NovelToon NovelToon
Pria Pilihan Sang Perawat

Pria Pilihan Sang Perawat

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Nikahkontrak / Cintamanis
Popularitas:476.6k
Nilai: 4.9
Nama Author: SHIRLI

Cantik, cerdas dan mandiri. Itulah gambaran seorang Amara, gadis yang telah menjadi yatim piatu sejak kecil. Amara yang seorang perawat harus dihadapkan pada seorang pria tempramental dan gangguan kejiwaan akibat kecelakaan yang menimpanya.

Sanggupkah Amara menghadapi pria itu? Bagaimanakah cara Amara merawatnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHIRLI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Terima kasih untuk malam ini

"Apa!" Juan berteriak seraya bangkit sambil menggebrak meja di depannya.

Amara terkejut hingga terlonjak. Ia mendongak dan menatap Juan yang berdiri geram dengan kedua tangan bertumpu pada meja. Gadis itu mengerjap tak percaya melihat reaksi berlebihan sahabatnya. "Juan," lirihnya. "Kenapa kau marah begitu?"

"Sebagai sahabat bagaimana aku tidak marah mendengar sahabatku mencium seorang pria yang tidak dikenalnya!"

"Tapi aku terpaksa melakukannya ,,,."

"Tapi tidak harus sampai menciumnya juga, kan!" protes Juan sembari menjatuhkan diri kembali duduk di kursi. "Kau ini wanita! Seharusnya kau bisa menjaga kehormatanmu sendiri disaat aku tidak ada!" omelnya kesal. Bahkan tanpa sadar ia mencengkeram sendok makan di tangannya.

Juan mendengus dengan alis yang bertaut. Dadanya naik turun akibat napas yang bergemuruh. Sementara wajahnya merah padam sebagai bentuk kekecewaan. Juan bahkan tak mau menatap wajah Amara dan memilih berpaling dari gadis yang masih menatapnya bingung itu.

"Juan ,,,. Udahan dong marahnya," bujuk Amara sambil mengulurkan tangannya untuk menyentuh jemari Juan yang terkepal. Tangan selembut sutra itu lalu bergerak mengusap pelan di sana.

Pria itu hanya bergeming. Juan masih tetap pada posisinya dan enggan menatap wajah Amara. Ia malah menjatuhkan sendok yang di genggamnya dengan kasar hingga menimbulkan dentingan keras di mangkuk baksonya. Walau sebenarnya suka, tapi ia justru menarik tangannya seolah tak suka Amara menyentuh.

Amara menyipitkan mata saat mengamati kelakuan Juan yang aneh secara tiba-tiba. "Ih, kamu mirip emak-emak yang lagi marahin anaknya, deh!" godanya sambil nyengir.

Tapi Juan tak terpancing. Ia justru menarik gelas esnya, lalu menyeruput minuman dingin itu.

"Atau jangan-jangan, kamu cemburu sama aku?"

"Uhuk-uhuk!" Juan yang sedang minum sontak tersedak karena terkejut oleh tebakan asal yang Amara lontarkan.

Sedangkan Amara, gadis itu untuk sejenak melongo menatap Juan yang batuk-batuk sebelum kemudian menghampiri si lelaki untuk menepuk punggung Juan.

"Kamu tersedak apa sih, sampai batuk-batuk gini? Kamu nggak lagi nelen bakso tadi bulat-bulat, kan?"

Sadar jika Amara sedang menggodanya, Juan pun menoleh dan menatap Amara yang berdiri di sampingnya dengan pandangan penuh peringatan.

"He-he," cengir gadis berjilbab itu.

"Kau bilang apa tadi? Cemburu sama kamu?" tanya Juan, mengulang tebakan Amara tadi dan langsung dibalas anggukan mantap oleh gadis itu. Juan justru terkekeh geli seolah menertawakan omongan ngaco Amara tadi. "Amara ,,, Amara. Yang benar saja aku cemburu sama cewek kekanakan macam ka-mu!" serunya meremehkan sambil menekan hidung Amara dengan telunjuk.

"Juan! Apaan si. Sakit tahu!" geram Amara sambil menepis tangan Juan. Gadis itu menyebik selagi mengusap ujung hidung bangirnya.

Di saat bersamaan ponsel Amara berdering. Amara lekas-lekas merogohnya dari dalam tas. Gadis itu mengulas senyum melihat nama Diana tertera di layarnya.

"Halo mbak, Assalamualaikum," sapa Amara membuka percakapan. Ia lantas diam sejenak, mendengar yang di seberang berbicara. "Lagi makan bakso, bentar lagi pulang, kok. Iya mbak, sebentar lagi." Menatap mangkuk bakso, Amara lantas mengerlingkan matanya. "Emmm, Mbak mau bakso? Aku bungkuskan satu, ya." Diam, Amara kembali tersenyum. "Iya mbak, nggak lama kok. Sudah ya, Assalamualaikum ,,," ucapnya menutup percakapan.

"Siapa?" tanya Juan yang sejak tadi mendengarkan.

"Siapa laga kalau bukan Mbak Diana. Kau tahu? Walaupun ibuku telah tiada, tapi aku merasa seperti memiliki dua ibu yang selalu perhatian padaku saat ini." Amara tersenyum penuh arti sembari mencondongkan tubuhnya ke arah Juan.

"Siapa?"

"Kau dan mbak Diana! Hahaha!" Amara tertawa geli saat menjawabnya.

"Kau bilang apa tadi? Aku ini seperti ibumu?" tanya Juan sambil menunjuk dirinya sendiri dengan ekspresi tak percaya.

"Iya," jawab Amara dengan anggukan mantap.

Juan mendengkus sambil membuang muka sejenak sebelum kemudian kembali menatap Amara. "Astaga, Amara. Bagaimana bisa kau menyamakan pria keren dan tangguh ini dengan ibu-ibu?"

"Bukan fisikmu yang seperti ibu-ibu Juan sayang, tapi tingkah lakumu yang mirip ibu-ibu ...! Oops." Amara langsung membungkam mulutnya dan menunduk dalam. Bahunya berguncang cepat pertanda jika gadis itu sedang menahan tawa. Ia sengaja menunduk demi menghindari tatapan Juan yang menyorot penuh peringatan.

Namun tanpa Amara sadari, di seberangnya, Juan justru senyum-senyum sendiri saat memandanginya secara diam-diam. Entah mengapa semakin gadis itu usil justru semakin menggemaskan.

Juan memang pandai menyembunyikan perasaannya. Dari perkataan memang ia selalu ketus pada Amara, tapi dari tingkah lakunya Juan sangatlah perhatian.

Ya gue akui gue munafik! Gue pencundang yang tak berani menyatakan perasaan. Tapi ini satu-satunya cara agar gue selalu bisa menjadi orang yang bisa elo andalkan, Mara! Gue nggak berani jamin lo masih anggap gue sahabat andai lo sampai tau gue cinta sama lo! batin Juan dalam hatinya.

"Mbak, bungkus kan satu untuk saya bawa pulang, ya!" seruan Amara pada pemilik kedai itupun meleburkan lamunan Juan. Ia lantas menatap Amara penuh curiga.

"Apa?" tanya Amara yang merasa aneh dengan pandangan Juan.

"Kamu mau bungkusin siapa?"

"Sssttt, ini buat nyogok mbak Diana, tahu," ucap Amara seraya menempelkan telunjuk ke bibirnya.

"Kau lupa, menyuap pegawai rumah sakit bisa ditindak pidana kalau sampai ketahuan?"

"Tapi kalau menyuapimu akan akan di tindak pidana apa?" goda Amara sambil berkedip nakal. Lalu menjejali mulut Juan yang ternganga itu dengan sebutir bakso kecil.

Sial! Kenapa kau suka sekali menggodaku, si?! batin Juan dalam hati.

***

Juan mengantar Amara pulang dengan berjalan kaki. Jarak antara kedai bakso dengan rumah sakit memang tak terlalu jauh, jadi lebih nyaman jika mereka pergi dengan berjalan kaki.

Tak ada yang tahu dengan akhir kisah dua orang yang berstatus sahabat itu nantinya. Entah demi apa pula komitmen yang tetap mereka pertahankan dari dulu sampai sekarang, meski hal itu diam-diam menyiksa batin keduanya. Mati-matian menepis rasa cinta yang ada demi hubungan baik persahabatan mereka.

"Makasih banget untuk malam ini, ya. Kamu memang sahabat aku yang paling baik," tutur Amara sambil menepuk pelan pundak Juan.

Seulas senyum tersungging di bibirnya hingga membuat lesung di pipinya semakin dalam. Senyuman itulah yang selama bertahun-tahun ini berhasil membuat jantung Juan berdebar tak menentu.

"Kok masih bengong? Buruan pulang Juan, sudah malam, loh!" Amara yang mendapati Juan masih berdiri di tempatnya itu urung membuka pintu. Ternyata Juan masih berdiri mengawasinya sambil bersedekap dada. Melihat itu, Amara lantas berbalik badan dan kembali menghadiahi sahabatnya itu sebuah senyuman.

"Kamu saja yang masuk duluan, baru nanti aku pulang!" seru Juan sembari tersenyum. Sedang tangannya bergerak memasukkan jemari ke saku celananya.

"Ssttt ,,, jangan berisik. Ini sudah malam ...!" lirih Amara sambil menempelkan telunjuknya ke bibir.

"Yang bilang ini pagi juga siapa!"

Mendesah pelan, Amara lantas memutar bola matanya malas. "Plis deh juan ...!"

"Iya Amara ...!" balas Juan tersenyum manis.

Amara menghela napas dalam. Ia memilih menyerah. Bersikeras pun percuma, ia takkan menang menghadapi lelaki keras kepala yang masih cengengesan itu. Juan pasti tetap akan berdiri di tempatnya sampai pagi jika dirinya tak kunjung masuk ke dalam.

"Iya iya, aku masuk ya ,,,!" Amara membuka pintu lalu masuk. Namun kepalanya kembali menyembul keluar setelah beberapa detik ia menghilang. "Aku udah masuk ni, buruan pulang! Mau sampai kapan kamu akan berdiri di situ?!"

Juan tersenyum lalu berseru, "Iya aku pulang! Tapi awas kalau sampai kamu keluar lagi untuk mengawasiku sampai aku menghilang di ujung jalan sana!"

"Astaghfirullah," Amara spontan menutup mulutnya yang ternganga. Bagaimana bisa dia tau kebiasaanku? batin Amara heran.

Juan yang masih berdiri di tempatnya seketika tergelak kencang menangkap keterkejutan Amara. Ia bahkan yakin wajah gadis itu kini bersemu merah karena malu.

"Dasar, besar kepala!" maki Amara dengan wajah gusar. "Siapa juga yang lihatin kamu! Buruan pulang sana! Jangan sampai mama kamu marah gara-gara anak manjanya nyangkut di sini!"

"Iya, iya! Dasar emak-emak cerewet!" balas Juan sambil berkacak pinggang, sebelum akhirnya ia memutar badan dan beranjak dari sana. Selagi dirinya pergi, pandangan Juan sama sekali tak lepas dari Amara yang masih berdiri mengawasinya di depan pintu.

"Jangan lupa mimpikan aku!" goda lelaki itu kemudian sembari tertawa kemudian.

"Ih, ogah!" Teriak Amara kesal, lalu masuk dan menutup pintu itu dari dalam.

Bersambung

1
Sumarni Tina
akhirnya Dimas ketahuan
Sumarni Tina
Luar biasa
Enjelika h
Lumayan
Sulistiawati Kimnyo
semangat lg kakak....
Via
kebanyakan dram jd bosen bacanya
Via
huhhh TOLOL si Amara goblok anjing gitu aj mau ngalah setan😤😤😤😏😏😏
Firda Fami
dah tinggalin aja tuh si Dimas biar mati sekalian 👿
beybi T.Halim
gak asek .., karakter wanitanya seharusnya keren.,barbar dan gak gampang ditindas.,biasanya anak yatim-piatu itu punya sifat yg keren😊
Fa Rel
amara bodoh mending minta cerai biarin dimas nyesel seumur idup
Fa Rel
rasain lu dimas emang enak di.bhongin biar amara ma juan aja lah dripada.ma.dimas g tau trima kasih
Zahra Cantik
masa udah tamat thor 😔😔
kasih bonus dong 😘😘😘
Nina Latief
Lanjut thooorrr...nanggung nih
Bagus X
tamat ?
😨😨
Bagus X
wah wah wah,,tanda tanda wereng coklat ini😌
Bagus X
💖💞👄
Bagus X
eeelahdalah,,,
Bagus X
wadaw,,dalem bngeeeet
Bagus X
😁😁😁😁😁😁😁😁 sa ae mu Thor idenyaaa
Bagus X
ooohhhh,,,so swiiiitttt 😜
Bagus X
ya'ampun othooor,,,benar benar tega dehhh🤦
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!