Niat ingin mencari ibunya yang sudah pergi meninggalkannya sejak kecil, justru membuat Yona harus terjebak ke dalam kehidupan seorang mafia yang sangat misterius. Yang akhirnya membuat keduanya jatuh cinta. Namun hubungan mereka penuh liku dan berpengaruh besar pada proses pencarian ibu Yona.
Akankah cinta mereka berdua tetap bertahan setelah ibu Yona ditemukan? Atau harus berakhir demi Yona bisa berkumpul lagi dengan Sang Ibu?
Simak terus kelanjutan kisahnya.. jangan lupa follow akun ig author @dee_k9191
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dee_K, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
15. Sidang Skripsi
Masih jelas di dalam ingatan Finn. Di saat usianya masih dua belas tahun, ia yang tinggal dengan kedua orang tuanya, hidup bahagia. Finn kecil tidak pernah kekurangan kasih sayang dari kedua orang tuanya. hingga suatu ketika, Finn mendengar kabar mengejutkan kalau papanya meninggal dan ditemukan di ruang kerjanya dalam keadaan tertembak di bagian dadanya. Dalam rekaman cctv tidak ditemukan siapa pelaku yang telah membunuh Papanya. sebuah pistol tergeletak di samping pria itu. menurut hasil penelusuran polisi, papa Finn meninggal karena bunuh diri. selain itu akhir-akhir ini perusahaannya memang sedang di ambang kebangkrutan.
Finn dan mamanya sangat terpukul dengan kabar itu. Tuan Lionel yang tak lain kakek Finn dari pihak papanya segera mengambil alih perushaan. Pria itu juga masih belum percaya dengan kematian putranya yang katanya bunuh diri.
Beberapa bulan setelah kematian papa Finn, mama Finn menunjukkan gejala depresi. Wanita itu setiap malam menangis mencari suminya. Finn sangat sedih. Keluarganya yang semula bahagia, tiba-tiba berubah seketika menjadi hancur berantakan. Mama Finn juga melakukan pengobatan selama beberapa bulan, namun tidak membuahkan hasil. Wanita itu sudah terlalu mencintai suaminya. hingga puncaknya, saat Finn yang baru pulang sekolah dan mencari mamanya di kamar, Finn dikejutkan seorang wanita gantung diri di dekat jendela. Wanita itu sudah tidak bernyawa lagi. dan wanita itu tidak lain adalah mamanya.
Semenjak saat itulah Finn tinggal bersama kakeknya. Dia dididik menjadi seorang anak yang kuat dan mandiri, yang kelak akan mewarisi perusahaan sang kakek. Namun sayangnya Finn tumbuh menjadi anak pemberontak. Terlebih setelah diam-diam mendengar kasus kematian papanya yang disebabkan oleh saingan bisnisnya. Hingga akhirnya Finn memilih pergi dan hidup dengan caranya sendiri.
***
Yona kembali menyesap minumannya setelah mendengar cerita tentang Finn. Finn sendiri masih menikmati rokoknya yang hampir mau habis. Beruntungnya mereka duduk di tempat yang nyaman dengan ventilasi udara yang cukup baik, hingga tidak mengganggu sama sekali.
“Yona! Jus kamu sudah habis. Bukankah kamu sedang radang?” Finn yang baru ingat kalau Yona sedang radang tenggorokan, ia mengingatkan Yona. Namun sayangnya minuman Yona sudah hampir habis.
“Tidak apa-apa, Kak. Karena aku juga ingin minum yang segar-segar,” jawab Yona sambil meringis lucu.
Finn hanya menggelengkan kepalanya. Semakin lama ia mengenal Yona, gadis itu seperti hiburan tersendiri baginya. Terkadang sikapnya tegas dan tidak patah semangat, dan berbanding terbalik saat tadi ia sangat ketakutan melihat beberapa orang menyerang Finn. Dan kini, sikapnya sangat lucu dan konyol.
Mereka berdua tidak pergi ke mana-mana. Hanya menghabiskan waktu di café sekalian cuci mata melihat pemandangan indah. Hingga menjelang sore, Finn baru mengajak Yona pulang. bagaimana pun juga Yona butuh istirahat.
“Lain kali kalau Kak Finn ngajak ke sini, aku tidak keberatan,” ucap Yona setelah masuk ke dalam mobil Finn.
“Belum tentu aku punya waktu dan akan mengajak kamu lagi,” jawab Finn dengan suara tegas, namun tersirat makna sedang menggoda Yona.
“Ya sudah, aku akan pergi sendiri,” jawab Yona dengan bibir mengerucut.
“Jangan!” cegah Finn cepat.
“Kenapa memang?” tanya Yona penasaran.
“Baiklah. Katakan padaku kalau kamu ingin datang ke sini lagi, aku akan menemanimu,” jawab Finn, mengabaikan pertanyaan Yona.
Yona mengangguk samar. Sebenarnya sangat penasaran kenapa Finn melarangnya datang ke tempat ini tanpanya.
Dalam perjalanan pulang mata Yona tidak kuat menahan kantuk. Ia pun akhirnya tertidur sampai mobil Finn tiba di rumahnya. Finn membangunkan Yona dengan hati-hati. Namun sayangnya Yona tidak kunjung bangun.
“Yona! Kita sudah sampai. Bangun!” bisik Finn tepat di telinga Yona. Suaranya juga sedikit lebih kencang dari sebelumnya.
Dan benar, Yona seketika bangun karena kaget mendengar suara teriakan Finn. Gadis itu gelagapan dan tangannya reflek menarik leher Finn. Kedua pasang mata itu saling menatap. Yona yang baru bangun, matanya membulat sempurna saat menatap wajah Finn yang begitu dekat. Yona merasakan degupan jantung yang tak biasa. Apakah ini efek bangun tidur karena terkejut. Atau efek lainnya.
“Yona, mau sampai kapan kamu menarik leherku ini?” suara pelan Finn menyadarkan lamunan Yona.
“Maaf,” Yona segera melepasnya. Membuang tatapannya ke samping.
“Aku pulang, Kak. Terima kasih sudah mengajakku jalan,” pamit Yona tanpa berani menatap Finn. Tangannya kemudian membuka pintu mobil.
“Istirahat lagi, Yona!” ucap Finn saat Yona sudah keluar. Dan Yona menjawab dengan acungan jari jempolnya.
Finn melajukan mobilnya, pergi meninggalkan rumah Yona. Ia akan pergi ke markas. Tempat dia biasa berkumpul atau melakukan transaksi dengan pelanggannya.
Setelah mobil Finn pergi meninggalkan rumah Yona, tampak seorang pria tengah tersenyum tipis. Pria itu juga berada di dalam mobil yang terparkir tak jauh dari rumah Yona.
“Rupanya kamu dengan gadis itu memang sedang dekat. Akan sangat menyenangkan jika aku bermain-main sedikit dengan gadismu,” gumam pria itu. sebelum akhirnya pergi meninggalkan rumah Yona.
***
Keadaan Yona pasca pulang dari pencarian ibunya kini berangsur membaik. Gadis itu sudah bisa kembali beraktivitas seperti biasa. Sekarang ia sedang menyiapkan sidang skripsinya yang akan dilakukan minggu depan.
Selama Yona fokus dengan perkuliahannya, ia tidak pernah bertemu lagi dengan Finn. Berkirim pesan pun hanya beberapa kali. Finn selalu memberi semangat pada Yona sukses saat sidang skripsi nanti.
Hari ini Yona tak deg-degan. Sebentar lagi ia akan berangkat ke kampus untuk melakukan sidang skripsinya. Meskipun dia termasuk dalam mahasiswa yang memiliki indeks prestasi di atas rata-rata, tetap saja gadis itu merasa takut dan gugup yang bercampur jadi satu.
Tok tok tok
Yona segera membuka pintu kamarnya. Jarvis berdiri tepat di sana.
“Jadi diantar sekarang atau ditunda dulu sidangnya?” tanya pria seolah mengerti apa yang sedang dirasakan oleh putrinya.
“Ayah ih… masak sidang bisa ditunda? Memang ini sidang kasus kejahatan?” gerutu Yona dengan bibir mengerucut.
“Anak Ayah ini sangat hebat. Tidak perlu takut dan gugup. Hadapi dengan tenang. Ayah yakin kamu bisa melaluinya,” ujarnya memberi semangat.
Yona mengulas senyum tipis. Setelah itu mereka berangkat.
Jarvis rela mengosongkan jadwal meeting demi menemani dan memberi semangat putrinya yang akan sidang skripsi. Selama Yona berada di sebuah ruangan untuk menjalani sidangnya, Jarvis dengan setia menunggunya. Tak lupa sebuah buket bunga spesial untuk putrinya sudah ia siapkan setelah tadi diantar oleh asistennya.
Selama kurang lebih dua jam, akhirnya Yona pun selesai melakukan sidang. Gadis itu keluar dengan wajah cerah. Sudah bisa ditebak kalau hasilnya sangat memuaskan. Dia berjalan mendekati sang ayah yang sudah membawa sebuket bunga. Pelukan hangat langsung diberikan oleh Jarvis, bersamaan dengan ucapan selamat.
“Aku berhasil, Ayah! Terima kasih Ayah selalu mendukungku!” ucap Yona dengan haru.
“Ayah akan selalu ada buat kamu, Sayang.” Ucap Jarvis.
Pelukan antara ayah dan anak itu pun terurai. Tatapan Jarvis kemudian beralih pada seorang pria yang sedang berdiri di belakang Yona dengan membawa buket bunga.
“Siapa dia, Yona?” tanya Jarvis. Tatapannya terlihat tidak suka dengan pria itu.
Yona menoleh, “Kak Finn?” pekiknya kemudian menghampiri pria itu.
.
.
.
*Happy Reading!!
next kak💪 semangat