Tertarik pada seorang wanita adalah hal tersulit untuk David rasakan setelah beberapa tahun yang lalu ditinggal pergi begitu saja oleh wanita yang sangat dicintainya.
Di usianya yang tak lagi muda, David bahkan tidak memikirkan untuk menikah dan berusaha memulai menjalin hubungan kembali dengan seorang wanita.
Di tengah ketenangan hidupnya, David mulai merasa terusik dengan kehadiran seorang wanita bernama Embun yang berstatus anak dari pembantu yang bekerja di rumahnya.
Menurut David, kehadiran Embun di rumahnya hanya membuat petaka untuknya sebab sang mama yang awalnya sudah tak lagi berniat menjodohkannya, kini kembali berniat untuk menjodohkannya dengan Embun dan melakukan berbagai cara agar dirinya mau menikahi Embun.
Hingga tanpa David sadari, di suatu malam ia terjebak dengan rencana sang mama yang mengharuskannya untuk menikahi Embun. Anak dari pembantu yang sudah lama bekerja di rumahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26 - Tidak Ada Yang Memihak
Baik Embun maupun David saling terkejut mendengarkan perintah yang dilontarkan Mom Meisya pada David.
"Menikah? Mommy jangan bercanda. Menikah bukanlah hal yang main-main, Mommy!" Tekan David.
"Lalu kau pikir apa yang kau lakukan tadi malam itu main-main? Kau membawa seorang wanita tidur di dalam kamarmu sampai pagi!"
"Tapi kami tidak melakukan apa-apa, Mom! Kalau Mom tidak percaya tanyakan saja langsung pada Embun. Atau tidak, Mom bisa memeriksanya ke rumah sakit!"
"Ada atau tidak ada yang kau lakukan bersama Embun di dalam kamar, tetap saja kalian bersalah. Di mata orang lain yang melihatnya mereka pasti menduga jika kau dan Embun sudah melakukan sesuatu di dalam kamarmu!"
"Kita bisa berikan bukti rekaman cctv untuk memastikan jika Embun murni menolongku tadi malam!" Pungkas David.
"Rekaman cctv yang mana yang kau maksud? Apa kau lupa cctv di rumah kita dalam proses perbaikan?"
Deg
David mengusap wajahnya frustrasi. Karena terlalu kalut dalam masalahnya saat ini, ia sampai lupa jika cctv di rumahnya masih dalam proses perbaikan.
"Sekarang Mom serahkan semua keputusan kepadamu, David. Nikahi Embun atau Mommy akan pergi jauh dari hidupmu. Biarkan saja kau tidak bisa melihat Mommymu ini lagi. Mommy juga tidak akan menyesal tidak memiliki anak seperti dirimu yang tidak mau bertanggung jawab."
"Mommy jangan berkata seperti itu!" David sungguh tidak suka mendengar perkataan mommynya itu. Sudah cukup beberapa tahun lalu ia hidup berjauhan dari sang mommy, namun tidak untuk saat ini. Bagi David, Mom Meisya adalah segalanya untuknya.
Mom Meisya mengusap air mata yang kembali mengalir membasahi pipinya. "Embun, maafkan anak Tante ya karena dia sangat pengecut tidak mau mengakui perbuatannya sendiri. Dia juga tidak mau bertanggung jawab kepadamu setelah apa yang terjadi di antara kalian." Lirih Mom Meisya.
"Tapi Nyonya, di antara saya dan—" perkataan Embun terhenti karena Mom Meisya dengan cepat memotongnya.
"Jangan mencoba membelanya lagi, Embun. Lebih baik sekarang kau tenangkan dirimu sebelum siang ini kita berangkat ke rumahmu karena Tante mau meminta maaf pada ibumu atas apa yang telah David lakukan kepadamu."
David benar-benar dibuat frustrasi mendengar perkataan Mom Meisya yang seakan tidak percaya dengan penjelasan yang sudah ia katakan. Mom Meisya bahkan tidak memberinya kesempatan untuk membela diri.
"Daddy, ayo kita pergi dari sini. Mom mau menenangkan diri Mom di dalam kamar dulu." Ajak Mom Meisya.
"Baiklah, ayo kita pergi. Kita tinggalkan saja anak kita yang pecundang ini." Jawab Dad Raka seakan mau mengompori sang istri.
Mom Meisya mengangguk kemudian meminta Embun untuk pergi ke kamarnya. Tak lupa Mom Meisya kembali meminta maaf atas apa yang sudah dilakukan David pada Embun.
"Sial!" David mengusap kasar wajahnya setelah kepergian kedua orang tuanya dan Embun. Pandangan David pun beralih pada Danesh yang tengah menatap wajahnya dengan intens. "Apa kau juga ingin ikut menyalahkan aku seperti Mommy dan Daddy?" Tanya David.
Danesh mengangkat kedua bahunya tanda tidak tahu. "Dari yang aku lihat Kakak memang bersalah. Zaman sekarang orang lebih suka menggunakan mata untuk menilai dari pada telinga untuk mendengar."
Semakin frustrasi saja David mendengarnya. Kini, satu pun anggota keluarganya tidak ada yang mau membelanya. Semuanya menyudutkannya. "Kalau begini aku harus apa?" Gumam David.
"Nikahi Embun maka persoalan akan selesai." Sahut Danesh.
***
Berikan giftnya dulu yuk sebelum lanjut. Dan jangan lupa follow instagram @shy1210 untuk seputar info karya SHy yang lainnya❤️
Terima kasyi❣️