Kirana, wanita berusia 30 an pernah merasa hidupnya sempurna. Menikah dengan pria yang dicintainya bernama Arga, dan dikaruniai seorang putri cantik bernama Naya.
Ia percaya kebahagiaan itu abadi. Namun, segalanya berubah dalam sekejap ketika Arga meninggal dalam kecelakaan tragis.
Ditinggalkan tanpa pasangan hidup, Kirana harus menghadapi kenyataan pahit, keluarga suaminya yang selama ini dingin dan tidak menyukainya, kini secara terang-terangan mengusirnya dari rumah yang dulu ia sebut "rumah tangga".
Dengan hati hancur dan tanpa dukungan, Kirana memutuskan untuk bangkit demi Naya. Sekuat apa perjuangan Kirana?
Yuk kita simak ceritanya di novel yang berjudul 'Single mom'
Jangan lupa like, subcribe dan vote nya ya... 💟
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aurora.playgame, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ep. 14 - Tidak semudah itu
Ep. 14 - Tidak semudah itu
🌺SINGLE MOM🌺
Pagi buta Kirana terbangun lebih awal dari biasanya. Matanya langsung tertuju pada ponsel di meja samping tempat tidur.
Begitu ia membuka aplikasi sosial media dan notifikasi pesan, senyum indah mengembang di wajahnya.
"Ya ampun... pesanan hari ini banyak sekali," gumamnya sambil mencatat daftar pesanan di buku kecilnya.
Ia lalu melirik Naya yang masih terlelap. Dengan hati-hati, Kirana mencium kening putrinya sebelum melangkah ke dapur.
Suasana dapur Kirana kini jauh berbeda. Meja sudah dipenuhi bahan-bahan makanan, mulai dari ayam, daging sapi, aneka sayuran segar, hingga bumbu dapur yang berjejer rapi.
Kirana mengenakan celemek dan mulai memotong bahan-bahan. Sesekali ia melirik jam dinding dan bergumam, "Pukul enam, aku harus mulai masak sekarang kalau mau selesai tepat waktu."
Tiba-tiba terdengar suara langkah kecil dari arah kamar. Naya muncul dengan mata yang masih mengantuk dan bertanya, "Ibu, sudah masak?."
"Iya, sayang. Kamu duduk dulu ya, nanti ibu siapkan sarapan," ujar Kirana sambil tersenyum.
"Aku bantu, Bu! Aku bisa bungkus-bungkus makanan," kata Naya semangat.
Mendengar celotehan Naya, Kirana pun tertawa kecil. "Nanti kalau sudah selesai masak, kamu bantu ya."
**
Tepat pukul sembilan pagi, bel pintu rumah berbunyi. Kirana buru-buru membuka pintu dan mendapati seorang kurir gofood menunggu.
"Pesanan catering atas nama Ibu Kirana?," tanya kurir itu.
"Betul. Tunggu sebentar ya, saya siapkan makanannya," jawab Kirana sambil kembali ke dapur.
Dengan cekatan, Kirana memasukkan makanan ke dalam kotak dan memastikan semuanya rapi. "Ini, Mas. Tolong sampaikan dengan baik ya," kata Kirana sambil menyerahkan kotak makanan itu.
"Siap, Bu. Terima kasih," jawab kurir itu sebelum pergi.
Tak lama kemudian, beberapa tetangga pun datang langsung ke rumah.
"Kirana, saya pesan ayam bakar madu lima porsi ya," ujar Bu Yani sambil menyerahkan uang.
"Bu Kirana, saya mau pesan nasi uduk untuk arisan siang nanti. Bisa ya?," tanya tetangga lain.
"Bisa, Bu. Tapi pesanannya mungkin baru siap sedikit lebih siang ya, karena sekarang sedang penuh," jawab Kirana sambil mencatat pesanan.
Setelah beberapa saat yang terasa sebentar, dan jam sudah menunjukkan pukul satu siang, Kirana masih sangat sibuk di dapur. Beberapa kali ia mengelap keringat di dahinya namun bibirnya tetap tersenyum.
"Ibu, aku lapar," ujar Naya yang duduk di meja dapur.
Kirana menghentikan sejenak kegiatannya dan mengeluarkan sepotong ayam yang belum diantar. "Ini buat Naya. Makan dulu ya, sayang. Nanti ibu temani."
"Terima kasih Bu... Nyam nyam nyam... Enak banget, Bu!," ucap Naya tersenyum lebar.
Melihat anaknya bahagia, Kirana merasa lelahnya itu sedikit terobati dan tak henti-hentinya bersyukur.
Meski hanya hidup berdua tanpa Arga, ia mencoba menguatkan diri dan hatinya. Namun tetap saja, ketika tengah malam tiba ia selalu terbangun dan teringat pada suaminya itu yang sering kali membuatnya menangis.
**
Saat malam tiba, Kirana akhirnya bisa duduk di sofa dengan Naya di sampingnya. Pesanan hari ini sudah selesai, dan dapurnya kembali rapi.
"Naya, tadi ibu hampir kewalahan, tapi syukurlah semuanya selesai tepat waktu," ujar Kirana sambil memeluk Naya.
"Ibu hebat! Naya bangga sama ibu," kata Naya dengan polosnya.
"Terima kasih, sayang. Semua ini untuk kita, supaya kamu punya kehidupan yang lebih baik," balas Kirana seraya tersenyum haru.
Sementara itu, di ponselnya, notifikasi terus berdatangan. Pesanan untuk esok hari sudah mulai masuk dan semakin banyak. Kirana pun menatap layar ponselnya itu dengan hati yang lebih semangat.
"Ini baru permulaan," gumamnya. "Aku harus terus berjuang untuk Naya."
**
Satu bulan kemudian...
Pagi itu, Kirana sedang sibuk mengemas pesanan catering yang semakin hari semakin meningkat.
Dapur kecilnya kini selalu penuh dengan kegiatan masak memasak dengan aroma masakan yang menggugah selera, dan suara riang Naya yang membantu membungkus makanan.
"Bu, banyak sekali pesanan hari ini! Naya senang banget!," seru Naya sambil menyerahkan kotak nasi ke Kirana.
"Iya, sayang. Rezeki kita makin lancar. Kamu bantu ibu ya, nanti kita makan bareng," ujar Kirana sambil tersenyum penuh semangat.
**
Namun, hari berikutnya, Kirana merasa ada yang aneh. Pesanan yang biasanya ramai lewat sosial media dan aplikasi, tiba-tiba sepi. Bahkan tetangga-tetangga yang biasanya memesan mendadak tidak muncul.
Lalu, Kirana mencoba menghubungi salah satu pelanggan tetapnya, Bu Yani. "Selamat siang, Bu Yani. Maaf, saya ingin memastikan, apakah hari ini ada pesanan seperti biasa?," tanya Kirana.
"Selamat siang, Kirana. Maaf ya, saya mau bilang... Saya dengar kabar kurang baik soal catering kamu. Katanya ada yang bilang masakanmu pernah basi dan nggak higienis," jawab bu Yani di ujung telepon sana yang terdengar sedikit ragu.
Pernyataan itu spontan membuat Kirana terkejut. "Apa? Basi? Gak Higienis? Bu, itu nggak benar! Saya selalu memastikan semuanya bersih dan segar," jawab Kirana.
"Saya percaya sama kamu, Kirana. Tapi ya, kamu tahu kan, kalau gosip seperti ini cepat menyebar," ujar Bu Yani yang merasa simpati.
Kirana lalu menutup teleponnya dengan hati yang gelisah. "Siapa yang menyebarkan hal seperti ini? Apa ada yang sengaja ingin menjatuhkan usahaku?," gumamnya dengan tangan yang gemetar.
**
Sore harinya, Kirana keluar rumah untuk membeli bahan masakan di pasar. Ia mendengar bisik-bisik para pedagang dan tetangga yang saling berbisik sambil melirik ke arahnya.
"Itu kan yang punya catering itu, ya?," bisik salah satu pedagang.
"Iya, katanya masakannya pernah basi. Makanya sekarang pelanggannya banyak yang pindah," ujar yang lain sambil tertawa kecil.
Kirana pun menunduk untuk menahan air matanya agar tidak jatuh di tempat umum. Ia lalu mempercepat langkahnya dan segera pulang.
Malam harinya, Kirana membuka ponsel dan mencari tahu sumber gosip tersebut. Ia menemukan beberapa komentar negatif di media sosial tentang usahanya.
"Katering ini pernah basi!"
"Masakannya nggak higienis, hati-hati!"
Namun, salah satu komentar membuat Kirana sadar bahwa ini adalah ulah pesaing. "Mending pesan di tempat lain yang sudah pasti bersih, seperti @DewiCatering."
"@DewiCatering? Jadi ini ulah dia?," gumam Kirana.
Ia ingat nama itu, Dewi adalah salah satu pengusaha catering di wilayahnya, yang beberapa waktu lalu pernah bersikap dingin ketika mereka bertemu di pasar.
**
Keesokan paginya, Kirana memutuskan untuk tidak tinggal diam. Ia mulai memposting bukti proses memasaknya yang higienis di media sosial, menampilkan dapurnya yang selalu bersih dan bahan-bahan segar yang ia gunakan.
"Untuk semua pelanggan setia kami, terima kasih atas dukungannya. Kami selalu memastikan makanan yang kami sajikan segar dan berkualitas. Kami siap menerima kritik dan saran langsung agar terus berkembang," tulisnya di media sosial.
Ia juga menghubungi beberapa pelanggan tetap untuk memberikan klarifikasi secara langsung. Namun meski begitu, pencemaran nama baik Kirana tidak langsung bersih dan jauh dari kata membaik.
Hari-hari berikutnya semakin terasa berat. Pesanan catering saat ini belum kembali normal, dan Kirana sering termenung di dapur yang kini tidak seaktif biasanya.
Bahkan, adakalanya Kirana tidak mendapat pesanan sama sekali dalam sehari.
"Kenapa semuanya jadi begini?."
Bersambung...
serahkan semua sama Allah minta petunjukNya. Allah tidak diam. tugasmu hanya berdoa meminta... selebihnya biar Allah yg bekerja 💪💪💪
aku sudah mampir ya kak, ceritanya baguss😍
jangan lupa mampir ya kak kecerita aku..lagi belajar menulis novel 😊🤭
ceritanya menarik 😍