NovelToon NovelToon
SETELAH KAU JANDAKAN

SETELAH KAU JANDAKAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Identitas Tersembunyi / Penyesalan Suami
Popularitas:19.4k
Nilai: 5
Nama Author: Mama Mia

Ina meninggalkan keluarganya demi bisa bersama Ranu, dengan cinta dan kesabarannya, Ina menemani Ranu meski masalah hidup datang silih berganti.

Setelah mengarungi bahtera selama bertahun-tahun, Ranu yang merasa lelah dengan kondisi ekonomi, memutuskan menyerah melanjutkan rumah tangganya bersama Ina.

Kilau pelangi melambai memanggil, membuat Ranu pun mantap melangkah pergi meninggalkan Ina dan anak mereka.

Dalam kesendirian, Ina mencoba bertahan, terus memikirkan cara untuk bangkit, serta tetap tegar menghadapi kerasnya dunia.

Mampukah Ina?
Adakah masa depan cerah untuknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama Mia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

19

“Sarapanku mana, Na?” Ranu baru saja menyusul duduk di meja makan. Tampak olehnya Andri anaknya baru selesai sarapan. Tapi dia tak melihat apapun yang bisa dia makan.

“Andri sudah selesai?” Ina menatap anaknya.

“Sudah, Bu. Andri berangkat sekolah dulu ya?” Anak itu meraih tangan ibunya dan menciumnya.

“Andri…!” Tegur Ina saat anaknya itu berjalan melewati ayahnya. Ina tidak mau seperti itu. Ina ingin, seperti apapun ayahnya, anaknya tetap hormat.

Andri menundukkan kepala dan berbalik kembali pada ayahnya. “Andri berangkat sekolah, Yah.” Andri mengulurkan tangannya.

“Iya.” Ranu menyambut tangan Andri dan menjawab dengan enggan.

“Kamu tidak lupa kan, Mas, kalau kamu belum memberiku uang belanja?” Ina beralih pada Ranu setelah anaknya berangkat sekolah. Dia tidak ingin Andri mendengar perdebatan mereka yang pasti akan terjadi.

“Na, kenapa sih, kamu jadi perhitungan sekali sekarang? Bukannya dari dulu juga kamu cukup ngandelin hasil kebun? Itu sama saja dengan nafkah dariku kan? Karena kebun yang kamu garap dan kamu ambil hasilnya tiap hari itu kebun aku. Peninggalan almarhum ayahku.” Ranu mulai jengah dengan perubahan sikap dan sifat istrinya.

Ina tidak menyangka Ranu akan bicara seperti itu. Tapi wanita itu juga tak gentar. “Memangnya kebun saja bisa di makan kalau tidak digarap, Mas? Atau kamu bisa, sendokin tanahnya terus suapkan ke mulut kamu?” Ina berucap sarkas.

“Jangan berlagak lupa bagaimana mulanya kebun itu sebelum aku yang garap. Kering, tandus, tidak bisa ditanami apa pun. Tanganku ini, Mas. Tanganku yang merubahnya menjadi subur dan bisa menghasilkan. Lalu kamu, apa urun mu? Jangankan uang untuk membeli pupuk. Apa kau pernah ada sumbangsih meski hanya sekedar tenaga saja.”

Terdiam, Ranu tak bisa membantah ucapan istrinya. Semua yang disebutkan istrinya benar.

“Tetap saja, Mbak. Kalau tidak ada kebun itu kamu dan anakmu tidak akan bisa makan!” Siska yang baru keluar kamar ikut menyahut, memberikan pembelaan pada suaminya.

“Ya sudah, ambil saja kebun itu. Dan kita buktikan, apa aku masih bisa hidup atau mati kelaparan!” tantang Ina.

“Heh,,, menantu tak tahu di untung! Istri durhaka! Apa seperti itu sikapmu pada suamimu?”

Siska tersenyum. Beberapa saat yang lalu sebelum Ranu terbangun, dia memang sengaja mengirim pesan pada ibu mertuanya, dan menceritakan tentang perbuatan Ina semalam padanya, tentu saja dengan dibumbui banyak penyedap rasa.

Kemarin saat di rumah mertua pun, Siska mengatakan kalau Ina tidak pernah masak makanan untuk suaminya. Bersikap kasar dan selalu membantah. Bumbu kemarin, ditambah dengan bumbu pagi ini, jelas rasanya lebih sedap.

“Kamu itu dasar perempuan tidak tahu bersyukur, tidak tahu terima kasih. Kamu lupa ya, jika kamu dulu masuk rumah ini tanpa membawa apa-apa selain baju saja yang melekat di badan?”

Ranu terkejut, pagi-pagi ibunya sudah ada di rumahnya. Dia tidak suka Ina berubah seperti sekarang, jadi dia merasa bersyukur ibunya datang membela. Mungkin dengan begitu, istrinya akan kembali manis dan patuh.

Ina memejamkan mata. Selalu saja begini. Setiap kali dia sedang berdebat dengan suaminya, ibu mertuanya selalu muncul menambah kericuhan. Ingin membuka mata suaminya pun selalu gagal. Suaminya selalu merasa benar karena mendapat dukungan dari sang Ibu.

“Lalu menurut Ibu, anak ibu itu suami yang bertanggung jawab?” Ina berdiri menatap Bu Rahayu dengan telunjuk mengarah ke wajah suaminya. Dia sudah muak untuk selalu diam.

“Ina! Jangan kurang ajar, Kamu!” bentak Ranu. Tidak suka Ina tidak sopan pada ibunya.

“Kenapa, Mas? Apa kamu merasa, kalau yang aku ucapkan ini kenyataan?” Ina berdecih sinis.

“Coba lihat ke belakang, bagaimana kamu menjadi suami dan ayah selama ini. Kamu menuntut makan enak tiap hari, tapi kamu tidak mau bekerja. Kamu membiarkan aku bergerak sendirian, bahkan kamu tidak tahu, anakmu sudah bayar uang sekolah apa belum. Aku menanggung itu semua seorang diri. Lalu gunanya kamu sebagai laki-laki itu apa!!!”

Ranu menelan ludahnya saat Ina menatap tajam ke arahnya.

“Awalnya aku diam, meskipun ibumu, dan saudara-saudaramu selalu merendahkan aku. Tak cukup hanya itu, Kamu dan seluruh keluargamu memperlakukan aku layaknya seorang budak. Aku pikir suatu saat kalian bisa berubah.” Tersenyum getir. Ina menahan sesak di dadanya.

“Ternyata bukannya berubah, kalian semakin menjadi-jadi. Dan Kamu, Bahkan dengan tega Kamu menghadirkan orang ketiga dalam rumah tangga kita, padahal menghidupi seorang istri saja kamu tidak becus. Otak Kamu di mana??”

Plakk

Teriakan Ina yang berbalut amarah berbuah cap lima jari dari suaminya. Ina memegang pipinya yang terasa kebas. Mungkin Ranu menggunakan seluruh kekuatannya saat melakukan itu.

Mendongak ke atas, menahan agar airmata tidak menetes, dia tak boleh terlihat lemah.

Bu Rahayu, Ratna dan Siska tersenyum puas. Akhirnya Ranu bisa bersikap tegas pada istri tuanya.

“Na, aku…?” Ranu menatap telapak tangan dan istrinya bergantian. Ada seribu sesal di sudut matanya.

“Maaf, aku, aku tidak sengaja. Aku hanya sedang emosi.” Bergerak ingin menyentuh istrinya, tapi Ina mundur menghindar. Tak sudi di dekati oleh pria yang baru saja melayangkan tamparan di wajahnya.

“Kenapa? Kamu tersinggung? Apa kata-kataku membuat ginjalmu terasa tercubit?” Ina bersedekap wajah angkuh dengan tatapan mencemooh di depan suaminya.

“Sudahlah Ranu, untuk apa kamu minta maaf? Kamu itu tidak salah. Yang kamu lakukan sudah benar. Seharusnya Kamu melakukan itu sejak kemarin!” Bu Rahayu tidak suka anaknya kembali lembek.

“Betul, Mas. Lebih baik segera ceraikan saja wanita seperti itu!” Ratna ikut menimpali.

“Betul, ceraikan saja istrimu sekarang! Istri tidak berguna. Kamu sudah punya Siska!” desak Bu Rahayu.

Di belakang Bu Rahayu, Siska bersorak dalam hati. Akhirnya dia akan jadi istri Ranu satu-satunya.

“Tapi, Bu,,,?” Ranu bingung. Dalam hati kecilnya dia masih mencintai Ina. Dia tidak ingin bercerai.

“Wah, wahhh…!” Ina bertepuk tangan. “Bagus juga ide ibumu, Mas.” Ina bersedekap menantang. Membuat Ranu semakin bimbang. Melihat istrinya seolah siap berpisah dengannya, membuat hatinya terasa sakit.

“Apalagi yang Kamu pikirkan? Cepat talak dia!” bentak Bu Rahayu. Wanita tua itu tidak suka dengan sikap Ina yang seakan tidak takut diceraikan. Bukankah seharusnya menantunya itu menangis memohon.

“Laki-laki pecundang kamu Mas. Kamu tidak bisa mengatur hidupmu sendiri. Kamu membiarkan dirimu diatur. Satu hal yang paling kusesali seumur hidupku. Menikah denganmu. Aku kira dulu kamu pria baik yang bertanggung jawab. Pekerja keras. Ternyata tak lebih dari boneka ibumu,” ejek Ina.

“Apa kamu akan membiarkan dia terus menghinamu, Mas?” Siska menepuk pundak Ranu dari belakang. Melihat tangan suaminya terkepal akibat ucapan kakak madunya, membuat dia merasa punya kesempatan untuk lebih memprovokasi Ranu.

Memejamkan mata erat, mengambil nafas dalam. Dia dan Ina benar-benar sudah tidak sejalan. Istrinya itu sudah tidak bisa diatur. Mungkin dia memang harus memberi sedikit pelajaran pada Ina. Biar dia rasakan bagaimana susahnya jadi janda. Pasti istrinya itu akan menyesal, dan suatu saat akan merengek meminta kembali.

“Ina, hari ini juga aku ceraikan kamu! Sekarang kamu bukan istriku lagi!”

Tes

Satu titik air lolos dari sudut mata Ina. Buru-buru wanita itu menyekanya. Walaupun dia sudah siap, tetap saja rasanya sakit.

“Hehhh, udik. Dengar gak? Sekarang kamu bukan istri mas Ranu lagi. Cepat pergi dari rumah ini!” bentak Ratna. Adik Ranu itu mendekati Ina dan ingin menyeretnya keluar, tapi Ina menepis tangannya kuat, hingga wanita itu terhuyung.

“Terima kasih, Mas.” Ina menatap Ranu datar. “Aku akan pergi setelah Andri pulang dari sekolah,” lanjutnya.

Ranu terkesiap. Tiba-tiba dia seperti orang baru tersadar dari mimpi. Menyesal, tidak percaya lidahnya baru saja mengucap kata keramat.

“Hehhh, ngapain menunda lagi. Cepat pergi! Tunggu saja anakmu di luar sana. Kami sudah tidak mau menampung orang miskin sepertimu!” Ratna kembali maju.

“Diam di tempatmu!” Ina mengacungkan telunjuk jarinya. “Atau aku bisa berbuat apa saja!”

Ratna terdiam. Langkahnya terhenti. Tiba-tiba sorot mata Ina membuatnya merinding. Apa benar yang berdiri di depannya saat ini benar-benar kakak iparnya yang udik itu?

1
Ma Em
Sudah ga sabar mau tau bagaimana reaksi Ranu dan keluarganya setelah tau Ina anaknya seorang pengusaha sukses pasti Ranu dan bu Rahayu shock dan menyesal telah menceraikan Ina .
Sunaryati
Aku baru mampir awalnya ragu untuk membaca, hati duddsh iba baca judulnya. Namun setelah baca ternyata wanita yang disakiti tegar, jadi suka dan kubaca maraton, selesai bab ini, lanjuut makin seru
〈⎳Mama Mia: terima kasih, Kak. jangan bosan yaaa😘😘
total 1 replies
Sukhana Ana lestari
Bagus itu Siska.. ambil aja si Ranu benalu buat kamu.. ina juga gk mau ambil barang bekas...
Sukhana Ana lestari
Selama ini juga loe gk peduli sm anakmu Andri gk pernah kurang makan walaupun loe gk kasih nafkah sm Ina.. lagaknya sok peduli.. dasar mokondo.. 😡😡
Sukhana Ana lestari
Bohong tuh Sis.. ( tak komporin aahhh) 🤭🤭🤭
Sukhana Ana lestari
Disini Siska yg menang.. krn akhirnya akan jd istri satu² nya
padahal belum tentu Ranu mau meresmikan pernikahannya.. pasti alasannya krn sayang duitnya.. 😅😅😅
Sukhana Ana lestari
Knp Ran...??? syok kah dirimu.. istri yg selama in di anggap miskin kucel & udik bs menggugat cerai kamu.. ya bisa lah.. Ina gituloh..
Sukhana Ana lestari
Pasti langsung ijo tuh matanya.. secara mereka semua kan matre...
Sukhana Ana lestari
😅😅😅😅😅 Lagu wajib...
Sukhana Ana lestari
Biarin aja Sandi.. biar tau rasa ruh si Ranu..
Sukhana Ana lestari
👍🏻👍🏻👍🏻 Akooh setuju ide cemerlang Anton tuh . dasar botol.. 🤭🤭🤭karena idenya jadinya gk pake lama² deh tuh Ina terbebas dari laki² mokondo..
Sukhana Ana lestari
Justru itu yg akan mempermudah & cepat di kabulkan gugatan cerainya..
Sukhana Ana lestari
Mustahil bagi seorang Rahayu tdk mustahil bagi Allah
Sukhana Ana lestari
Itu baru 1 point masih banyak point² yg lain.. setelah tau siapa itu Ina.. kalian pasti akan sangat menyesal camkan itu..!!!
Sukhana Ana lestari
Kalian yg nginjak² diri kalian sendiri pake nyalahin orang.. salah nya Ina dimana????? orang yg kalian anggap hina.. justru derajatnya lebih tinggi dari kalian semua.. dasar da*jjal..😡😡😡
Sukhana Ana lestari
Dasar orang² otaknya udah syirik apapun mengenai Ina pasti jd cemoohan/hinaan buat mereka.. iri bilang bos..
Sri Rahayu
betul Siska...lakukan sesuatu agar Ranu menceraikan Ina selekasnya dan miliki dia utk mu...karena Ina dan Andri sdh tdk menerlukan Ranu...jg biar kel Ranu tau siapa Ina sebenarnya 🤩🤩🤩🤪🤪🤪
kaylla salsabella
ina berpisah dengan mu kamu gak usah khawatir deh Ranu Andri bakal sengsara malah hidup terjamin karna kakek nenek nya konglomerat
Jenong Nong
aku kok curiga sm si sandy ya kadang waras tpi kadang sm aja sperti mereka gilanya... 😁😁❤❤❤👍👍👍🙏🙏🙏🙏
〈⎳Mama Mia: toel kotak di markas kak
total 1 replies
Sulastri Oke86
keluarga gila mang keluarga Ranu... lanjut dan semangat terus mama💪💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!