Karena hukuman, akhirnya Eighar harus di pindahkan ke sekolah aneh yang berisi orang-orang yang aneh pula. Sekolah macam apa yang di maksud?? Tak ada yang khusus, kecuali murid-murid serta sistem sekolahnya yang terbalik. Lalu, apa yang mengganjal dari hal itu??
Baca lah sendiri!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gerimis Senja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PDKT
Dalam kesakitan Eighar, tak ada yang menyadarinya. Mereka masih fokus menatap Zeambi yang berdiri di depan kelas dan memperkenalkan diri. Di tengah napas Eighar yang terengah, ia masih berusaha menatap mata Zeambi yang kini telah tak menatapnya.
"Kenapa?? Kenapa mimpi itu tiba-tiba muncul di tempat kayak gini?" gumam Eighar dalam hati.
Kelas menjadi hening di telinga Eighar, padahal sebenarnya lumayan gaduh dan berisik. Pak Hermi selaku guru konsentrasi matematika tertawa sambil menatap Zeambi.
"Oke kalau begitu, silakan duduk." ucap pak Hermi, dan Zeambi berjalan perlahan, menatap kursi kosong dari tempatnya berjalan.
Eighar sudah cukup tenang, namun tangannya gemetaran. Ia melirik Zeambi yang duduk tepat di sebelahnya. Anak itu mengabaikan dirinya, dan melihat ke depan dengan fokus.
Setelah cukup lama mengatur napasnya, Eighar pun menggeser kursinya ke arah Zeambi, membuat lelaki dengan bibir merah itu melirik. Eighar memasang wajah sangar, menatapnya tanpa berkedip.
"Kenapa pas dia muncul, mimpi gue itu ikutan muncul?? Jangan-jangan ini ada hubungannya sama dia, toh kami sebelumnya juga berasal dari SMA yang sama, kan? Kalau bener, pasti dia bakalan ngenalin gue, kan? Meskipun gue lupa sama dia." batin Eighar.
Sudah hampir tiga puluh detik menatap Zeambi, tapi anak itu benar-benar mengabaikan pandangan Eighar padanya. Anak ini boleh juga, dia tak mungkin buta dan tak bisa melihat kehadiran Eighar, kan? sungguh.. ini cukup membuat Eighar merasa penasaran.
"Oi," sapa Eighar sambil bertekan dagu, membuat Zeambi yang sedang menulis pun menoleh.
"Ya?" sahutnya.
"Lu kenal gue?" tanya Eighar. Zeambi hanya menggeleng, membuat Eighar mendengkus tawa. "Gak mungkin lu gak kenal gue. Lu dari International Greenoel School kan?" Zeambi mengangguk. "Semua orang di sana kenal gue." lanjutnya menekankan.
"Hm, nama elu siapa?"
Eighar langsung terkejut. "Elu? Gak tau nama gue? Udah gils (Gila) lu?!" geram Eighar tak terima.
"Maaf, tapi gue murid baru juga di Greenoel, jadi gak tau apa-apa." jelasnya, membuat Eighar sedikit lega. Ia tentu tak rela jika ada orang yang tak mengenal dirinya.
"Gue Eighar." tukas Eighar, menunggu reaksi Zeambi berikutnya.
"Oh, gue Zeam."
"Gue udah tau! Bukan itu yang gue mau. Harusnya lu bilang kalau Eighar itu nama yang tersohor kan disana. Lu tau nama itu dan sering mendengarnya dari orang-orang. Itu yang gue mau." geramnya.
Zeam hanya kebingungan menatapnya. "Mungkin itu ekspektasi yang ada di pikiran elu. Tapi pikiran gue gak sampe kesitu."
"Jadi lu kenal Eighar?"
"Enggak."
Eighar menarik napas dengan cepat. Ia benar-benar marah sekarang. "Eighar? Seorang Eighar elu gak kenal? Lu balik ke Greenoel terus tanya siapa Eighar."
Zeam hanya terdiam. "Buat apa?"
"Hah?" Eighar terperangah.
"Kalau gue udah tau lu siapa, terus buat apa?" balas Zeam, membuat Eighar terdiam. Karena sialnya dia benar. Buat apa juga dia tau, dan kenapa juga Eighar harus memaksa agar dia tau. Tidak ada untungnya untuk Zeam, toh Eighar hanya ingin di validasi saja dan di takuti oleh Zeam. "Gue gak peduli." tambah Zeam, dan tentu saja itu berhasil menutup mulut Eighar.
Jantung Eighar berdegup kencang ketika memandang Zeam. Ia penasaran dengan setiap jawaban yang akan di keluarkan oleh anak baru tersebut. Ia harus bisa membuatnya terkesan, dan harus membuktikan kalau Eighar adalah orang yang kuat.
Sembari menulis, Zeam merasakan aura mencekam di sekitarnya, ia mulai mengangkat kepala dan melirik ke arah samping, dan saat itu juga Zeam terkesiap kala berpandangan dengan Eighar.
Kerutan di dahi Zeam keluar, dan ia menatap Eighar dengan heran. "Apa lagi?" tanyanya. "Gurunya ada di depan, bukan gue." lanjutnya.
Eighar menarik napas berat sambil menghentak-hentakkan kakinya seperti orang yang tidak sabaran. "Lu punya pulpen gak? Gue pinjem!" ujar Eighar.
Zeam melirik ke tangan Eighar yang sedang memegang pena. "Di tangan lu ada." sahutnya.
Eighar langsung membuang pena tersebut sembarangan. "Sekarang udah gak ada."
Sambil diam, Zeam mulai merogoh kotak penanya dan memberikan satu pulpen pada Eighar. Eighar langsung menyambarnya dengan cepat, lalu kembali menatap Zeam. Zeam hanya menggelengkan kepalanya dan mengabaikan Eighar.
"Jadi serius lu gak kenal gue? Harusnya kan lu kenal, harusnya gitu."
Zeam berpura-pura mengorek telinganya seolah tak mendengar. Muak juga Zeam mendengar Eighar selalu memintanya untuk mengenali siapa si Eighar ini.
"Lu pasti pura-pura, kan? Ngaku aja."
Zeam menghela napas panjang dan menoleh Eighar. "Lu kenal gue gak?" Eighar menggeleng. "Ya sama! Lu juga gak kenal gue, kenapa harus maksa gue kenal elu."
Eighar mengeratkan gigi. Masalahnya bukan disitu saja. Tapi Eighar merasakan sesuatu yang aneh kala melihat Zeam. Mimpi itu muncul, dan kepalanya berdenyut kala melihat Zeam. Eighar yakin, Zeam pasti ada hubungannya dengan semua ini, atau bahkan dia mengetahui kejadian apa yang menyebabkan Eighar kecelakaan. Pasalnya, itu adalah mimpi Eighar selama koma, dan itu juga mimpi yang menghantuinya hampir setiap malam. Lalu kenapa, ia bisa kembali mengingat mimpi itu, bahkan tanpa ia tidur?
"Berapa lama lu jadi anak baru di Greenoel?" tanya Eighar.
"Hampir dua minggu."
Eighar mengernyit. Hampir dua minggu?? Kejadian kecelakaan yang menimpa Eighar pun sekitaran begitu. Seminggu lebih, hampir dua minggu. Apa mungkin, saat Eighar keluar dari sekolah, lalu Zeam masuk???
"Terus kenapa lu bisa masuk ke sini? Lu tau gak alasan kenapa orang-orang masuk kesini?" cecar Eighar lagi.
"Tahu. Tapi itu kan masalah pribadi, kenapa lu mau tau?"
"Oi, A.K School ini berbahaya buat orang yang mukanya unyu kayak elu." Zeam meringis geli mendengarnya.
"Ya kalau kakek gue udah masukin gue kesini, gue bisa apa lagi. Lagian juga gue ngakuin kok kesalahan gue. Jadi yaudah." sahut Zeam.
Eighar melirik ke smart watches putih milik Zeam. "Terus kenapa smart watches elu warna putih? Lu tau alasannya?"
Wajah Zeam tampak bingung. "Warna putih? Emangnya ada alasan khusus kalau smart watchesnya warna putih?"
Eighar terdiam. Dia tak tahu?? Sama seperti saat Eighar pertama kali masuk dan ditanyai oleh Brian. "Oh, wajar sih. Kan anak baru. Lu tanya aja sama Japi, entar dia bakalan ngasih tau kalau setiap warna smart watches itu punya makna."
"Japi??" tanya Zeam.
"Nama si smart watches itu Japi." jelas Eighar.
"Oh." Sahut Zeam, seolah berusaha menghentikan obrolan.
"Dan satu lag-" Eighar langsung terdiam saat Zeam menunjukkan lima jarinya ke hadapan Eighar, seolah memintanya untuk berhenti berbicara karena ia sedang fokus belajar.
Selepas pelajaran pertama selesai, Japi memberikan instruksi untuk menghentikan aktifitas belajar mengajar dan mempersilakan para murid dan guru untuk beristirahat.
Zeam beranjak dari tempat duduknya, namun Eighar langsung menghalangnya. "Oi, tunggu!" Zeam menolah tanpa bertanya. "Gue pinjem buku catatan elu."
"Oke." Zeam langsung memberikannya tanpa meminta alasan atau semacamnya.
"Gue pinjem karena gak sempet nulis tadi." ujar Eighar.
"Ya, lu sibuk liatin gue kan." sambar Zeam membuat Eighar merasa terlecehkan.
"PD banget lu."
"Hahaha, iya." Zeam malah membenarkan dan memberikan bukunya pada Eighar.
Zeam langsung berlalu, dan Eighar melihat buku catatan milik Zeam. Tulisannya rapi dan tertata. Tidak besar dan kecil, ukurannya sedang. Kalau dilihat sekilas, tulisannya seperti di ketik oleh mesin. Benar-benar bagus dan rapi untuk ukuran seorang lelaki.
Eighar membuka-buka bukunya. Ini buku dari sekolah lamanya juga. Ada pelajaran lama disana, dan...
Eighar mengernyit kala melihat sebuah tulisan yang di ukir bak kaligrafi indah dibagian akhir lembar bukunya.
"Apaan nih?" gumam Eighar sambil mengerutkan dahi. "Terminal Lucidity?"
Bersambung....
semoga puasa kita smw lancar dan di terima Allah 🤲🤲
selamat berpuasa semua 🥰🥰
Mgkn ini mksd Author, musuh sebenarnya eighar. /Smile/
Next Thor...