Alisa terpaksa menerima pernikahan kontrak dengan seorang CEO kakak dari sahabatnya, yang di tinggal pergi oleh calon istrinya saat 1 hari acara pernikahan mereka.
Alisa menerima pernikahan itu dengan terpaksa, karena ayahnya yang membutuhkan uang yang lumayan banyak untuk pengobatan jantungnya.
Selama 5th menjalani pernikahan kontrak itu, pernikahannya terbilang baik baik saja, karena suaminya menerima keberadaan Alisyah di sisinya, karena Alisa gadis yang penurut dan pintar mengambil hati suami dan keluarganya.
Namun pernikahan yang sudah berjalan 5th itu harus kandas karena ke datangan calon istri sang suami yang telah menghilang tanpa kabar selama 5th itu.
Lalu bagaimana kehidupan Alisa setelah itu?
Yuk.... Ikuti cerita selengkapnya, jangan lupa tinggalkan jejak😁
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon devi oktavia_10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
**Masih REVISI**
"Wahhhh.... Ternyata kantor ayah sangat besar." sorak Arsyi menatap gedung bertingkat itu dengan mata berbinar.
"Ini bukan punya ayah saja, sayang. Perusahaan ini juga milik kalian." ucap Rafel lembut menatap haru kepada ke dua anaknya.
"Klau ini punya kami, bearti kami juga punya banyak uang dong." Seru Arsya.
"Tentu saja kalian punya banyak uang, memangnya Arsyi mau beli apa?" tanya Rafael, mengelus kepala sang anak.
"Aku tidak ingin membeli apa pun, soalnya apa yang aku inginkan sudah di penuhi semua oleh opa Daniel, jadi aku tidak butuh apa apa." ujar Arsya, tentu saja ucapan Arsya tersebut membuat Rafael cemburu, karena sang anak tidak mau meminta apa pun kepadanya.
"Percuma dong ayah kerja, klau anak ayah tidak mau menghabiskan uang ayah." ujar Rafael pura pura sedih.
"Ayah jangan sedih, kami pasti akan menghabiskan uang ayah, tapi.... Ayah jangan marah ya." seru Arsyi.
"Tentu saja tidak, ayah justru senang anak anak ayah menghabiskan uang ayah." jawab Rafael.
"Apa kami boleh minta uang, tapi uangnya akan kami gunakan untuk keperluan teman teman kami." lirih Arsya.
"Kenapa harus untuk teman teman kalian nak, kenapa bukan untuk kalian saja." kaget Rafael.
"Kami sudah memiliki semuanya ayah, tapi... teman teman kami tidak memilikinya." ujar Arsyi.
"Maksudnya nak." bingung Rafael, kenapa anaknya susah susah meminta uang untuk teman temannya, bukankah mereka punya orang tua, kenapa harus anaknya yang membelikannya, apa kah anaknya ini di manfaatkan oleh teman temanya, pikir Rafel.
"Mereka itu tidak mempunyai orang tua Yah, mereka tinggal di panti asuhan, tapi... Panti itu sudah tidak layak di huni, namun ibu panti mereka tidak punya uang untuk merenovasi panti asuhan itu, karena tidak ada donatur di sana, paling yang sering kesana cuma bunda kakek dan nenek, dan warga kampung setempat, mereka cuma bisa memberikan sedikit bantuan sembako, dan kebutuhan lainnya, kasihan sekali mereka Yah, sudah tidak punya orang tua, dan harus tinggal di panti yang sudah tidak layak huni, ayah punya banyak uang, bolehkah ayah membantu teman teman kami itu, tolong berikan mereka sedikit kebahagian, setidaknya dengan tempat tinggal yang layak Yah." lirih Arsya, dia tau permintaannya itu sangat lah mustahil, dia tau pasti banyak uang yang akan di gunakan untuk merenovasi panti asuhan itu, akan tetapi Arsya dan Arsyi yang sudah di ajarkan hidup saling tolong menolong dari sejak kecil oleh sang bunda, makanya jiwa sosial mereka juga tinggi.
Nyes......
Sungguh Rafael tidak menyangka, anak anaknya itu begitu besar rasa perdulinya kepada orang lain, memang lah istri cantiknya sangat sangat bisa mendidik ke dua anaknya, tidak henti hentinya anaknya ini membuat Rafael bangga mempunyai si kembar.
"Baiklah.... Ayah akan melalukannya, tunggu sampai oma buyut sembuh, kita akan ke sana, dan memberi kejutan untuk teman teman kalian, hitung hitung ayah merayakan pertemuan kita, ayah akan melalukan apapun permintaan kalian, asal.... Kalian tidak meninggalkan ayah lagi." ucap Rafael mantab.
"Yey...... Makasih ayah, kami sayang ayah banyak banyak!" pekik si kembar memeluk Rafael kompak.
"Ayah juga sangat menyanyangi kalian." ujar Rafael memeluk ke dua anaknya.
"Ayo, kita masuk." ajak Rafael menggandeng tangan ke dua buah hatinya itu.
"Wahhh..... Si bos bawa anak siapa tuh...."
"Astaga cantik dan tampan, kayanya mereka kembar."
"Apakah itu anak bos, wajah anak laki laki itu sangat mirip dengan bos dan yang perempuan perpaduan wajah bos dan istrinya yang sudah lama hilang."
Banyak bisik bisik yang terdengar dari karyawan Rafael di lobi itu dan bahkan mereka melihat wajah datar dan dingin bosnya selama ini berubah menghangat.
Rafael terus melangkah dengan tegap dan mensejajarkan langkahnya dengan ke dua sang anak, dia tidak ingin anak anaknya kesusahan mengimbangi langkah kakinya.
"Pagi bos...." sapa para karyawan yang berpapasan dengan rafael.
"Pagi." sahut Rafael datar.
"Arsya Arsyi...." panggil seseorang dari belakang mereka, otomatis langkah si kembar dan Rafael berhenti dan menoleh kebelakang.
"Om..." pekik si kembar dan berlari ke arah Raffi.
Raffi merentangkan tangannya dan sedikit membungkuk agar bisa menangkap ke dua keponakannya itu.
Hap....
Si kembar lansung masuk kedalam pelukan Raffi.
"Kalian ikut ke kantor?" tanya Raffi dan menatap si kembar dengan lembut.
"Iya Om, di rumah ngak ada orang, cuma ada bibi, bunda ke rumah sakit, kami juga belum mulai masuk sekolah, jadi kami ikut ayah." terang si kembar.
"Ohhh.... Begitu." seru Raffi yang terus melayangkan ciuman di pipi cabi Arsyi.
Rafael menatap malas melihat kelakuan abangnya itu, terlihat sekali dia begitu menyanyangi Arsyi, melihat tingkah Raffi itu membuat Rafael jengah.
"Hais.... Kenapa abang terus terusan mencium anakku." kerus Rafael menarik Arsyi dari pelukan Raffi.
"Astaga, pelit amat sih." gerutu Raffi tidak rela Arsyi di ambil oleh Rafael.
"Bikin sana sama istri loe, biar dapat yang cantik kaya anak gue." sinis Rafael.
Raffi hanya mendengus kesal mendengar celetukan adiknya itu, bikin sih hampir tiap malam, tapi ngak jadi jadi.
"Ayo bang, kita tinggalin saja ayah mu yang posesif itu." sewot Raffi dan menarik tangan Arsya.
Karyawan di perusahaan itu hanya bisa melongo menatap pertengkaran dua pemilik perusahaan itu, jarang jarang mereka melihat drama itu, biasanya bos mereka hanya akan bersikap dingin dan bicara seperlunya, dan sekarang lihat lah, mereka bertengkar memperebutkan satu orang anak gadis nan imut yang mirip dengan Rafael.
"Bener ini mah anak pak Rafael." senang karyawan di sana.
"Bearti ibu boss udah pulang dong, ahhh... Senangnya."
"Ibu boss yang pulang, kok kalian yang bahagia." cetus salah satu karyawan beberapa tahun bekerja di sana, tentu saja dia belum pernah melihat ibu bosnya itu.
"Tentu saja kita senang, dia orang baik dan ramah sama karyawan." sahut karyawan lain.
"Bagus deh, bu boss balik lagi, kasian pak boss klau ngak ada bu boss, pak boss jadi suka marah dan tak terurus."
"Betul, ngak lihat tadi pak boss wajahnya cerah banget, pakaiannya kembali ke stelan pabrik." kekeh karyawan lainnya.
"Uuhhh... Senangnya hati gue klau ada bu boss, itu yang sok calon istri pasti kecewa, hahahha... " tawa puas para karyawan di lobi itu, sungguh mereka tidak menyukai Anita yang sangat sombong, dan selalu menatap angkuh kepada mereka.
"Sudah sudah, ayo kerja, jangan ngerumpi mulu." lerai salah satu karyawan.
Akhirnya para karyawan itu membubarkan diri masuk ke Divisi masing masing memulai pekerjaan mereka dengan telaten.
Bersambung.....
Haiii... Jangan lupa like komen dan vote ya.... 😘😘😘
begitu juga sebaliknya
pantesan diluar nalar 😁
takut Rafsel disakiti untuk kedua kalinya tapi dia menyodorkan wanita yg sama untuk menghancurkan pernikahan Alisa dan Rafael kalau org lain msh bs diterima logika