NovelToon NovelToon
ANAK MAMA

ANAK MAMA

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / One Night Stand / Nikah Kontrak / Cinta Paksa / Kehidupan di Kantor
Popularitas:7.9k
Nilai: 5
Nama Author: Kata Kunci

Malam "panas" antara Danar dan Luna, menjadi awal kisah mereka. Banyak rintangan serta tragedi yang harus mereka lalui. Masa lalu mereka yang kelam akankah menjadi batu sandungan terbesar? atau malah ada hamparan bukit berbatu lainnya yang terbentang sangat panjang hingga membuat mereka harus membuat sebuah keputusan besar dalam hubungan mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kata Kunci, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 18.

Sinar mentari masuk tanpa rasa malu sedikitpun, terlihat juga bayangan ranting dengan dedaunan yang bergoyang lembut. Setelah dihajar hujan serta angin kencang semalam, kota tempat Danar serta Luna tinggal terlihat segar dengan jalanan yang basah merata dan aroma udara minim polusi terasa pagi itu.

Masih di ruang rahasia Danar, sepasang anak manusia yang baru saja melewati malam panas terlihat masih saling berhadapan di dalam selimut yang sama. Danar, menjadi orang pertama yang bangun, dipandang lekat wajah tertidur pulas Luna, lelaki itu dengan pelan menghalangi sinar mentari yang coba menganggu waktu istirahat perempuan manis itu dengan satu punggung tangannya. Senyum simpul nan hangat yang hampir tidak pernah terlihat dari lelaki berkulit putih pucat itu, pagi ini terumbar dan bisa disaksikan secara cuma - cuma. Saat dirinya sedang asyik memandangi pesona wajah Luna yang tenang, suara getaran gawai pintar milik Luna mengusik pendengar lelaki berotot itu. Masih mencoba gerakan pelan, lelaki itu mengalihkan pandangannya untuk mencari benda yang membuat suara cukup menganggu. Disaat yang sama, Luna tiba - tiba melakukan pergerakan pelan dengan kedua kelopak mata yang mulai bergerak, Danar dengan cepat kembali ke posisi tertidur pulas dan meletakkan satu tangan yang sempat menjadi tameng sinar mentari untuk Luna, kini sudah memeluk pelan tubuh perempuan muda itu.

Ekspresi wajah Luna tidaklah terkejut dengan kehadiran Danar tepat disamping tubuhnya yang tidak memakai sehelai benang pun. Dipandang wajah Danar sesaat, lalu dia mengeluarkan satu tangannya untuk memeriksa suhu tubuh Atasannya itu. Helaan napas lega pelan dibuatnya ketika dirasa suhu tubuh Danar sudah normal. Senyum lebar dan perasaan penuh syukurnya terlihat jelas di wajahnya yang masih agak pucat dan juga berantakan. Perempuan itu juga terlihat ingin mengatakan sesuatu sambil memegang satu sisi pipi Danar, namun diurungkan. Lalu dia mencoba bangun dengan gerakan amat pelan, satu tangan Danar yang berada diatasi tubuhnya coba untuk dirubah posisi dan dia juga mencoba untuk membalik posisi tubuh karena bersiap keluar dari balik selimut, namun usahanya gagal di langkah terakhir.

Tangan Danar yang dipindahkannya tadi langsung melingkar kembali ditubuhnya dan dengan gerakan cepat tubuh Luna terdorong kebelakang. Lelaki berkulit pucat itu kembali mendekapnya, kini dengan agak erat.

"Pak, ini...," ucapan Luna terpotong.

"Mas bukan Pak, kalau kita sedang berdua. No excuse and no debat...," ujar Danar tegas

Luna menarik napas dalam dan menghembuskannya agak panjang. Lalu satu tangannya mencoba mengangkat sedikit tangan Danar untuk memutar tubuhnya hingga kembali keduanya saling berhadapan. Sepasang retina cukup indah Luna memandangi dalam retina jernih Danar.

"Sudah cinta?" tanya Danar lagi.

Luna agak terkejut dengan satu alisnya yang terangkat hingga membuat Danar sedikit tertawa dengan faringnya. Kemudian tubuh Luna kembali ditarik olehnya, masih agak ragu satu tangan Luna mencoba memegang satu pipi Danar yang tadi sempat ingin dibelainya.

"Kenapa saya?" tanya perempuan itu singkat dengan tatapan cukup gugupnya.

"Kamu berbeda, bedanya, banyak. Tapi apa cinta harus ada alasannya? Kalau aku bilang tidak tahu, apa kamu terima?" jawaban Danar membuat Luna semakin bingung namun debaran aneh yang beberapa waktu bahkan sampai kemarin masih dirasanya kini tergantikan desiran kebahagian juga kenyamanan di dada perempuan muda itu.

Luna kemudian memberikan sebuah kecupan singkat dan membuat Danar cukup terkejut.

"Kita coba, tapi jika tidak berhasil saya...," lagi - lagi ucapan Luna terpotong oleh Danar,

"Tidak ada kata jika dan selain Mas, aku - kamu, oh, aku bakal panggil kamu sayang, harus dipakai ketika kita hanya berdua. Percobaan ini akan selalu berhasil Luna...,"

Danar kemudian meraih balik bibir Luna hingga reka adegan semalam kembali terjadi hingga matahari berada diatasi kepala.

xxxxxxxx

Hari pertama kembali kerja setelah menghabiskan 1/2 hari liburnya bersama Danar di ruang rahasia lelaki itu, Luna nampak berbeda, perempuan itu menghabiskan waktu lebih lama di depan cermin rias dari biasanya. Saat sedang asik melihat beberapa kali lagi keadaan wajah juga tatanan rambut kepangnya, suara dering gawai pintarnya membuat perhatian perempuan itu teralihkan. Pupilnya membesar ketika dilihat nama yang tertera dari sebuah panggilan telepon. Diteguk salivanya sekali, lalu dengan cepat diterima panggilan itu.

"Halo, Mas..." ucapnya pelan dengan mimik wajah yang cukup gugup.

"Ck, dek. Kamu kemana aja sih kemarin? Cuman balas chat Mas sekali terus nggak balas - balas lagi, kamu sakit atau kenapa?" cecar Bagas dari seberang dengan suara cukup keras dan nada yang cukup kesal.

Tawa kecil dan agak selengekkan dibuat oleh Luna, lalu satu - satunya adik perempuan Bagas itu kembali mengarang sebuah cerita yang masuk dilogika Sang Kakak. Beberapa saat perempuan itu menerima sebuah wejangan dari Bagas, hingga helaan napas lega terdengar dari Luna ketika sambungan telepon keduanya usai dilakukan. Baru saja meletakkan gawai pintarnya dan berniat bangun, lagi - lagi deringnya membuat perhatian Luna teralih. Kini senyum lebar nan manisnya terkembang dengan melihat ke cermin sekali lagi, lalu dia bangun dan mengambil tas selempang favoritnya barulah kemudian sambungan telepon itu diangkatnya.

"Halo, Mas...," kini suara lembut penuh cinta yang terdengar keluar dari bibir yang dipolesnya dengan cukup minimalis itu.

"Aku sudah dibawah, mau aku naik atau...," Danar yang menjadi penelepon menghentikan kalimatnya ketika dilihat Sang Pujaan Hati sudah muncul dari balik pintu keluar rumah kontrakannya itu.

Lelaki itu keluar dari mobil dengan cepat lalu menghampiri Luna, satu tangannya mengapit pinggang perempuan itu lalu satu kecupan dalam di salah satu pipi Luna mendarat dengan mulus.

"Morning, sayang..." ucap Danar yang diikuti dengan merona memerah pipi Luna.

Hanya mengangguk yang bisa dilakukan Luna karena perasaan gugup bercampur bahagia dirasakan olehnya. Senyum lebar terkembang juga di wajah lumayan tampan Danar setelah keduanya masuk ke dalam mobil yang akan membawa mereka ke tempat kerja.

"Kamu yakin disini? Agak depan aja ya...," ucap Danar ketika mobilnya berhenti disebuah parkiran basement stasiun kereta api yang hampir selalu ditumpangi Luna.

Kini gelengan kepala keras dilakukan perempuan muda itu yang membuat Danar agak kecewa. Namun dengan cepat Luna meraih kedua pipi Danar, kini gilirannya memberikan sebuah kecupan pelan di bibir Sang Kekasih.

"Sampe ketemu nanti sore, Mas..." ucap Luna yang kemudian keluar mobil sambil sedikit celingukan untuk memastikan tidak ada yang melihat terutama anak - anak ABS, dimana rata - rata juga menaiki kereta yang sama dengan dirinya.

Luna meninggalkan Danar yang masih membeku dengan posisi wajah menghadap ke kursipenumpang sebelahnya, namun kemudian senyum lebar tersipu lelaki itu terlihat jelas dengan memukul pelan setir mobilnya saking merasa sangat bahagia.

Dilihat kaca spion belakang untuk memastikan Luna berjalan kearah ABS dengan selamat, barulah kemudian dia memutar mobilnya dan mencari jalan lain untuk sampai ke kantor.

Tanpa sepengetahuan mereka ada sepasang mata yang sedaritadi melihat mereka dan memergoki hampir semua aktivitas mereka mulai dari rumah kontrakan Luna hingga parkiran gedung stasiun.

********

1
Mak e Tongblung
beberapa kali "mengangguk" kok "menganggur" , tolong diperhatikan thor
Kata Kunci: 🙇‍♀️🙇
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!