Karena pengkhianatan suami dan adik tirinya, Lyara harus mati dengan menyedihkan di medan pertempuran melawan pasukan musuh. Akan tetapi, takdir tidak menerima kematiannya.
Di dunia modern, seorang gadis bernama Lyra tengah mengalami perundungan di sebuah ruang olahraga hingga harus menghembuskan napas terakhirnya.
Jeritan hatinya yang dipenuhi bara dendam, mengundang jiwa Lyara untuk menggantikannya. Lyra yang sudah disemayamkan dan hendak dikebumikan, terbangun dan mengejutkan semua orang.
Penglihatannya berputar, semua ingatan Lyra merangsek masuk memenuhi kepala Lyara. Ia kembali pingsan, dan bangkit sebagai manusia baru dengan jiwa baru yang lebih tangguh.
Namun, sayang, kondisi tubuh Lyra tak dapat mengembangkan bakat Lyara yang seorang jenderal perang. Pelan ia ketahui bahwa tubuh itu telah diracuni.
Bagaimana cara Lyara memperkuat tubuh Lyra yang lemah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aisy hilyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16
Pagi hari yang basah akibat guyuran hujan semalam, kesibukan terjadi di samping mansion besar Xavier, di mana semalam Lyra dan Nira berdiri di dekatnya. Beberapa pelayan dan tukang kebun turun untuk membersihkan kolam ikan tersebut.
"Cepat bersihkan! Jika tuan sampai tahu kita akan terkena masalah," ucap salah seorang pelayan dengan panik.
Satu per satu ikan-ikan yang mati dan membusuk di kolam diangkat oleh pelayan laki-laki untuk segera dibuang agar tidak mencemari lingkungan mansion itu. Lalu, mereka akan menggantinya dengan ikan yang baru.
"Ada apa? Kenapa kalian semua berkumpul di sini?" Suara dingin Xavier menggema menyentak gendang telinga mereka.
Di belakang laki-laki itu berdiri Myra yang bergelayut di lengannya dengan manja. Dia bukanlah siapa-siapa, tapi lebih dihormati dari pada Lyra.
"Tuan!"
Serentak mereka bersimpuh, wajah-wajah menjadi pucat pasi. Mereka berharap Xavier tidak pernah tahu, tapi laki-laki itu justru mendatangi kolam. Semalam, dia melihat Lyra memuntahkan ramuan ke dalam kolam. Dugaannya memang benar, ikan-ikan yang mati mengambang itu menjadi bukti bahwa ramuan yang diminum Lyra bermasalah.
Apa yang terjadi? Semalam aku bisa melihat dengan jelas ikan-ikan ini baik-baik saja, tapi sekarang ...?
Xavier tak habis pikir, terus bertanya-tanya apa yang dilakukan oleh Lyra. Ia berbalik dan masuk kembali ke dalam rumah tanpa mempedulikan panggilan Myra.
"Xavier! Xavier!" Dia memanggil dengan lantang, kemudian pergi menyusul Xavier yang berjalan menuju kamar Lyra.
Dari semua penghuni yang ada, hanya Lyra dan Nira yang tidak terlihat. Awalnya Xavier berharap akan melihat gadis itu di meja makan pagi ini. Ternyata, Lyra tidak turun dan lebih memilih sarapan di kamarnya.
Brak!
Pintu terbuka cukup keras, menyentak tubuh Nira yang sedang menyisir rambut majikannya. Lyra mendongak sedikit, melirik sosok Xavier dari cermin.
"Apa yang kau lakukan semalam?" tanya laki-laki itu menahan geram yang berkecamuk dalam dada.
Myra menghentikan langkahnya di ambang pintu, ingin melihat apa yang terjadi di antara mereka.
"Tidak ada." Lyra menjawab ketus, mengambil alih sisir dari tangan Nira dan melakukannya sendiri. Sementara Nira menyingkir memberi ruang kepada mereka, tapi tidak pergi.
"Apa yang kau lakukan di dekat kolam? Pagi ini semua ikan di sana mati membusuk," ucap Xavier dengan nada tinggi dan dingin seperti biasa.
Biasanya Lyra akan mengkerut ketakutan, seperti binatang pengerat yang terpojok di jalan buntu. Akan tetapi, coba lihat dia sekarang. Lyra tampak tenang, meletakkan sisir di atas meja tanpa suara. Ia bangkit, berjalan keluar dari meja rias dan berbalik menghadap Xavier.
Sepersekian detik, laki-laki itu terpana oleh penampilan Lyra. Kulit wajah yang dulu kusam dan tak terawat, kini terlihat putih bersih dan halus. Sedikit polesan make-up menambah kesegaran pada wajahnya yang sudah cantik alami. Rambut panjang yang tergerai ke depan di bahu kiri, membuatnya tampak seperti wanita dewasa.
"Apa yang kau lihat semalam?" tanya Lyra pelan.
Tak ada getar pada suara yang keluar dari lisannya. Tak seperti biasa, akan selalu tergagap bila sedang berhadapan dengannya.
Xavier terdiam, teringat pada seorang pelayan yang memberikan sesuatu kepada Lyra semalam. Apa karena itu?
"Jika kau melihatnya semalam, maka kau tahu siapa yang seharusnya kau datangi," lanjut Lyra sambil tersenyum tipis.
Senyum yang jarang ditunjukkan karena selama ini Lyra selalu menampakkan deretan giginya di hadapan Xavier. Sebagai tujuan untuk merayu laki-laki itu agar bisa merasa senang terhadap Lyra. Namun, di belakang, dia akan menjelma menjadi sosok yang menyedihkan dan tak diinginkan.
Xavier berbalik hendak pergi menemui pelayan semalam. Akan tetapi ....
"Kudengar penyusup itu mati bunuh diri? Apa kau sudah menyelidikinya? Jangan sampai seseorang memanfaatkan segala situasi untuk membuat kekacauan di mansion ini," ujar Lyra yang sukses menghentikan langkah Xavier.
Laki-laki itu berbalik dengan kedua tangan yang terkepal. Dia menatap tajam sosok manis di hadapannya. Tidak, saat ini Lyra bukankah sosok gadis yang manis dan lugu.
"Apa maksudmu?" Bertanya sambil menahan geram.
"Maksudku ... tanyakan saja pada hatimu sendiri, Xavier," ucap Lyra tanpa rasa segan.
Xavier terdiam, mematri tatapan pada sosok Lyra yang kembali duduk di meja rias.
"Jika tidak ada keperluan lagi, silahkan keluar! Nira, antar tamu pergi!" ketus Lyra.
"Kau jangan keterlaluan, Lyra!" bentak Myra tak terima.
"Nira!"
"Tuan, Nona Myra, silahkan keluar!"
Nira membentang sebelah tangan menunjukkan keberadaan pintu.
Sial! Jangan sampai Xavier termakan ucapannya lagi dan menyelidiki kasus malam itu.
Xavier mendengus, berbalik dan pergi diikuti oleh Myra setelah melayangkan tatapan tajam untuk Lyra.
makin greget jadinya /Hey//Hey/
ayo up lagi thor.. tar kl kelamaan nahan napas bs pingsan nih.. 😂😂😍😍