NovelToon NovelToon
ARUNA

ARUNA

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: bund FF

Tidak ada yang bisa memilih untuk dilahirkan dari rahim yang bagaimana.
Tugas utama seorang anak adalah berbakti pada orang tuanya.
Sekalipun orang tua itu seakan tak pernah mau menerima kita sebagai anaknya.

Dan itulah yang Aruna alami.
Karena seingatnya, ibunya tak pernah memanjakannya. Melihatnya seperti seorang musuh bahkan sejak kecil.

Hidup lelah karena selalu pindah kontrakan dan berakhir di satu keadaan yang membuatnya semakin merasa bahwa memang tak seharusnya dia dilahirkan.

Tapi semesta selalu punya cara untuk mempertemukan keluarga meski sudah lama terpisah.

Haruskah Aruna selalu mengalah dan mengorbankan perasaannya?
Atau satu kali ini saja dalam hidupnya dia akan berjuang demi rasa cintanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bund FF, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

rencana jahat

Masih jam delapan malam saat Tyo menurunkan Aruna di halaman rumah Marni. Tyo masih menahan Aruna yang ingin turun dari mobilnya dengan beberapa pertanyaan.

"Jadi, ini rumah Lo?" tunjuk Tyo pada rumah sederhana dengan kursi di terasnya.

"Bukan, itu rumah pemilik kontrakannya. Rumah kontrakan gue yang di belakang sana" tunjuk Aruna pada sebuah pintu yang menempel di samping rumah yang tadi Tyo tunjuk, sebenarnya posisinya lebih ke belakang.

Ada satu jendela disana, dan lampu di dalamnya masih padam. Itu karena Aruna yang belum masuk ke rumahnya.

"Gue turun dulu ya, kak. Terimakasih sudah nraktir gue makan dan nganterin gue pulang" pamit Aruna yang bersiap turun.

Tyo tak lagi menahan Aruna, karena diapun juga harus pulang.

Setelah meyakini Tyo sudah pergi, Aruna berjalan ke rumah kontrakannya. Ibunya belum pulang. Dan Aruna yakin jika ibunya akan pulang nanti dini hari.

Setelah mandi, rebahan memang sangat terasa nyaman. Raga letih Aruna tak selelah biasanya karena dia tak bekerja hari ini.

"Ngantuk sekali" gumam Aruna yang sudah siap memasuki alam mimpi. Berharap esok akan lebih baik.

...****************...

Sudah jam delapan pagi ini. Rasa mual kembali membuat Selly harus bangkit dan segera berlari ke kamar mandi.

Wanita itu kembali muntah karena pengaruh alkohol yang setiap malam dia tenggak untuk menemaninya saat bekerja.

Membelai para pria hidung belang yang haus kasih sayang. Atau para pria yang hanya iseng ingin mencoba wanita lain selain istrinya. Atau bahkan pria yang terkadang sedang berusaha kembali pada kodratnya sebagai seorang pria yang harus tertarik pada wanita.

Untuk opsi terakhir ini, Selly sering merasa kesulitan karena mereka kerap meminta jalan belakang karena tak terbiasa dengan lubang wanita.

Kini Selly yang sedikit pusing sudah kembali ke kamarnya untuk beristirahat. Semalam tamunya sangat menguras energi karena tak cukup hanya dengan satu kali permainan. Selly dibuat kepayahan sampai gemetaran.

"Sebenarnya Aruna itu cantik juga" gumam Selly sambil mengingat pertemuan mereka semalam.

"Selama ini dia sudah sangat membebani hidup gue, kan. Beruntung dia nggak gue mampusin saat masih kecil dulu" kata Selly mengingat masa lalunya.

"Sepertinya sudah seharusnya dia berbakti sama gue. Dia harus mau meneruskan jejak langkah gue demi bisa memperbaiki hidup, karena kerja di toko bangunan kan gajinya kecil banget, lama kaya nya" kata Selly masih menimang rencananya.

"Sepertinya gue tahu apa yang harus anak bangsat itu lakukan" senyum mengembang saat ingatannya menangkap satu orang yang bisa dia minta tolong.

"Hallo, bang" sapa Selly saat gawainya terhubung dengan seseorang.

"Ada apa?" tanya pria di seberang sana.

"Gue ada pemeran baru. Masih fresh, cantik, lugu, pokoknya the best deh" kata Selly.

"Terus?" tanya pria dalam telepon.

"Lo cariin mangsa ya, malam ini juga sudah ready kok. Pastiin harganya mahal karena ini barang fresh banget, perawan ting-ting. Nanti bayarannya tinggal Lo transfer ke gue kalau doi sudah selesai dengan kerjaannya, gimana?" tanya Selly menggebu, niatnya sudah bulat untuk menjadikan Aruna seperti dirinya.

"Beres, gampang itu. Barusan juga sudah ada pesanan yang minta barang baru" kata pria itu tak kalah semangat.

"Sip! Beres! Nanti jam sembilan malam gue anterin ke tempat Lo. Tapi untuk yang satu ini, gue minta dijemput ya. Soalnya nih anak nekat banget, bisa lari sebelum berperang nanti" kata Selly.

"Belum kerja tapi sudah ngelunjak" kata si pria.

"Gue berani jamin kalau barang gue yang satu ini keren nggak ada duanya. Nanti Lo lihat sendiri kalau nggak percaya" kata Selly masih berusaha.

"Oke, gampang. Lo kasih tahu ke gue dulu barangnya kayak gimana, nanti biar tamunya nggak kecewa" kata si pria.

"Ok sip. Sampai ketemu nanti malam, bang. Siapin duit yang banyak pokoknya" kata Selly sangat senang lantas menutup teleponnya.

Senyum wanita itu mengembang sempurna. Tak ada rasa sayang di hatinya untuk Aruna. Selly selalu menganggap Aruna adalah penghancur dalam hidupnya.

Kehadirannya tak ada yang mengharapkan. Dan karena adanya Aruna, Selly harus kehilangan semua kemewahan di masa lalunya. Merubahnya menjadi gembel dengan menjual diri sebagai jalan satu-satunya agar bisa bertahan hidup.

Berbekal dendam dan penghinaan, Selly yang berusaha kabur dari kerasnya hidup membuatnya terdampar di kota ini. Tempat baru yang belum pernah dia singgahi dan ternyata sangat memudahkan hidupnya dengan adanya Marni yang mau dengan suka rela untuk membantunya mengurusi Aruna kecil hingga sebesar ini.

"Kita buka lembaran baru mulai malam ini ya, anakku" senyum devil Selly yang tega dengan rencananya akan merusak hidup anaknya sendiri.

Rasanya dia sudah tak tahan untuk segera malam. Dan tidur akan memudahkannya agar bisa bangun dalam keadaan yang dia inginkan.

...****************...

Mendapati Aruna yang sudah mandi dan bersiap untuk belajar, Selly sudah sangat ingin merealisasikan rencananya. Tangannya sudah sangat gatal ingin mendapatkan banyak uang.

"Run, anterin gue berobat. Gue nggak enak badan" ucap Selly, tumben sekali wanita itu memanggil nama.

"Ibu sakit?" tanya Aruna cemas, sungguh tak biasanya sangat ibu minta diantarkan berobat. Biasanya cuma beli obat di warung, dan tidur. Lantas bangun lagi dalam keadaan sehat.

"Kalau gue nggak sakit, nggak mungkin gue minta dianterin ke dokter. Sudah sekolah juga masih bego banget" umpat Selly yang katanya sakit, tapi masih saja merokok.

"Kalau sakit itu kurangi rokoknya, Bu. Biar nggak tambah sakit" ujar Aruna sembari memasukkan lagi bukunya ke dalam tas.

"Sudah diam. Jangan cerewet" ujar Selly kesal.

"Sebentar lagi teman gue mau jemput. Lo tinggal anterin gue doang, soalnya gue males banget ngomong sama dokter. Mereka tuh sok tahu" kata Selly mencari alasan.

"Iya, aku antar" kata Aruna menurut, melangkah ke kamarnya untuk mengambil dompet usang dan memasukkan ke kantong celana.

Tin... Tin...

Sebuah mobil nampak memasuki halaman rumah, Marni. Dan itu membuat Selly sedikit bersorak senang karena keinginannya sebentar lagi akan terwujud.

"Teman gue sudah datang, Run. Ayo buruan" teriak Selly saat Aruna sedang melepas kabel charger dari ponselnya.

"Iya" jawab Aruna lantas membantu ibunya berdiri seolah sedang sakit. Berlagak lemas tak berdaya.

"Apa perlu aku gendong, Bu?" tanya Aruna yang tak tahan saat ibunya malah memakai high heels untuk berobat. Tak memakai jaket juga padahal katanya sedang sakit. Tapi untuk memberi saran, Aruna masih tak berani.

"Run, Aruna! Mau kemana?" tanya Marni, tak biasanya Selly semanja itu pada anaknya. Membuat perasaannya tak tenang.

"Nganterin ibu ke dokter, budhe" jawab Aruna jujur.

Pandangan Marni pun sama, sangsi jika Selly sedang sakit. Katena penampilannya masih sama seperti biasanya. Hanya saja katanya sedikit lemas.

"Yasudah. Kamu hati-hati ya" kata Marni yang tak suka dengan pandangan tajam Selly.

"Hati-hati, Bu" kata Aruna saat ibunya akan memasuki mobil.

Keduanya duduk di belakang, sementara ada dua pria di depan. Perasaan Aruna sedikit tak nyaman. Tapi untuk meninggalkan ibunya juga tidak mungkin. Selly sedang sakit, kan.

"Gue sudah tahu" jawab Selly ketus.

Tak ada suara dari siapapun di dalam mobil ini. Sepanjang perjalanan hanya terdengar suara musik dangdut dan kedua pria itu kadang terlihat asyik berjoget kecil. Bahkan ibunya kadang ikut bernyanyi.

"Mau ke dokter mana sih, Bu? Kan di gang dekat rumah juga ada dokter praktek" kata Aruna mulai was-was.

"Sudah diam. Jangan banyak bacot. Duduk dan ikuti semua perintah gue, Lo selamat. Kalau enggak, jangan salahkan gue bisa berbuat nekat sama Lo" ancam ibunya sambil menyulut sebatang rokok.

"Tapi Bu" Aruna masih ingin bertanya.

"Diam" bentakan ibunya membuat Aruna menunduk. Takut kalau kedua teman ibunya ikut berbuat jahat.

Sepanjang perjalanan membuat Aruna semakin awas, dan gadis itu berusaha menghafal jalanan yang sudah dia lewati.

Sepertinya sudah dua jam berkendara. Memang tadi sempat terjebak macet, jadi sebenarnya jarak yang sudah mereka tempuh tak terlalu jauh.

Mobil hitam yang Aruna tumpangi masuk ke sebuah basement. Entah bangunan apa, Aruna tidak paham.

"Ayo ikut gue" perintah Selly tentu harus dituruti.

Keduanya berjalan memasuki gedung dua lantai dengan dua orang pria yang tadi semobil dengan Aruna juga ikut berjalan.

Perasaan Aruna sangat tidak nyaman. Tapi dia masih berharap jika ibunya tak akan berbuat macam-macam kepadanya. Bukankah bagaimanapun, Aruna adalah anak kandung Selly. Gadis itu berharap ibunya masih memiliki hati untuk melindungi.

Tiba di sebuah ruang paling depan, seperti ruang tamu pada umumnya. Sudah ada seorang pria duduk dengan angkuhnya dijaga ketat oleh beberapa orang di sekitarnya.

"Malam, bos" sapa Selly lantas mendudukkan pantatnya di samping pria bopeng itu.

"Jadi ini yang Lo bilang mulus?" tanya si pria.

"Iya. Tinggal dipoles dikit pasti jadi cantik maksimal" ujar Selly penuh semangat.

"Terserah Lo. Yang penting tamu gue nggak kecewa" kata pria itu.

"Cepetan dandani dia. Sebentar lagi kalian gue anterin ke tempatnya" lanjut si pria.

Aruna masih berusaha santai. Besar harapannya agar sang ibu masih mau menjadi pelindung nya.

"Run, ayo ikut gue" kata Selly yang sudah berdiri. Berjalan memasuki rumah mewah yang ternyata di dalamnya ada beberapa wanita yang sedang berdandan.

Suasana sedikit ricuh karena memang jika para wanita dikumpulkan akan banyak sekali obrolan.

"Cie, dapat mangsa baru. Pasti bentar lagi banyak duit nih" ujar salah satu wanita di dalam sana saat Selly datang bersama Aruna.

"Iya dong. Bisnis MLM" kata Selly lantas terkikik.

"Bentar gue permak dulu biar nuansa mutiaranya terbuka karena pasir nya sudah hilang" kata Selly yang terus saja berjalan hingga masuk ke sebuah kamar.

"Katanya mau berobat, Bu" kata Aruna yang kini sudah berdua saja bersama Selly di dalam sebuah kamar.

"Lo diam. Ikuti apa kata gue. Jangan sampai kabur. Kalau sampai Lo macam-macam, gue mampusin beneran" ancam Selly.

"Sekarang Lo duduk disitu" ujar Selly menunjuk kursi di depan meja rias. Selly akan memberi sentuhan make up pada anak gadisnya.

Aruna hanya bisa pasrah. Tapi tentu masih berpikir keras untuk mencari jalan keluar terbaik saat nanti terjadi hal yang tidak dia inginkan.

Banyak rencana sudah tertata rapi dalam otaknya. Semoga salah satunya bisa bermanfaat nanti saat dibutuhkan.

1
Azizah Hazli
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!