Kimberly adalah seorang pengantin yang memasuki altar pernikahannya, namun terkejut di atas altar itu sudah ada adik angkatnya bersama calon suaminya yang telah bertukar cincin.
"Maafkan Aku, aku sudah salah. Akulah yang merayu Kak Ramon sampai akhirnya aku hamil 1 bulan dan,, dann,,, terpaksa hari ini kami,,," ucapan adik angkat Kimberly yang menggantikannya menikah, sungguh di luar dugaan!
Ternyata selama ini, semua orang telah menipunya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
7. Trauma Kimberly
Steven masuk ke dalam kamar sambil menggendong istrinya, itu adalah kamar istirahat yang berada di ruang kerjanya.
Dia pun langsung duduk di tepi ranjang dan mendudukkan istrinya di pangkuannya sambil memeluk istrinya dengan hangat.
Tangannya bergerak di punggung dan kepala sang istri mengelus kepala dan punggung perempuan itu agar Kimberly merasa lebih tenang.
Kimberly masih cukup sulit untuk mengolah emosinya, namun setelah beberapa saat dia merasa lebih baik dan memilih memejamkan matanya sambil terus memeluk sang suami dengan erat seolah-olah akan ditinggalkan oleh suaminya jika sedikit saja melonggarkan pelukan mereka.
Dalam hati, Dia meyakinkan dirinya sendiri bahwa suaminya akan menjaganya, dan bahwa trauma 3 tahun yang lalu sudah berlalu dan tidak lagi menghantuinya.
Beberapa saat setelah merasa lebih terang, Kimberly akhirnya melonggarkan pelukannya, dan mendongak menatap sang suami.
Wajah yang sembab dan mata yang bengkak istrinya membuat suasana hati Steven menjadi sangat buruk, ia mengelus pipi istrinya dengan hati-hati seolah-olah pipi itu begitu rapuh dan akan hancur begitu saja jika dia menggunakan terlalu banyak kekuatan.
Cup!
Sebuah ciuman di daratan Steven di bibir istrinya, "jangan khawatir, Bukankah aku selalu bersamamu?" Steven berbicara dengan lembut, takut nada suaranya melukai istrinya.
Kimberly mengganggukan kepalanya, namun air matanya tidak bisa dibendung, kembali jatuh ke pipinya. Dia merasa terharu dengan pria asing yang ia temui 3 tahun yang lalu dan akhirnya sekarang menjadi tempat bersandarnya yang paling nyaman.
Dengan hati-hati, Steven kembali mengusap air mata Di pipi istrinya, "hari ini tidak perlu bekerja, istirahat saja di sini," ucap Steven.
Kimberly kembali meluk Steven dengan erat, menyembunyikan wajahnya di lekuk leher pria itu, "Mana mungkin aku begitu? Ini hari kedua Aku masuk bekerja, aku akan baik-baik saja setelah istirahat sebentar," ucap Kimberly.
"Kalau begitu aku akan menemanimu," ucap Steven langsung membaringkan istrinya ke tempat tidur, dan ikut berbaring sambil memeluk istrinya dan menarik selimut untuk menutupi mereka berdua.
Kimberly menyembunyikan wajahnya di dada sang suami, dan tangannya masih begitu erat memeluk sang suami berusaha membuat dirinya menjadi lebih tenang.
Sementara Steven yang memeluk sang istri, tatapannya menjadi sangat dingin, dia teringat Bagaimana keadaan istrinya di tahun pertama mereka di luar negeri.
Dia bersusah payah menghibur istrinya dan menyembuhkan istrinya dengan mendatangi beberapa dokter berbeda, namun sekarang trauma yang sudah menghilang sejak 2 tahun itu kini tampaknya kembali lagi menggerogoti istrinya setelah sang istri bertemu dengan keluarganya.
Keluarga itu... Tidak bisa di biarkan begitu saja!
"Aku baik-baik saja," tiba-tiba suara Kimberly terdengar dari dalam pelukan Steven, suara yang serak itu jelas-jelas sangat berbeda dengan ucapan istrinya.
"Hm,,, istirahatlah, aku akan menemanimu sampai kau bangun nanti," ucap Steven sambil memejamkan matanya, kemarin malam dia hanya tidur 2 jam saja, Jadi sepertinya dia akan menebus tidurnya Itu di pagi hari ini.
Sepasang suami istri itu pun terlelap di dalam tidur mereka sambil berpelukan.
Sementara di tempat lain, Tamara yang sedang menyetir mobil dengan ibu mertuanya duduk di sampingnya tidak bisa menahan rasa kesalnya pada putrinya.
Dia terus menggerutu.
"Anak itu benar-benar keras kepala dan merepotkan! Tidak bisakah dia sedikit saja sama seperti adiknya yang begitu lembut dan penurut?! Bagaimana bisa kejadian 3 tahun lalu masih terus diungkitnya sampai menggunakannya sebagai alasan untuk menghalangi karir adiknya sendiri?! Aku tidak habis pikir dengan anak kandungku yang kulahirkan sendiri malah memiliki sifat yang begitu buruk seperti itu!" Gerutu Tamara sambil memegang erat-erat setirnya.
Kelakuan Kimberly benar-benar di luar prediksinya sebelum menemui perempuan itu.
"Akan lebih baik bagi kita jika posisinya tidak tinggi di world cooperation, kasihan sekali Berlian harus menghadapi kakaknya sendiri yang menghalangi jalannya. Apalagi berlian adalah gadis yang tidak tegaan, pasti ke depannya dia akan memilih mengalah demi kakaknya," Mesila menghela nafas, merasa begitu khawatir pada cucunya.
"Aku pasti akan melakukan segala sesuatu untuk membuat Berlian bisa menjadi duta Utama world cooperation. Bagaimanapun, selama ini orang-orang di World corporation sudah melihat bagaimana kehebatan Berliana dalam dunia entertainment, mereka tidak akan mengabaikan Berlian hanya karena seorang perempuan yang memiliki dendam pribadi. Perusahaan pasti akan berpikir secara logis," ucap Tamara.
"Kau benar, kita hanya perlu membuktikan Bagaimana kehebatan Berlian agar bisa menekan para petinggi World cooperation agar tidak melepaskan Berlian. lagi pula Kimberly bukanlah pemilik perusahaan itu, Jadi petinggi perusahaan pasti bisa menekannya," ucap Mesila penuh keyakinan.
Dia tidak bisa membiarkan karir cucunya hancur begitu saja, padahal saat ini cucunya menjadi tumpuan perusahaan mereka untuk naik ke atas puncak industri hiburan.
"Ibu benar, lagi pula kita masih punya kesempatan. Bukankah minggu depan adalah acara penyambutan Steven Sanjaya di World cooperation? aku dengar mereka juga mengundang Berlian untuk menghadiri acara tersebut? kalau begitu kita bisa menggunakan kesempatan ini untuk memperlihatkan kehebatan Berlian," ucap Tamara.
"Ahh iya," Mesila menganggukkan kepalanya, "benar sekali. Kalau begitu Kau harus memastikan persiapan Berlian ke acara itu dilakukan dengan sebaik mungkin. Selidiki juga siapa saja selebriti yang diundang ke sana, pokoknya Berlian harus tampil lebih memukau dari siapapun dan tidak ada yang boleh melebihi penampilannya di acara tersebut!" ucap Mesila penuh tekad, dia percaya cucunya bisa melakukan yang terbaik di hari tersebut.
"Ibu jangan khawatir, Berlian tidak akan pernah mengecewakan kita. Di hari itu, seluruh petinggi perusahaan akan hadir, bahkan anggota keluarga Sanjaya juga bisa menilainya secara langsung, jadi tekanan dari Berlian tidak akan berpengaruh apapun pada keputusan mereka," ucap Tamara sambil tersenyum.
"Kau benar, kalau begitu masalah ini akan kupercayakan padamu. perhatikan juga kesehatan berlian, jangan sampai dia kembali jatuh sakit," ucap Mesila.
"Baik, Bu," jawab Tamara.
"Kalau begitu antar aku dulu ke rumah, baru kau pergi ke rumah sakit untuk mengawasi penyembuhan Berlian. hibur dia supaya kesehatannya pulih lebih cepat," ucap Mesila.
"Ibu jangan khawatir, aku pasti akan menjaganya dengan baik," kata Tamara.
tidak tegaan tapi ngrebut calon suami kakak nya
pemikiran yang aneh
sampai anak kandung pun ga ada arti nya sama sekali....
kalahkan rasa trauma itu...
kamu harus bahagia..