Lea seorang gadis belia berusia Enam belas tahun. Yang Terpesona dengan Seorang CEO yang dingin dan pemarah.
Berawal dari tugas Lea yang harus magang di kantor sang CEO.
Rasa kagum dan suka Lea berubah benci saat CEO itu mempermalukan dirinya. Hingga Lea memilih mundur dan pergi.
Gerald sang CEO baru menyadari setelah gadis centil itu tidak lagi terlihat di kantor nya.
Gerald sangat terkejut ketika tau siapa Lea sebenarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tyara Lantobelo Simal, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Murid Magang
Zahira Milea Albram gadis cantik berusia enam belas tahun dia memilih untuk magang di kantor MTG Corps.
Menurutnya kantor itu terlihat keren dan berpotensi.
Hujan baru saja mengguyur bumi. Pagi ini dengan semangat empat Lima, Lea melangkahkan kakinya di aspal yang masih basah dan sebagian masih tergenang air menuju kantor MTG Corps.
Lea berdiri di depan gerbang gedung kantor itu sambil mendongak menatap nama yang tertera di depan gedung itu dengan senyum manis yang terukir di bibirnya.
"Auuw" pekik Lea. Senyum di wajahnya mendadak Sirna seketika, saat sebuah mobil mewah yang melintas masuk di gerbang pelataran parkir menciprakan air membasahi baju dan Proposal yang di peluknya.
Lea menggeram marah dia berlari mengejar mobil yang kini berhenti di halaman kantor itu.
Tangan nya memukul jendela mobil itu sambil berkacak pinggang.
"Turun" teriaknya marah.
Pintu mobil terbuka turunlah seorang laki-laki berkacamata hitam dari mobil itu.
"Heh,Om? kamu harus bertanggung jawab, gara gara kamu yang seenaknya membawa mobil membuat baju dan proposal ku jadi basah begini" kata Lea melotot marah.
Lelaki itu hanya melirik sekilas dengan wajah angkuhnya, lalu melangkah meninggalkan Lea yang lagi marah-marah, tidak menggubris kan gadis itu.
merasa tidak digubris kan Lea tidak tinggal diam dia lantas mengejar laki-laki itu dan menarik jasnya hingga menghentikan langkah laki-laki tersebut.
"Lihat ini?!" Lea menyodorkan Map-nya yang basah di wajah lelaki itu hingga membuat nya terkejut.
Tubuhnya sedikit mundur kebelakang, dengan wajah yang menahan marah.
"Heh gadis gila siapa kau hah" bentaknya marah.menatap sinis pada Lea dengan sikap angkuhnya.
,
"Heh sinting! kamu harus bertanggung jawab,akibat ulah Mu,aku dan Ini basah" Teriak Lea memukul dada lelaki itu dengan map-nya, hingga membuat jas lelaki itu sedikat basah.
Tampang lelaki itu berubah, dia menatap Lea dengan tatapan membunuh. lelaki itu sangat gusar baru kali ini ada seorang wanita yang berani pada nya.Bahkan bertingkah tidak sopan di kantor nya.
"Bereskan dia" perintah nya lalu melangkah masuk sambil mengibaskan tangan pada jasnya yang sedikit basah.
Dua orang lelaki berbadan kekar segera menarik tangan Lea.
"Mau apa kalian? lepaskan" Lea berontak marah. Mereka membawanya ke sebuah ruangan dan mengikatnya di sebuah kursi.
"Hei,,,kenapa kalian mengurungku di sini hah?" teriak Lea.
"Bisa diam tidak?" salah satu dari mereka membentak Lea, tangan nya meremas dagu gadis itu.
Bukannya takut Lea malah terus berontak"Aku ke sini untuk menyerahkan proposal magangku, tapi kalian malah memperlakukan aku seperti ini, awas ya akan ku laporkan kalian pada bunda"
Kedua lelaki itu malah tertawa terbahak bahak mendengar perkataan Lea.
"Cih,,,, tidak tau malu beraninya sama wanita" Lea mencibir sinis.
Dua lelaki dewasa itu bila di lihat lihat mereka tampan juga.
Di ruangan nya semua tingkah mereka di saksikan oleh Boss mereka, melalui Cctv.
"Maaf pak! ini ada dua proposal siswa magang yang di serahkan oleh pihak sekolah" Kata sekretaris nya sambil membungkuk hormat.
Wanita seksi itu meletakan dua map di atas meja, lalu kembali ke meja kerja nya.
Boss Yang di mejanya terdapat papan nama Gerald dengan tulisan CEO.
Lelaki dingin itu membuka map yang bertuliskan Sekolah SMA Tunas Bangsa.
Sekolah Elit yang terkenal dengan siswa siswinya yang berprestasi.
Gerald sendiri pernah bersekolah di sana sebagai bintang basket, kapten dari tim basket yang terkenal di sekolah itu pada jamannya beberapa tahun lalu.
Mata Gerald terpaku menatap foto siswi yang ada di berkas magang itu.
Wajah gadis yang tadi menghardiknya di depan kantor saat turun dari mobil, dengan map nya yang basah serta sebagian bajunya.
"Hmm dia anak magang di sini" gumamnya.
Boss yang masih nampak mudah namun sifatnya yang dingin dan mahal senyum itu segera meraih ponselnya yang tergeletak di atas meja.
"Lepaskan gadis itu, suruh dia datang besok pagi sebelum jam tujuh jangan terlambat"titahnya.
Perusahaan yang di tunjuk pihak sekolah untuk menempatkan siswa siswi nya di sana adalah perusahaan yang berdedikasi yang akan menunjang nilai siswa nya yang magang di sana.
Setelah melihat foto Lea, Gerald memberi perintah untuk membebaskan gadis itu.
Dia tidak mau perusahannya kena masalah karena murid magang.
Dua lelaki yang menahan Lea itu segera melepaskan ikatan nya setelah mendapat perintah dari boss mereka.
"Ikut kami"
Lea mengikuti dua lelaki itu dari belakang sambil mengumpat kesal.
Sampai di sebuah ruangan dengan tulisan HRD.
"Besok kamu harus datang sebelum jam tujuh laporkan diri mu di sini" kata seorang petugas yang ada di meja itu.
"Baik pak terima kasih" Lea membungkuk hormat.
"Sekarang pulagnlah, ingat sebelum jam tujuh"
"Siap pak!" Lea menyerahkan Map yang sejak tadi dia bawa bawa lalu berbalik pulang.
*
*
*
"Lea papi punya kantor, bunda juga punya kantor kenapa sih kamu memilih untuk magang di kantornya orang lain?kamu akan temui kesulitan di sana! coba kalau kamu pilih kantor Bunda atau kantor papi kamu bisa pelajari semua dengan senang hati tanpa diatur-atur, tanpa ada kendala tanpa ada masalah tanpa ada tendeng aling-aling tanpa ada embel-embel ini itu" ujar Bunda panjang lebar.
Ketika mereka berada di ruang keluarga sedang berkumpul di sana. membahas soal tempat yang di pilih Lea untuk magang.
"Bunda,,! Lea ingin mandiri ingin tahu bagaimana rasanya memulai suatu pekerjaan tanpa dibantu orang tua. Kalau Lea harus magang di kantor Bunda atau kantornya papi sama saja.Bunda Lea akan tetap menjadi sana, mereka akan tetap menunduk hormat sama Lea karena tahu anak pemilik perusahaan anak pemilik kantor tempat mereka bekerja jadi tidak tantangan nya dong bagi Lea untuk mandiri" protesnya memberikan alasan.
Lea yang kesehariannya di rumah hanya memakai mengenakan baju kaos dan celana pendek dengan gayanya yang santai atau juga dia sering memakai tanktop dengan celana pendek membuat dirinya semakin seksi dan manja.
Tapi kemanjaannya itu hanya di rumah bersama orang tua dan kakak-kakaknya karena Lea merupakan gadis bungsu dari 6 bersaudara makanya sifat manja begitu melekat pada dirinya.
Lea kini bangga bisa magang di kantor MTG Corps menurutnya merupakan suatu kehormatan bisa diterima magang di kantor itu.
Hari ini hari pertama Lea masuk kantor, berdandan ala ala orang kantoran gadis cantik yang terkesan centil ini dengan pedenya melangkah di depan gedung berlantai dua belas itu.
Lea menuju Receptionis untuk melapor, " Pagi mbak!" sapa Lea membungkus sopan.
"Aku mau...... belum selesai ucapan Lea, tangannya ditarik seorang laki-laki bertubuh kekar berbadan tegap dengan wajahnya yang angkuh.
"Sini ikut aku"
Orang itu membuat Lea terkejut dia menatap wajah lelaki itu yang terlihat angkuh dimata Lea.
Lea pun mengikuti lelaki itu dari belakang menuju sebuah ruangan.
"Tampan, tapi mengapa semua wajah lelaki di kantor ini pada angkuh semua?" bathin Lea. setiap lelaki yang berpapasan dengan nya di beri senyum oleh Lea tapi wajah mereka nampak angkuh.
Lea pun tidak ketinggalan dia pun memasang wajah angkuhnya, ikut ikutan angkuh.
Lea merubah rubah ekspresi wajahnya mencari bentuk yang lebih angkuh menurutnya.
"iiih,,, bagaimana caranya supaya aku terlihat angkuh yang ada seperti kecentilan" pikirnya terkikik geli sendiri.
"Kamu tunggu di sini" Lelaki itu lalu menyuruh Lea duduk di sebuah kursi yang ada di ruangan itu ia menatap ke sana kemarin meneliti seisi ruangan terdapat beberapa meja tapi belum ada penghuninya.
"Lumayan bagus juga sih ruangan ini" pikir Lea.
Bosan menurut Lea mengeluarkan ponselnya membuka group Chat nya.
Ada beberapa pesan masuk dari teman temannya yang tergabung di Chat my LEGACy.
Yang terdiri dari Lea, Gabby, Cyntia, yang di singkat menjadi LEGACY. Di bawah naungan Milea.
"Centil ,,,lu magangnya di kantor mana? Bokap or nyokap" Tanya Gabby yang di beri nama Ganjen.
"Ganjen,,,gue tidak di nyokap or bokap tapi di kantor orang" Balas Lea yang di beri gelar Centil.
"Hohooo,,,Cari pengalaman apa yang tamvan?" sambung Cynthia, yang bergelar Genit.
"Terus loe Genit?! di Mahe?" tanya Lea.
"Aku di kantor nya nyokapnya Centil, berharap bisa bersama centil taunya centil bertualang di tempat lain" Balas Cynthia yang bergelar Genit.
Asyik Chat hingga Lea terkejut oleh suara seorang petugas.
"Maaf nona anda di suruh Kew ruangan Manager"
"Ba,,baik pak" secepatnya Lea berdiri, belajar disiplin.
"Oh ya pak boleh tau di mana ya ruangannya?" tanya Lea cepat.
"Lurus kiri, belok Kiri, ruangannya pintu besar sebelah kanan" Lelaki itu mengarah kan Lea.
"Makasih pak" Lea buru buru melangkah.
"Lurus kiri, belok kiri, pintu kanan, yang besar" Gumam Lea sambil melangkah sesuatu arahan.
Lea mendongak menatap tulisan Manager room.
Mendorong pintu nya lalu masuk.
"Pagi pak!"sapa Lea pada seorang lelaki yang lagi serius dengan Laptopnya.
"Pagi! nona Milea? SMA tunas bangsa?!"
"Ya pak" Sahut Lea tersenyum, namun wajah di depan nya tetap datar.
"Iiiisss ini lagi lama lama aku berbicara dengan tembok,datar semua" tuhan,! apakah aku salah pilih kantor? Bathin Lea.
"Silahkan duduk isi data data nona dan antarkan ke ruang CEO" kata petugas itu lagi.
Lea segera duduk mengisi data-data nya yang sudah di sediakan.
Masukkan ke dalam map serapih mungkin lalu menutup nya.
"Sudah pak"
"Sekarang nona silahkan naik ke lantai dua belas ruang CEO di sana"
"Baiklah terimakasih pak" Lea membungkuk hormat lalu berbalik.
"Oh ya Nona ini nama Tag Mu" petugas itu memberinya nama Tag yang harus di sematkan di bajunya.
"MILEA" Lea membaca namanya yang sudah di sematkan di baju saat berada di dalam Lift.
Lea kini berada di lantai dua belas di mana ruang CEO nya.
Beberapa kali mengetuk pintu namun tidak ada respon.
"Apa Boss nya sedang tidur?" Gumam Lea.
Lea memilih untuk masuk perlahan Lea mendorong pintu.
Tampak di depan nya sebuah meja kerja bertuliskan nama CEO.
Seperti yang sudah sering Lea lihat di kantor Papi dan Bunda nya.
"GERALD" Lea mengeja nama yang tertera di meja CEO.
"Siapa yang menyuruh mu masuk tanpa mengetuk pintu" Suara dingin dari wajah datar itu membuat Lea mematung.
"Ceo-nya aja yang budek" desis Lea, yang sempat di dengar Lelaki angkuh di hadapannya.
"Apakah bilang?????"....
napa mario mengulang blm tanda tangan berarti tdk sah cerainya
hrs nya klu merasa gitu mario banding kalau tidak terima diceraikan istri
apa nilai hati mario
dua bab dulu kak, semangat 💪🏻💪🏻💪🏻
aku mampir lagi kak, semangat 💪🏻💪🏻💪🏻
klo Aku mah biasa typo hihihi