Aray pemuda 18 tahun yang hanya tinggal dengan nenek nya sejak kecil selalu hidup dalam kemiskinan.
Setelah sang kake meninggal.Dan hanya meninggalkan sebuah kitab yang ber sampul warna emas sehari sebelum meninggal sang kake menitipkan ke sang nenek agar kelak setelah dia meninggal dunia buku tersebut di berikan ke arya.
Simak kelanjutan nya.dan mohon maaf apa bila dalam kata kata masih banyak kekurangan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ijo.lumut, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kerinduan Arya dan dian
Aku tak menyangka kalau kedua orang tuaku itu selalu memandang harta bahkan mamahku tega menghina Arya didepan aku wi.!" Dengan Isak tangis Nenden menceritakan semua kejadian yang dia alami nya pada sahabat nya yaitu Dewi teman satu kampusnya itu," Bagai mana sampai dia harus meninggalkan rumah karena dia memaksa ingin menikah dengan orang yang paling iya sayangi kekasihnya yaitu Arya.
"Sabar ya nen mungkin ini ujian dalam hubungan luh dengan arya.!" Apalagi gw dengar dari luh kalau tuh cowok punya cewe bukan hanya luh doang kan.?"
Luh mesti sabar dan luh sama tuh cowok harus buktikan pada nyokap dan bokap luh kalau lu memang bahagia dengan tuh cowok pilihan luh.!" Dengan bahasa gaul nya dewi menguatkan dan menasehati Nenden agar kuat melewati ujian dalam hubungan nya bersama Arya.
"Iya wi terimakasih ya kamu memang sahabat terbaik aku wi.!" Ucap Nenden setelah mendengar nasehat dari sahabatnya itu dia merasa tenang dan berhenti menangis." Selama ini Nenden bersahabat baik dengan Dewi dari pertama masuk kuliah hingga sekarang.
"Ngomong ngomong luh dah makan belum nen.?" Dewi kembali bertanya pada Nenden setelah melihat Nenden tenang dan berhenti menangis."
"Belum wi tadi pagi aku hanya sarapan saja wi." Niat aku tadi nya itu pengen makan siang bareng setelah kita membicarakan masalah pernikahan itu wi tapi siapa sangka semua nya berantakan.!" Ucap Nenden dengan menundukkan wajah nya.
Setelah Nenden keluar dari rumah kedua orang tuanya itu dia langsung teringat akan sahabat nya yaitu Dewi teman satu fakultas nya dan Nenden tak lagi banyak pikir langsung menuju ke rumah Dewi sahabat nya.
"Sebaiknya Luh makan nen noh tadi gw masak tapi gw belum makan nen." Dewi mengajak Nenden makan." Maaf ya wi aku jadi ngerepotin kamu wi.!" Dengan wajah yang merasa tak enak pada dewi Nenden meminta maaf pada sahabat nya.
"Santai saja nen kaya sama siapa aja Luh." Sebaiknya kita makan yuk gw dah laper ni.!" Dengan santai nya Dewi menjawab permintaan maaf Nenden dan mengajak Nenden untuk makan."
"Mas bagai mana lamaran nya mas.?" Dian yang duduk di dengan manja di samping Arya menanyakan tentang lamaran Arya pada Nenden."Kedua orangtua Nenden menolak lamaran pak Darman sayang.!" Dengan menggeleng kan kepala nya Arya menjawab dengan singkat apa yang Dian tanyakan pada nya." Arya pun kembali memberitahu Dian tentang Nenden yang sampai sekarang belum ada kabar beritanya.
Bahkan sampai sekarang pun aku tak tau Nenden berada di mana sayang.!"
"Iya aku sudah tiga hari ini menghubungi nya tapi sepertinya hp dia tidak aktif atu mungkin sengaja dia matikan sayang.!" Dian pun memberitahu kan Arya kalau dia terus menghubungi Nenden selama tiga hari ini." Kamu harus mencari nya sayang aku khawatir Nenden kenapa kenapa sayang." Dengan mengeratkan pelukannya Diana meminta supaya Arya mencari Nenden dimana pun dia berada wajah Dian terlihat sangat menghawatirkan keadaan Nenden.
"Iya nanti aku akan mencari nya sayang.!" Jawab Arya dengan tangan nya membelai rambut panjang Dian dalam pelukannya itu wajar Arya pun tak jauh dengan Dian dalam hati nya bergumam." Kemanakah akan aku cari dirimu Nenden."
Uhuk.
Nenden yang tengah makan dengan santai nya tiba tiba dia tersedak seolah merasakan bahwa diri nya sedang di bicarakan oleh kekasihnya yang saat ini sedang membicarakan dirinya dan menghawatirkan dirinya.
"Pelan pelan dong makan nya nen.!" Ucap dewi mengingat kan Nenden yang sedang makan bersama nya itu."
"Iya wi nggak tau kenapa tidak biasa nya aku makan tersedak begini.!" Nenden menghentikan makan nya dan berbicara pada dewi." Mungkin luh lagi di omongin kali nen." Tebak Dewi sambil menatap wajah Nenden yang duduk di sebrang dirinya.
"Luh ga ngabari kekasih luh nen.?" Tanya dewi."
Belum wi lagian kemarin waktu aku pergi aku ngga bawa apa-apa wi." Ungkap Nenden wajah nya terlihat lesu dan merindukan kekasih nya itu yang beberapa hari ini tak iya lihat apa lagi memerlukan nya bahkan terahir kali saat dia pergi pun tak mengucapkan sepatah kata pada Arya.
"Mungkin dia lagi nyari-nyari luh nen," Apalagi luh pergi ga bilang apa-apa sama dia." Ungkap Dewi yang menduga bahwa Arya saat ini sedang mencari keberadaan Nenden berada.
"Iya juga ya wi aku juga kepikiran dia terus wi." Dengan lesu nya Nenden mengungkap kan isi hatinya."
Tanpa Nenden Arya dan juga Dian sadari ikatan batin antara mereka kini telah terjalin walaupun waktu kebersamaan mereka itu terbilang hanya sebentar tapi karena mereka bertiga sering bersama disitu lah ikatan batin mereka mulai terjalin.
Sinar oranye sore hari di langit sebelah barat menerangi kampung kedung asem di sore hari itu tanda malam akan segera tiba menggantikan siang mengajak warga kampung kedung asem agar segera menghentikan aktifitasnya nya.
"Sayang apakah kamu ayam bakar hutan.?" Tanya Arya yang baru kembali dari hutan dan membawa dua ayam hutan yang masih hidup di tangan nya terlihat peluh membasahi tubuh nya yang terlihat makin kekar.
Mmmmm." Iya sayang aku mau kamu sembelih dulu saja sayang.!" Biar aku masak air dulu ya sayang.!" Ucap Dian yang menjulur kan kepala nya di pintu samping rumah Arya dan kembali ke dapur untuk memasak air." Sini sayang biar aku bersihkan bulu nya dulu kamu mandi saja gih sayang.!" Dian menghampiri Arya yang baru saja menyembelih ayam hutan itu dan menyuruh Arya agar cepat mandi.
"Sudah selesai sayang.?"
Tanya Arya yang telah berganti pakaian terlihat wajah nya begitu segar setelah dia mandi dan menghampiri Dian yang masih memegang ayam hutan.
"Ini sudah sayang." Balas Dian sembari menyodorkan ayam yang sudah bersih dari bulu bulu nya."
"Yaudah kamu cepat mandi biar tidak keburu dingin sayang." Ucap Arya menerima ayam yang Dian sodorkan ayam hutan itu terlihat sudah bersih dari bulu bulu nya dan berjalan ke samping rumah nya untuk menata kayu bakar dan menyalakan nya.
"Hhhhhmh."
"Harum banget sayang ayam nya."
Ucap Dian dengan memeluk Arya dari belakang."
"Iya sayang ini sebentar lagi juga matang sayang." Arya memberitahu Dian bahwa sebentar lagi ayam nya matang dan di menoleh menatap wajah Dian yang meletakan dagu nya di pundak Arya.
"Iya yang tapi rasa nya kurang yang karena Nenden tak ada disini yang.!" Dengan mencium pipi Arya Dian mengingat kan lagi tentang Nenden yang sampai saat ini belum ada kabar berita nya.
"Iya sayang semoga Nenden selalu baik baik saja ya."
Ucap Arya sembari tangan nya mengusap pucuk kepala Dian yang berada samping kepalanya itu."
Kini kedua nya hanya mampu menunggu kedatangan Nenden karena ketidak tahuan mereka di mana Nenden berada saat ini hati keduanya merasakan kerinduan pada Nenden bagi mereka berdua kehadiran Nenden menjadi pelengkap di antara mereka.