Boy Alexander, pria berusia 28 tahun itu adalah seorang asisten yang sudah mendedikasikan hidupnya untuk mengabdi kepada keluarga Keano. Selain itu, dia juga adalah pemimpin tim keamanan dari semua pengawal di keluarga Keano.
Sebelum diadopsi, dia tinggal di panti asuhan, sehingga dia tidak tahu siapa orang tuanya dan dia tidak tahu tentang jati diri dia yang sebenarnya.
Sebuah kesalahpahaman membuat dia harus menikah dengan sang nona muda, membuat Boy dipandang rendah oleh mertuanya, mengingat status Boy hanyalah seorang asisten.
Siapa sangka ternyata Boy adalah seorang pewaris yang berasal dari keluarga terpandang. Ketika Boy baru saja dilahirkan, ayahnya sudah tiada. Boy telah dibuang oleh kakeknya ke panti asuhan karena tidak ingin memiliki cucu yang berasal dari darah orang miskin.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11
Pagi menyapa. Cahaya sang surya perlahan-lahan memaksa masuk ke sela-sela jendela dan gorden kamar.
Boy yang masih tertidur pulas, dia merasakan ada yang aneh. Seakan-akan ada seseorang yang sedang memeluknya dengan erat, membuat Boy sangat kesulitan untuk bergerak.
Perlahan-lahan Boy segera membuka kedua matanya. Betapa terkejutnya dia ketika melihat Alexa yang sedang memeluknya dengan erat. Membuat pria itu seketika wajahnya memerah.
Apa yang terjadi semalam? Mengapa Alexa bisa tidur seranjang dengannya? Apakah mungkin diam-diam Alexa masuk ke dalam kamarnya ketika dia sedang terlelap?
Begitu pula dengan Alexa, gadis itu yang baru saja terbangun dari tidurnya, dia ingin menggeliatkan kedua tangannya. Tapi gadis itu tiba-tiba terkejut ketika menyadari kedua tangannya sedang memeluk seseorang. Seketika Alexa membuka kedua matanya lebar-lebar.
"Aaahhh..." Alexa langsung menjerit ketika dia melihat Boy yang sedang dalam keadaan telanjang dada sedang terbaring disampingnya.
Keduanya sama-sama terduduk diatas ranjang. Boy langsung menyumpal mulut Alexa dengan tangannya, jangan sampai jeritan Alexa terdengar oleh Nenek Margaretha. Bagaimana kalau Nenek Margaretha berpikir yang bukan-bukan tentang dirinya dengan Alexa?
"Mmmhhh... mmmhhh..." Alexa langsung memberontak. Dia menggigit tangan Boy, agar Boy tidak menyumpal mulutnya.
"Shhh..." Boy meringis kesakitan. Gadis itu sangat ganas sekali.
Alexa segera menarik selimut, menutupi tubuhnya. Padahal gadis itu dalam keadaan berpakaian lengkap. "Boy, apa yang kamu lakukan? Kenapa kita bisa tidur satu ranjang? Jangan bilang kamu sudah..."
Boy langsung memotong perkataan Alexa. "Seharusnya aku yang bertanya? Kenapa kamu masuk ke kamar aku, Nona?"
Setelah bertanya seperti itu Boy segera meniupi tangannya yang telah digigit oleh Alexa. Alexa selalu saja berulah. Padahal Alexa yang salah masuk kamar, tapi dia sendiri yang merasa dirinya korban.
Alexa pun segera mengedarkan pandangannya memandangi ke setiap sudut kamar. Gadis itu pun terkekeh, dia menjadi malu sendiri. Rupanya dia telah salah masuk kamar.
"Astaga! Ternyata aku salah masuk..."
Alexa tidak meneruskan perkataannya. Dia menelan saliva ketika melihat penampilan Boy yang sedang dalam keadaan telanjang dada. Tubuh pria itu benar-benar sixpack. Apakah itu artinya semalam dia dan Boy tidur saling berpelukan dengan keadaan kondisi Boy yang sedang dalam keadaan telanjang dada? Perut Boy mirip sekali roti sobek, membuat Alexa menjadi ingin menggigitnya.
Boy segera menutup dadanya dengan kedua tangan. "A-apa yang kamu lihat?"
"Kata orang gak akan berdosa asalkan melihatnya jangan berkedip, Boy." jawab Alexa dengan polos.
"Kamu masih kecil, jangan berpikir mesum!" ketus Boy.
"Ya ampun, Boy. Usiaku sudah dua puluh tahun. Bukan anak kecil lagi. Bahkan usia segitu sudah ada yang tahu cara bikin anak."
Perkataan Alexa membuat Boy menjadi salah tingkah. Gadis itu bicaranya frontal sekali.
"Bahkan papa menganggap aku sudah sangat dewasa. Makanya aku mau dinikahkan. Tapi kamu tahu sendiri kan kalau aku tidak mencintai Erick?"
Boy tidak langsung menjawab. Pria itu segera turun dari ranjang dan memakai kemejanya. "Tuan Edwin melakukan ini semua pasti untuk kebaikan kamu, Nona."
Alexa sangat merasa kesal dengan jawaban dari Boy. Dia tahu pasti ayahnya yang sudah menyuruh Boy untuk meyakinkannya agar mau menikah dengan Erick. Padahal pria yang diinginkan oleh Alexa hanya Boy. Bukan pria lain. "Tapi aku maunya menikah sama kam..."
Alexa tidak meneruskan perkataannya, ketika dia mendengar suara ketukan pintu, mungkin karena orang tersebut telah mendengar suara jeritan Alexa di kamar Boy.
Tok...
Tok...
Tok...
semoga itu boy bukan si asisten Rozi 😬😬
Alexa cuma cocoknya sama Boy😘😁