NovelToon NovelToon
Single Mom

Single Mom

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Balas Dendam / Single Mom / Identitas Tersembunyi / Dendam Kesumat / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:12.3k
Nilai: 5
Nama Author: aisy hilyah

Saat keadilan sudah tumpul, saat hukum tak lagi mampu bekerja, maka dia akan menciptakan keadilannya sendiri.

Dikhianati, diusir dari rumah sendiri, hidupnya yang berat bertambah berat ketika ujian menimpa anak semata wayangnya.

Viona mencari keadilan, tapi hukum tak mampu berbicara. Ia diam seribu bahasa, menutup mata dan telinga rapat-rapat.

Viona tak memerlukan mereka untuk menghukum orang-orang jahat. Dia menghukum dengan caranya sendiri.

Bagaimana kisah balas dendam Viona, seorang ibu tunggal yang memiliki identitas tersembunyi itu?

Yuk, ikuti kisahnya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aisy hilyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 28

Tengah malam buta, sekelompok anak-anak jalanan tengah berkumpul di jalan yang jarang dilalui kendaraan. Jalan tersebut terkenal rawan kejahatan ketika malam mencapai puncak.

Jalan yang di kanan dan kirinya adalah hutan lindung dan terdapat sebuah jurang yang dalam di sebuah tikungan tajam. Suara bising kendaraan sengaja dibunyikan. Motor-motor meraung siap berperang, asap mengepul ke udara, membumbung tinggi ke langit.

Balapan liar yang digemari kaum muda untuk menunjukkan jati diri. Dengan taruhan uang yang mereka miliki, dan akan menjadi raja malam saat meraih gelar juara.

"Balapan kali ini diikuti banyak peserta dari klub lainnya," ucap salah seorang teman Dias dengan bangga menepuk bahunya.

Malam itu memang berbeda, para pemotor yang mengikuti balapan lebih banyak dari biasanya. Ada enam klub motor yang ikut perlombaan malam itu. Mereka mengirim jagoan masing-masing, kecuali seseorang yang berani bertaruh tanpa kelompok.

"Kudengar ada satu orang lagi yang ikut balapan. Dia dari klub mana?" tanya Dias sembari memperhatikan lawannya yang sedang mencoba ketangguhan motor mereka.

"Tidak. Dia sendirian, bukan dari klub mana pun," jawab rekannya membuat Dias mengernyit, tapi kemudian tersenyum merasa tertarik.

"Benarkah? Di mana orangnya? Aku ingin melihatnya." Ia menatap semua orang yang duduk di atas motor mencari keberadaan orang yang dimaksud.

Rekannya itu menggeleng, menunjuk deretan lawan yang sudah berbaris di arena balap.

"Dia belum ada di antara mereka. Sepertinya akan terlambat atau tidak datang sama sekali, tapi apa kau tahu? Dia memberikan uang taruhan lebih banyak dari pada yang lain," ucap laki-laki itu dengan sumringah.

Dia memainkan alis naik dan turun saat Dias menatapnya. Lalu, keduanya beradu tepuk dan tertawa terbahak-bahak.

"Siapa namanya?" tanya Dias setelah puas tertawa karena malam itu akan mendapatkan keuntungan yang lebih banyak dari pada hari-hari sebelumnya.

"Jika aku tidak salah ingat ... dia perempuan, mmm ... namanya Merlia, dia bahkan mempertaruhkan tubuhnya jika kalah balapan. Kita akan bersenang-senang malam ini," jawab rekannya itu terputus-putus karena mengingat-ingat yang mendaftar paling terakhir itu, diakhiri dengan tawa yang menggelegak.

Deg!

Dias yang asik membayangkan kemenangan malam itu, tersentak kaget mendengar nama Merlia disebut. Ia terdiam mengingat-ingat tentang nama yang sontak saja membuat hatinya bergetar. Apakah dia mengenal itu?

"Hei!" Pundak Dias ditepuknya hingga ia terlonjak.

"Ada apa denganmu? Kenapa kau melamun?" tegurnya dengan dahi mengernyit.

"Ah, tidak. Siapa namanya tadi?" Dias menutupi gugup, tersenyum dipaksakan. Dalam hati di menduga-duga nama tersebut.

"Merlia. Namanya Merlia, dia terlihat masih muda. Cantik dan bersemangat sekali," jawab rekannya menceritakan sambil tersenyum.

Merlia? Bukankah nama gadis itu Merlia? Apakah mereka orang yang sama? Ah, kenapa aku tiba-tiba gugup begini?

Dias bergumam dalam hati, dia tidak mengenal Merlia. Hanya tergiur dengan uang besar yang dijanjikan seseorang kepadanya jika bersedia melakukan itu. Dia sengaja mengajak Dicky untuk bersenang-senang tanpa memikirkan akibatnya. Satu yang ada dalam ingatan, Dicky mempunyai paman yang bisa diandalkan.

"Ke mengenalnya?" Suara tanya rekannya membuyarkan lamunan Dias.

Ia menoleh, dan mengangkat alis sebelah. Lalu, menggelengkan kepala.

"Tidak. Sama sekali tidak," katanya dengan pasti.

Sementara Viona berada di atas sebuah gedung memperhatikan di kejauhan. Dia akan ikut andil dalam balapan itu. Melakukan hobi yang sudah lama ia tinggalkan demi mengurus kehidupan rumah tangganya. Ia tersenyum melihat Dias di sana. Dias adalah orang yang ingin dia patah-patahkan seluruh tulang dalam tubuhnya. Terutama tangan itu, tangan yang sudah menyiksa Merlia dengan kejam.

"Kau harus merasakan apa yang dirasakan Merlia. Mati atau cacat seumur hidup!" geram Viona tersenyum sinis, bersiap menjalankan aksinya menghukum mereka yang sudah menghancurkan Merlia.

****

Sementara di sebuah rumah besar, Dicky sudah bersiap untuk pergi ke arena balap liar itu. Orang tua yang sibuk bekerja di luar, membuatnya bebas melakukan apa saja tanpa aturan. Yang terpenting Ghavin tidak mengetahuinya.

"Bi, aku pergi dulu. Kemungkinan tidak pulang malam ini," katanya berpamitan kepada asisten rumah tangga yang kebetulan masih terjaga.

"Tuan berpesan agar Nak Dicky tetap di rumah. Jangan keluyuran malam-malam," ucap wanita paruh baya itu dengan sopan.

"Aku tidak peduli. Jangan katakan pada mereka, maka mereka tidak akan pernah tahu," katanya sengit, seraya menyambar jaket kulit serta kunci motor. Lalu, pergi tanpa peduli pada nasehat sang bibi.

"Apa pedulinya mereka? Setiap hari sibuk bekerja di luar tanpa peduli pada anaknya. Aku hanya ingin seperti mereka, melihat dan berbincang dengan orang tua setiap harinya. Ingin aku mendengarkan mereka? Hmmm ... mereka pikir mereka mendengarkan keinginanku?" Ia menggerutu sepanjang jalan menuju garasi.

Ekspresi wajahnya berubah-ubah, terkadang sedih, marah, dan bahkan kerinduan jelas terlihat di wajah itu. Dia menyalakan mesin motor, cahaya lampu yang memancar menampakkan satu sosok yang berdiri tegak di halaman rumahnya.

Siapa?

Dicky bergumam dalam hati, mengernyit dahinya menatap lekat-lekat sosok yang berdiri itu. Entah siapa?

"Siapa? Woy!" Dia berteriak, mematikan mesin motor dan turun. Rasa penasaran yang menggebu, mengajaknya untuk memeriksa sosok tersebut. Dia masih berdiri di sana, di bawah kegelapan pohon cemara yang tumbuh di halaman.

Dicky mengernyit, semakin dekat semakin jelas sosok tersebut. Dia memiliki mata yang tajam, rahang yang tegas, dan tubuh tinggi besarnya benar-benar membuat Dicky gemetar ketakutan.

"Kenapa menakuti aku seperti itu, Paman? Apa kau ingin membunuhku?" ucap Dicky setelah benar-benar mengenali sosok dalam kegelapan itu.

Ya, dia Ghavin. Datang untuk mencegah Dicky pergi ke arena balap liar. Lelah rasanya, tapi dia masih memiliki sedikit kasih sayang untuk keponakannya itu.

"Kembali atau aku patahkan kakimu!" titah Ghavin memberi pilihan kepada Dicky.

Ia berdecak, Ghavin adalah satu-satu orang yang masih peduli padanya. Dia selalu ada untuk bercerita, membantu ketika dalam masalah. Oleh karena itu, Dicky bisa bersikap manja dan selalu memanfaatkan Ghavin untuk menyelesaikan masalah yang dia buat.

"Ayolah, Paman. Aku masih muda, aku butuh refreshing untuk menyegarkan otak. Bukankah Paman juga seperti ini saat muda dulu?" ujar Dicky dengan malas bila Ghavin mencampuri urusan hobinya.

Ghavin berjalan mendekat, berhadapan dengan keponakannya itu. Dia memang masih sangat muda, sangat mudah terbawa pergaulan. Ghavin hanya tidak ingin Dicky salah pergaulan dan membuatnya menjadi pribadi yang tak memiliki aturan hidup.

"Bukankah kau ingin aku menyelesaikan masalahmu? Jika kau menurut maka aku akan membantumu, tapi jika kau nekad pergi malam ini jangan harap aku akan tetap peduli padamu! Pilihannya ada pada dirimu, kau yang menentukan sendiri jawabannya," ucap Ghavin sembari menggerakkan matanya menunjuk rumah. Meminta Dicky untuk kembali masuk.

Dicky tersenyum, mengangguk patuh dan pergi tanpa bantahan.

"Siap, Bos!" katanya.

Ghavin menghela napas panjang, berdiri di sana melihat sang kemenakan yang masuk ke rumah. Ia tahu kejahatan apa yang sudah dilakukan pemuda itu? Kejahatan yang tak termaafkan, Ghavin sendiri tidak membenarkan dan tidak bisa berbuat apa-apa.

Ia melarang Dicky keluar hanya untuk mencegahnya melakukan keburukan lainnya yang akan memperkeruh masalah yang ada.

"Tetaplah di rumah, Dicky, sampai aku menemukan solusi untuk masalahmu itu," gumamnya diakhiri helaan napas dan kemudian berbalik pergi kembali ke rumah sendiri.

Ia duduk di balik kemudi, menyandarkan kepala lelah. Mengetahui yang dilakukan oleh Dicky, membuatnya marah dan ingin menghukum pemuda itu. Namun, ia sadar, Dicky adalah sosok anak yang kurang kasih sayang dari orang tuanya. Mungkin itu adalah sikap protes Dicky agar mereka mau memperhatikan dirinya.

Ghavin menghela napas, melaju pelan meninggalkan kediaman sang keponakan di bawah tatapan Dicky yang mengintip dari balkon kamar. Ia menyeringai, menatap tajam sampai mobil itu menghilang.

1
Liana CyNx Lutfi
nach gitu jngn ksih ampun ,sdh berkurang 2 orang tinggal menggu giliran laki2 bejat lainya
Dian Susantie
nah.. Dicky...!! saatnya giliranmu..!!
kyknya Peni yg terakhir.. buat jackpot bapaknya.. si mantan Viona..!! 👻👻👻
Dian Susantie
wah.. wah.. wah...!! tinggal si Peni ama ponakan nya Ghavin nih..!!! kira² diapain ya mereka ama Viona..??!! 🤔🤔🙄🙄
Tiara Bella
lanjut ....semangat Thor....
Tiara Bella
agen Vi dilawan....
VYRDAWZAmut
crazyyy dong kkakk/Tongue//Tongue//Tongue/
icha amelia
semangat thor
kaylla salsabella
tinggal nunggu giliran kalian
vj'z tri
tenang kamu memang gak kelihatan waktu kejadian tapi nama kamu di list paling atas 😏😏😏😏🥳🥳🥳🥳
vj'z tri
lanjut ✋ siapa lagi selanjut nya antri tapi 🤭🤭🤭🤭🤭
kaylla salsabella
satu pelaku udah mati ... tinggal yang lainnya
VYRDAWZAmut
mantapp thor critanya
Markonah
keren, luar biasa imajinasix thor. biodatax viona dong hehe... smngat Thor teruskan karyax yg luar biasa ini 🤗🥰 menungguu eposide berikutx 😁
Aisy Hilyah: terimakasih banyak
total 1 replies
Nanin Rahayu
lanjut 🥰🥰
Aisy Hilyah: terimakasih banyak
total 1 replies
Tiara Bella
ceritanya bagus....
Aisy Hilyah: terimakasih banyak
total 1 replies
Tiara Bella
lanjut Thor....
Aisy Hilyah: trimakasih
total 1 replies
Tiara Bella
kapok gk Lo Aditya.....karma dtng Untuk lo
Aisy Hilyah: kapok pastinya
total 1 replies
kaylla salsabella
wuhhaaaaa ...lama ...lama bakal gila kamu Aditya
Aisy Hilyah: bener banget
total 1 replies
Diyah Pamungkas Sari
hukumannya berjalan.... aseeekkkk. jan lupa sm mantan suami vio jg, bkin sengsara! semangat up!!! 💪💪
Aisy Hilyah: tenang dia ada waktunya
total 1 replies
Dian Susantie
rasakan apa yg dirasakan Merlia... Dit..!!! 👿👿
Aisy Hilyah: bener banget
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!