarah.

Tangan terkepal, siap menghajar pria itu lagi.

Namun, sebelum ia sempat melayangkan pukulan lagi—

"Om…"

Suara erangan lemah dari ranjang membuatnya berpaling.

"Purple!"

William bergegas mendekati Violet yang terkulai lemah di atas ranjang.

"Hah... hah..." gadis itu terengah-engah, tubuhnya bergetar.

"Tolong... Om... Panas..."

Dahi William berkerut tajam.

Reaksi Violet sangat aneh.

Bukan seperti reaksi orang mabuk biasa.

Matanya melesat ke meja—ke arah gelas kosong yang ditinggalkan pria tadi.

Di sebelahnya, ada sebuah bungkusan kecil yang mencurigakan.

William menoleh tajam ke pria yang masih terkapar di lantai.

Dengan amarah membara, ia kembali mencengkeram kerah bajunya.

"Sialan! Apa yang sudah kau berikan padanya?!"

Pria itu tertawa kecil, senyuman sinis terukir di bibirnya.

William menggeram.

Tanpa pikir panjang, ia langsung meninju wajah pria itu sekuat tenaga.

Bugh!

Pria itu langsung pingsan di tempat.

William menghembuskan napas kasar, dadanya naik-turun karena amarah.

Namun, suara erangan Violet membuatnya kembali tersadar.

Ia menoleh ke arah gadis itu—

Wajah Violet sudah memerah.

Tubuhnya menggeliat-geliat.

"Om... Tolong, Om..." Violet merintih, tubuhnya gelisah.

"Panas banget..."

Mendadak, Violet memeluk William erat.

William membeku di tempat.

Gadis itu mendekapnya erat-erat, tubuhnya terasa panas.

William mengerang dalam hati.

"Sial!"

"Bocah ini dibiarkan sebentar saja, sudah bikin masalah besar!"

Ia menghela napas dalam, mencoba menekan emosinya.

Prioritasnya sekarang adalah membawa Violet pergi dari tempat ini.

Tanpa membuang waktu, ia mengangkat tubuh Violet ke dalam gendongannya.

Gadis itu terkulai di lengannya, wajahnya masih merintih dalam keadaan setengah sadar.

William menatap pria yang tergeletak pingsan di lantai untuk terakhir kali.

Ia mendengus sinis.

Lalu, dengan langkah cepat, ia membawa Violet keluar dari sana.

1
D_wiwied
woh ternyata ada maling daleman, pasti itu Tono si penjaga kos.. gila
D_wiwied
hehehe takut ya om.. takut ditikung anak sendiri 🤭🤭🤭
D_wiwied
diih si om pede banget nawarin diri sendiri 🤣🤣🤣
D_wiwied
harap maklum om, begitulah wanita.. walaupun dia salah ttp aja dia yg selalu benar /Facepalm//Facepalm/
D_wiwied
wah wah ternyata nana aslinya liar yaa, kasian evan kena tipu buaya betina..
D_wiwied
jangan2 si Evan ini jg kena air jampi2 dr pacarnya ya bermesraan smpe ga peduli sm org lain 😆😆
D_wiwied
wkwkwk papa gebetan dibilang setan/Facepalm//Facepalm/
D_wiwied
dasar si unyuuu ada aja alesannya
kaki novel
SELAMAT HARI RAYA AIDILFITRI,MAAF ZAHIR DAN BATIN DR SAYA....BUAT AUTHOR DAN SEMUA...
nurul hidayah
minal aidzin walfaizin...
Ita rahmawati
lagian malah si evan suruh ngawasin barang mah dia sebdiri yg jd kodok jantan nya 🤣
mery harwati
Evan bikin papamu cemburu akut padamu ya 😄
Azahra Rahma
Evan jangan ambil kesempatan dalam kesempitan ya,,ingat itu balon mama tirimu
HANA
Minal Aidzin Wal Faidzin, ya, untuk semua pembacaku! Mohon maaf jika selama ini Author pernah melakukan kesalahan. Semoga di bulan yang penuh berkah ini, kita semua diberikan kelimpahan pahala dan rezeki. Aamiin.
Vita Pky: slmat indul Fitri kak🙏🤍
Susanti: sama thor minal aidzin wal faidzin
total 5 replies
Azzani Siti
😭😆😆😆🤣🤣🤣
ngakak brutal ya allah
Azzani Siti
judulnya mau apa nih readers?
"mertuaku, mantan musuh bebuyutan ku..
atau
"mertuaku, besty SMA ku?
Azzani Siti
belum tau aja si bapak, bibir si purple udah gak perawan di buat si om😭🤣🤣😆😆
kalau sempat tau, habis kau om jadi dendeng balado..🤣🤣🤣
D_wiwied
uhuuyy pelet sudah bereaksi.. awas Will ntar kamu bisa ter ungu ungu 😆😆
D_wiwied
wkwkwk ternyata cuman mimpi toh /Facepalm//Facepalm/
Aam Amalia
Luar biasa
HANA: thankyou akak🥰🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!