NovelToon NovelToon
AKU BUKAN WANITA PEMBAWA SIAL

AKU BUKAN WANITA PEMBAWA SIAL

Status: tamat
Genre:Tamat / Balas Dendam / Selingkuh / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir / Keluarga / Persahabatan
Popularitas:1.8M
Nilai: 5
Nama Author: Cublik

“DASAR WANITA PEMBAWA SIAL KAU, DHIEN! Karena mu, putraku meninggal! Malang betul hidupnya menikahi wanita penyakitan macam Mamak kau tu, yang hanya bisa menyusahkan saja!”

Sejatinya seorang nenek pasti menyayangi cucunya, tetapi tidak dengan neneknya Dhien, dia begitu membenci darah daging anaknya sendiri.

Bahkan hendak menjodohkan wanita malang itu dengan Pria pemabuk, Penjudi, dan Pemburu selangkangan.

"Bila suatu hari nanti sukses telah tergenggam, orang pertama yang akan ku tendang adalah kalian! Sampai Tersungkur, Terjungkal dan bahkan Terguling-guling pun tak kan pernah ku merasa kasihan!" Janji Dhien pada mereka si pemberi luka.

Mampukah seseorang yang hanya lulusan Sekolah Menengah Pertama itu meraih sukses nya?

Berhasilkah dia membalas rasa sakit hatinya?

Sequel dari ~ AKU YANG KALIAN CAMPAKKAN.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cublik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

DHIEN ~ Bab 33

Apa Kak Dhien, di gondol Kolong Wewe?

......................

“Apa saya ada cakap, suruh bayar?” Agam bertanya seraya bergeser kesamping, memberikan ruang bagi sang gadis bermata indah itu untuk masuk.

Amala menggeleng, dengan masih menunduk dirinya memasuki warung yang lumayan luas, menyediakan kebutuhan dapur serta ada juga peralatan mandi dan lainnya, bisa dibilang warung sembako Agam Siddiq, berisi komplit.

“Maju satu langkah lagi, maka kau akan keluar dari pintu belakang, Nur Amala.”

“Astagfirullah.” Amala mendongak, benar kata bang Agam, dirinya bukannya mengambil barang keperluan Dhien, malah hendak keluar lewat belakang.

Dalam pengawasan netra tajam bak Elang mengamati mangsa, Nur Amala mulai mengambil barang di rak papan tersusun rapi.

“Sabun, odol, sikat gigi, shampo, sisir, handuk, terus apalagi ya?” Amala bermonolog seraya tangannya ikut bergerak.

“Oh ya, Dhien pasti membutuhkan obat-obatan juga.” Dirinya beralih ke bagian kotak-kotak yang berisi obat warung, mengambil pereda nyeri, sakit kepala, sampai balsam, koyok, dan tidak lupa obat demam.

“Sudah, itu saja?” tanya Agam, setelah Amala selesai mengambil barang.

Mendapati Amala yang mengangguk. “Apa Dhien tak butuh makan? Kau hanya mengambil kebutuhan mandi, serta obat menyembuhkan luka, tapi melupakan soal konsumsi, Nur.”

Amala tetap bergeming, berdiri 4 langkah dari pemilik warung, dia tidak enak hati bila ingin mengambil lebih banyak lagi, sebab barang di plastik saja harganya sudah tinggi bagi dirinya yang berekonomi pas-pasan.

Agam menjadi sedikit tidak sabar, dirinya melangkah mengambil plastik lain, mengambil cepat beberapa bungkus roti kering Unibis gula, Roma kelapa, kopi sachet, dan sedikit camilan.

“Bawalah! Satu untuk Dhien, dan ini untukmu!” Agam memberikan dua plastik yang isinya sama.

“Tak ada tapi-tapian, pulanglah!” ucapnya tegas, menyela sebelum Nur Amala menolak pemberiannya.

Amala hanya bisa mengangguk sambil menunduk. “Terima kasih, Bang.”

Begitu sampai di luar warung, dirinya di hadang Nyak Zainab.

“Berikan ini untuk Dhien, ya Mala! Nanti malam, kami akan datang menjenguknya. Kalau siang hari macam ni terlalu berisiko.” Nyak Zainab memberikan satu plastik putih lumayan besar bekas dari toko baju.

Amala pun mengucapkan terima kasih, ia berjalan cepat ke huniannya, beruntung sang ibu dan adiknya sedang tidak ada dirumah, mereka pergi ke kota kecamatan, Nirma meminta membeli celana baru, sebab Mak Syam baru saja panen kacang tanah.

“Sudah, Mala?” tanya Dhien yang keluar dari kamar mandi.

Mala mengangguk. “Ayo!”

Kembali dua orang yang tidak ada hubungan darah, tetapi jalinan kasih mereka sungguh luar biasa, berjalan melewati rerumputan pendek.

Rumah Makcik penjaga warung berada di bagian paling belakang dari jalan utama, sehingga hanya dilewati oleh beberapa orang saja yang hendak pergi ke ladang.

.

.

“Aku tinggal dulu, nanti sore kesini lagi. Kau jangan macam-macam! Ingat kalau masih ada Tuhan, dan kami yang begitu menyayangimu, Dhien! Dirimu tak sendirian, kita lewati ini bersama-sama, mau ‘kan?”

Dhien menatap sendu sang sahabat, wajah sembab nya kembali basah oleh air mata. “Kau tahu Mala? Baru kali ini aku menangis tak berkesudahan … he he he, sebetulnya aku malu, tapi entah mengapa air mata ni terus luruh tanpa ku persilahkan … hiks hiks.”

Mala berlutut, memeluk pinggang Dhien yang duduk di amben dapur. Kembali dirinya bungkam, hanya terus mendekap sambil mengusap sayang punggung sahabatnya.

Selepas kepergian Amala, Dhien membuka plastik pemberian Nyak Zainab. Netranya kembali basah.

“Terima kasih Nyak,” ia kembali tergugu kala membuka amplop yang diletakkan pada tumpukan baju milik Wahyuni dan Meutia. Nyak Zainab memberikan selembar uang 50 ribu.

"Terima kasih.” Dhien kembali terisak-isak, Amala sang sahabat memberikan dua stel baju lebaran tahun kemarin, padahal sahabatnya itu sehari-hari mengenakan pakaian banyak tambalan.

“Amala, aku janji akan bangkit lagi! Setelah ini tak kan ada kata toleransi, apalagi kasihan! Kan ku buat mereka menyesal sampai menangis darah!” Dhien memeluk erat baju sahabatnya.

***

Sore hari di kediaman Agam Siddiq.

“Mengenai pembukaan lahan di pelosok kota kecamatan, apa akan di lanjut, Bang? Kalau ya, saya bersedia menjadi pengawas di sana!” tanya Dzikri.

“Mengapa tiba-tiba setuju, sebelumnya kau masih meragu?” Agam menelisik penampilan bawahannya yang sudah dia anggap seperti adiknya sendiri.

“Sudah saatnya saya terjun lebih dalam lagi, untuk bekal bila nanti mengelola perkebunan milik sendiri,” ujarnya memberikan alasan yang tidak sepenuhnya dusta.

“Kau buang kemana si Fikar, Dzi?”

Dzikri tersenyum masam, bukan hal aneh bila Agam Siddiq mengetahui tanpa ia beritahu. “Yang pasti ke tempat di mana dirinya tak lagi dapat menjangkau Dhien.”

“Saya takkan ikut campur, sebab kau sendiri lebih dari mampu menangani hal tersebut! Cuma, hanya ingin sedikit memberikan petuah … bila hatimu betulan telah terpaut kepadanya, libatkan lah Allah, agar kedepannya jalanmu menujunya dipermudah! Tak ada yang lebih indah daripada cinta yang diridhoi Sang Maha Kuasa.” Agam menepuk pundak Dzikri.

“Terima kasih, Bang.” Lalu dirinya mengeluarkan sesuatu yang sedari tadi disembunyikan dalam kemeja berlapis kaos polos. “Tolong berikan kepada, Dhien! Tapi jangan katakan bila ni dari saya.”

Agam menerima amplop besar itu, dan membuka isinya. “Kerja bagus!”

***

“Assalamualaikum.”

“Walaikumsalam.” Emak Inong membuka pintu dapur. “Masuk, Nak!”

Amala masuk ke dalam dapur Emak Inong. “Mak, Mala hendak mengambil beberapa baju Dhien. Nya dipinta oleh Ninik untuk sementara waktu tinggal di sana, sebab Aki sedang tak enak badan. Jadi, Dhien yang menggantikan mengawasi anak-anak berlatih karate, dan juga membantu panen buah jeruk.”

“Mengapa tiba-tiba sekali, Mala? Apa tak bisa Dhien pulang dulu, dan memberitahukan langsung kepada Emak?” Kening Emak Inong berkerut dalam dengan alis hampir menyatu.

“Namanya penyakit, siapa yang tahu kapan datangnya, dan tentu pula tak ada yang menginginkan kehadirannya, Emak.” Mala tersenyum lembut seraya menggenggam punggung tangan berurat timbul milik ibunya Dhien.

“Kau betul Mala, cuma Emak sedikit terkejut saja! Sana ambil sendiri di lemari susun kamar Dhien!” Emak Inong mempersilahkan, dia sudah menganggap Amala seperti putrinya sendiri.

Amala sengaja memberikan alasan yang masuk akal, agar Emak Inong tidak curiga dan mencari keberadaan sang putri.

.

.

“Nyolong tebu, sudah. Mencuri mentimun pun udah! Keluar masuk ladang orang sampai diteriaki karena menginjak pohon cabai yang baru ditanam, juga sudah. Tapi, mengapa tak jua berhasil membuat hati ini gembira. Salahnya dimana cobak?” Meutia duduk di pinggir jalan berbatu, dirinya seperti seseorang yang kehilangan semangat hidup.

“Sebetulnya Kak Dhien kemana sih, Kak? Mengapa menghilang macam digondol Kolong Wewe?” Ayek tidak jadi menggigit kulit tebu, dia sama lesunya dengan Meutia.

“Apa di culik Kuntilanak, ya Kak? Tapi, tak mungkin lah! Yang ada hantu pada takut dengan Kak Dhien, sebab kalau nya marah lebih menyeramkan daripada Setan!” Danang melepeh ampas tebu.

“Wee … tu Kak Mala!” Rizal memukul pundak Danang.

Netra Meutia membulat, senyumnya memekar layaknya bunga setaman. “Ayo kita ikuti! Pasti Kak Mala mau ketemu Kak Dhien PAOK tu, minggat pun enggan mengajak-ngajak nya!”

“Tapi, kalau Kak Mala cuma mau pergi berak macam mana, Kak? Masa tetap kita tungguin …?”

.

.

Bersambung.

1
windi chaldun
Luar biasa
Bunda Aish
🤦😅😅 astaga Meutia.... target berhasil kau hancurkan Dhien 👍 misi sukses
Bunda Aish
benar-benar sial keluarga si Fikar 😁
Bunda Aish
hebat kau Dhien, sesuai dengan nama mu sungguh lah wanita tangguh
Ria Karyawati
mana lanjutan cerita dien thor ?
katanya puasa ini
Cublik: Belum bisa nulis Kak, lagi sibuk banget, awal bulan saya ganti dengan karya baru ya Kak 🙏❤️
total 1 replies
Bunda Aish
salah satu yang kusukai dari cerita kakak nie bikin nostalgia jaman kecil dulu lah
arniya
cerita tentang adik amala sama juragan dong kak??!
arniya: ditunggu kak
Cublik: awal bulan ya Kak ❤️
total 2 replies
Nilam Payakumbuh12
terus berkarya cublik cerita" mu bagus,💪💪💪💪
Cublik: Terima kasih Kakak🥰
total 1 replies
arniya
luar biasa kak
Cublik: Terima kasih ya Kak 🙏❤️
total 1 replies
Iftitah Ifti
sangat bagus Dan memuaskan /Heart/
Cublik: Terima kasih Kakak 🙏❤️
total 1 replies
Irma Luthfah
novel nya keren Luar biasa
Cublik: Terima kasih ya Kak 🙏❤️
total 1 replies
Ari Sawitri
aiiihhhh Ikhram kau membuat aku berbunga bunga 😍🤭🥰
Irma Luthfah
kalo waras mah kan alhamdulillah demen betul liat nya ini, eh bacanya maksud nyah
Irma Luthfah
ya Allah aku baca sambil ketawa ngik ngik loh ini
Cublik: 😁😁😁😁😁😁
total 1 replies
Ari Sawitri
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Mawar Hitam
Kapan ya kak Cublik bikin karya lagi. rindi sama trio cebol, si banh talzan, intan dan dua kembar usil dan Siron yang bijak.
Mawar Hitam: Alhamdulillah..semoga porsi tri cebol.dan. ibang rusuh Intan semakin banyak kak
Cublik: Awal bulan nanti ada karya baru Kak 💪🥰
total 2 replies
Ari Sawitri
aku kok yg deg deg an😄😄😍
duh Abang Agam bikin diriku malu🤭
Cublik: Hehehe 😁
total 1 replies
Farida P
Gmn kabar,Thor...
Kumenanti BONCHAP nya
Sehat selalu thor
Farida P: Alhamdulillah..smoga Allah mudahkan..lancar semua urusan Aamiin
Cublik: Alhamdulillah baik Kak, tapi lagi sibuk buat pesanan makanan 😊

Awal bulan rencana rilis karya baru ❤️
total 2 replies
Lina Suwanti
akhirnya Dhien berjodoh dgn Dzikri.....di tunggu kisah selanjutnya kak
Cublik: Terima kasih banyak ya Kak 🙏❤️

Awal bulan nanti Kak
total 1 replies
Lina Suwanti
ceritanya bagus kak,,saya bacanya berasa ada dlm cerita.....jg jd tau bagaimana kisah kehidupan para transmigran
Cublik: Terima kasih banyak Kak 🙏❤️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!