Arga, menyandang gelar casanova dingin yang tidak suka terikat hubungan, apalagi pernikahan. Maka diusianya yang sudah matang belum juga menikah.
Namun, kematian Sakti membuat dia harus menikahi Marsha. Wanita yang sedang mengandung benih milik sang adik.
Menikahi wanita yang tidak dia cintai, tidak mengubah kelakuan Arga yang seorang casanova suka bersenang-senang dengan para wanita.
Kebaikan, perhatian, dan keceriaan Marsha mengubah Arga secara perlahan sampai dia merasa tidak tertarik dengan para wanita diluar sana.
Namun, semua berakhir saat Valerie bangun dari koma panjang. Arga lebih mementingkan sang kekasih dari pada Marsha yang sedang hamil besar.
Arga merasakan penyesalan saat Marsha mengalami koma setelah melahirkan. Ketika sadar sang istri pun berubah menjadi sosok yang lain. Tanpa Arga duga Marsha kabur membawa Alva, bayi yang selama ini dia besarkan.
Akankah Arga bisa mendapatkan Marsha dan Alva kembali?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santi Suki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2. Menjadi Pengantin Pengganti
Bab 2
Arga tidak bisa tidur malam ini padahal besok adalah hari yang akan mengubah status mungkin juga kehidupannya. Laki-laki itu tidak bisa menolak keinginan orang tuanya, meski dia bukan orang baik, tetapi tidak pernah membantah ucapan ibunya. Bagi dia, ibu adalah orang yang paling mulia di dunia.
Ditatapnya foto sang adik saat di wisuda. Di sana terlihat raut kebahagiaan semua orang. Arga tidak menyangka kalau itu merupakan moment berbagi kebahagiaan terakhir dengan sang adik. Bulan lalu dia ada tugas ke luar kota, jadi tidak pulang kampung. Sekarang saat waktunya dia pulang, yang dilihat adalah tubuh kaku Sakti yang banyak luka.
Mengingat Sakti membuat Arga kembali mengingat Marsha, wanita yang besok akan dia nikahi. Wanita cantik yang tidak pernah terlintas dalam benaknya akan bisa menjadi istrinya. Meski dia pecinta wanita, tetapi dia tidak akan merusak anak gadis orang. Bukan berarti dia juga suka bermain dengan para kupu-kupu malam. Dia seorang yang suka pilih-pilih wanita yang rela jatuh ke dalam pelukannya.
"Marsha," gumam Arga lalu menutup matanya memutuskan untuk tidur.
***
Marsha tidak juga tidak bisa tidur malam ini setelah menjalani perawatan tubuh tadi sore. Pikirannya tidak bisa lepas dari Arga, laki-laki yang akan menikahinya besok. Sebelumnya tidak pernah terbayangkan akan menikah dengan pemuda tampan yang sering jadi incaran para gadis di kampungnya. Pernikahan dengan Arga sudah tersebar di penjuru desa, sebagaimana tersebar kematian Sakti. Ada yang mengatakan, "Dilamar adik, dinikahi kakak."
"Ya Allah, inikah yang dibilang jodoh. Semua sangat misteri dan hanya Engkau yang tahu," gumam Marsha.
"Apa Kak Arga akan memperlakukan aku dengan baik? Aku yakin dia mau menikahinya karena sekarang aku sedang hamil anak adiknya," lanjut Marsha bermonolog.
"Semoga saja Kak Arga memang jodoh yang Allah ciptakan untuk aku."
***
Arga yang terlihat tampan dengan pakaian pengantin laki-laki membuat heboh para gadis dan ibu-ibu yang memuji-muji dirinya. Mereka menjadi iri kepada Marsha karena akan menikah dengannya.
Jantung Arga berdetak kencang dan membuat dia gugup. Tangan dia bergetar dan berkeringat dingin saat menjabat tangan Bagus. Mereka akan melakukan proses ijab qobul.
"Bismillahirrahmanirrahim, dengan memohon rahmat dan berkah Allah Subhanahu Wa Ta'ala, saya nikahkan dan kawinkan engkau Argani Satria Wibowo bin Barata Wibowo dengan putri saya Marshanda Putri Ardhitama dengan mas kawin uang sebesar dua ratus lima puluh juta rupiah dibayar tunai."
"Saya terima nikah dan kawinnya Marshanda Putri Ardhitama binti Bagus Ardhitama dengan mas kawin sebesar dua ratus lima puluh juta rupiah dibayar tunai."
Arga dengan lantang dan lancar dalam mengucapkan qobul.
"Sah!"
"Sah." Saksi dan semua yang hadir ikut menjawab
"Alhamdulillah."
"Baarakallahu laka wa baarakaa alaika fii khoir."
Semoga yang hadir di sana mendoakan kebaikan untuk kedua mempelai.
Marsha yang tampil cantik dengan balutan baju pengantin muslimah membuat Arga tidak berkedip saat melihatnya. Laki-laki itu merasakan jantungnya bertalu-talu dan berasa ada ribuan kupu-kupu yang menari di dalam perutnya.
'Ada apa denganku?' batin Arga.
Laki-laki itu merasakan sengatan listrik menjalar di sekujur tubuhnya saat Marsha meraih tangan lalu mencium dengan takzim. Dengan gugup dia mencium kening perempuan yang kini sudah menjadi istrinya. Doa yang dia hafal semalam pun langsung meluncur dengan lancar dari mulutnya.
Dalam hati Marsha merasakan bahagia. Suara merdu milik Arga sampai menggetarkan sanubarinya. Sungguh dia merasa sudah menjadi seorang pengantin yang beruntung mempunyai suami sepertinya.
Banyak para tamu yang membicarakan uang mahar yang didapat oleh Marsha. Untuk ukuran orang di desa mas kawin sebesar itu sangat fantastis. Belum lagi pesta pernikahan yang digelar besar-besaran karena keluarga Ardhitama yang kaya raya hanya punya anak satu.
Pesta pernikahan digelar dari pagi sampai sore hari karena banyaknya tamu undangan. Banyak orang yang memuji Arga dan Marsha sebagai pasangan yang serasi dan mendoakan pernikahan mereka agar langgeng sampai maut memisahkan.
"Kak, mau mandi dulu atau makan dulu? Sepertinya tadi belum sempat makan," tanya Marsha kepada Arga begitu masuk ke kamar.
"Aku ingin mandi," balas Arga dengan cuek.
Marsha mengerutkan keningnya karena sikap Arga terlihat berbeda dengan yang tadi saat banyak orang. Tidak mau ambil pusing dengan perubahan Arga terhadap dirinya, Marsha pun turun ke bawah dan menyiapkan makanan untuk sang suami.
"Mau ambil makan untuk suamimu?" tanya Indah kepada putrinya.
"Iya, Bu," jawab perempuan berjilbab navy.
"Eh, suamimu alergi makanan laut," ucap Indah saat melihat Marsha hendak mengambil cumi asam pedas kesuksesannya.
"Benarkah, Bu?" tanya Marsha terkejut.
Perempuan itu tidak menyangka kalau laki-laki yang selalu terlihat gagah dan sehat itu mempunyai alergi terhadap makanan tertentu. Marsha pun teringat kalau Sakti juga mempunyai alergi makanan laut. Saat acara kumpulan para pemuda-pemudi kecamatan berkumpul beberapa bulan lalu lalu, dia menolak ajakan beberapa temannya untuk makan di kedai seafood terkenal.
"Iya, mertua kamu tadi yang bilang. Dia punya alergi makanan seafood dan tidak suka minuman yang manis-manis. Kamu harus ingat itu!" jawab sang ibu dan Marsha pun mengangguk.
Arga ke luar dari kamar mandi langsung disuguhkan sepiring nasi beserta lauk pauknya dan minuman jus jeruk kesukaannya. Tanpa banyak bicara dia langsung menghabiskan itu semua.
"Marsha, ada yang mau aku bicarakan dengan kamu. Ini sangat penting!" ucap Arga dengan serius.
***
Hal penting apakah yang akan dikatakan oleh Arga? Ikuti terus kisah mereka, ya!