NovelToon NovelToon
Kontrak Dendam

Kontrak Dendam

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / CEO / Nikah Kontrak / Cinta Paksa
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Iris Prabowo

Setelah bangun dari koma karena percobaan bunuh diri, aku terkejut karena statusku menjadi menikah. Ternyata sebuah rahasia yang disembunyikan suamiku bahwa dia seorang profesional pembunuh bayaran.

Aku tak menyangka lelaki yang ku ketahui sebagai Vice President adalah anggota elite organisasi hitam yang menjadi buronan negara.

Teror demi teror datang. Beberapa pihak punya rencana jahat untuk menyingkirkan ku demi harta dan cinta, termasuk ibu tiri dan adikku.

Aku bersedia menukar tubuhku pada lelaki yang menjadi suami kontrak itu untuk sebuah komitmen balas dendam kematian sang ibu.

Akankah kebenaran tentang masa lalu menghancurkan rumah tangga kami? Penuh ketegangan berbalut kisah romansa yang sensual, ikuti cerita ini!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Iris Prabowo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Midnight Desire

Helena alias Rahma Nuraini memberikan info tentang lokasi diduga strip club tempat dia melihat Kin disana. Tidak begitu terkejut, dia lelaki berandal dan liar, pasti rentan dengan hiburan dunia malam. Konflik hati berbicara, sebelah menyuruh bodo amat, sebelah lagi menyuruh untuk pergi cari tahu.

Go or no go?

I am so confused help!

Jiwaku merespon untuk pergi. Ya, kuputuskan untuk janjian dengan Helena ke tempat itu dengan alasan hanya iseng. Dia bertanya berkali-kali tentang kesungguhanku, sepertinya ada keraguan besar baginya membawaku bersamanya.

Dont worry, i am old enough to handle the consequences.

Jam tujuh malam mobilku sudah terparkir di sebuah gedung di kawasan yang terkenal sebagai tempat eksekutif berbisnis. Kami masuk ke sebuah bar and lounge yang sehari-hari biasa kulewati menuju kantor. Tidak ada yang mencolok, biasa saja seperti bar pada umumnya. Aku menghampiri si ani-ani yang sedang duduk sambil bermain handphone.

Helena mengajakku ke sebuah ruangan dekat toilet. "Midnight desire..." ucapnya pelan pada security yang berjaga, lalu lelaki di depan kami membuka pintu.

Oh, sebuah password. Atmosfer berbeda begitu terasa begitu melangkah masuk ke ruang rahasia ini. Sorot club lights biru hijau memantulkan cahaya silau, menciptakan strobe effect yang menarik perhatian semua mata.

Melihat tiang-tiang diatas stage dengan makhluk-makhluk tanpa busana. Ya, ini baru strip club. Perempuan-perempuan bermata kosong itu menari di tiang, bergoyang di atas meja, dan berjalan mengitari ruangan untuk mengundang perhatian para buaya yang datang.

Helena mengajakku duduk di pinggir, di sudut yang lebih sepi dari sorotan laser beam. Aku memesan segelas Merlot, Helena hanya memesan segelas Lager karena tidak mau mabuk berat.

Tiga perempuan berdiri di atas stage dengan setengah telanjang. Mereka menari di tiang, membuat gerakan sensual yang menggairahkan sesuai beat musik DJ. Pinggulnya bergoyang, lalu memutar tubuhnya dengan intensitas lebih cepat.

Lalu masuk dua performer lelaki, satu bertubuh gelap dan berotot, dan satu lagi berkulit terang berotot. Mereka menari dengan gerakan energik, menggoyangkan pinggul lalu memutar tubuh dengan agresif. Detik berikutnya keduanya melakukan gerakan yang lebih ekstrem, memanjat tiang lalu bergantung di tiang dengan satu kaki.

"Itu Vino, berondongnya Rania!" tunjuk Helena pada satu performer lelaki.

Wajah lelaki itu tidak begitu jelas, tapi dari gestur dan lekuk tubuhnya memang cocok sebagai seorang male escort.

"Apa yang kamu lihat disini baru cover, masih ada exclusive zone lebih rawr lagi. Tapi aku sarankan sih sekarang kita disini aja ce... "

"Lo lihat cowok yang kemarin video call sama gue dimana?"

"Dia... di exclusive zone,"

"Kenapa kita nggak bisa kesana?"

"Aku bisa bawa kesana, tapi aku nggak mau masuk sana. Takut aku ce, disana isinya mafia-mafia."

Hah? Does the mafia really exist? Aku tertawa merespon ucapan perempuan di depanku yang memasang wajah cemas. Menurutku terlalu berlebihan penyebutan mafia di Indonesia, lebih masuk akal gangster atau organisasi ilegal. Sepertinya dia punya memori buruk dengan tempat itu.

"Mafia itu maksudnya gimana? Kriminal?"

"Ya gitulah. Disana ada transaksi lelang budak seks, laki atau perempuan. Siapa bisa bayar harga tinggi bisa pulang barang lelang. Biasanya barang lelang ada value lebih, misal masih perawan bahkan dibawah umur"

Anjing, human trafficking is real? Perbudakan manusia terjadi di pusat kota modern seperti ini? Seketika bulu lenganku merinding. Betapa hitamnya dunia manusia dalam kendali uang, yang besar melahap yang kecil, yang kaya membunuh yang miskin.

"Ce, lihat sana!" ucap Helena memberi kode arah jam dua pada seorang perempuan yang duduk di sofa sudut. Salah satu performer laki-laki tadi menghampiri lalu mengecup tangannya. Mereka berdua lantas bersulang wine.

Rania and her toy boy. Lelaki di sebelahnya berbisik lalu keduanya beranjak melangkah menuju sebuah pintu yang dijaga dua security.

Pemandangan yang menjijikkan. Kemana mereka? Menuju exclusive zone yang disebut itu kah?

"Gimana cara masuk exclusive zone?"

"Pakai undangan khusus,"

"Can i get it?"

"Astaga ce! Nyesel aku bawa kamu kesini, kalau papa tahu kamu main sampai sini bisa dibunuh aku!"

"Lo nggak usah masuk, gue aja. Hanya mau foto Rania sama lelaki itu, buat bukti kalau suatu saat dia berulah. Just it, sebentar aja."

She gave me the eye-roll and deep sigh, like, 'whatever'.

Dia menelepon seseorang meminta bantuan untuk diberikan VIP pass. Tak lama seorang lelaki berseragam staff memberikan sesuatu pada Helena, lalu diserahkannya padaku beserta sebuah loup atau topeng mata.

Bahkan untuk masuk harus pakai penyamar identitas?

"Jangan pernah dibuka dan jangan pernah beri nama asli!" ujar Helena dengan nada cukup mengancam, telunjuknya tepat di depan hidungku.

***

What the heck am i even doing?

Astaga bisikan apa yang mendorongku untuk masuk ke lubang setan ini?

Masuk ke exclusive zone memang beda. Jika tadi musik DJ memberikan ambience energik, kali ini lebih lembut dengan alunan musik jazz. Penerangan lampu yang redup dan semerbak aroma parfum pheromone meningkatkan insting sensual.

Aku melangkah dengan perasaan bercampur aduk. Takut, gugup, dan sedikit senang. Senang? Ya, ini. petualangan baru bagiku, sama seperti perasaan anak kecil pertama kali masuk ke taman hiburan. Semua memakai loup, terlihat perbedaan kelas antara tamu dan penghibur dari pakaian yang dikenakan. Tamu memakai pakaian elegan sementara penghibur berpakaian nyaris telanjang. Mereka memakai g-string, thong, dan mikro bikini.

Rayuan setan disini kencang sekali, mataku beberapa kali menangkap lelaki dengan postur tubuh kencang berotot tersenyum padaku. Aku membuang wajah ke sisi lain, menahan diri untuk tidak senyum balik merupakan benteng awal tidak tergoda.

Holy crap, they're so hot! I'm totally drooling over them!

Mataku menyusuri lounge, mencari Rania. Aku harus fokus pada tujuan awal hanya untuk mencari bukti perselingkuhannya. Ini hanya senjata yang kusiapkan jika suatu saat konflik terjadi lalu manusia itu berakting pura-pura suci.

Dua menit mencari akhirnya aku melihat sosoknya masuk ke sebuah ruangan bertirai. Dengan langkah pelan aku mengikutinya, melihat dari sela-sela tirai, lalu mengabadikan foto perempuan tua itu sedang berciuman dengan toy boy nya.

Tiga foto cukup sebagai dokumentasi, aku melangkah menjauh sebelum ketahuan mengintip. Sebuah notifikasi pesan masuk dari Helena, dia bilang harus cepat pergi karena papa menyuruhnya balik apartemen.

Ah, padahal baru saja menemukan sedikit kesenangan. Lelaki tua itu sedang birahi kah? Dia kan punya banyak pacar, kenapa harus Helena yang dipanggil saat ini?

Lo balik duluan aja, gue sebentar lagi selesai.

Baru saja hendak mengirim pesan, tanpa diduga seseorang menabrakku hingga hilang keseimbangan. Hampir terjatuh tapi sebuah tangan cepat menangkapku.

"Kamu oke?" tanya seorang lelaki bertopeng dan berjas hitam.

Aku hanya mengangguk, cepat bangkit menyeimbangkan tubuh lalu melangkah lagi. Lelaki itu menarik tangan tak membiarkanku pergi.

"Kamu harum sekali, bisa kita ngobrol?"

"Get away from me!" ketusku berusaha menarik tangan tapi dia makin mencengkram kuat.

"Aku akan membuat kamu nyaman, ikut denganku ya!"

"Anjing!" teriakku lalu refleks memukul kepalanya dengan handphone yang kupegang. "Go to hell you son of a bitch!"

Lelaki itu mengaduh kesakitan memegangi kepalanya, aku mengambil kesempatan itu untuk kabur. Ternyata teriakanku memancing perhatian sekitar, termasuk Rania yang memicingkan mata mencari arah suara familiar itu terdengar.

Tidak, aku tidak boleh tertangkap olehnya disini!

1
erzzzyy
tidaaaak
erzzzyy
pasutri koplaaak /Proud/
erzzzyy
lusa pick me
erzzzyy
ngakak jika berkawan ama selingkuhan bapanya /Facepalm/
erzzzyy
enaknya bisa quit kerjaan semua hati /Chuckle/
erzzzyy
terpanaaaa
erzzzyy
suka banget sama alur ceritanya bikin dagdigdug
crownangel
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
crownangel
kesini karena tiktok /Shame/
crownangel
/Awkward//Awkward//Awkward//Awkward//Awkward//Awkward//Awkward/
crownangel
novelnya ringan bahasanya santai, lanjutkannn
crownangel
Greget protagonisnya /Hey/
crownangel
suka kata-kata englishnya /Sneer/
crownangel
lanjutttt
Sabrina
kin sayaaaang
ForestCream
pls kea cepat jadian ama kin
Iris: kan udah nikah kakak /Silent/
total 1 replies
Kayden
/Drool//Drool//Drool//Drool//Drool//Drool/
Iris
/Joyful//Joyful//Joyful//Joyful//Joyful//Joyful//Joyful/
Sabrina
/Drool//Drool//Drool//Drool//Drool/
Sabrina
kinnnnn
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!