Karena hutang ayahnya, Ervina terpaksa menikah dengan seorang CEO yang terkenal dingin, kejam dan tak tersentuh. Kabarnya sang CEO tidak bisa melupakan mantan istri pertamanya.
Narendra Bimantara, Seorang CEO yang membenci sebuah pernikahan karena pengalaman buruk di masa lalu. Namun, karena putri semata wayangnya yang selalu meminta Ibu, Naren terpaksa menikahi Ervina sebagai pelunas hutang rekan kerjanya.
Namun, Naren tak pernah berfikir menjadikan Ervina istri sungguhan, dia berfikir akan menjadikan Ervina baby sister putrinya saja.
Dan membuat perjanjian pernikahan dengan Ervina.
Ikuti kisah IPHMDK
karya Roro Halus.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Roro Halus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
29. Menjaga Kalian dengan atau tanpa cinta
Kejadian di kamar mandi benar-benar membuat Ervina malu!
Alih-alih berbalik, Naren justru menatap dan mengurusi Ervina seperti anak bayi dengan berkedok membersihkan adek utun, hingga Naren berhasil mendapat beberapa kesempatan dalam kesempitan.
Kedua aset kembarnya sudah beberapa kali kena begal suaminya sendiri, hingga Ervina berakhir keluar kamar mandi dengan cemberut.
Berbeda jauh dengan Ervina, Naren justru keluar dengan senyum tipis itu, setelah puas mengerjai Ervina di dalam kamar mandi.
"Mom!" lirih Calisha membuyarkan lamunannya.
Ervina kemudian duduk dan menghadap putrinya yang masih harus istirahat total dan tidak banyak bergerak, "Iya, Sayangku, butuh apa? Mommy panggil Daddy, oke?" tanya Ervina berusaha berdiri.
Kemudian mendekat dan duduk di kursi sebelah Calisha, "Sha dan Mommy Na bajunya samaan!" lirihnya.
Ervina mengangguk, "Iya Sayang, nanti beli baju yang bagus samaan ya, biar gak baju rumah sakit yang samaan!"
"Iya, Mom!" ucapnya sambil tersenyum manis sekali, "Sha haus sekali, Mom!" lirihnya yang membuat hati Ervina trenyuh.
Kasihan sekali!
"Sha harus sabar, ya, Sha belum boleh minum, ginjal Sha tidak mau air, Maafkan Mommy Na ya, Nak!" lirihnya merasa bersalah.
Ervina sedih, bahkan dia tak bisa memberikan air putih saat putri kecilnya kehausan..
Calisha tersenyum sambil mengangguk, "Sha senang sekali bisa lihat Mommy Na saat bangun, Sha pikir Mommy Na sudah tinggalin Sha!"
Ervina menggeleng, "Tidak, Sha, Mommy Na tidak akan tinggalkan Sha!" ucap Ervina dengan mata mulai berkaca-kaca.
Calisha kemudian meraih pipi Ervina dengan jari kecilnya, "Sha hanya mau, Mommy Na, kalau Daddy jahat dan bikin Mommy Na pergi, Sha ikut Mommy Na aja!" ucapnya.
Calisha masih sangat takut membayangkan malam hari tanpa Ervina dan berakhir pergi untuk mencari Ervina di rumah sakit.
Entah kenapa, Calisha tidak percaya Daddy nya akan bersikap baik pada Mommy nya, dan lagi Calisha berfikir ke rumah sakit adalah kebohongan Daddy nya.
Sha merasa kehilangan Ervina!
Dan Ervina tau itu!
Ervina kemudian mengangguk, "Mommy pastikan akan menculik Sha dari Daddy kalau Mommy pergi, Sayang!"
"Terima kasih, Mommy Na!"
Ervina mengangguk, "Iya, Sayang!"
Cinta mereka berdua datang dari hati mereka, bukan pada aliran darah yang sama, hingga menjadikan ikatan batin itu timbul.
Dan Ervina menjadi sangat khawatir dengan Calisha.
'Bagaimana jika Calisha merasa tidak di sayang jika memiliki adik, Na harus bilang gimana sama Sha!' batin Ervina bimbang.
Selama di rumah sakit, Naren dan Ervina sudah sepakat fokus dengan Calisha terlebih dahulu dan tidak mengabarkan adik kepada Calisha. Naren dan Ervina ingin mengabarkan kebahagiaan di saat yang bahagia, bukan saat sedih seperti sekarang.
"Mommy, Sha mengantuk sekali, nanti bangunkan Sha sebelum ginjal Sha dibenarkan ya, Sha mau lihat Mommy Na terlebih dahulu!" ucap Calisha menyadarkan Ervina kembali.
Ervina mengangguk, "Tidurlah anakku!" ucapnya, 'Mommy janji akan bangunkan Sha sebelum operasi, Nak!' lanjutnya membatin.
Dan kemudian Calisha menutup matanya, mulai mengikuti kantuk yang membawanya ke alam lain, sedang seseorang tengah berdiri mematung didekat pintu.
Narendra!
Mendengar semua ucapan dua wanita yang akan dia jaga dengan atau tanpa cinta karena keduanya adalah amanah dalam hidup Naren.
Melihat interaksi mereka, membuat hati Naren kembali berdetak, 'Cinta memang tak perlu darah yang sama, cukup dengan hati penuh cinta dan bersih!' batin Naren.
Cinta Ervina pada Calisha, dan cinta Calisha pada Ervina membuat Naren takjub, karena kedua cinta itu ikut menggetarkan hatinya.
'Bahagialah selalu, kalian, Daddy janji akan jaga Calisha dan sayang seperti putri Daddy sendiri! ... Na, aku janji akan menjaga dengan atau tanpa cinta di hatiku, aku pastikan kamu dan calon anak kita akan aman dan tercukupi!' batinnya.
Tiga hari ini adalah hari yang membolak-balikan hati Naren.
Hatinya yang keras tak tersentuh itu, kini sering berdebar saat bersama Ervina.
Entah kenapa Naren merasa khawatir dan takut terjadi apa-apa dengan Ervina saat hilang kemarin, begitu juga saat Calisha kecelakaan, hati Naren sakit dan itu membuat Naren berfikir bahwa, dirinya memang menyayangi Calisha dengan tulus.
Naren kemudian mengambil langkah mendekati Ervina dan memeluknya dari belakang, "Kamu juga butuh istirahat, Na!" lirih Naren.
Ervina yang mendapat serangan mendadak hanya bisa terbelalak sambil menoleh, "Jangan melotot, yuk ke ranjangmu!" ajak Naren.
"Ck, senang sekali ya sekarang godain istrinya, Mas?" sindir Ervina kemudian berdiri masih dalam pelukan Naren.
Dan Naren hanya tersenyum sambil berjalan memeluk Ervina menuju ranjangnya, "Hoby baru!"
"Memangnya hoby lama Mas, apa?"
"Mancing!" jawab Naren sekenanya, karena Naren tidak memiliki hoby, hidupnya digunakan untuk bekerja dan bekerja.
"Kirain!" jawab Ervina singkat.
"Kirain apa?"
"Kirain hoby lamanya marah-marah!" jawab Ervina santai sambil duduk di ranjangnya dan Naren melepas pelukan itu menatap Ervina tajam.
"Siapa yang suka marah-marah?"
"Kamulah, Mas, siapa lagi? Kamu hoby banget ngeluarin otot leher!" jawab Ervina santai.
Membuat Naren hanya bisa diam dan menatap Ervina dengan rasa tak percaya.
'Bagaimana bisa, si manis yang baru saja berbicara dengan Calisha, berubah menjadi ibu singa seperti ini saat berbicara denganku!' batin Naren.
Huft!
"Kenapa, Mas?" tanya Ervina.
Naren hanya bisa menyipitkan matanya, "Kenapa? Kamu baru saja bilang aku hoby keluarin otot leher, Na!" kesal Naren.
"Tuh, kan? Ngeluarin otot leher lagi, takut putus, Mas!" goda Ervina sambil menunjuk ke arah otot leher Naren.
Sontak jawaban Ervina membuat Naren gemas sekaligus kesal, dan dengan cepat Naren langsung menyerbu perut Ervina dan menggelitiki pinggangnya.
"Aaaa!" pekik Ervina tertahan takut membangunkan putrinya, "Geli, Mas! Sudah!" racaunya kegelian sambil terus menghindar.
"Hukuman untuk istri tengil!" ucap Naren terus menggelitiki Ervina.
"Hihihi, Mas! Stop! Na, geli, Mas!" racau Ervina sambil tertawa hingga membuat Naren itu tersenyum lumayan lebar.
Tawa itu menular seperti sengatan!
"Rasain! Salah siapa Na jail!"
"Ahahhahah! Mas!" tawa Ervina menggeliat hingga akhirnya, "Arkk, Mas!" rintihnya sambil memegang perutnya kesakitan.
Deg!
"Na!" pekik Naren menghentikan gelitikannya dan panik melihat Ervina kesakitan, "DOKTER! DOKTER!" teriak Naren kemudian berbalik dan hampir berlari keluar.
Namun lebih dulu Ervina tahan, "Panik ya, Mas?" tanya sambil terkikik, "Bercanda, Mas!"
Sontak Naren menoleh dan menatap tajam Ervina dengan netra merahnya, sedangkan Ervina masih terkikik kesenangan karena berhasil mengerjai suaminya, namun sesaat kemudian Ervina menyadari jika suaminya hanya menatap tajam dirinya.
"Aku cuma bercanda, Mas, wajahnya biasa aja!" ucap Ervina.
"GAK LUCU!"
Brak!
Bersambung....
Janji author udah selesai ya, tiga bab☺
Jangan lupa Follow author, Like, komen, vote, bunga, kopi, (apapun bentuk lain dari sesajen) wkwkw 🤣 biar author semangat nulisnya 🥰🥰