Clarisa hanya bisa menyesal setelah diceraikan oleh Arga, suaminya yang dua tahun ini menikahinya karena sebuah perjodohan.
Arga yang sudah berusaha mencintai Risa sepenuh hati sudah tidak tahan dengan sikap Risa yang susah di atur, keras kepala, kekanakan dan suka menghamburkan uang. Bahkan Risa masih sering pergi bersama teman-temannya ke club malam untuk berpesta.
Tapi setelah resmi bercerai, Risa baru tau kalau dia sedang mengandung anak dari Arga. Penyesalan tinggallah penyesalan saat Risa mengetahui Arga sudah menikah lagi dengan mantan pacarnya setelah menceraikan Risa.
"Mama, apa Papa nggak sayang sama Tiara? Kok Papa nggak pernah pulang?"
"Bukannya tidak sayang sama kamu Tiara. Tapi Papa sudah bahagia dengan keluarganya!" Risa hanya bisa menjawab pertanyaan anaknya di dalam hati.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santi.santi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jelaskan semuanya
"Mamanya?" Heran Arga.
Karena setau Arga, Dika adalah Kakaknya Ara. Berarti wanita di depannya ini adalah Ibunya Ara.
"Iya Mamanya, Neng Risa itu Mamanya Ara!"
Duar.....
"Kamu dapat boneka ini dari mana?"
"Dari Mama. Kata Mama, ini adalah hadiah pertama dari Papa buat Ara sebelum Papa pergi kerja jauuuhhhh sekali!"
"Papa kamu kerja?"
"Iya, Papa Ara kerja jauuuhhhh sekali sampai Ara belum pernah ketemu Papa!"
"Tadi nama kamu siapa? Ara?"
"Iya Om, nama ku Ara. Mutiara!"
Boneka kelinci itu, nama yang indah seperti yang Arga inginkan, serta wajah yang begitu familiar, kini menyerang otak Arga yang terlambat menyadari semuanya.
"Ternyata Ara itu anakku sendiri??!!" Gumam Arga dengan air mata yang menggenang di pelupuk matanya.
"Sen! Ternyata selama ini aku punya anak Sen! Ternyata Risa menyembunyikan anakku selama enam tahun Sen!!" Arga mencengkeram kerah baju Seno sebagai luapan perasaannya yang tak karu-karuan saat ini.
Arga baru tau kalau ternyata selama ini dia punya anak dari Risa. Tidak perlu di ragukan lagi jika Ara adalah anaknya.
Risa memberi nama anak itu dengan nama yang sejak dulu Arga inginkan. Risa juga memberikan boneka kelinci itu sebagai hadiah darinya untuk Ara. Itu tandanya Ara memanglah anaknya yang sengaja disembunyikan oleh Risa.
"Maaf Pak saya kurang teliti, saya tidak tau kalau Bu Risa mempunyai seorang anak" Seno memang mendapatkan alamat itu dari seseorang yang pernah memesan makanan pada Risa.
Orang itu langsung mengenali Risa begitu Seno menunjukkan wajah Risa di ponselnya.
"Ternyata aku mencampakkan Risa yang saat itu sedang mengandung anakku Sen. Betapa b*jatnya aku Sen!" Arga terus memaki dirinya sendiri.
"Tenang dulu Pak, sebaiknya kita cari Bu Risa dulu!"
"Kau benar! Dimana rumah sakitnya Bu? Kemana Risa membawa Ara berobat?" Tanya Arga dengan panik setelah menyadari jika Ara saat ini tengah sakit dan di bawa ke rumah sakit.
"Di rumah sakit Catra Pak!" Jawab Wak Umi dengan lirih karena masih terkejut dengan apa yang ia dengar tadi.
"Kita ke sana sekarang Sen!" Arga segera berlari menjauh dari sana untuk kembali ke mobilnya.
"Kami permisi Bu!" Seno yang ingin mengejar atasannya lebih dulu pamit pada Wak Umi.
"Iya silahkan"
Wak Umi pun menatap kepergian kedua pria yang tiba-tiba datang mencari Risa.
"Jadi itu Papanya Ara? Pantas Ara cantik, Papanya aja gantengnya minta ampun" Wak Umi masih menatap Arga yang sudah menjauh.
"Tapi ganteng aja nggak cukup kalau menelantarkan anak!" Lanjut Wak Umi dengan sinis.
Arga berlari tunggang langgang menuju ruangan yang telah ia ketahui dari resepsionis.
Ternyata ruangan Ara tak jauh dari ruangan milik Keysha. Bedanya, Keysha berasa di ruangan VVIP sedangkan Ara berada di ruangan kelas dua.
Sreekkk....
Risa dan Fatir yang sedang menunggu Ara bangun di kejutkan dengan seseorang yang tiba-tiba menyibak tirai di ruangan itu.
Deg...
Risa tak percaya dengan apa yang ia lihat di depannya saat ini. Seorang pria yang begitu ia hindari selama ini. Pria yang tadi sempat berpapasan dengannya di IGD tadi.
Melihatnya berdiri di sana sambil menatap dirinya dan juga Ara, membuat jantung Risa berdetak dengan kencang. Rasa ketakutan langsung melanda dirinya.
Risa memang sangat merindukan Arga, tapi setelah berhadapan seperi ini, Risa justru merasa begitu ketakutan.
"Akhirnya lo datang juga Ga. Ini Ara, pasien yang gue ceritakan sama lo. Dia butuh bantuan da..."
"Apa maksudnya ini Risa??!!" Hardik Arga yang kini menatap tajam pada Risa.
Arga juga semakin terkejut ketika mengetahui Ara adalah anak yang sering Fatir ceritakan. Dia adalah anak kecil dengan penyakit mematikan seperti Andita.
Sementara Fatir tampak terkejut karena ternyata Arga mengenal Risa.
"Ara anakku kan Sa? Kamu menyembunyikan dia dari ku selama enam tahun Sa??!!" Cecar Arga pada Risa yang masih terdiam, bahkan saat ini tak mampu untuk menatap Arga. Risa juga tidak tau bagaimana Arga bisa tau tentang Ara.
"Jawab Risa!!" Geram Arga mulai tersulut amarah.
"Tunggu, apa maksudnya ini? Kenapa lo bilang Ara anak lo Ga?!!" Fatir masih kebingungan.
"Nanti gue jelasin, gue titip Ara sebentar!" Pintanya pada Fatir, kemudian dia beralih pada Risa.
"Kita harus bicara!!" Arga menarik tangan Risa begitu saja. Membawanya keluar dari ruangan Ara.
Arga butuh penjelasan dari Risa dan tentunya tak ingin mengganggu Ara yang terlalap dalam tidurnya.
Sementara saat ini Risa hanya pasrah saat Arga terus menggenggam pergelangan tangannya menjauh dari ruangan Ara. Dia sudah pasrah saat ini, dia tidak akan bisa mengelak ataupun menghindar lagi dari Arga. Mungkin ini juga sudah takdirnya mereka di pertemukan.
"Jelaskan semuanya Clarisa Putri!!" Arga melepaskan tangan Risa saat mereka tiba di atap rumah sakit.
Arga sengaja membawa Risa ke sana karena menurutnya di sana tempat yang paling cocok untuk mereka bicara karena tak ada siapapun dia atas sana.
"Jangan diam saja Risa!! JAWAB!!" Sentak Arga sampai membuat Risa memejamkan matanya.
"Iya, Ara memang anak kamu mas!"
Duar...
Meski Arga sudah tau, tapi dia tetap terkejut saat mendengar sendiri dari mulut Risa.
Arga meraup wajahnya dengan kasar. Mau gila rasanya karena mengetahui sesuatu yang telah disembunyikan darinya selama enam tahun.
Selama ini ternyata dia punya anak. Darah dagingnya yang tak pernah ia ketahui sejak dalam kandungan. Ternyata mimpi-mimpinya selama ini adalah petunjuk baginya. Arga juga baru menyadari jika gadis kecil di mimpinya dengan rambut panjang itu adalah Ara.
Ternyata dia adalah Papa Ara yang pergi kerja begitu jauh sampai tidak bisa pulang menemui Ara.
"Kenapa kamu tidak memberitahuku kalau kamu hamil?"
"Aku baru tahu setelah satu bulan kita resmi bercerai!" Risa berusaha tenang meski hatinya bergemuruh.
Dia tidak pernah berniat memberitahu Arga. Dia juga tidak membayangkan jika Arga akan bisa mengetahuinya sendiri. Jadi Risa tidak tau harus bagaimana. Yang bisa ia lakukan saat ini hanya bersikap tenang untuk menghadapi Arga.
"Tapi kenapa kamu menyembunyikannya dari ku. Ara darah dagingku Sa, dia anakku!!"
Risa menatap Arga dengan sejuta kepedihan di matanya.
"Lalu apa yang harus aku lakukan saat aku datang ke rumah mu tapi kamu sedang melangsungkan pernikahan dengan wanita lain? Apa aku harus menghancurkan kebahagiaan kalian dengan kabar kehamilan ku?"
Deg...
dan sudah saatnya Fatma merasakan dinginnya jeruji besi penjara 😎😎