Ranjang Kontrak Tuan Anderson

Plakkk!!!

Satu tamparan mendarat mulus di pipi Harry. Ia hanya menatap Elizabeth dengan tatapan datarnya saja. Ia sudah menduga hal itu akan terjadi, dan memang benar. Tidak ada rasa penyesalan sama sekali di wajah Harry, setelah ia melakukan kdrt pada Emile.

Elizabeth memarahi Harry habis-habisan, tapi tak membuat pria itu mengeluarkan kata-kata maafnya.

Di sana bukan hanya ada mereka berdua saja, melainkan ada Emile, Daniel, dan David juga. mereka tentu tidak bisa melakukan apapun dan hanya diam saja melihat Elizabeth memarahi Harry seperti itu.

"Aku tidak bersalah dalam hal ini." kata Harry dengan santainya.

"Kau masih bisa berbicara seperti itu? Apa kau tidak melihat istrimu masuk rumah sakit gara-gara kau? ada anakmu di dalam rahim istrimu, Harry. Mami benar-benar tidak habis pikir denganmu." kata Elizabeth.

"Anakku? Mami salah, bukan anakku tapi anak dia. Hei kau, sudah berapa kali kau tidur dengan pria selain aku?" kata Harry membuat Daniel tersulut emosi saat itu juga.

"Kau benar-benar sudah kehilangan akal sehatmu. bagaimana mungkin itu anakku, aku tidak pernah menyentuh wanita manapun apalgi dia. Kau ini sebenarnya kenapa, dari pagi aku melihatmu tidak seperti biasanya, Mulai dari kau yang melihatku berbicara dengan Emile dan kau menganggap kita berdua sangat dekat sampai memiliki hubungan gelap, begitu? Bahkan kau mengatakan jika anak yang ada di dalam kandungan Emile adalah anakku juga? Kau lihat sendiri kan tan, anakmu ini sudah tidak waras. Dia yang menghamilinya, malah aku yang di tuduh sebagai bapaknya. Apakah itu maksud akal? apa aku pernah menidurimu? Tanya Daniel yang di jawab gelengan kepala oleh Emile.

"Aku tahu, dia memang sudah kehilangan akal sehatnya. kau pikir mami selama ini diam tidak tahu apa saja yang kau lakukan di luaran sana? Kau pikir mami sebodoh ini dengan sembarangan menerima orang lain sebagai keluarga kita?" kata Elizabeth.

Harry yang mendengar itu pun hanya diam saja. Ia tidak berkutik karena memang belum ada bukti yang kuat yang menunjukan jika Emile telah berselingkuh dan anak yang ada di dalam kandungannya itu bukan anaknya.

Karena keras kepala dan keegoisan Harry yang begitu besar, ia pun tidak mau lagi mendengar apapun di ruangan itu. Ia lebih memilih pergi dan mencari ketenangannya sendiri.

Tiba-tiba saja, Emile bangun dan berusaha mengejar Harry. Elizabeth sudah mencoba menghentikannya, hanya saja jika ia tidak menjelaskan semua yang terjadi, masalahnya akan terus berlanjut dan Harry akan terus salah paham dengannya.

"Apa perlu saya ikuti?" tanya David.

"Jangan mencolok dan jaga jarak dari mereka. Jika Harry melakukan sesuatu pada Emile, hentikan saja dia, kau pukuli sepuas mu asal jangan sampai dia mati. walaupun begitu, dia tetap anakku." kata Elizabeth yang di angguki oleh David.

"Sebenarnya apa yang terjadi, Daniel?" tanya Elizabeth yang penasaran dengan asal mula masalah tersebut.

Daniel pun menceritakan awal masalahnya dan bagaimana bisa dia sampai terlihat dekat dengan Emile. Ya, itu hanya persoalan mangga yang dia makan.

Harry yang merasa ada tangan yang memegangnya pun langsung menghentikan langkahnya dan menoleh. tanpa mengatakan apapun, Emile langsung menarik tangan Harry menuju ke suatu tempat. Bukan hal mudah membuat Harry menurut begitu saja, tapi pada akhirnya ia pun berhasil mengajak Harry untuk berbicara berdua saja.

Harry menghempaskan tangan Emile dengan kasarnya dan mengelap tangannya seolah baru saja memegang sesuatu yang kotor. Emile pun mulai menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi pada Harry.

Harry mendengarkan dengan seksama walaupun ia membuang wajahnya dan tidak ingin melihat Emile sama sekali. Tapi, anehnya saat mendengar penjelasan dari Emile, ada sebuah kelegaan di hatinya. Hanya saja bukan Harry namanya jika tidak memperbesar masalah.

Ia justru malah menyalah Emile dalam hal itu. Sementara Emile hanya diam menerima semua umpatan serapah yang keluar dari mulut Harry. dekat dengan Harry selama beberapa bulan membuatnya sudah kebal akan kata-kata makian.

"Lagi pula kau ini sebenarnya kenapa?" tanya Emile.

"Apanya yang kenapa?" tanya Harry balik dengan menatap Emile.

"Ahh sudahlah berbicara denganmu itu hanya akan sia-sia. Lebih baik aku pergi memetik mangga bersama Daniel. dan ingat, aku dan Daniel tidak seperti yang kau pikirkan." kata Emile dengan pergi meninggalkan Harry.

Melihat Emile kembali di susul oleh Harry setelahnya membuat Elizabeth paham jika situasinya sudah berbeda. Emile hanya tersenyum saja pada Elizabeth yang membuat wanita paruh baya itu mengangguk paham.

"Kau sungguh sudah baik-baik saja?" tanya Elizabeth.

"Sudah, mam. setelah ini aku ingin mengajak Daniel memetik mangga." kata Emile yang membuat Daniel langsung menatapnya.

"Kau sudah berjanji tadi." lanjut Emile membuat Daniel menghela nafasnya saja.

"Kenapa tidak bersama suamimu saja?" tanya Elizabeth.

"Suamiku tidak bisa melakukan itu, dia hanya bisa marah-marah saja." kata Emile dengan suara pelannya.

"Ah ya benar sekali perkataan mu. Ya sudah, Daniel kau pergilah dengan Emile dan ambil mangganya. Aku juga mau." kata Elizabeth.

"Bagaimana kalau nanti di rujak saja, mam." kata Emile membuat Elizabeth mengangguk

"Kau suka rujak?" tanya Elizabeth.

"Suka sekali." jawab Emile.

"Hahaha ya ampun, kenapa kita sangat mirip, menantu. Kalau begitu aku akan ikut dengan mengambil mangganya, bagaimana." kata Elizabeth yang membuat Emile berbinar.

Sementara Daniel hanya bisa berteriak dengan frustasi saja mendengar itu. ia merasa jika harinya sekarang tidak akan mudah. Kini Elizabeth bersama Emile pun langsung menuju ke tempat dimana kemarin Emile meminta mangga. Daniel hanya fokus menyetir saja dan sesekali melihat interaksi menantu dan mertua itu dari kaca mobil.

Sadar akan tatapan Daniel, membuat Elizabeth menyeletuk sehingga membuat Daniel memutar bola matanya dengan malas saja. Entah kenapa semua orang menyuruhnya untuk cepat menikah saja, padahal ia sama sekali belum memikirkan sampai sejauh itu.

"Aku belum memikirkan itu, tan. Yang terpenting Harry sudah menikah. Ku lihat Tante sangat senang mempunyai menantu." kata Daniel

"Hei, tentu saja aku senang. Bayangkan saja jika yang menjadi istri Harry adalah wanita ular itu. apa kau tidak merasa ngeri, Daniel?" kata Elizabeth membuat Emile hanya tersenyum saja.

Daniel hanya mengangguk saja mendengarkan itu. Sementara Emile, ia menduga yang di sebut Elizabeth sebagai wanita ular adalah kekasih Harry, foto wanita yang pernah ia lihat di apartemen Harry bersama dengan pria itu.

Entah ia harus merasa senang, sedih atau bagaimana. Ia tidak bisa mengekspresikan keadaannya sekarang. Di sisi lain, ia mempunyai mertua yang sangat baik padanya, di sisi lain juga ia menikahi anaknya yang sangat brengsek. Entah apa yang sebenarnya tengah di rencanakan tuhan untuk hidupnya kali ini.