NovelToon NovelToon
The Mystery Of Life: MAGICAL TREE

The Mystery Of Life: MAGICAL TREE

Status: tamat
Genre:Fantasi / Tamat / Cintapertama / Romansa Fantasi / Diam-Diam Cinta / Cinta Murni / Fantasi Wanita
Popularitas:430
Nilai: 5
Nama Author: Carmellia Amoreia

Seorang wanita bernama Nairiya yang saat ini berusia 23 tahun yang merupakan seorang pianis di acara pernikahan temannya itu tiba-tiba mendapatkan tugas dari bayangan malaikat untuk menyelamatkan temannya yang akan menikah itu.

Namun Nairiya malah terluka parah akibat menyelamatkan temannya itu, rupanya temannya itu lah yang memiliki niat jahat kepadanya.

Bayangan malaikat itu meminta Nairiya untuk mengembalikannya ke dalam pohon dan ternyata setelah kembali ke dalam pohon, seorang pria bernama Leonardo yang diduga adalah bayangan malaikat itu akhirnya sadar dari komanya dan mengingat semua kejadian itu.

Apakah bayangan itu akan meninggalkannya sendirian? Atau membantunya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Carmellia Amoreia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CHAPTER 21 - THE TRAGEDY

Saat hari Kamis, tanggal 17 Mei 20xx pada jam 8.00 pagi hari. Di dalam sebuah restoran steak yang sangat mewah dan tidak jauh dari hotel Mawar Permata tersebut, terlihat Meirilyn bersama dengan Ghaleo sedang makan berdua yang di mana hal ini bisa terlihat seperti kencan pagi.

Saat itu, Ghaleo sedang mengenakan kemeja hitam berlengan panjang dengan bawahan celana panjang berwarna hijau tua serta menggunakan sepasang sepatu sneakers berwarna abu-abu dan Meirilyn yang mengenakan atasan blouse berwarna biru muda dengan bawahan celana panjang berwarna ungu tua dengan menggunakan sepatu pantofel berwarna biru tua.

Di sana, mereka berdua sedang memakan steak wagyu panggang atau bisa disebut juga daging sapi panggang dengan sangat elegan dan cuaca pagi hari di luar yang terlihat sangat cerah dengan beberapa suara burung gereja yang bernyanyi serta sedikit tiupan angin yang bersepoi-sepoi.

Meskipun begitu, cahaya matahari terang dan hangat menyinari ke dalam restoran ini sangat membuat pemandangan di dalam restoran itu juga semakin romantis.

Ketika mereka berdua sudah selesai makan sarapan mereka, tiba-tiba Ghaleo menatapnya dengan serius lalu bertanya kepadanya, “Apakah kamu mau menjadi pacarku?”

Meirilyn yang sedang santai meminum jus stroberi dari sebuah gelas cantik di sana pun menatap ke arahnya dengan tajam lalu berhenti meminumnya dan meletakkan segelas cantik berisi jus stroberi kembali ke mejanya.

“Apa maksudmu bertanya begini? Kamu juga tentu tahu kan kalau aku dan pacarku yang sebelumnya gagal menikah karenamu” jawab Meirilyn dengan nada bicaranya yang terdengar sangat kesal itu.

Ghaleo pun tersenyum lebar menatapnya dan berkata dengagn nada yang santai, “Jika kamu ingin aku membantumu untuk melancarkan tugasmu hari ini, maka terima saja”

Meirilyn pun memukul meja itu dan berkata dengan nada yang lebih tinggi dari sebelumnya, “Memangnya kenapa kalau aku menolaknya?”

Ghaleo langsung menjawabnya tanpa berpikir panjang sambil menatap serius ke arah Meirilyn, “Aku tidak akan mencarimu lagi setelah ini dan aku akan pulang ke rumah”

Meirilyn pun menjawabnya sambil berdiri dan dengan nada bicaranya yang terdengar sangat marah itu, “Kau jangan pernah berbicara seperti itu ya, aku masih sangat membutuhkanmu sekarang dan selamanya”

“Ya sudah kalau begitu bagaimana?” Jawab Ghaleo dengan santai dan sehabis itu ia pun meminum jus jeruknya itu dari gelas cantik yang ada di atas meja mereka di sana.

Meirilyn pun duduk kembali di kursinya dan menjawabnya dengan kesal, “Oke baiklah, aku terima”

“Sip baguslah, ini ada sebuah cincin berlian dan kamu harus mengenakannya di jari manis kirimu itu” jawab Ghaleo sambil mengeluarkan cincin yang berbentuk hati dari dalam saku kemejanya itu dan memberikannya kepada Meirilyn sambil tersenyum senang.

Meirilyn langsung saja melepaskan cincin yang sebelumnya diberikan oleh Emmerio itu yang dia pasangkan selama ini di jari manis kirinya itu dan memasangkannya kembali di jari telunjuk kanannya lalu ia pun mengambil cincin berlian yang berbentuk hati itu dari Ghaleo lalu memasangkannya di jari manis kirinya itu dengan perasaan yang sangat bahagia.

Setelah beberapa jam kemudian, akhirnya waktu telah menunjukkan pukul 10 pagi. Di parkiran hotel tersebut, terlihat Nairiya bersama dengan Leonardo yang baru saja keluar dari mobilnya yang berwarna putih dan berjalan dengan bergandengan bersama menuju hotel tersebut.

Saat di dalam hotel tersebut, tepatnya setelah berada di lantai yang dituju yaitu lantai 75 yang di mana terdapat sebuah ballroom di sana. Tiba-tiba Leonardo merasa ingin buang air besar lalu ia pun langsung meminta izin untuk ke toilet terlebih dulu karena merasa kebelet, aku pun mengangguk mengiyakannya saja namun entah kenapa di saat ini firasatku terasa sangat buruk dan jelek.

Maksudnya adalah aku merasa ada yang tidak beres di sini dan semuanya seperti terlihat pasti ada hal buruk yang terjadi sebentar lagi. Aku sangat tidak tahan dengan perasaan ini dan merasa ingin pulang saja namun mau bagaimana lagi, teman dekatku yaitu Meirilyn yang berkata bahwa ia ingin mentraktir kami di sebuah hotel mewah ini jadi aku sebagai teman baiknya pasti datang.

Tapi tiba-tiba aku melihat dua orang pria dengan penutup wajah berlari ke arahku dan aku pun langsung merasa takut lalu aku dengan cepat berlari ke ujung lantai itu karena perasaanku yang seperti berteriak untuk lari. Saat sudah di ujung lantai itu aku pun melihat ke arah mereka dengan sangat ketakutan lalu tiba-tiba seorang pria yang bernama Elliot membekapku dari belakang dengan kencang, lalu aku pun langsung memberontak dan berusaha untuk melepaskan tangan pria itu yang kini berusaha membekapku itu.

Namun genggaman tangan pria itu semakin kuat, aku semakin tidak bisa bernapas di saat itu. Kedua tanganku yang berusaha memberontak itu pun akhirnya sudah tidak bertenaga lagi, tanpa kusadari aku sudah tidak bisa melakukan apa-apa lagi di sana selain hanya berpasrah saja dan menunggu sesuatu yang lebih buruk lagi terjadi.

Lalu tiba-tiba seluruh pandanganku itu berubah menjadi hitam dan gelap semua, aku sudah tidak bisa mendengar apa-apa lagi namun aku masih bisa merasa bahwa di saat itu tubuhku seperti akan terjatuh ke bawah namun pria tersebut menggendongku dan membawaku ke sebuah ruangan yang tidak kuketahui di mana.

Saat di sebuah ruangan aneh itu, pria itu pun melemparku ke sebuah kasur yang ada di sana dan menyiapkan sebuah racikan minuman yang dicampur dengan suatu racun mematikan di dalam sebuah gelas di atas meja kecil terletak di sebelah kiri kasur itu lalu setelah ia selesai menyiapkan racikan minuman itu, ia pun mengangkat tubuhku yang lemah itu dan berusaha membuka mulutku itu lalu menuangkannya langsung ke dalam mulutku dengan kondisiku yang telah tidak sadar itu.

Setelah aku meminum semua racikan minumannya itu, aku pun dibaringkan kembali di sana dengan cara dibanting lalu tak lama setelah itu, ia pun kembali ke meja kecil itu dan menyiapkan sebuah suntikan dan sebuah botol kecil berisi bahan kimia yang sangat mematikan kepada manusia yang mengonsumsi atau terkontaminasi bahan itu.

Saat ia sedang menusukkan jarum suntik untuk mengambil bahan kimia itu dari sebuah botol kecil, tubuhku pun langsung kejang-kejang di sana dengan mulutku yang langsung mengeluarkan busa sedikit demi sedikit lalu perlahan mulai adanya cairan darah yang muncul keluar dari dalam mulutku itu.

Selama 10 menit, tubuhku kejang-kejang di sana dan dengan sangat banyak jumlah darah yang keluar dari dalam mulutku itu. Lalu setelah tubuhku itu sudah tidak kejang-kejang lagi, pria itu pun dengan dibantu oleh temannya menusukkan jarum suntik yang berisi bahan kimia tersebut ke lengan kiriku.

Setelah itu, temannya pria tersebut yang bernama Ghaleo langsung mendekatkan jari telunjuk kanannya ke depan kedua lubang hidungku itu untuk mengetahui apakah aku masih bernapas atau tidak dan di saat ia mengetahui aku masih bernapas yang di mana artinya aku masih hidup, ia pun langsung mencekikku dengan kuat menggunakan kedua tangannya itu dengan tatapannya yang begitu tajam.

Lalu secara perlahan aku pun mulai tidak bisa bernapas dan udara oksigen yag masuk ke dalam hidungku itu semakin menipis yang di mana secara perlahan akhirnya aku menghembuskan napas terakhirku itu di sana.

Setelah 10 menit mencekikku, akhirnya ia pun melepaskan kedua tangannya dan mendekatkan jari telunjuk kanannya ke depan kedua lubang hidungku untuk mengecek kembali aku masih hidup atau tidak dan ternyata setelah ia menyadari jika aku telah mati di sana, ia pun segera memberitahu temannya itu jika diriku ini telah tiada.

“EH PAK ELLIOT, dia udah mati” kata Ghaleo dengan tersenyum kejam sambil menatap ke arah pak Elliot.

Pak Elliot yang sedang menyembunyikan barang-barang buktinya itu pun menjawabnya dengan perasaan yang bahagia juga, “Wah baguslah”

1
Sinho
sedikit saran, tolong dikurangi kata 'itu' terlalu banyak dan aneh, semangat kak
Alpha Betha
Lanjutkan.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!