"Lupakan status kita sebagai saudara tiri, kau yang menggagalkan ku bermain dengan para wanita maka kau sendiri yang menggantikan posisi mereka." (Ares Leonardgo).
1 Tahun tinggal sendirian Naomy Laura Gilbert biasa dipanggil Nao terpaksa harus meninggalkan dunia bebasnya demi keinginan sang mama untuk tinggal bersama keluarga barunya..
Di rumah baru itu Nao bertemu dengan kakak tirinya pria tampan blasteran France (Ares Leonardgo) yang tanpa sepengetahuan Nao jika keduanya pernah satu ranjang menghabiskan waktu dalam satu selimut.
.
.
Lantas bagaimana kelanjutan hubungan mereka berdua? simak kisah selengkapnya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dilla_Nurpasya_Aryany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 4
Karena tidak mau pulang terlalu cepat, Nao memutuskan untuk melihat pertandingan volly antar kampus itu bersama Anna dan duduk di antara barisan penonton terdepan.
Rony yang sedang pemanasan mengedipkan matanya kepada sang kekasih, sementara Nao hanya tersenyum sekilas.
Tidak lama lawan main datang dari arah berlawanan, gedung pertandingan itu seketika bising dengan teriakan para mahasiswi.
"Oh **** Nao!." Lirih Anna menepuk tangan sahabatnya.
"What?."
Nao mengikuti pandangan Anna yang dimana diantara lawan main grup volly kampusnya ada Ares, Nao terdiam menatap kakak tirinya yang tampak tampan berkharisma .
"Apa aku harus pindah ke kampus Ares agar bisa melihatnya setiap hari?." Excited mahasiswi belakang Nao yang terus meneriakinya.
"Kita menyukainya tapi jangan lupa dukung tim kampus kita, Ares berbahaya." Timpal yang lain.
Sudut mata elang Ares menemukan Nao yang menatapnya diantara para penonton, Nao yang terciduk melemparkan senyum manisnya tanda menyapa namun tidak ada ekspresi dari Ares ia fokus memulai pertandingan.
Melihat itu Nao memutar mata malas. "Lihatlah An betapa menyebalkan nya dia!."
Anna terkekeh. "Sudahlah mari kita nikmati girl."
Ditengah pertandingan itu mata Nao tertuju pada paha kiri Ares yang dimana terdapat tato bulan sabit, entah kenapa perasaannya kembali tak tenang bahkan jantung Nao berdetak kencang akan hal ini.
"Ah apa yang kau pikirkan, lupakan Nao bukan hanya dia saja yang memiliki tato itu." Batin Nao.
50 menit berlalu pertandingan itu dimenangkan oleh tim Ares.
Rony berlari ke arah Nao ia kewalahan tubuhnya penuh keringat langsung meneguk minuman yang dibawa Nao. "Sorry kalah lawan kita memiliki kapten yang masuk klub volly internasional."
"Tak apa." Balas Nao yang tak menduga juga akan keahlian kakak tirinya.
"Oke sekarang kita pulang keburu malam." Ajak Anna.
"Nao sama gue kita mampir ke klub dulu bersenang-senang di sana." Potong Rony menahan tangan Nao.
"Gak Ron gue gak bisa dan akan berhenti dari kebiasaan itu." Bantah Nao.
"Why?." Tampak Rony kecewa.
Melihat sorot tatapan mata Nao seolah Rony mendapat jawaban mau tak mau ia mengalah. "Baiklah kalau begitu."
Sebelum berpisah Rony mencium pipi Nao cukup lama, Nao sendiri terkejut karena tiba-tiba.
Melihat itu Ares memukul bola volly dengan keras hingga kursi di sampingnya jatuh membuat Rony yang mendengarnya seketika melepas ciuman.
.
Malam tiba..
Nao yang kini bersama Anna tidak langsung pulang ke rumah mereka mampir di sebuah restoran, apalagi barusan Nao mengetahui jika papa Agam dan mama Sarah sedang menghadiri acara penting.
"Na lo yakin lihat tato itu di paha Ares?." Syok Anna setelah mendengar apa yang Nao ucapkan.
"Entahlah aku tak tahu juga lagian banyak yang membuat tato seperti itu kan?."
"Gak ada salahnya lo mastiin kembali." Timpal Anna.
Nao tak langsung menjawab apa yang diucapkan Anna ada benarnya. "Akan ku lihat kembali nanti."
"Tunggu apa maksudmu?."
"Menelanjangi kakak angkuh itu untuk melihat tatonya." To the point Nao.
"Lo jangan gegabah Na Ares bukan orang sembarangan takutnya nanti malah itu....
"Gak akan dia tahu gue adiknya." Potong Nao.
"Oke."
Setelah selesai makan-makan Anna mengantarkan Nao untuk pulang.
Melihat sahabatnya sudah berlalu Nao pun masuk ke dalam rumah besar itu, tampak bibi pembantu menyapa ramah. "Non.."
"Mama papa beneran pergi bi?."
"Iya non sepertinya nanti tengah malam baru pulang."
"Oh iya." Nao melanjutkan langkah menuju kamarnya.
Dari atas balkon Nao mendengar gelak tawa pria dari kolam renang, terlintas di pikirannya untuk melakukan sesuatu.
Ares yang tengah berenang duduk di tepi kolam, di sana ia bersama Ben sahabat sekaligus asisten pribadinya di perusahaan sedang sibuk mengotak-ngatik laptop.
"Boleh ikut berenang?."
Suara lembut wanita membuat kedua pria tampan itu menoleh.
"Oh ****!." Batin Ares saat melihat Nao mengenakan baju renang yang begitu sexy memperlihatkan lekuk tubuh indahnya.
Ben tak berkedip namun ia peka dengan tatapan Ares, ia langsung menundukkan pandangan. "Sepertinya aku harus pindah." Ujarnya berlalu.
BYURRR!..
Nao loncat dan berenang di kolam renang, sementara Ares menatap lekat setiap gerakan wanita itu.
"Aku tidak terlalu mahir berenang, sangat menyenangkan jika seorang atlet sepertimu mengajariku." Lirih Nao mendekati Ares.
Ares menyunggingkan senyumnya sekilas. "Apa ini efek dari tidak pesta bersama para pria?."
Nao menggeleng. "No." Perlahan jari lentiknya menyentuh lutut Ares semakin naik ke area paha kekar itu.