NovelToon NovelToon
Hot Apocalypse

Hot Apocalypse

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Sci-Fi / Sistem / Persahabatan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Hari Kiamat / Toko Interdimensi
Popularitas:8.5k
Nilai: 5
Nama Author: Rifky Aditia

Pada tahun 2050, bumi dilanda kekeringan dan suhu ekstrem. Keitaro, pemuda 21 tahun, bertahan hidup di Tokyo dengan benteng pertahanan anti-radiasi. Namun, tunangannya, Mitsuri, mengkhianatinya dengan bantuan Nanami, kekasih barunya, serta anak buahnya yang bersenjata. Keitaro dibunuh setelah menyaksikan teman-temannya dieksekusi. Sebelum mati, ia bersumpah membalas dendam.

Genre
Fiksi Ilmiah, Thriller, Drama

Tema
1. Pengkhianatan dan dendam.
2. Kekuatan cinta dan kehilangan.
3. Bertahan hidup di tengah kiamat.
4. Kegagalan moral dan keegoisan.

Tokoh karakter
1. Keitaro: Pemuda 21 tahun yang bertahan
hidup di Tokyo.
2. Mitsuri: Tunangan Keitaro yang mengkhianatinya.
3. Nanami: Kekasih Mitsuri yang licik dan kejam.
4. teman temannya keitaro yang akan
muncul seiring berjalannya cerita

Gaya Penulisan
1. Cerita futuristik dengan latar belakang kiamat.
2. Konflik emosional intens.
3. Pengembangan karakter kompleks.
4. Aksi dan kejutan yang menegangkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rifky Aditia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 32: ANCAMAN MULAI BERGERAK

Di sebuah ruangan mewah dengan jendela besar yang menghadap kota Tokyo yang gemerlap, Nanami duduk di kursi kerjanya, memainkan pena di tangannya. Di dekatnya, Mitsuri terduduk di sofa, tubuhnya gemetar halus dan wajahnya masih tampak pucat setelah pengalaman traumatis sebelumnya. Anak buah Nanami yang melarikan diri dari benteng Keitaro berdiri di hadapannya, tampak lelah dan penuh ketakutan.

Nanami membuka suara dengan nada dingin.

"Jadi, kalian kabur begitu saja tanpa membawa hasil apa pun?”

Anak buah itu menelan ludah sebelum menjawab, “Bos... itu bukan benteng biasa. Temboknya hanya tergores sedikit saat kami menabraknya, lalu tiba tiba muncul seorang pria yang membawa RPG lalu menembakkannya. Tidak mungkin menembus pertahanan mereka hanya dengan perlengkapan seperti ini.”

Mendengar itu, Mitsuri semakin terlihat gelisah. Tangannya meremas kain sofa, dan ia menatap Nanami dengan ragu. “Nanami, mereka... mereka terlalu kuat. Kita harus menyerah saja. Kita.. kita pergi dari kota ini.

Nanami menoleh ke Mitsuri, matanya menyipit. Namun, senyuman tipis menghiasi wajahnya saat ia mendekat, lalu merangkul bahu Mitsuri dengan lembut. “Tenang, sayang. Tidak ada yang perlu kau takutkan. Keitaro itu hanyalah sampah yang mencoba bermain-main di liga besar. Tapi malam ini, semuanya akan berakhir.”

Anak buahnya menyela ragu. “Jadi bos, apa rencanamu?”

Nanami mengabaikan pertanyaan itu, berjalan ke mejanya dan mengambil ponselnya. Ia mengetik sebuah nomor dengan cepat, lalu menempelkan telepon ke telinganya. Setelah beberapa detik, suara berat di ujung telepon terdengar.

“Hei Nanami, Sudah lama kau tidak menghubungiku” suara itu terdengar santai namun penuh intimidasi.

“Kita harus bicara. Ada kelompok yang perlu kau Musnahkan,” kata Nanami dengan nada datar, tetapi penuh keyakinan.

“Menarik, kirimkan detailnya. Aku akan memutuskan apakah pekerjaan ini layak untukku.” Jawab suara itu

Nanami segera memberitahukan informasi tentang Keitaro dan bentengnya, lengkap dengan laporan dari anak buahnya tentang kekuatan yang mereka hadapi. Beberapa menit kemudian, panggilan itu berlanjut.

Suara itu terdengar merenung. “Kelompok kecil dengan benteng yang kokoh ya. Ini terlihat menyenangkan. Aku akan selesaikan malam ini. Pastikan pembayaran sudah siap.”

“Tentu,” jawab Nanami singkat sebelum menutup panggilan. Ia menyandarkan punggungnya ke kursi, lalu menatap Mitsuri yang tampak semakin cemas.

“Lihat aku sayang,” katanya sambil meraih tangan wanita itu. “Aku tidak akan membiarkan mereka mengganggumu. Sampah-sampah itu akan berakhir malam ini.”

Mitsuri mengangguk pelan, meskipun keraguan tetap terlihat di matanya.

Di tempat lain, pembunuh bayaran profesional itu bersiap. Dengan pakaian serba hitam dan perlengkapan canggih, ia mempelajarilaporan yang diberikan Nanami.

Saat tengah malam tiba, keheningan di sekitar benteng Keitaro terganggu oleh bayangan gelap yang bergerak cepat. Pembunuh bayaran itu telah tiba, mengenakan pakaian hitam dan masker yang menutupi seluruh wajahnya. Dengan kelincahan luar biasa, ia mendekati dinding benteng, memeriksa setiap sudut dengan cermat.

Jebakan-jebakan yang dipasang Shoji ternyata tidak terdeteksi olehnya. Ia bergumam pelan sambil menaiki dinding dengan alat panjat khusus, "Benteng ini memang kokoh. Sepertinya mereka tahu sesuatu yang besar akan datang. Tapi sayang, setelah malam ini, benteng ini akan menjadi milikku."

Setelah mencapai puncak dinding, ia melompat turun ke dalam area benteng dengan gerakan yang nyaris tanpa suara. Namun, pandangannya langsung tertuju pada sosok besar berwarna gelap yang berbaring di tanah: beruang milik Keitaro.

"Jadi ini beruang penjaga itu..." gumamnya, dengan percaya diri ia mengabaikan makhluk besar itu.

Tanpa ia sadari, mata beruang itu terbuka perlahan, bersinar merah di tengah kegelapan malam.

Namun pembunuh bayaran itu tetap melangkah mendekati pintu utama benteng. Dengan perlahan, ia mulai mencoba membuka pintu yang terkunci.

Tiba-tiba, suara nafas berat terdengar dari belakangnya. la segera berbalik, dan mendapati cakar besar beruang itu sudah di depan matanya. Dengan reflek yang luar biasa, ia berhasil menghindar ke samping dan langsung menembakkan peluru serum tidur ke arah beruang.

Namun, sesuatu yang membuat dia terkejut terjadi. peluru tersebut memantul dari bulu beruang yang tebal dan jatuh ke tanah. Mata beruang itu kini bersinar tajam, dan suara raungan kerasnya menggema, membangunkan seluruh penghuni benteng.

Mengetahui dirinya dalam bahaya, pembunuh bayaran itu segera melemparkan flashbang ke arah beruang. Cahaya terang meledak, membutakan beruang sementara. Dengan cepat, ia menghilang ke dalam kegelapan malam.

Beruang itu tampak kesal, menggeram pelan sambil mengguncang kepalanya.

Tidak lama kemudian, Keitaro dan timnya muncul dengan senjata di tangan masing-masing. Keitaro segera menghampiri beruang dan menenangkannya dengan menepuk-nepuk tubuh besar makhluk itu.

"Ada apa?" tanya Ayane dengan nada khawatir, sementara Reina berdiri di sampingnya, memegang busur yang sudah siap digunakan.

Shoji memeriksa sekeliling dengan pandangan tajam. "Kita kedatangan tamu," ujarnya dengan nada serius. "Tak ada jebakan yang terpicu. Itu artinya dia orang yang profesional."

"Profesional atau tidak itu tidak akan berdampak, lihat saja insting beruang ini!" seru Kenta sambil tertawa kecil.

Di kejauhan, di atas salah satu pohon besar, pembunuh bayaran itu mengamati kelompok Keitaro dari balik dedaunan. Dia tidak bisa menyembunyikan rasa takut yang kini merayapi tubuhnya.

Namun, alih-alih mundur, rasa takut itu malah membuatnya semakin bersemangat. la tersenyum tipis di balik maskernya. "Mereka lebih tangguh dari yang kubayangkan. Ini semakin menarik."

1
shirly _ greq 🇲🇾💅🏻🎀
karya ini sangat bagus dan aku berharap agar lebih cepat update nya, semangat
ANTRO SAN
halo, saya ada novel yang ceritanya serupa, jika penasaran mampir yak judulnya ORIGIN ARCLIGHT.
dewi_oetari14
bagus cerita nya. jarang ada cerita bencana gini, sama seperti cerita akhir jaman
Gear 5
Update bang
Mizuu
noo keitaroo
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!